NYERI SUNYI SENDIRI
Tuhan, rengkuhlah jiwa tertatih ini
Dengan bisikan puisi kitab-Mu, agar berlabuh sejuk
Karenanya, kekasihku jauh di ujung cakrawala seakan membisu
Andai luruh beningku terseka hangat jemarinya
Tidaklah nyeri merejam derita
Sungguhlah piatu jiwaku di saat kehilangan seroja
Mengapa, hari-hari kini seperti pupus
Kekasihku tidak mengerti atau tak mau mengerti nyeri dada ini ?
Anganku kembali tercecer saat langkah semakin jauh meniti cintanya
Di antara pilah-pilah hati, kini bagaikan kerinduan yang membatu
Biru rinduku mungkin bukan warna inginnya
Atau hanya mimpi tercipta saat kesepian ketika sunyi malam mengikat
Dan satu tanya ini ada diselisip keraguanku.
Sungguh dingin membelenggu
Seakan berselimut kabut dari tetesan embun pagi buta
Tetap kasihku tiada hadir merengkuh...Tuhan
Aku merenda sunyi sepi dalam piatu.
Cepu 30/4/2017
By Retno Rengganis.
SEPI NYERIKU
Kupikir hari ini adalah akhir
Rupanya tidak !
Justru awal dari rentetan kekecewaan
Kupikir aku bisa benamkan rasa melupakanmu menutup hati
Tetapi salah
Ternyata gemuruh dada memainkan nada sendu gemeretak patah
Menyayangimu menumbuhkan semai daun gugur saat musim kering melepas bilur
tumbuhkan rasa yang tak mau pergi pada lingkar-lingkar kekecewaan
Dan itu sangat menyiksa
Laun Sungguh rasa siksa itu tumbuhkan nikmat,
mungkin dinamakan kenikmatan semu
Dan itulah aku
Yang ada di dunia lain tanpa dirimu, berkecimpung dalam kecewa
Mengais asa di puncak derita
Menikmati sepi nyeriku
sepi nyeriku
Cepu 26/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
LURUH CINTAKU
Terayun khayalku dalam bias mentari
Menelusuri lorong celah jantungmu
Berdetak bagai nada-nada nadi
Iramakan musik klasik rindu di hati
Menjentik cinta kasih
Inginku
Dari negeri yang sepi
Salam kasih kulayangkan
Runtun rasa terhempas sang bayu
Mandatku kepada bintang tuju utama
Agar terpangku napas cintaku
Sepenuhnya untukmu
Berharap tak sisakan resah
Sendiri merenung diri
Akan cerita yang kutulis pada lembar daun hati
Seindah kisah novel roman
Tertanya di sela isak tangis jeritan
Ketika rindu telah pergi kutitipkan
Tanpa balas di sunyiku kini
Laksana genderang runcak
Kini aku bagai kehilangan seroja
Kabut jingga menghampiri menyelimuti
Dalam rintih kucoba mengadu
Bila kasih ini tak sampai
Cintaku terbengkalai
Luruh sudah akhir penantian
Tersesali....
Cepu 25/4/2017
RETNO RENGGANIS
DERA LARA
Cakar-cakar maut menikam mencengkeram
Mencekik ulu hati nan dalam
Hingga napas bagai melayang di antara teriknya matahari
Seperti bening kering tanpa tumpuan pasti
Hanya lolongan jerit anjing-anjing murka
Di muka tak berdosa
Ke mana lagi harus mengadukan duka demi duka
Bila keadilan telah ternoda oleh harta
Hanya satu sujud memohon
Hanya satu sujud menghiba
Pada-Mu sang Dalang Penguasa
Yang memainkan gerak wayang ruh insane
Hanya setetes air surgawi bagai pelepas dahaga
Ketika malam menghadirkan mimpi
Yang diinginkan dari imajinasi paksaan
Membentuk sederet puisi cinta khayalan
Itu adanya
Kini.
Cepu 22/42017
By RETNO RENGGANIS.
MISTERI CERITA ITU
Sebuah drama termainkan di sela raut wajah para pencari cinta
Bagai kisah anak belalang yang terselip di kelopak bunga bakung
Bermain asmara tanpa mengelak rasa
Dalam goyang semilir angin
Termuntahkan kelakar bisu seperti desau
Mendesah-desah seumpama laguan rindu
Akan kasih yang belum tuntas
Dan anak belalang terhempas pasrah.
Diam
Tanpa makna
Tinggal cerita di pojok sebelah desa
Di sudut ladang kering tak terjamah hasta
Hening hingga celoteh membisu sendirinya.
Cepu 22/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
SEPI SENDIRI SAJAKKU
Sejenak aku merenung
Aku cuma ingin tahu, apakah aku menikmati kesendirianku ?
Apakah aku merasa asing dengan angan yang kubentuk sendiri
Dengan bayangan yang kuhadirkan,
Dengan perbincangan imajiner ?
Sungguh aku takut
Kalau kesendirianku sudah menjadi rutinitas hidupku
Sudah jadi napas malam-malamku
Dan tidak ada kenikmatan lain
Kecuali sendiri merenda sepi
Kadang khayalku bagai terdakwa akan seribu tanya
Apa yang dapat aku harapkan, kecuali hanya kekecewaan dan kebohongan terbodohkan
Akan laguan hidup antara cinta, kesetiaan dan pengkhianatan ?
Baahh...!
Sungguh aku tak tahu lagi
Adakah hal lain di luar rasa kecewa
Kecuali sendiri ?
Bagai bunga kehilangan Seroja
Naif.
Dan sepi adalah sajakku.
CEPU : 22/4/2017
BY RETNO RENGGANIS.
Usah kau tanya mengapa aku diam
Menikmati kesendirianku....Usah kau tanya
mengapa aku hanya tersenyum ...Itu semua
karena di dalam dada ini penuh dengan seruan-seruan.
HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Dikau purnama raya
Laksana mahkota seroja
Terimpikan pada rentang cerita
Termainkan pada lika liku kehidupan
Di masa-masa lampau
Saat gubahan hidup terbekukan akan kebodohan
Ketertindasan kaum Adam
Di mana kelembutan musti tunduk
Pada rentang zaman ketidak adilan
Termenung hati berduka nyeri
Saat selayang pandang tentangmu
Tergenggam laguan rindu akan hak
Menyapa mentari mencatat ilusi
Mengejar cita tuk raih masa pijar
Semua untuk kaum
Perjuangan tanpa peduli luka
Cemooh rentang bentang rasa
Mengebirimu
Merejammu
Dan kau tetap tak bergeming
Duhai pesona berwajah rembulan
Kini pengorbananmu tiada tertepiskan
Mentari seakan tersenyum
Kedudukan emansipasi wanita
Bagai bulan di punggung sang surya
Sinarnya terangi jagat raya
Merangkul kasih tak buta mata
Membuka ruang hati seluas-luasnya
Obsesi dalam perjuangan
Habis gelap terbitlah terang
Untuk generasi dan regenerasi bangsa
Dari semboyanmu wahai Kartini.
Cepu.20/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
AKU KUAT ADIK
Aku kuat adik
Sungguh aku kuat
Parasku merpati tetapi tegarku bagai rajawali
Usah menangis
Aku kuat adik
Sungguh aku sangat kuat
Bening ini tak akan aku biarkan luruh
Supaya ibu kita tersenyum bahagia akanku akanmu
Aku kuat adik
Sungguh .. dalam senyumku ada kasih yang kuronce
Demi ibu akan dosa - dosaku biarlah terampuni
Walaupun aku nikmati bakti ini dalam rintihku
Seribu derita yang tak mampu aku sembunyikan
Aku kalah akan beraniku menguras surga
Rasa perih semakin merajalela
Di punggung pengelana sepertiku pada ujung senja
Tangis sesalku bukanlah permata dalam tempurung kerang
Tetapi pualam hitam yang berenang di dasar samudera
Padamu debur ombak laguan kisah sesal yang piatu
Aku tetap kuat adik menarikan gemulai jiwa
Mengarungi luas decak riak bersampankan perahu kertas
Hingga lelahku menjemput mati akhirku
Cepu 18/4/2017
By Retno Rengganis.
KAMASUTRA
Saling bertatap mata jalang
Padukan hasrat jiwa di lembah ingin
Makin dekat desah napas menyatu
Memburu nafsu meniti kasih
Di selembar benang terurai
Terbakar asmara membara
Ohh, manisnya
Dekap dan terus mendekap lekat
Lebur satu tikaman malu
Tarian sayap-sayap kian berani
Meliuk menyusuri lekuk gelitik birahi
Makin sempoyong disenangi
Gelisah menggelincang goyang
Cumbuan melegit terbuai gigit
Tersesap nikmat jatuh mengguncang nadi
Aaahh.... erangan menggetar
Batas norma tak terelakkan
Sayap-sayap menekan kian dalam
Duri-duri kuku menjentik pori-pori
Sakit nikmat tiada terperi
Lagi dan terus lagi merenangi peluh wangi tercumbui
Mosak masaik belantara jamahan hasta
Regang mengejang puncak asmara
Satu hentakkan saja, duri menusuk lena
Sakitnya senikmat sekarat melumat
Dan, Flay di puncak kamasutra
Gila, sama-sama tenggelam nikmatnya gelora asmara.
Setetes anak-anak cinta tergolek di sisi selangkang.
Kembali gelincang meregang--- aachh,
Gelombang meliuk erang, nikmatnya--
Lagi dan terus lagi terulang
satu hentakan akhir--- sama-sama melayang
Fly... Fly... Fly.
Cepu 18/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
KAMU SATU
Banyak di luar sana camar menari mengedip mata
Membawa setangkai bunga dan segenggam cinta
Aku tahu,
Jemariku bisa menggenggam setumpuk hati lalu kudekap dan kutimang di dada ini
Tetapi tidak kasih,
Rasa ini tetap satu memilihmu
Kau obat segala nyeri di sudut hati
Rasa tak pernah salah mengeja, sebab memang
Hanya kau penyebab rindu memagut sepi
Hari-hari
Kadang kicau gagak melakak-lakak penuh ejek menghinakan
Aku memilih buta
Aku memilih tuli
Tanpa perdulikan nyanyian sumbang yang meradang
Karenanya tujuku kamu satu.
Cepu 18/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
GUGUS WAKTU
Dari waktu ke waktu
Anak-anak negeri menggapai mimpi
Satu ikatan terjalin di hati
Kembang bangsa dalam budaya
Menuju puncak kejayaan
Merilis karya sastra di dada garuda
Memainkan mantra jiwa
Membentuk aksara menjadi prakata
Bhinneka Tunggal Ika
Kami anak negeri pecinta puisi berkolaborasi
Memperluas wawasan kreativitas imajinasi
Penuh keakraban persatuan dan kesatuan
Tanpa ada tembok dimensi
Di sini tangan-tangan mencipta karya
Lewat senandung kehidupan
Mengulas berbagai tabir
Agama, politik, budaya, cinta, dendam, misteri
Bahkan seribu satu macam cerita dari zaman ke zaman
Kami anak negeri berkreasi
Dari belahan pulau dan suku
Meski samudera luas terbentang
Kami renangi
Nusantara adalah luasnya jiwa generasi itu
Bersatu dalam janji
Menjaga gugus-gugus waktu di dada kami
Dari gugusan waktu ke waktu
Kami berkarya mencambuk diri
Telaah perjuangan,
Pada pengorbanan leluhur
Agar semua waspada menjaga perbedaan yang ada
Bersatu dalam cinta
Gugus tak layu ditelan waktu
Fajar menyingsing pelangi menyapa pagi
Tentang warna warni kemilau gita
Generasi menempuh senja siklus hari berganti
Tak padam bara di tunggu perapian
Kala malam senandungkan rindu
Menatap bintang bersinar indah
Kami ada, untuk kita
Merekat tali kasih bersahaja
Mengulum rasa satukan jemari
Dalam tarian pena sastra puisi
Cepu 17/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
KANGEN NGRERIDU
Rasa ngelayung iki ora mergo kebulet mendung
Rerindu tanpa umpama ngregem jiwa
Saumpama lintang panjerrino,
Ngawe-awe netra mring rembulan
Mawantu wantu sumunare
Setya tuhu
Pepujaning atiku...
Tansaya ngelangut kapenjara asmara
Menawa saperangan ati ngantu antu mring tangis
Sampyuh
Pepujaning atiku...
Menawa rasa matine ati
Mung bisa leledung,
sing pindan pindane lelagon suargo
Kang ngalun alun lirih ing banget rasaku
Kakungkung geni asmara iku abot
Kepingin ngelarung perahu jiwaku
Ana tengahing samudera ati tanpa wates
Miyak tabir ombak gumulung tumuju gisiking rasa sikepmu
Adum tresno bebungah ngeraket pepesti .
Dalam bhs Indonesia
MERINDUKAN KEKASIH
Rasa sedih bukan mendung menghitam seperti abu
Rindu menghimpit tanpa batas jiwa
Bagaikan kejora merindu kedip rembulan
Menanti sinar mencumbui malam setia
Kekasihku...
Semakin membayang aurora cinta, kenapa terpenjara
Bilakah hati terhibur rindu
Sedangkan tangis telah luruh
Kuusap dengan tabah menantimu
Kekasih...
Bila rasa membius kalbu
Aku hanya bisa bersenandung
Yang syair-syairnya nyanyian surga
Membisik alunan menembus sukma
Tertawan api asmara begitu beratnya kisah
Ingin melarungkan derita ke segara terdalam
Berlayar menuju dermaga jiwa
Ada di tengah samudra hati
Tanpa batas
Membuka rahasia tabir ombak bergulung
Kembali menuju pantai rasa rengkuhmu
Berbagi indahnya kasih yang tergaris di jalan-Nya
Cepu 15/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
KOLABORASI PUISI
#PH
Jika aku adalah malam
Kan kudekap dikau dengan sepi
Merunut kisah usang tanpa ruang
Mereguk kelam dalam diam
Aku mencintaimu
Terbalut bimbang akan diri
Akankah mampu, beri bahagia?
Tanyaku selalu menghantuiku
#RR
Rindu yang bisu itu tentangmu
Sepi yang sunyi inginku adamu
Bercerita tentang masa depan
Dalam tenang di sudut malam
Tanpa ragu kutimang cinta
Yang kau persembahkan esok lusa
Mengapa tanya sebait kata meragu?
Bilakah daku milik pastimu.
#PH.
Aku tahu harapmu
Kisahku terlalu berliku
Datang sekejap hilang lalu
Jika hatimu adalah ranah hinggapku
Kan kupijak rindu ini buatmu.
#RR
Usah ragu usah bimbang
Hanya kau yang kurindu sayang
Genggam mengikat kita sepasang
Jaga hati hingga waktu itu datang
Kau dan aku saling menyayang.
The and.
Tuban - Cepu 13/4/2017
By Pus Hink - Retno Rengganis.
PUNGGUK MERINDU BULAN
Aku hanya belatung padat yang belum terberai
Jalanku terseok di lorong nan dalam
Mencari belas kasih di gorong-gorong
Tanpa ada yang mau mengerti
Akan rapuhku
Aku sang pemimpi yang berilusi bisa terbang
Bagaikan kupu-kupu bersayap warna warni
Mengepak rendah menemui lembah menuju labirin
Pabila lelahku semakin rapuh jadilah aku kepompong
Tidur nikmat sepanjang menuju renkarnasi
Inginnya cepat kuakhiri
Kisah di balik cerita yang memenuhi dekilnya diary
Mencarimu yang pasti dan nyata itu sulit
Kecuali dengan seribu ucap dzikir
Bisakah
Mampukah
Dan...Entahlah
Karena aku si pungguk merindu bulan.
Cepu 13/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
DERITA RINDUKU
Lembayung senja adalah cinta
anak-anak laut memancing kasih
padamu gelombang hempaskan derita
dan diamku hanya mengulum rasa
Bagaimana mungkin aku bisa bercerita pada langit
Jika awan selalu berarak mengejekku
Hanya guguran rindu kupendam di sudut hati
Menunggu belibis menari di punggung rembulan.
Secuil cinta
Kutitipkan pada sang bayu
Untuk kudapan cumbu malam nanti.
Cepu 13/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
Prosais
IBU KAU SURGAKU
Aku pejamkan mata ini, meluruh
Merebah tubuh di permadani angkuh
Meneriakkan perih luka di atas luka
Siksa bertubi-tubi menghantam diri
Dalam sorak melekak di atas kelam
Sesak mata tak mau terpejam.
"Ibu, saat ini sedang berselimut kabut
Berwarna jingga seperti pelangi di netra batin, antara bayangan dan cahaya hakiki
Meraba asa tak teraba
Hanya mampu memanggil lirih, ampuni aku Illahi!"
Dalam pergulatan misteri, kupegang jemarimu ibu.
Ananda ada di sisimu, akan selalu setia menemanimu ke ujung nyawa.
Walau malam kian kelam, lilin di tangan tetap kunyalakan.
Pelita cintaku bertaburan memelukmu.
Kala malam, doa-doa surgawi kukirimkan ke arasy, bukalah pintu magfhirahMu ya Illahi.
"Ibu....
Surga itu di bawah telapak kakimu ibu.
Sedangkan kesenangan duniawi
adalah rumah, harta ini.
Dari jerih keringat ananda selama ini.
Izinkan ananda berbagi bunda, walau tak mampu semua kuraih lebih
Masih ada lembaran-lembaran doa
Selimuti duka di ujung senjamu ini,
Tidurlah bunda, jangan bermain risau seperti mimpi.
"Hai..., kamu ya kamu! Yang bermain bibir di kulit tebu
Habis manis sepah berlalu.
"Wahai bintang-bintang bertaburan
Kerlipmu hanya pesona malam
Seperti kunang-kunang saja temaniku, kala malam purnama.
Dan dikau menegur nan jauh
Menghardik, mencambuk diriku dengan seuntai kata penuh suudzon
Mengapa mataku tidak terpejam, dan selalu berkedip seperti dirimu
di malam-malam kelam
Padahal opera hidup kita tak jauh berbeda Hanya layar yang memisahkan kita.
Dengarlah wahai pengintip malam!
Akan kubuka sekilas kisahku, untuk kau jadikan telaah meraih surgamu.
Di mana bakti harus dipertaruhkan, walau di atas tungku lelah
berpanas-panas bara membosankan
Dan sekiranya hanya ada sepi sunyi di malam hari
Tanpa bercumbu religi di atas sajadah cinta.
Daku bersimpuh aliri zam-zam sebait doa di sela pipi,
itulah pengabdian terindahku untuk surgawi ibuku.
Setega itukah, dikau menuduhku apa?"
Lagi-lagi aku tegaskan, pada malam, dan diam.
Aku berkelana ke labirin jiwa mencari kejora yang tak ingin tenggelam, memandang surga hakiki itu
Mohonkan selimut sutra firdausi tuk ibundaku tercinta ini
Sebagai baktiku padanya, yang sedang payah.
Pahamilah jejak religiku wahai....
bukan aku meraung menjerit sekarat
Memainkan rintih di atas luka
Karena netranya tiada mampu terpejam, karena ujian.
Entah cobaan atas dosa-dosa yang bergelimang
Atau kutukan, aku pun tak mengerti, optimisku! Gusti itu pengampun.
"Ah... sungguh tak mampu sebenarnya kubiarkan raga ibuku sepi, di kesendirian malam.
Sebab dia pembentuk gumpalan darah dan napas semenjak azali berdiri di kolam cintanya, dan dia itu surgaku. "Oh, Ibu.
Karena aku,
adalah anak-anak rahim pengharap surga
Di kakimu ibu....
Cepu 12/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
SENDIRI
Sunyi, kurindu kamu
Pada malam aku mengadu
Rebahkan angan yang membiru
Seakan dikau menjauh tinggalkanku
Bening meluruh
Rinduku rapuh
Diam dan terus diam membasuh peluh
Hingga raga ini benar-benar lelah dan jatuh
Sebait sajakku tentang rasa
Padamu cerita ini bukan putus asa
Aku tak bisa diam cintaku membusa
Tetapi akhirnya rinduku kau binasa
Lelah dalam nyeri
Lebih baik aku harakiri
Kisah kuakhiri
Padamu sepi sunyi sendiri.
Cepu 11/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
MATI
Belatung terbungkus kain kafan,
menunggu hisap di pelaminan,
diam membisu tanpa bisa berdoa untuk permohonan
Cepu 10/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
NYERI SUNYI SENDIRI
Tuhan, rengkuhlah jiwa tertatih ini
Dengan bisikan puisi kitab-Mu, agar berlabuh sejuk
Karenanya, kekasihku jauh di ujung cakrawala seakan membisu
Andai luruh beningku terseka hangat jemarinya
Tidaklah nyeri merejam derita
Sungguhlah piatu jiwaku di saat kehilangan seroja
Mengapa, hari-hari kini seperti pupus
Kekasihku tidak mengerti atau tak mau mengerti nyeri dada ini ?
Anganku kembali tercecer saat langkah semakin jauh meniti cintanya
Di antara pilah-pilah hati, kini bagaikan kerinduan yang membatu
Biru rinduku mungkin bukan warna inginnya
Atau hanya mimpi tercipta saat kesepian ketika sunyi malam mengikat
Dan satu tanya ini ada di selisip keraguanku.
Sungguh dingin membelenggu
Seakan berselimut kabut dari tetesan embun pagi buta
Tetap kasihku tiada hadir merengkuh...Tuhan
Aku merenda sunyi sepi dalam piatu.
Cepu 30/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
SENANDUNG RINDU SEPIKU
( LAGUAN CINTA )
Rasa sepi ini benar-benar memenjarakan jiwaku di pekat yang menakutkan
Kemarin aku masih bisa menangis di pangkuan ibuku
Mengadukan duka demi duka
Kasih
Saat aku rindu kamu kususun kelopak bunga mawar satu-satu
Disudut ruang mimpiku tempat berilusi bersenda mencari lorong
Menuju khayal nyataku
Dengan secangkir teh manis di pinggir altar lukisku
Merenda kosa menjadi sebuah sajak cinta
Tentang kau dan aku saja
Walau kadang aku gubah sang peran dalam lakon pada sebuah nama
Tetap diam bibirmu tersenyum entah itu
Tanpa kutahu arti yang sebenarnya
Kini baru kusadari jika dari lukisan wajahmu penuh tangis akan laguan hidup sepertiku
Kasih, bersabarlah
Aku tetap ingin kamu
Dalam nyata yang sesungguhnya bukan cerita dari negeri dongeng
Yang setiap saat kujadikan bahan celoteh bersama bundaku di akhir malam-malam.
Cepu 30/4/2017
By RETNO RENGGANIS.
USAH BIMBANG DAN RAGU
" Satu kedip saja hati ini berdebar debar.
Apalagi kau tersenyum jantungku berasa mau ambyar
Aku musti bagaimana?
Tetap membisu
Duh gemetar aku saat menatap pesonamu "
Lagu capung bernada rindu
Dengung sayap menggelitik sendu
Wajah melomu sayang
Enggak nahan cakepnya
Bikin histeris kaumku... iiih gemesnya
Haruskah musti ikut teriak
Biar sesak di dada berasa plong?
Bila kidung cinta tiada berirama di antara sendi jatung kita
Tidaklah rasa takut kehilanganmu sedemikian menghantui
Lihatlah say, banyak bunga-bunga molek indah tebarkan aroma wangi cinta di pucuk-pucuk ranting jalanan
Aku takut kau terlena akan sedap eloknya dan terbuai
Pada bidang dadamu kusandarkan lelahku
Saat mengiringi langkah getar asmara ini
Seperti bintang yang merebah di pundak rembulan
Kasih.. tetaplah genggam jangan kau lepas jemari cinta
Agar damai membawaku lelap pada mimpi indahku
Selamanya.
Satu lagi say.. kuungkap nada-nada cinta kita yang penuh rintang
Di sisi-sisiku banyak duri-duri landak jua seumpama kucing garong meyong bengong
Siap menerkam saat kau lengah menjaga bibir ranumku
sanggupkah say.. tetap memelukku?
Lihatlah sorot matanya garang dan tersirat keangkuhan cinta kemunafikan
Yang mereka tawarkan seumpama kebinalan kuda liar
Membius sang joki untuk mengebiri
Kasih.. aku hanya ingin kamu bukan mereka
Karena duri-durimu seakan telak masuk kedalam jantung cintaku.
Cepu 8/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
catatan : (aku bisa kamu, bisa dia bisa mereka)
Aku hanya ingin kamu, bukan mereka
Tetap pandang mataku abaikan lirikannya
Kudedekap kamu, tendanglah mereka
Cintaku tetap satu bukan mendua
Usah bimbang dan ragu itu kuncinya
Ceritaku tetap melankolis selamanya.
Aku hanya ingin kamu, bukan mereka
Tetap pandang mataku abaikan lirikannya
Kudedekap kamu, tendanglah mereka
Cintaku tetap satu bukan mendua
Usah bimbang dan ragu itu kuncinya
Ceritaku tetap melankolis selamanya.
AKU, KAU, DAN PUISIKU PADA KEHIDUPAN
Puisiku hanyalah kata-kata yang terurai dari guguran kosa
Kuronce dalam halusinasi pikir
Membentuk cerita kehidupan
Yang berceruk pada sebuah kenyataan
Di sisi-sisi
Dan aku---
Adalah jasat hidup karena napas memainkan raga
Sebagai boneka selagi masih ada guna
Tetapi bila---
Sudahlah usang
Kan di tinggalkan di ladang lapang
Antara aku dan puisiku
Adalah cerita kamu di pusaran kisah hidup saat meniti kehidupan
Antara aku, puisi dan alam menjadi satu hingga hari penghabisan.
Cepu 6/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
PERALIHAN
Berubah total menuju gerbang piatu
Rasa muak dan benci bagaikan kudapan sepotong sepah ampas
Tanpa aroma
Hambar seperti menelan jelantah basi
Kupejam mata hatiku
Biarkan dungu, biarkan buta
Sungguh tak peduli
Karena kini jiwaku telah mati
Merintih, menghiba,
Balasmu cibir menghina
Kehidupan telah kau cipta bagaikan neraka dunia
Dan, menanti sekarat pastinya.
Itu---
Cerita kini dan entah sampai detik tak di mengerti
Pastinya satu diary lagi tersiapkan menunggu catatan hari-hari.
Cepu 4/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
RINDU BERAYUN
Membayang angan jauh di rantau
Abang tiada pulang menjumpai kasih di tepi pantai
Duduk termenung memandang samudra
Menghitung riak dari waktu ke waktu
Sepekan tahun, rindu menggantung
Dimainkan angin laut berayun-ayun
Gelisah angan mencekik rasa
Menyesak dada penuh problema seribu curiga
Tetapkah tiada bergeming andai badai membawa tsunami
Bila hancurku tertelan butiran-butiran debu
Tenggelam pada gulungan ombak
Tanpa bisa renangi kepasrahan hati
Diam lebih ciptakan sajak cinta
Dari pada rindu namun gelisah mewarnai benci
Biarlah fani menggelitik raga
Asalkan jiwa tetaplah teguh merengkuh angan cita rasaku.
Cepu 3/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
SENANDUNG CERIA
Pagi ceria sayang
Senyum indah untukmu seorang
Kulirik dikau kupandang
Mari berjinjit menari berdendang
Nuansa bagai penuh warna
Terlantun senandung syanana-nana
Kudapan terhidang disini sana
Bibir mengecap cium aroma fruit banana
Hangat mentari semburat warna indah
Hati ceria berbunga cinta kasih bermadah
jemari terangkum di selisip sela kisah
Anak-anak rahim merajut catatan absah
Waktu ke waktu sebuah rentetan rindu
Dari tangis dan tawa menyatu terpadu
Kini bahagia dari lelah lusa nan sendu
Saling peluk kasih sayang berasa manis madu
Ooohhhh---indahnya pagi ceria saudara
Benamkan dera dari serabut angkara
Ciptakan kembali indah tawa gembira
Lara dunia itu hanya sementara.
Laguan berdendang tri li li .. tra la la
Kembali kita menjalankan Isla
Songsong mentari buang sangkala
Satu indahnya hidup berayun berkala.
Cepu 4/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
METAMORFOSA ( SIKLUS )
Semakin kedepan kaki melangkah menuju rumah abadi
Semakin kaki-kaki ini gemetar
Ingatan semakin melayang
Pandangan netra semakin memudar
Oohh.. raga yang membatu dari ribuan belatung
Masih untung dan membusung
Segaya citra seakan membuat melambung rasa
Tanpa mengerti akan perubahan yang tak di nyana
Kau sadarikah..?
Ingat wahai kaum sekaumku
cantikmu hanya hiasan semata
Seiring waktu pudar warna pesona
Hanya jiwa cantik rupa selalu berseri pada senyum nyata
Mengerti oh mengertilah
Ragamu sampah dari butiran debu
Usah menggebu bersolek perayu
karenanya jika kau di akhir waktu wajah ragamu pastilah kuyu
Makin rapuh dan tidak ayu.
Kikiki...Nek koyo ngene apa cintamu tetap padaku
Hadeh....jika aku di beri umur panjang seusia bintang
Tentu dikau kan meradang sebab wajahku berubah jadi bersilang
Kendur kenyung drandandangdang ?
Cepu 4/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
INDONESIAKU
Kami Indonesia dan indonesiaku
Negara Pancasila
Negeri yang banyak ragam agama
Negeri yang banyak ragam suku
Negeri yang banyak ragam budaya
Negeri yang banyak ragam bahasa
Wahai kamu yang suka menggenggam Garuda sebagai perlambang
Taukah dan fahamkah kamu akan arti Pancasila pada dada garuda?
Dalam pandangan matamu ?
Dengar !
Sila pertama yang musti kita agungkan karena kepercayaan masing-masing individu yang memiliki Tuhannya
Sila kedua kedudukan tiap napas berhak akan keadilan, taukah ?
Keadilan yang menjunjung hak
Sila ketiga persatuan dimana kita di haruskan bersatu walau kita beda di segala bidang apapun kita harus tetap satu
Usah bercerai berai
Tengok!
Akan jerih payahnya nenek moyang kita yang mempertahankan Indonesia
Tapi kini kalian seolah picik mata
Sila keempat keadilan atas kemakmuran bangsa, dalam kepemimpinan tegas dari wakil rakyat
Camkan itu !
Sudahkah adil merata ?
Sudahkah amanat itu di tunjukkan
Oooooh....negeriku yang menangis akan itu
Karna kemunafikan masih meraja lela mencengkeram bibir lamis wakil kita
Sungguh miris
Sila kelima yang meminta tubuh indonesia
Bangun dari keterpurukan
Bukan jadi pengemis atau budak di negeri orang
Sedangkan hasil kekayaan kita adalah mutiara terpendam yang butuh kita gali untuk menyetarakan kemakmuran rakyat
Tetapi seolah kami hanya menikmati ceceran ampas dari sang penjajah yang berkedok persahabatan
Inikah yang di namakan kemakmuran
Kita harus bangkit
Usah pada berdiploma membela ini, membela itu
Agama ini agama itu, apa untungnya ?
Indonesia butuh berbenah
Sebab indonesia negeri yang pandai.
Indonesia negeri yang pemberani dalam dasar suci nurani.
Merah putih perlambang kibaran bendera kita
RETNO RENGGANIS menangis akan Indonesia
Ayolah wahai napas .. kita rengkuh rasa damai
Kita tersenyum dan berbagi, tenggelamkan rasa iri dengki ...ciptakan cinta kasih di hati
😭 😭 😭 👊 👊 👊 😍 😍 😍 😘 😘 😘 Love Indonesia
Cepu 11/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
LELAH
Berkesah angin goreskan luka
Mendaur rumput kering
Yang terbetik lelah
Pada keheningan sekeping mata pengharapan
Hanya dekapan bayang seorang pengembara di petang hari
Membaurkan pilu salju
Yang pernah kutanyakan pada kabut
Kapan kau akan kembali
Kasih
Berjalan di atas titian duri
Seumpama torehan luka lelah merejam
Ketika kutanyakan sekali lagi pada angin kabarmu
Begitu lirih desaunya merintihkan nyeri berkepanjangan
Kini tak mungkin kuharap hadirmu
Kembali dingin menyusup
Diantara dedaunan gugur seumpama luruhnya getas ranting-ranting
Harus bagaimanakah laguan ini kubawakan
Bila nada-nada iramanya sudahlah runcah
Kataku !
Usah kau kembali.
Cepu 12/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
KEADILAN YANG KAU PECUNDANGI
Kau berkata tentang keadilan
Namun kau tidak pernah adil
Celoteh basi
Cuap lekak menekan hati
Erangan laknat sang pengkhianat
Seperti congor anjing
Di jalanan sekarat
Mengais belatung di tong sampah
Mana nuranimu wahai pecundang
Dadaku ini tamengnya
Pabila kau inginkan keadilan nyata
Buka matamu dengarkan telingamu
Kuku-kuku ini siap mencungkil picikmu
Dan merobek mulut najismu
Karenanya yang hitam kau bilang putih
Yang putih kau bilang hitam
Sekarat kau
Laknat kau
Kuumpat kau
Pengkhianat !
Keadilan yang sesungguhnya adalah satu
Keadilan Tuhan yang sebenarnya
Yang berlaku untuk menghisapmu
kelak di hari akhir penentu, ingat itu !
Cepu 10/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
Geguritan
Bahasa Jawa.
JAMAN EDAN ORA EDAN ORA KEDUMAN
Lagi wae kenalan
Ee..wis wani ngajak ketemuan
Pancen jamane wes edan
Ora jaka ora prawan
Kabeh padha rebutan
Sajake wedi nek ora keduman
Randha dudha jare dadi kelangenan
Hkhkhk... wes ora kena di guyu
Pancen kabeh pingin payu
Mrana mrene padha ngrayu
Golek gandengan direwangi kemayu
Ora lanang lan ora mbakyu
Isine ya mung obral janji trus mlayu
Yen wis entuk dadine mlekenyu
Weehh
Ndoweh
Ngeweh
Ndombleh
Nggambleh
Yen ati ra sumeleh
Akhire mrana mrene mung di sileh
Aku ora ngece lhoo-- ya
Merga iki gambarane ndonya
Ora mung padha sulaya
Ananging padha rebutan Banda dhonya
Trapsila wus ora ana
Akeh sing padha sok ngelingna
Ketiwas bablas nyanthol wae ora ana
Lelakon urip wus ginaris
Ndelokke kahanan pancen miris.
Akeh manungsa padha ceriwis.
Ngaku sok wasis.
Sejatine ya mung nggedabris.
Mulo ayo padha cecawis.
Njaga awak merga urip wis ginaris.
Eling ayo padha eling.
Marang wong tuwa kang padha paweling.
Ben rak padha kejrumus mbeling.
Nyungsep jengking.
Apa ngubling.
Kaya truk ngglundhung gulung koming.
Mata merem rada juling.
Jiahahaha---jaman edan
Raedan ra keduman
Iku omonge wong sing ketaman
Sok alim jebule preman
Wes ah yuk awake padha dieman
Rausah iri mring liyan
Monggo sayuk rukun ing bebrayan.
Cepu 5/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
TANPAMU DINGIN DAN BEKU
Kucumbu pesonamu
Di lukis mimpiku
Puja
Kutimang rinduku
Di ayunan waktu
Merana
Sungguh kumerana
Kucari
Kemana kucari
Puja
Dinginnya malam ini
Membekukan gemeretak gigi-gigi
Aku ingin kamu
Di sini--
Bermanja menggelitik rasa
Puja
Lihatlah cahaya bintang
Seperti kunang - kunang
Bercumbu d gelap malam
Aku iri puja
Saat kedipnya mengejekku
Dan ---
Katanya " sukurin kasihmu
Jauh membisu di kota itu "
Adakah rindu jua merejam dadamu..?
Kuharap
Juga begitu
Puja
Malam minggu tanpa kamu
Bagai berselimut salju
Dingin dan beku.
CEPU : 21/5/2017.
RETNO RENGGANIS
ANGKUHMU
Camar riuh bercanda kesombongan
Congkaknya melakak-lakak membosan rasa
Di pesisir pantai angkuhmu
Lihatlah di atas pojok langit jingga
Ada matahari yang siap membakar
Mendebukan ragamu
Tanpa takut akan hitam malam
Kumainkan riak kecipak
Mencoretkan kata di balik colekan gelombang sebelum menepi
Di bibir pantai debumu untuk kau nikmati sebagai kudapan
Bila hati ini dingin akan rindu sapamu.
Cepu 18/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
LAGUAN SUMBANG
( FITNAH ITU )
Laguan runcak mencoret kanvas lusuh sisa kemarin
Ternyata kudapan celoteh cerita
Adalah kidung yang belum sempat di eja
Di pojok tepi pantai kunikmati diamku
dari sekian celoteh meragu
Aku tak peduli seperti tak pedulinya aku akan cibir yang mangkir
Seumpama gemuruh ombak
Bagiku lelakon kisah tergaris pada permainan tangan sang Pemilik
Dan menikmati itu indah
Bukan menghukum dalam fitnah
Cepu : 18/5/2017.
BY RETNO RENGGANIS.
Geguritan
TRESNA KOWE
Yen aku trisna marang sliramu apa ya salah
Gembejering rasa iki linambaran asih kang suci
Ora bisa selak greget kang ngiwi-iwi
Ana selahing rerenggeng nyemilirke bayu
Manjing ana dada.
Pepujaning awak mami
Tresna Iki ngreribet ngimpi wayah wengi
Hamung siji panyuwun
Mugio manjing dadi siji sairing gending tresno.
Cepu 18/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
SEMALAM DI BIS ITU
Semalam bersamamu itu indah.
Sapa nakal menggelitik resah
Senyum manis melankolis
Laki - laki gondrong di pojok bis
Desir rasa mencolek dada
Pesonanya menggelitik mata
Selayang pandang kulirik curang
Bibir bergetar menahan gejolak jiwa
" Hai boleh kenalan enggak " alamak
Jemari tergenggam sapa melanyah
" Boleh " ooh kata mendesah daku gelisah
Pandang terpaku malu membiru tapi mau
Derit roda - roda bis malam tetap melaju
Seiring detik meninggalkan waktu
Berlari seirama debar jantungku
Mengapa cinta bersauh menjelma rindu
Kalbu tercolek kau dan aku satu
Mengapa
Cinta hadir di bis itu
Pastinya hanya Tuhan yang tau
Alur cerita kisah kasih malam itu
Ahaaayyyyy !
Cepu 18/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
Aku harus bagaimana
AKU KUDU PIYE
Air mata ini
Mengapa bening meluruh saat kasihku berlabuh
Tangan ini
Mengapa rapuh saat cintaku terengkuh
Mas..
Mengapa jadi begini
Aku takut melangkah karena istanamu terlalu megah
Cinta ini
Terlanjur bermadah
Dan aku jadi gelisah pasrah.
Meratap biarlah meratap
Merintih biarlah merintih
Walau tertatih kuakan tetap menyimpan kasih.
Mas--- adik benar-benar menangis
Aku kudu piyeee
Cepu 18/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
DARI CIPTAAN SAJAK
Aku tak peduli akan laguan ombak
Saat memainkan kerikil di tepi pantai
Kaki-kakiku tetap kokoh
Menginjak rindu dalam setia
Walau karang di lautan
Mencibir atas ketidak mampuanku
merenangi lautan
Pandanganku tetap lepas di sudut cakrawala
Mencari bayanganmu
Yang mungkin terbawa semilir angin petang lusa
Tiada sedikitpun tanda titik kudapati
Kecuali hanya gambaran hasrat camar bercumbu
Yang membuatku iri menjadi benci
Tetap berusaha tersenyum sedikit membodohi ketenangan
Yang mulai goyah akan asa
laun menipis mengkoyak dinding hati mulai sepi
Satu-satu bening bergulir bersama rindu kian menekan
Penatku membosan di saat waktu bergulir
Siluet jingga menyemburatkan merah saga
Tetes darah jantungku merembes perih
Ada tanya disela-sela keraguan
Mampukah aku bertahan
Menunggu kau pulang?
Rindu yang meragu, seiring ragu yang merindu
Di rembang petang kujuluki arti
Nyanyian cinta selaras rasa di hati
Dari ciptaan sajak
Cepu 18/5/2017
By poem RETNO RENGGANIS
Nyanyian tengah malam
KUHIPNOTIS
Kukepakkan sayap-sayap ini untuk menggelitik jarimu
Dan bibirku mendesah mantra cinta
Pada sorot mataku dibalik hitam kacaku
Menelusuri celah porimu dan telak singgah di jantung kasihmu
memainkan rasamu
Mengaduk-aduk hasratmu
Untuk membawamu bermimpi
Menggoreskan jemari mencoret imagine
Di sini.
Horaaasss....
Cepu 17/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
HASRATKU
Dewa Amor yang bersembunyi di balik punggung sang rembulan
Datanglah temui bintang
Cumbulah kekuatan cinta ini
Sebab dadaku penuh rindu
Aku ingin hasratmu
Untuk kuronce jadi pijar
Agar rindu ini semakin menggelegar
CEPU 17/5/2017
BY RETNO RENGGANIS.
TETAP BERSAMAKU
Aku akan selalu Istigfar
Dan menekan dadaku meresapi menikmati
Membasahi tenggorokanku
Dengan ucap bismillah
Akan tetapi
Jangan kau tinggalkan daku sendiri dalam dingin
Selimuti daku dengan doa-doamu
Agar hangat selalu adanya
Dan biarkan
Aku tetap tidur di pangkuanmu
Kau belai pada mimpi indahku
Selalu
Jangan !
Jangan kau pergi
Cepu 15/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
ILUSI
Aku ingin jadi bagian dari kamu, kamu dan kamu
Ada rasa, ada kasih dan rindu
Namun aku tak Sudi jadi milik kamu, kamu dan kamu
Sebab kamu itu semu
Dan kamu
Diam, malu
Bisu.
Cepu 15/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
MIMPI INGINKU
Pada akhirnya aku harus mensyukuri apa yang aku miliki dan aku rasakan hari ini
Sambil menunggu mengeja mimpi akan datang
Dalam berdendang menapakkan kaki cinta
Di akhir yang panjang
Saat ini ---
Aku hanya ingin menumpangkan rindu di dadamu
Walau entah kapan kau ingin memilikiku
Aku hanya ingin menumpangkan harap di peluknya
Walau entah kapan kau ingin mewujudkannya
Kelak jika impianku ini bisa nyata
Senyumku akan syukurku pada Mu Robbi,
Aku tidak akan pernah menyesal telah memanjatkan doa dalam pagi-pagiku yang dingin
Dalam malam-malamku yang ingin
Dalam rindu-rindu yang sepi
Tanpa pernah merasakan peluk yang pasti
Saat ini aku masih seumpama bermimpi
Saat ini aku masih seumpama berilusi
Menyatukan hati denganmu dan memiliki
Adalah indahnya kasih yang aku ingini
Untuk sisa cerita akhir cintaku .
Cepu 15/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
MEMBUKA TIRAI MATAHARI
Setiap orang akan takut akan kegelapan
Ketika di dalam tubuh penuh debu-debu
Doa berasa tak terampuni
Itu salah kawan !
Tuhan Maha di Atas Segalanya
Ampunan adalah janji
Di mana jiwamu segera dibenahi
Lekas bermandi dari kotornya lumpur hitam
Menangis
Dan terus menghiba luruhkan air mata
Pada sujud malam buta
Keheningan yang mendingin jiwa
Meratap dan mengemislah
pada yang hak untuk kau puja
Usah takut dan terhinakan
Sebab itu jalan ketenangan
Menghapus noda menuju sinar terang
Meninggalkan kegelapan
Menelusuri lorong-lorong
Membuka tirai matahari dalam senandung rindu Illahi Robbi.
Cepu 14/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
KESETIAAN ITU
Ketika kesetiaan di uji
Napsu jiwa yang bermain
Dalam mengendalikan iman
Untuk sebuah kesetiaan
Bisakah anda seperti itu ?
Sebuah tanya meluncur dari bibir ranum
Bagai permintaan seorang bayi merengek
Namun jelas mengena
Ketika kau di hadapkan untuk selalu setia
Bukan karena kita munafik
Tetap ini sebuah sindiran telak hati
Di mana keindahan itu menggiurkan
Tetapi tidak harus di miliki sekehendak diri
Aku yang menuntut
Atau kamu yang menghendaki
Semua adalah permainan cinta
Dan kau harus bisa membawanya ke arah yang lebih santun dalam menghargai
Sebuah kesetiaan.
For girls n man.
Tak ada bedanya untuk kalian
Bisa cowok pula cewek !
Bisa cewek pula cowok !
Cepu 14/5/2017
By RETNO RENGGANIS
JERITAN HATI IBU YANG LUKA
( Permohonan )
Jadilah yang terbaik di mata ibu
walau ibu bukan yang terbaik untuk kalian
Sebab bagi ibu kau mutiara
hati ini
Cepu 14/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
BENCI
Ketika cinta kau tawarkan,
ketika itu pula kau cekik aku dengan tali dusta menyakitkan,
aku terbodohi olehmu
Benci .
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
SEBATAS DOA KECIL
Lelah berdiri di atas tungku bara rasaku, pasrahku dlm sujud pada Mu,
ijinkan aku tdr dan bermimpi,
Di pangkuan Mu
Ya Robbi.
CEPU 13/5/2017
BY RETNO RENGGANIS.
JERIT PENGHUNI ( yg lemah ) NEGERIKU
Dongeng basi atas kemunafikan
Sekutukan iblis dalam pilar-pilar rongga dadamu
Kau najiskan hak
Kau benamkan dosa
Keparat kamu !
Kau nodai dada garuda
Dengan perkara picikmu dari panji-panji ini
Ketuhanan
Keadilan
Persatuan
Kerakyatan
Kemanusiaan
Semua kau gantikan dengan keedanan keyakinan
Meraja lela aksi suap menyuap karena perutmu yang kelaparan seperti anjing di gorong-gorong jahanam
Tiada lagi persatuan saling silaturahmi antar perbedaan
Yang ada sekelompok pecundang yang mengatas namakan kebajikan
Kebajikan apa ?
Kemanusiaan yang bagaimana ?
Sementara semua hak kau nodai.
Aku menjerit pada siapa jika lemah dan perih ini terus berlapar-lapar di perutku
Menunggu mati
Atau terus terinjak
Sebab memang aku yang terinjak.
Dari jerit suara negeriku.
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
Pabila ada silap kata tolong benahi yk.
ReRe cinta damai...
KUCING GARONG
Kucumbu malam kelam
ketika hasrat menggelitik nikmat
Sepotong wajah kaku
hadir tawarkan cinta semu
Aku malu akan rayumu
kucing garong
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
LENTERA ITU KAMU
Terbetik lelah akan laguan cinta,
tanpa dekap seorng pengembara,
saat kutanyakan pd kabut,
kpn dia temui aku?
Senab lentera ksih itu kamu
Kasih.
Cepu. 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
PERKOSAAN MASAL
Seperti anjing yang kelaparan akan dosa
Pejantan brutal congkak tak berotak
Memuja nafsu angkara
Tanpa mengerti akan iba
Itulah jiwa hewan-hewan biadap
Bisa kamu
Ya.. kamu yang melakak-lakak
Seperti kedunguan sebuah petaka
Dari ketidak warasan seorang pejantan
Tanpa bisa kendalikan tongkat pusaka yang berdiri di antara ingin dan birahi
Sungguh picik kelakuanmu bagaikan hewan
Tengadah pada langit
Lihatlah tangisnya seakan runtuh akanmu
Dari sebuah gambaran dan catatan kelam
Nyata di depan matamu, dari kepicikanmu
si tukang jagal selangkang nikmat
Pemerkosa paksa tempik-tempik terhinakan
pecundang laknat seperti hewan kelaparan
Itu kamu !
Sang pemerkosa !
Tanpa memandang dosa
Tanpa memandang nyawa
Masuk kena dan lunga
Raga betina tiada artinya
Sebab pusaka pejantan lena
Akan hipnotis iblis membai'at pikirnya
Betina mati akan alamnya, pejantan melakak-lakak, dalam kepuasannya ! Biadab sang hewan.
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
hati ini
Cepu 14/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
BENCI
Ketika cinta kau tawarkan,
ketika itu pula kau cekik aku dengan tali dusta menyakitkan,
aku terbodohi olehmu
Benci .
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
SEBATAS DOA KECIL
Lelah berdiri di atas tungku bara rasaku, pasrahku dlm sujud pada Mu,
ijinkan aku tdr dan bermimpi,
Di pangkuan Mu
Ya Robbi.
CEPU 13/5/2017
BY RETNO RENGGANIS.
JERIT PENGHUNI ( yg lemah ) NEGERIKU
Dongeng basi atas kemunafikan
Sekutukan iblis dalam pilar-pilar rongga dadamu
Kau najiskan hak
Kau benamkan dosa
Keparat kamu !
Kau nodai dada garuda
Dengan perkara picikmu dari panji-panji ini
Ketuhanan
Keadilan
Persatuan
Kerakyatan
Kemanusiaan
Semua kau gantikan dengan keedanan keyakinan
Meraja lela aksi suap menyuap karena perutmu yang kelaparan seperti anjing di gorong-gorong jahanam
Tiada lagi persatuan saling silaturahmi antar perbedaan
Yang ada sekelompok pecundang yang mengatas namakan kebajikan
Kebajikan apa ?
Kemanusiaan yang bagaimana ?
Sementara semua hak kau nodai.
Aku menjerit pada siapa jika lemah dan perih ini terus berlapar-lapar di perutku
Menunggu mati
Atau terus terinjak
Sebab memang aku yang terinjak.
Dari jerit suara negeriku.
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
Pabila ada silap kata tolong benahi yk.
ReRe cinta damai...
KUCING GARONG
Kucumbu malam kelam
ketika hasrat menggelitik nikmat
Sepotong wajah kaku
hadir tawarkan cinta semu
Aku malu akan rayumu
kucing garong
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
LENTERA ITU KAMU
Terbetik lelah akan laguan cinta,
tanpa dekap seorng pengembara,
saat kutanyakan pd kabut,
kpn dia temui aku?
Senab lentera ksih itu kamu
Kasih.
Cepu. 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
PERKOSAAN MASAL
Seperti anjing yang kelaparan akan dosa
Pejantan brutal congkak tak berotak
Memuja nafsu angkara
Tanpa mengerti akan iba
Itulah jiwa hewan-hewan biadap
Bisa kamu
Ya.. kamu yang melakak-lakak
Seperti kedunguan sebuah petaka
Dari ketidak warasan seorang pejantan
Tanpa bisa kendalikan tongkat pusaka yang berdiri di antara ingin dan birahi
Sungguh picik kelakuanmu bagaikan hewan
Tengadah pada langit
Lihatlah tangisnya seakan runtuh akanmu
Dari sebuah gambaran dan catatan kelam
Nyata di depan matamu, dari kepicikanmu
si tukang jagal selangkang nikmat
Pemerkosa paksa tempik-tempik terhinakan
pecundang laknat seperti hewan kelaparan
Itu kamu !
Sang pemerkosa !
Tanpa memandang dosa
Tanpa memandang nyawa
Masuk kena dan lunga
Raga betina tiada artinya
Sebab pusaka pejantan lena
Akan hipnotis iblis membai'at pikirnya
Betina mati akan alamnya, pejantan melakak-lakak, dalam kepuasannya ! Biadab sang hewan.
Cepu 13/5/2017
By RETNO RENGGANIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar