Selasa, 05 April 2022
Kumpulan Puisi Merawati May - KIDUNG SENJA
BATANG PITIH
Merawati May
Kau congkak bagai pohon tidak berdaun
namun kau indah dan menarik di setiap pandangan orang.
Aku menyebutmu batang pitih
Karena kau rinbum dengan penuh warna
Setiap warnamu punya nilai dan karakter, seperti hal layaknya manusia.
Jika kau ada, akan menjadi mangsa dari tangan-tangan lentik manusia
Mereka rela berdesakan bahkan mati demi pohonmu.
Kau tidak lebih dari pohon yang tidak punya hati, sebab bisa membawa kematian banyak orang.
Daunmu merupakan petaka, karena bentukmu bisa berobah wujud dan bisa menjadi ajang dosa buat semua manusia.
Kau juga akan menjadi jalan menuju tembok derita dari bulir-bulir keserakahan manusia.
Bedebah sama identitasmu yang kusebut batang pitih.
Bengkulu, 03 April 2021
Ket: Pitih dalam bahasa ibu adalah uang
RENUNGAN DIRI
Merawati May
Kutuliskan sebuah syair renungan,
dari goresan jemari kefakiran,
agar nyata arah dan tujuan,
menapaki hidup yang penuh nafsu godaan,
Duhai raga kenali dirimu,
dari mana asal dan muasalmu,
penuhi nadi dengan napas keimananmu,
agar tak hanyut pada zaman yang akan mencelakakanmu,
Duhai lidah jauhi gibah,
hanya membuat bibirmu tak indah,
kelak kau akan mendapat siksa Allah
memakan bangkai busuk bernanah,
Duhai hati berzikirlah
perindah relungmu bersama kalamullah,
cantikkan kalbumu dengan syukur hamdalah,
peranggun sukmamu oleh titah rasulullah,
agar kau menjadi kecintaan Allah
Merangin, 02 April 2022
KIDUNG SENJA
Merawati May
Tatkala mematung diri di tepian hening
Anganku melayang sejauh netra memandang ke langit tak berujung
Di suatu sudut senja manakala langitku tak merona jingga
Hanya awan hitam yang tampak legam mengiringi suasana hatiku yang temaram
Di batas penantian tepian pantai pasir putih berkilauwan
Sekawanan burung camar terbang rendah di atas buih yang berarakan
Debur ombak bergulung menghantam pecahkan karang berserakan
Desau angin laut menyepoi menerpa nyiur melambai-lambai
Ku sendiri di batas senja berkawan sepi
Senjaku tak jingga ku terdiam tanpa kekata tanpa suara
Hanya detak jantung dan embus nafas yang masih terhela
Engkau dimana sedang apa entahlah...
Berharap pawana mewarta tentang adamu duhai puja
Aku masih menyendiri di ujung sepi menanti engkau kembali
Bengkulu, 01 April 2022
CINTAKU TETAP BERSEMI
Merawati May
Kekasih
Aku menyapamu lewat puisi
Seperti mentari menyapa embun pagi
Walau sedikit diksi, namun tanpa spasi
Tersebab rinduku tiada jeda dan tak pernah terhenti
Kekasih
Cintamu masih tetap di hati ini
Mengisi relung-relung jiwa
Bersama darah mengaliri urat nadi
Bersama jantung mengiringi tiap detaknya
Kasihmu tak pernah habis kurasakan
Setiap arah mata angin wajahmu tak luput dari pandangan
Selama kasih sayangmu kau curahkan
Cintaku kan tetap hidup karena kau adalah oksigen yang memberiku nafas kehidupan
Kekasih
Setiap saat setiap waktu kumemujamu
Siang malam bersama bintang kumendambamu
Kaulah purnama yang menerangi malam-malamku
Kaulah cahaya yang menyinari gelapnya hatiku
Kekasih
Meski masa berubah musim berganti
Walaupun langit tak lagi berpelangi
Pun gerimis enggan turun ke bumi
Ketahuilah, cintaku akan tetap bersemi
Bengkulu, 9 April 2022
BERSAMA SANG WAKTU
Merawati May
bersama sang waktu, aku melangkah,
meninggalkan semua keletihan
dan kaca-kaca yang retak
biarkan semua terhapus
kemarin hanyalah cermin pengingat diri
Agar tak kembali tersungkur
di lobang yang sama
jikapun mampu terulang
hanyalah seperti cerita klasik
indah dalam bayangan
dingin di kenyataan
wahai sang waktu
bawa aku dalam semangatmu
karna aku sadari
senyumanmu adalah harapan
untuk esok yang lebih indah
Bengkulu, 17 April 2022
DAUN KERING BERGUGURAN
Merawati May
cinta tak akan mampu bertahan
bila tak didasari dengan keinginan
untuk menjaganya,
mempertahankannya
dengan menahan kemauan diri
dan ego yang dimiliki,
kerena akan terus membuka
badai keretakan di dalam ketidak pastian,
dan keresahan akan langkah cinta selanjutnya,
bila tak disadari...
suatu saat nanti hanya akan
seperti daun daun kering yang berguguran,
terhempas oleh angin,
dan terhapus oleh sang waktu...
Bengkulu, 16 April 2022
SYAIRKU BERCAMPUR SIHIR
Merawati May
ada orang yang berkata,
aku hanya bersyair,
dan syairku bercampur sihir
padahal aku berpuisi
dengan kumpulan baris baris saksi
itulah mereka..
Tak mengerti musim mintak hujan,
tak mengerti kata sering berbicara
jadilah semua, seperti sungai tak berhulu,
yang hanya pasir dan kerikil tak mengalir
kenapa tidak mereka rasa
luka itu cinta
duka itu rasa
agar kembali bahagia...
Ah biarkan saja mereka
Rantau Betuah, 16 April 2022
PEMAKAMAN SEPI
Merawati May
Aku membingkai malam
dari serpihan rasa terlupakan
tak jarang sunyi menyelusup kejam
membakar gairahku yang terkubur diam
pada riuh gurauan sepi
aku menemukan jejak-jejak ilusi
beraksara rindu gemulai sensasi
mencumbu resah hasrat yang suri
perlahan jari membeku
sajakku tak lagi mampu merayu
mungkin lelah menggerogoti rinduku
dan mengajakku
mengahiri semua khayal yang semu
sahabat...
jika suatu hari nanti
tak kau temui syairku menghias hari,
itu tandanya aku telah pergi
maka carilah aku di pemakaman
yang bernisan sepi..
Rantau Petuah, 16 April 2022
KABUT
Merawati May
Kabut
Gelap damai menutupi hati
Gemiricing jiwa berkata
Di mana pemilik rindu
Aku yang sepi
Diam dalam 1000 bahasa
Rindu tertuai dalam asah
Di mana dia yang aku puja
Gelora
Hati berkecamuk
Murka pada rasa
Rindu yang terbuang
Di antara sepinya hati
Cinta
Usai sudah kisahku
Cintaku musnah tanpa sisa
Hanyut dalam kubang air mata
Doa
Terbujur kaku dalam jasad
Doa yang terpintal
Di antara bibir ranum
Hanyalah namamu duhai pemilik rindu
Rantau Petuah, 16 April 2022
ANUGERAH TERINDAH
Merawati May
Kasih.... sewujudmu adalah damba!
Engkau adalah kekasih anugerah terindah dalam hidupku
Rupanya kau tercipta untuk melengkapi tulang rusukku dan menutupi kekuranganku
Kekuranganmu manakala kau mencintai dan menerima segala keterbatasanku
Sementara aku mempunyai kelebihan yaitu mencintai dan menyayangimu setulus hati
Kasih.....
Engkau sesosok puan yang selama ini aku cari dan ku impikan
Mendapatkanmu mungkin ini suatu jawaban dari setiap pintalan dedoaku
Di mataku kau maha karya ciptaanNya yang begitu sempurna kecantikanmu selayaknya bidadari surga
Keanggunan serta kesetiaanmu setara Fatimah Az-zahra
Ketangguhanmu laksana sang Dewi Srikandi
Kasih....
Jika adamu serupa pelangi aku rela jadi kristal-kristal air hujan yang jatuh ke bumi, biar terarsir sinar mentari dan adamu tetap melangi indah menghiasi setanggi lazuardy
Kasih....
Jika adamu serupa bianglala aku rela menjadi langit senjamu, biar adamu tetap berkilauan melukis indahnya langit
Kasih....
Jika adamu serupa embun pagi, aku rela menjadi reranting biar adamu bergelayut di ujung daun dan tetap berkilauwan laksana mutiara yang tersinari mentari pagi
Kasih....
Kekuranganmu adalah anugerah kecantikan dan ketulusanmu adalah berkah bagiku
Sementara kelebihanku yaitu mencintai dan menyayangimu dengan sepenuh perasaan
Bengkulu, 26 April 2021
KEMELUT JIWA
Nyanyian Hati
Saat seperti ini kau begitu berarti buatku
Aku tak bisa melupakanmu meski hanya sedetik
Saat kau mengigatkan aku tentang banyak hal
Aku tahu cintamu begitu besar padaku
Hingga kau merasa begitu terluka melihat aku tak memperdulikan dirimu
Tolong tuan, mengertilah keadaanku
Aku tak mau diusik karena salah paham dari mereka tentang kita.
Jujur aku rindu semuanya
Saat kita bercerita tentang banyak hal
Saat dirimu bertanya tentang pandawaku
Saat kita bersama menghabiskan malam dan waktu bersama meski hanya lewat telp
Kau begitu setia menemani hari-hariku.
Dalam setiap tetesan air mataku, dalam setiap rasa sakitku di saat penyakitku kambuh kau selalu ada untukku.
Saat pandawaku terbaring lemah hanya dirimu yang begitu setia menemaniku.
Kau adalah mimpi yang tak pernah hilang dalam cerita usangku.
Meski pun aku selalu saja menitip luka padamu.
Karena masa lalu kita yang tak berpihak pada doa orang tuamu.
Aku tahu kau hebat, tapi kau bukan terindah untukku dalam membina biduk mahligai rumah tangga.
Sebab ada malaikat yang lebih tangguh dan hebat untukku dari Allah.
Ruang kalbu, 2018
MALAMKU YANG HAMPA
Merawati May
Bulir kristalku menetas di selaput bola mataku.
Saat aku tahu kau sudah pergi dariku.
Aku sudah mencarimu dalam setiap sudut henponku.
Berulang kali aku memangilmu, namun tak sedikit pun kau bergeming.
Lihat aku di sini selalu setia menunggu kabar darimu.
Aku tahu tuan.
Rasaku menyakitimu, keinginanku membuatmu bersedih.
Impianku melukai masa lalumu.
Apa tak ada maaf untukku.
Untuk sebuah rasa yang kau titip dihatiku.
Belum juga berapa hari semuanya menjadi tabu.
Karena ego ku.
Maaf kan aku tuanku.
Aku sangat memahami perasaanmu
Aku sangat mengerti kisah mu
Sampai kau begitu terluka atas perjalanan cinta mu.
Kamar ini jadi saksi saat pertama aku mendengar suaramu dari seberang sana.
Aku mendengar gema jiwamu bergejolak melawan arah dalam hatimu.
Hubungan bukanlah jarak
Tapi keyakinan hati dalam hubungan itu sendiri.
Lampung, 2022
PEMILIK JIWA
Merawati May
Bening embun membelah jiwa
Seringai surya hangatkan raga
Pucuk ilalang membelai mesra
Dersik mamiri menyentuh rahsa
Di lembah hati kidung rindu mengalun
Hentakkan irama serenada cinta
Dawai asmara bergetar mengayun
Buncahkan rahsa asmaradhana
Ada degub debar dalam ambara
Ketika hasrat menjelagai di jiwa
Geloranya semakin gila meraja
Hingga menyentuh dindiing sukma
Adamu Tuan yang kusebut damba
Rinduku padamu takan pernah sirna
Tak akan musnah ditelan masa
Kutakhtakan adamu di nirmala jiwa
Bengkulu, 25 April 2022
DI MATAKU KAU BEGITU SEMPURNA
Merawati May
Kasih ...
Akan kulukis wujudmu di putihnya kanvas hati bertintakan emas seindah pelangi di kala senja dan setampan para lelaki surgawi
Kasih ...
Namamu akan selalu kurafalkan di antara tetesan tirta netra dalam setiap pintalan dedo'a di kala kubersimpuh dihadapan sanghiyang widi sesa
Kasih ...
Akan ku pahatkan namamu di kepingan hati bersanding dengan namaku sebagai prasasti keabadian cinta dan kusematkan di dinding kolbu
Kasih ...
Di mataku kau begitu sempurna di antara para lelaki
Kehadiranmu selalu kudambakan dan kurindukan kaulah pujaan hati belahan jiwa
Saat ini kita senantiasa bersama
Dan akhir nanti semoga kita dipertemukan kembali di alam panjang keabadian swarganiloka
Bengkulu, 23 April 2022
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar