Hidup adalah rangkaian perjalanan nyata,
dari satu masa ke periode berikutnya,
tiap masa ada jangka waktunya,
tiap periode ada batas akhirnya,
tiap rangkaian punya batas maksimalnya,
tiap perjalanan ada ujung jaraknya,
buat kita kelola sesuai talenta, tak perlu mengada-ada
agar harmonis siklus hidup dan kehidupan,
terhubunglah jiwa satu dengan lainya, karena darah kita sewarna
tak perlu teory segala ahli jadi referensinya,
sebab ini menyangkut kepantasan, indahnya siklus manusia
tapi toh, tetap harus ada kisi kisinya , batas kewajaranya
sebelum semuanya menjadi kadaluarsa,
sekian lama memantas mantaskan rupa,tak berhitung jiwa raga
menebar senyum, anggukkan kepala, padahal hatinya lara
tampil seakan tak ada persoalan, jadi pahlawan kesiangan
ketika tiba tiba senjaku menjelang, tersadar diri tak masuk hitungan
tak mampu kutiru piawainya air mewadahkan diri, entah dia masih punya jati diri ?
kini kuingin berperan tak lagi bersandiwara, apalagi membunglonkan diri
kenapa cuma melihat dari satu sisi, sudah waktunya bejana sesuaikan isi
jangan lagi meminta maklumku, waktunya kau beri maklummu....
kenapa jadi pengecut, bersembunyi dibalik alasan klise : ketidaktauan...
salahkah aku jika kupergi menyisikan diri, sebab tak lagi kau beri arti ?
jika kau pahami kerasnya hatiku, mengapa tak kau teduhkan sejak dini hari ?
kujalani karmaku sebab inilah hidupku, tak ada penyesalan disana
tugasku sudah selesai, berdiriku tak gagah lagi, itu harus kuakui
tak perlu bermanis kata, sebab itu cuma SANDIWARA...
nyatanya : berlarut larut pembiaran luluhlantaknya jiwa
tak perlu banyak bicara, apalagi teori luar angkasa,
harmonisnya tarian matahari, rembulan, bumi dan planet lainya,
bukan karena teori jagad raya,alam semesta
tapi karena ada PENGERTIAN SATU DENGAN LAINNYA... !!!!,
jika tidak, apalah jadinya, kiamatkah namaya ?
sayangnya masa penantian itu TELAH KADALUARSA !!!
-----Oleh Drs Mustahari Sembiring.------
-----Makassar, Senin 16 Januari 2012. Catatan tentang hilangnya rantai pengertian.---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar