Jumat, 27 Januari 2012
CATATAN USANG PUTRA FAJAR
Sebaiknya sebelum catatan ini kuteruskan,
ingin kusampaikan permintaan agar semua juru tulis,
wartawan berita, wartawan media massa dan semua
pengumpul, penjejak, pencari kata kata untuk berita :
tidak mengutip, mencatat apalagi memblow ups catatanku ini'
kerna tulisan ini tentang anak desa, bukan pejabat atau punggawa
isinya cuma cerita biasa, bukan tragedi bocornya pajak negara
bahasanya sangat sederhana,tidak sepasih silat lidahnya politikus digjaya
issunya cendrung tidak populer, sepopuler pangkapan Awan Samudra...
magnanya seputar hidup dan kehidupan pemuda desa,
kalau dibaca, ah...mengarah ke ratapan jiwa,
jika perlahan lahan dieja, yah...cuma kisah sedih disepanjang masa
topiknya : tulusnya pengabdian,adalah jalan berduri kehidupanku...
gaya bahasanya, apa adanya, ini dadaku mana dadamu !!
pengalaman jurnalistiknya, sama sekali tidak ada
sebab semua tulisan,ide dan rancangannya telah diplagiatkan oleh para raksasa
pengalaman hidup, biasa biasa saja, kerap terlupakan
karna semua jalan untuk maju sudah dikuasai para raksasa,
sedang jalan tikus lainnya, ia tidak memenuhi syarat
sebab penzoliman tersistimatik terancang jadi sitem melembaga,
diujungnya, kemanapun ia tak pantas lagi, tidak memenuhi syarat
dan sungguh tragis : KENAPA BARU SEKARANG KUSADARI, katanya
singkat cerita, perlahan tapi pasti, memang ia harus menepi
tersingkir dengan sendirinya, sistem menyeleksi keberadaannya...
terakhir, saat bertukar pandang tentang masa datang
senyum pahit dibibirnya adalah jawaban atas lara hatinya,
meski tak sepatah katapun keluar dari mulutnya,yang dulu garang
tapi matanya berkata : AKU TELAH MATI DALAM HIDUP !!!
tapi kumohon, jangan kirimi aku peti mati !?
sebab kakiku masih menjejak bumi pertiwi......
siapa gerangan yang ikhlas menolongku...???
-----oleh Drs Mustahari Sembiring.----
-----Makassar, Rabu,25 Januari 2012. Ratapan bathin putra fajar.----
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar