Aduhai kandaku Drs Mustahari Sembiring...
kudengar muram mu meradang,
melepas sesak yang mungkin sulit dipendam,
Tapi nyata jua, bersama bahasa kasih tersampaikan,
Dengan itulah kini aku datang menyambut panggilan...
Wahai kandaku, bagiku dikau bukanlah serdadu,
Sebab kasihmu telah cukup sebagai abang bagiku,
mungkin Senapan kanda peluk dilapangan,
Tapi tintamu lah yang merajut ikatan...
Lepaskanlah peluru dimana jua ADILmu kanda rasa datang,
Kuyakin Perintah Hati Lebih Mulia Daripada Atasan,
sebab kelak hadir dengan Perhitungan...
Maafkanlah dinda wahai kandaku,
Bukan hendak merentang tameng tugas serdadu,
Sedang bahasa kusampaikan karena Cintaku,
Ku ingin kanda termasuk satu diantara seribu,
Yang berdaulat bukan semata karena titah sang Prabu,
Melainkan tersaring oleh lembutnya Kasih Tuhan Yang Maha Satu,
Seingat tualang dinda diruang indah bahasa,
Tak pernah tertulis bahwa kanda adalah bala tentara milik penguasa,
sebab kanda adalah pengayom rakyat nan bersahaja,
Salahkah dinda mengajak kanda menuntut adilnya hak bersama...?
Bila iya tentulah maaf lebih baik kurangkai demi ikatan terjaga.
Maafkanlah dinda yang cuma sedikit menuntut hak pada raja,
berharap jadi pengingat walau sekedar sahaja,
Sedang bagi kami disini kanda bukanlah serdadu,
Melainkan Sahabat jiwa disela waktu,
Sang penyair yang menjalin dalam ikatan,
yang sama maju meraih adil dan kesejatian pelengkap rasa dalam kata.
Salam sayang kami selalu untukmu kandaku.
Dindamu : Wahyu Sumut Kembara
^_^
Tanjungbalai,Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar