UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 02 Januari 2020

Kumpulan Puisi Retno Rengganis - BYE DESEMBER HELO JANUARI



BYE DESEMBER HELO JANUARI
Karya : Retno Rengganis


Ada awal tentu ada akhir
Begitupun masa ke masa hadir
Desember melambai hiba
Perpisahan berganti tahun tiba

Di penghujung senja renta
Sesaat lagi melangkah cerita
Gulana memeram sendu kita

Sejuta kenang dan janji
Menanak kata menyusun imaji
Ketika masak tiadapun menepati
Tetaplah mensyukuri

Kapan menggali makna
Jika bukan kini waktu mencerna
Muskil merandek mengeja kata
Yang tercecer kenangan lusa

Desember hujan mengguyur
Rintiknya bagai jemari nyiur
Desah kian berbilur-bilur

Euforia
Jiwa meraya
Melenyapkan memori kala

Pesta syair
Gelora mengalir alir
Susunan doa-doa bertakbir

Kulipat Desember
Buka Januari di awal lembar
Bersama Ridho Illahi Allahu Akbar

Cepu 31-12-2019
Assalamualaikum warahmatullahi wabarohatu 🙏 hayy sahabat semua. Semoga hari ini penuh dengan barokah dan kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT 🙏 Aamiin yaa robbalallamin.



PENGKHIANATAN
Karya : Retno Rengganis


Kau burung bangkai beraroma busuk
Mengakak nyaring iramakan pengkhianatan
Sembunyi di bawah tudung cakrawala
Engkau bangsat yang lahir dari kelamin laknat
Yang dibuahi seuntai kesumat iblis
Dan berusaha memahat dinding hatiku

;Bedebah!

Engkau memang pandai berdiplomasi
Di hadapan setan-setan kolonimu

"Aach... itulah cinta, selalu membunuh kejernihan otak!"

Betapa ringkih makna kesetiaan
yang dilafatkan sepanjang pelukan

Engkau bangsatku
Mereguk madu-maduku

;Buas!

Sirnalah mimpi...
istana berlantaikan kabut
beratap pelangi
berjendela bintang-bintang
di mana nantinya pori-pori nafas berkecambah suargaloka

;Aaaaccchhhh...Tuhaaannn!

Hanya potongan-potongan luka
Sumpahnya telah tergadaikan
menutupi kebusukan

;Sungguh!

Kau laknat jahanam
Bibirmu penuh jampi-jampi kebejatan

;Dan... Akulah kejujuran
!
Betapa manis madumu
Ketika hujan tak lagi menyapa
Setan bertempik sorak menguntit
kelopak mataku

Mencuri tutur kata guru kudusku
Yang membasuh kotoran-kotoran cinta
dari cerangapnya duri-duri nyeri hitamku

Tuhan...
Betapa wewangian yang tersulur di sekujur tubuhku
Begitu sempurna membakar otak dan jantung ini
Terus dan terus basuhlah

;Hai kamu!

Kutunggu sampai abad-abad berlari
Walaupun sebuah candi telah berdiri
sebagai pusara abadi

;Apa lacur!

Topeng rengkahmu hancur!
Engkaupun terkubur.

Cepu 2-1-2020



TENAGA PRANA

rembulan dibalik kabut
makin meredup
lelah
hanya bisa diam
di atas tumpukan jerami
getir
sangatlah melintir
terkuras napas tenaga lepas
tersungkur di waktu gersang
meradang hilang
kosongkan perut secauk
tirta bening
batiniyah terajah surah
al fatihah

Karya : Retno Rengganis
Cepu 5-4-2019

ISTANA RUMAH KARDUS
Karya : RETNO RENGGANIS


Rumah-rumah kardus
Dihuni para kabus
Atas janji sang rakus
Ucapnya yang membius

Rumah kardus sudah lusuh
Penghuninya memeras peluh
Jerit para-para mulai jenuh
Di antara sampah kumuh

Rumah kardus jauh dari perlente
Cenderung untuk sembunyi lonte
Lampion kerlip bagai monte-monte
pinggir gorong-gorong gang sate

Rumah kardus miris sekali
cukup untuk berteduh hindari pungli
Berjajar rapi di pinggir-pinggir kali
Biar susah penting bukan para gali

Rumah kardus seperti kantor
Penghuninya para diktator
Mobil bajibun apalagi motor
Makan minum tidur molor

Rumah kardus pinggir kota
Orang-orangnya suka kudeta
tak mengenal apa itu derita
Meraup harta tinggal minta

Rumah kardus dalam pandangan
Gubuk dan istana sebuah hunian
Perbedaan dalam persimpangan
Si bodoh dengan si cendekiawan

Cepu 1-3-2019




Episode terakhir Menari di atas mimpi.
Catatan Kecil tentang Cinta dan kamu.

TERKUBUR RINDU CINTAKU
( RETNO RENGGANIS )


Terasa langkahku ringan melintasi hari-hari di sepanjang bilangan waktu
Inilah kali pertama melihat sosoknya
Sungguh aku benar-benar kagum
Aku merasakan nyaman luar biasa
Segalanya seakan sempurna

Rasa riangku terbalut rapi kain bermotif asmara
Ada rindu, ada cinta bercorak gelora

Entah sudah berapa kesekian, aku menikmati nuansa seperti ini
di laut matamu
Debar dadaku senantiasa bergemuruh
Aku tersenyum, Engkau memang manis dan berwibawa
Aku terpesona

Mungkin benar Engkau sosok idola
terlalu terlena mereka mengagumi, seperti aku yang mengagumi kamu
Keterlaluan!

Kutatap sekali lagi wajah beribu pesonamu di kaca HP
Ada resah menggelinjang jiwa
Sekali lagi aku hanyut dalam gelombang rasa
"Aaaahhh....!?" Desahku
( Mungkin aku benar-benar jatuh cinta )

Kukira benar, dari sudut bibirnya ada pancaran sinar aneh
Dari sudut matanya pula terlihat kilatan kecil bening
Segera aku istiqfar berulang kali
Ada seruan-seruan halus membisik lirih
Aaahh... Aku terbius perasaan
Atau aku terhipnotis kumparan mistik?

Apalah artinya aku memegang keyakinan
Hal macam begini saja aku benar-benar tidak mampu menolak
Kecerobohanku dalam bertawadhu

Terasa ada yang menyekat dalam napasku
Dengan perasaan campur aduk kuberanikan diri
Menepis bayangan wajahmu

"Braakkk!" tersungkur aku bersimbah darah
Dalam lamunan aku terjatuh mati
Terhempas jauh mencumbu pilu yang membatu
Banjirlah kerumun orang berdesak sendu
Jerit memekak seantero penjuru
Memandang sosok terbujur kaku

Itu aku!
Saat melamunkan dirimu
Di ambang akhir kisah hidupku.

Bunga mekar berseri
Tertiup semilir angin
Gugur satu-satu kelopak rindunya
Di atas pusara itu.

Cepu 23-2-2019.



LAMUNANKU


Kulihat bulan sabit di balik reranting cemara
Mencuri hatiku yang berdiri beku di pinggir samudera
Yang menghitung rasi di kedalaman imagi

Kubiarkan angin membelai, kemudian merekatkan rasaku pada embun rindu
Akan damaiku dalam kesabaran penuh
menunggu pelangi melengkung di cakrawala

Kupejam mataku menghayati getaran jiwa
Menerawang lamunan hening bergumam sepi

Mulai kuhitung detik-detik
Menjemput mimpi di seb'rang sabana
meraup risalah sebagai cahaya mata.

Cepu 6-1-2019
RETNO RENGGANIS.



BISMILLAH WASYUKURILLAH

Duhai kekasih
Mari kita bertasbih
Kumandang doa-doa sahih
Agar jadi tauladan dan sesulih

Di senja teja berwarna jingga
Pelangi lengkung sejajar mega
rinduku kian menghaus dahaga
Bagaikan tangis para pujangga

Sajak dan puisinya sendu biru
Bagai desir angin merayu-rayu
Hempaskan napas cinta memburu
Memeluk kasih mata indah sayu

Malam berkidung azali
Gulirkan makna tiada tersesali
Meraut membaca kitab qurani
Perekat baiat kedalam nurani

Duhai insan sejagat raya
Tepis mimpi di dunia maya
Luahkan rasa segala daya
Menuai fardhu jerih upaya

Alhamdulillah
Wasyukurillah
Nikmatnya islah
Dari Bismillah.

Cepu 10-1-2019
Retno Rengganis.



Butiran butiran debu

JALATUNDA

Fisik ceruk misteri beraroma wangi kamboja
Mitos menjalar rerambat bagai gelang-gelang rantai kematian
Mengikat geliat zaman

Keangkaramurkaan membelit tiap-tiap jiwa
Dari lorong gelap waktu, meminta persembahan jasad
Untuk melepas ruh

Benang merah menggeligi pada sorot mata hitam
Menarik lantakkan peradaban

Sihir bertuah kealpaan
Seolah menari-nari bagai jemari
Dalam kewajiban siap mencengkeram
Membidik lalu menenggelamkan apa saja terkehendaki
Sebagai pertanda persembahan mati

Iblis laknat berjingkrak kangkang lalang
Meradang menagih janji laksa pati
Mengitari searah lengkung bumi

Apa yang harus kita perbuat?
Tampik sihir dengan gerimis air mata?
Oohh... Itu salah!
"Ayoo"... Kataku!
Meraih pedang atau gendewa pusta
Kaitkan rekatkan batu mustika jiwa
Membuka dan simak buku pustaka dari lir ilirnya mantra ( azimat )
Ucap gerak seiring seirama

Lebur... Leburlah jadi satu,
tabuh genderang perang!
Takbirkan kidung sejati
agar munajad teridhoi
Dan pandang puncak kubah
Lalu raba stupa rasakan denyutnya
Poros kehidupan bidik tepat dengan panah batu mustika kalimasada
Atas Kun-Nya

Hitam menjadi terang
Selaksa putih bening
Jalatunda sejatinya sepi wening
sunyi menyatu diri pada Illahi Rabbi
Membuka pintu akhir dari hidup ke mati dalam keabadian.

Cepu 23-1-2019
RETNO RENGGANIS.



DERITA PELACUR KAMAR POJOK

Rinai hujan membasah di ketiak perawan lacur
merintih di atas pedih perih hancur
dalam tubuhnya penuh cucuran keringat basi
dipaksakan mendengus pada setiap gelap mimpi

Apa yang dikatakan dosa itu?
adanya kelaparan ibu bapak di ujung tanduk kematian
dan anak-anak kecil yang dibilang saudara
darahnya mengalir, menggelepar, raga tinggal kulit membalut tulang
meringkuk di bawah kolong jembatan

Peradaban yang ternistakan,
kemunafikan,
dari para cukong konglomerat berdasi
mencekik, menginjak, dengan dada membusung,
memperkacung orang rendahan

"Inikah keadilan atasku wahai tuan?" katanya terisak tangis

Molek tubuh bergincu merah merekah
menarikan gemulai, liuk erotis di atas ranjang pengantin
dalam istana negeri dongeng halilintar,
warna tubuhnya secantik kupu-kupu malam
penghantar mimpi dalam senyum palsu menggetar kelam

Lacur pelacur dipaksakan berpesta
Di bawah rembulan tubuhnya merangkak nista,
di atas tongkat pusaka, terus dan terus birahinya sampai meledak,
hanya untuk meraup nikmat
dari ceceran picis sang cukong keparat

Miris sungguh teramat miris
"Mbok, aku klimaks bersimbah darah, dan mematahkan lehernya dalam derit ranjang itu" tangis pilu piatu mendebu

Waktu terus berlalu, sampai kapan dongeng ini usai
Tubuh penindihnya pucat membiru
Darahnya muncrat, dosanya sekarat

Jam satu tepat malam itu usai sudah permainan
Lacur pelacur di kamar pojok telah menjadi pesakitan
Menikam gigolo tante-tante istri tuan asu
Yang kecewa dalam ketakutan aib seribu satu.

Cepu 29-11-2018
RETNO RENGGANIS.



SERUPUT PAMIT

Kuseduh secangkir kopi
Di teras, memandang kabut runtun membasah
Daun-daun gigil enggan berselimut
Wangi sedap malam yang mulai menahan kantuk
Di gelitik ngenggat pada ketiak kelopaknya
Aku tersenyum

Pagi benar-benar indah
Mentari sudah mulai gerah
Ingin mencabik alam dengan panasnya
Aku bergidik
Pasti bulir keringatku akan segera jatuh
Luruh bersama waktu yang membisu

Kuseruput sisa kopi
Pahit
Dan aku pamit.
Cepu 11-12-2018



LAHILOTE


Merindu bidadari senyum pesona
Pesona merona mawar indah
Indah bunga-bunga asmara
Asmara insan beda kasta
Kasta sudra terpaut cinta Dewi kayangan

Tentang cerita masa silam
Silam merombak bulir-bulir kata syair
Syair bertajuk perih menyusu awan
Awan hitam mengabut bagai pedihnya
Pedihnya Lahilote kehilangan seroja
Seroja bunga mimpi bidadari impian

Bayang cumbu sekasih jiwa telah pudar
Pudar kikis terpatah ingkar dewi langit
Langit hitam rundung duka mencabik hati
Hati Lahilote gundah gulana

Kembara di negeri dongeng
Dongeng cinta kekasih pencari rotan bertasbih
Bertasbih doa menggenggam sumpah
Sumpah di semenanjung pantai Pohe pesisir
"Pesisir pantai Pohe saksi sumpahku, sampai senja umurku berkain kafan, telapak kakiku akan terpatri sepanjang zaman."

Batu bertapak kaki, pantai Pohe Gorontalo saksi bisu
Bisu nan diam seribu bahasa silam
Silam kisah pemuda beristri bidadari kayangan
Kayangan menghardik patahlah cinta Lahilote
Lahilote beruban tanda hidup tak sepanjang zaman
Zaman tertakdir perjanjian ruh di batas pengembaraan.

Cepu 5-12-2018
RETNO RENGGANIS.
Assalamualaikum warahmatullahi wabbarokhatu....sedikit tengok cerita rakyat dari Gorontalo.



DINGIN BULAN DESEMBER

Dingin bulan Desember membawa selembar rindu
Jatuh bagai tirai riuh, syair-syair gaduh

Dingin bulan Desember meninggalkan masa silam
Dari catatan ego, cenderung kesampingkan logika
Dan kini kueja, baru kurasa

Dingin bulan Desember mengemas luka
Melupa kisah lalu, biar serupa bayang-bayang
Tak usah peduli lagi, sayang

Dingin bulan Desember aku pasrah
Menimang kembali hujan membanjiri hidupku
Biar basah tetap pasrah

Lalu kutenggelamkan rasaku menikmati telaga kata
Tentang degup jantungku yang memburai syair kehidupan nyata

Dan aku mulai menata langkah
Pelan-pelan menuju mimpi
Berpayung panji inspirasi
Luahkan imagi, doa-doa puisi.

Cepu 17-12-2018
RETNO RENGGANIS.

RETNO RENGGANIS


Tidak ada komentar:

Posting Komentar