UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 16 Juni 2011

INILAH CINTA


Kau gamang. Di hadapanmu berdiri 2 orang wanita. Dia yang selama ini jadi pendampingmu dan wanita baru dalam hidupmu. Otakmu sibuk berpikir, hatimu sibuk memilih. Memilih? Kenapa harus? Bukankah kau tahu siapa yang lebih pantas untukmu? Tapi kau teruskan hatimu untuk sibuk memilih.
Kau bingung, takut melangkahkan kaki kepada siapa pun ...di antara keduanya. Kau melirik dia yang selama ini mendampingimu. Bosan, pikirmu. Lalu kau melirik lagi wanita baru itu, lebih menarik, tapi hatimu masih menimbang nimbang. Takut jika cinta wanita baru itu tak sebesar cinta dia yang mendampingimu selama ini. Tapi sudahlah, apa salahnya dicoba, katamu.
Maka, dengan sedikit rasa bersalah dan dengan besarnya congkakmu, kau pilih untuk meninggalkannya. Dia tak menangis sedikitpun di depanmu, dia bahkan tersenyum menatapmu. Akhirnya, tugasku untuk menemanimu selesai, katanya. Dia berbalik, punggungnya bergetar. Kau tahu dia menangis. Ya, siapa yang tidak sedih ketika prianya memilih wanita lain? Kau ingin mengejarnya, tapi tanganmu sudah digenggam kuat oleh wanita baru itu.
Beberapa waktu berlalu, kau pikir hidupmu telah sempurna. Sukses, mapan dan wanita cantik berdiri di sampingmu. Kau punya segala hal duniawi yang diinginkan semua pria, tanpa pernah ingat siapa yang dulu pernah mengubahmu menjadi seperti ini. Memang pria terkadang lupa bahwa selalu ada wanita hebat dibelakangnya ketika dia sukses.
Dan kau, dengan bodohnya, tidak ingat bahwa roda kehidupanmu selalu berputar. Kau terlambat menyadarinya ketika roda kehidupanmu sudah di bawah.
Wanita baru yang kau anggap akan menemanimu dalam suka dan duka, meninggalkanmu dalam keadaan terpuruk. Rasakan! Kau bisa apa sekarang? Menangis sambil mengais ngais sisa keangkuhanmu? Ketika kau ingat dia yang dulu kau campakkan, tangismu makin menjadi jadi. Rupanya seperti ini rasanya. Ini lah karma.
Kau tak punya apa apa selain rasa malu yang hebat. Namun matamu nanar ketika melihat sosok seorang wanita berdiri di depanmu. Dia yang dulu pernah kau campakkan kembali lagi. Dia tersenyum, senyumnya seakan menghakimimu. Tangannya mengusap air matamu, menegakkan punggungmu, dan menggenggam tanganmu. Kenapa kau kembali? Tanyamu. Dia terdiam sesaat, namun kemudian dia menjawab dengan jawaban yang lantas meruntuhkan duniamu. Bukannya aku pernah berjanji? Jika aku akan selalu menemanimu dalam keadaan susah dan jika nantinya kau sukses lalu memilih wanita lain untuk menemanimu, aku akan pergi dengan tenang.
Kau tercengang, apakah cinta itu seperti ini? Ya, cinta itu memang seperti ini.

by : PRAMITA ANANDA PUTRI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar