~" PERGIKU "~
Pergiku
Meninggalkan tanggalan yang tanggal
Penantian bermusim gersang
Selayak mendung dibawa angin
Angan yang terbang
Keinginan dingin di tungku rindu
Pergiku
Setelah koyak satu mimpi
Cabik jiwa matinya rasa
Engkau yang begitu duhai
Terberai di cermin mata
Pergiku
Jangan kejar setiap langkahku
Jangan jawab semua tanyaku
Aku tiada lagi untukmu
SPW,
Pandeglang, 30122020
( Catatan Kelana Bodo )
~" ENGKAU PUISI "~
Yang selalu kurindu kemudian
Sayu pada matamu yang binar
Lesung pipit pipimu
Merekah ranum bibirmu
Dengan senyum hangat
Akh, sungguh karya terindah dari syurga
Membuai dan melenakanku
Pada puncak Ketidak-warasan
Pada seribu satu tanya, yang tak kutahu jawabnya
Caramu yang mencintai aku
Adalah puisi tak berjeda
SPW,
Pandeglang, 30122020
( Catatan Kelana Bodo )
~" HEBATNYA MENCINTAMU "~
Mencintamu, lahirkan pepuisiku
Bahkan setelah menghilangmu
Pada hitam yamg memang pahit
Perihal kisah adalah yang terindah
Hebatnya mencintamu
Meredam lari, 'ku si kuda liar
Membasuh jalangku tampillah sayang
Meski hilang, namun selalu jadi bayang
Hebatnya caramu mencintai aku
Tak mengekang tapi ikat aku dengan kasih sayang
Meski cerita berakhir pilu
Tentang engkau tak pernah lekang
Hebatnya mencintamu
Adalah ruh pada pepuisiku
SPW,
Pandeglang, 25122020
( Catatan Kelana Bodo )
~" BAIT TERPENGGAL "~
Pada akhirnya, kita adalah dua orang lemah
Tak mampu bertahan dari gunjing ombak
Membiarkan keinginan berlabuh sebagai buih
Tanpa sepakat kita sama menghapus jejak
Pada akhirnya, kita adalah dua orang kalah
Bersimpuh pada kalimat akhir yang kita sebut takdir
Membiarkan pepuisi terengah patah di tengah
Rangkai mimpi terburai, bubar pudar
Akh, tak ada lagi puisi indah
Hanya rintih perih yang pedih
Pena gemetar
Banyangan pun tak tergambar
Duhai ...
Puisi-puisi pasrah pada resah
Di lesehan
Di persimpangan
SPW,
Pandeglang, 04102021
( Catatan Kelana Bodo )
~" MATAMU MENTARIKU "~
Mentariku di matamu
Maka kucium harumnya bunga
Menariku bersama kupu-kupu
Pepuisi tak kurang kata
Mentariku di matamu
Menyanyiku selaras nada
Degup jantung pun berirama
Lalu engkau jadi rembulan
Pepuisiku tak pernah kesepian
Syahdu di senandung rindu
Mentariku di matamu
Engkau cahaya itu
Pandangan pun padang
Adalah engkau mata pedang
SPW,
Pandeglang, 08012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" LAGI MERINDUKU "~
Pada rembulan kutanyakan perihalmu
Rindu yang diayun angin begitu deru
Bintang yang telah kutandai dengan tinta emas
Dari nafasku tak pernah lepas
Pada rembulan masih kutanyakan perihalmu
Di setiap purnama kian lantang
Lelahku lama berpetualang
Mungkinkah lelapku nanti di peraduanmu
Kekasih, aku yang pernah engkau pinta
Dan engkau yang selalu kuinginkan
Pernah mesra dalam satu impian
Sebelum kata 'Bakti' memisah kita
Rembulan
Senyum manis kekasihku
Masih terlihatkah olehmu
Masih renyahkah tawa kekasihku
Yang adalah rupa bahagiaku
SPW,
Pandeglang, 08012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" RAHASIA DI TROTOARKU "~
Baca lagi surat itu
Rahasia di balik pergiku
Yang kubiarkan busuk dalam ketidak-warasan
Yang membakar semua mimpi dan keinginan
Baca lagi surat itu
Aku masih bersama bayangmu dan bimbangku
Antara pulang atau terus berpetualang
Rindu yang liar kian jalang
Di kota tua Fatahila dan Museum Wayang
Kerap kususuri jejak-jejak kita, senyummu
Atau renyah tawamu mungkin masih gaung
Mengusik Tugu Tani saat kau di gendonganku
Lalu lelahmu di pangkuanku di Ismail Marzuki
Yang hingarnya kini tiada lagi
Kekasih, baca lagi surat itu
Ketidak-warasan dan rahasia pergiku
Bayangmu adalah degup jantungku
Adelwise di trotoarku
SPW,
Pandeglang, 07012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" MANISKU "~
Manisku, engkau belum mati kan ...?
Mungkin aku yang mau mati tanpamu
Lihat mataku gelisah menahan resah
Menunggumu mereda amarah
Manisku, ini kubuatkan lagu untukmu
Dungdung plak, dungdung plak
Dengan iringan gendang kesukaanmu
Puaslah engkau merajuk
Ayolah menari
Aku menggendang dan bernyanyi
Jangan lama bermain mimpi
Karena aku sudah di sini
SPW, 16102021
Kaki Gunung jelang dini
( Catatan Kelana Bodo )
~" KELU "~
Akh, angin pun hanya berlalu
Bisikmu tak menyentuh lagi
Malam hanya mengalunkan irama sepi
Teriak jangkrik ngilu linu
Dini hari
Akh, hampir pagi
Sedap malam pun pada kuncupnya kembali
Tanpa meninggalkan wangi
Oi oi, puisi-puisi
Engkau diasingkan diksi
Tanpa rembulan
Tanpa bayangan
SPW,
Kaki Gunung, 16012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" DI DENYUT NADI "~
Kadang,
masih di mata kota yang kutinggalkan
Dan senyummu,
hilangkan gigil di setiap hujan
Sering pertanyakan kewarasan
Dan engkau dalam pepuisi
Ketidak-warasan
Jubah kenangan yang menghangatkan
Darah yang mendenyutkan nadi
SPW,
Kaki Gunung, 18012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" DI LANGIT JIWA "~
Kembali ke peradaban
Kekasih datang adalah impian
Kenyataan masih berjubah kenangan
Dan aku di kaki pelangi
Antara jurang dan kemunafikan
Engkau
Adalah rasa
Di langit-langit jiwa
Tak terbuang
Kenangan menggenang
SPW,
Kaki Gunung, 18012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" DI LEMBAH MANDALAWANGI "~
Masih di lembah Mandawangi
Purnama, pada tiap rembulan kucari
Adalah engkau yang pernah pasrah
Senantiasa merupa desah
Aku menatapi rembulan sabit
Dengan rasa kopi sedikit pahit
Akh, payah ...
Oi duhai ...
Pernah aku berpaling
Puisiku pening kehilangan bening
Di lembah Mandalawangi
Hangat nafasmu kian merajai
Pada warna pelangi yang mewarnai
Engkau yang hakiki di hati
SPW,
Lembah Mandalawangi, 17012021
( Catatan Kelana Bodo )
·
~" BARA ASA "~
Masih dipintalnya helai-helai asa
Dari serat-serat mimpi menjuntai
Meski waktu telah mengawan di angkasa
Dengan dzikir yang selalu terutai
Masih dipintalnya helai-helai asa
Dan sepi bukan lagi bising nyeri di kesunyian
Sepi adalah bening pada tarian hening
Senafas rindu pada kecintaan
Dengan jiwa yang terus lapang
Aku
Masih menatapi rembulan
Purnama yang jatuh
Kembali ke pelukan
Dan harapanku
Bukan lagi sekedar bayangan
SPW,
Lembah Mandalawangi, 17012021
( Catatan Kelana Bodo )
~" DI MATAMU "~
Akh, mata itu masih seperti dulu
Indah ...
Duniaku di sana, bersama binarnya
Adalah segala suka-citaku
Di sabit senyummu, asaku pun buncah
Pesona melena jiwa
Mata itu tetap bening
Gundahku hening
Di kerling itu
Menyatu langit di luar dan di dalam jiwaku
Duhai engkau pemilik mata indah nan bening
Memang akulah Petualang itu
Memangku bayangmu selalu
Jangan pandang lusuhku
Tak inginku airmata basahi mata itu
Lanjutkan langkahmu jangan bergeming
Aku ...
Biar tetap bertualang
Mencari jalan pulang
Hingga lena panjang akhiri lelahku
SPW,
Pandeglang, 02052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" CATATAN AMBIGU "~
Kadang aku harus mengartikan sendiri
Senyummu dan airmatamu
Seperti menebak pergerakan awan
Bias, makna yang tersirat
Kerap harus sekarat
Mengeja puisi-puisi penggalan
Di wajahmu
Aku harus mencari arti sejati
Mengacak syahdu di malam
Bahkan rasaku sampan tak berhaluan
Kerlip bintang suram
Langitku hilang keagungan
Catatanku tak terbaca
Entah rasamu, entah juga maumu
Cuma gurat-gurat buramkan mata
Catatan ini teriak ambigu
SPW,
Pandeglang, 01052020
( Catatan Kelana Bodo )
Album cerpen dan puisi
~" SECANGKIR KOPI DI ATAS MEJA "~
Bukan kopi
Tapi rasanya yang melekat
Berkarat di atas meja
Memaku setiap seruputku
Secangkir kopi di atas meja
Pernah, yang jadi ikatan di jiwa
Bukan kopi, tapi rasanya yang kuat
Tarianku yang kadang mengeliat
Secangkir kopi di atas meja
Adalah jiwa penyuguhnya
Meski telah tak lagi ada
Aromanya masih tercium juga
SPW,
Pandeglang, 30042020
( Catatan Kelana Bodo )
Album_carpen_dan_puisi
~" SECANGKIR KOPI DI ATAS MEJA (2) "~
Maka, mengalirlah pepuisi
Pada senyum di sudut bibirmu
Pada pasrahmu yang lelah menanti
Kebodohanku ...
Rupa ketidak-warasanku
Di secangkir kopi
Rasa yang berkarat kelu
Di atas meja ini
SPW,
Pandeglang, 07052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" CINTA TAK MATI "~
Aku adalah debu karat
Sisa bakaran cinta
Masih bara di tonggak arang
Menggurat malam kian kelam
Resah geram
Rindu melolong
Masih asa ada
Dalam berat himpit membebat
Aku adalah cinta yang tak hendak lari
Diganyang sepi, perih tak berperi
Aku adalah cinta yang tak hendak mati
Hati dan jiwa menjadi seni
Kenangan menari
Inspirasi dan imajinasi
Aku karat debu
Debu bakaran cinta
Cinta melampau masa
Masa mengakar di jiwa
SPW,
Pandeglang, 30042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" DI PUNCAK CINTAKU "~
Telah engkau tata bintang-bintang di langitku
Cahayanya masih pendar di mata dengan asa
Tentang sepenggal puisi di lembar jiwaku
Tentang syair-syair asmarandhana
Dan aku menari seirama kerlipnya
Meski engkau, rembulanku tiada terbit
Tapi aku telah lama terpaku terpesona
Semasih engkau sebentuk sabit
Rembulanku di puncak cintaku
Selayak apa harus kulupa rasa meraga
Adalah aku adalah dirimu
Meski engkau tak lagi berada
Telah engkau tata bintang-bintang di langitku
Rembulanku di puncak cintaku
Entah ada atau tiada
Selalu dalam tarian jiwa
SPW,
Pandeglang, 29042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" DI MATAMU "~
Kekasih
Biarkan senyumku melihat matamu
Sedalam apa sepi menikam binarmu
Sementara senyum ini samaran getirku
Gundah yang tiada sudah
Bahkan nyaris pasrah
Belahan jiwaku
Untuk apa airmata itu
Menggoyah ikhlasku lagi
Ketika aku harus melepasmu dengan janji
Akan selalu ada di jiwa
Akan selalu indah sebagai cinta
Kekasih belahannya jiwaku
Menari saja di ruang sunyiku
Tanpa seorang pun harus tau
Aku pun kerap menari di ruang itu
Senandungkan namamu
Meredam rindu yang terus memanggilmu
Sayangku cintaku
Biarkan senyumku
Melihat binar di matamu
Itu bahagiaku
Jangan pernah menangis
Aku yang tersayat teriris-iris
SPW,
Pandeglang, 29042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" PUISI KELU "~
Puisi
Aku kehilangan kata-kata
Imajinasi yang liar, lari menjauh
Ia menari di pelataran sunyi yang kian kelam
Bergumul bersama malam
Entah mencari mimpi apa
Hanya sendiri merapuh
Melingkari hari dengan sepi
Puisi
Di pintu hati, mengetuk rindu
Sementara ia pun terbang bebas
Pada entah makna yang hendak digali
Atau sekedar hendak tebar rona pilu
Kepuasan yang tiada berbatas
Dan aku rupa pelaku
Penyayat sembilu
Puisi, maafkan aku
Tak mampu mengukir indah pelangi
Masih lebat hujan di Januari
Terlalu deras ambigu itu
SPW,
Pandeglang, 28042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" CATATAN MATAHARI "~
Baca lagi catatan itu
Perihal pertemuan rembulan dan matahari
Saat lelahku
Pasrahmu memelukku
Saat kujatuh
Erat genggammu mengiringi langkahku
Baca lagi catatan itu
Akulah matahari itu
Dengan ketidak-warasan dan bodohku
Memujamu dalam terang dan gelapku
Catatan rembulan dan matahari
Perihal cinta sejati
Akan dikalam pujangga
Jadi sejarah cinta anak manusia
SPW,
Pandeglang, 25042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" BAIT AKHIR "~
Cinta, ini bait akhir
Dari lembar-lembar sunyi yang kusyair
Di sudut ruang, mawar itu telah layu
Terlalu banyak sudah ambigu
Sampai kulupa yang mana bunganya
Saat mencium harumnya
Mencari makna di matamu
Aku tersesat di sengal nafas
Engkau yang kerap terbang bebas
Aku yang harus terpaku bisu turutimu
Ini bait akhir cinta
Merampungkan syair-syair dan pepuisi kita
Ambigu tak kan membuat kita jadi abu
Atau ciptakan lagi awan kelabu
Ini bait akhir cinta
Biar jadi catatan kita
Biar sunyi kembali hening
Biar bening
Di sudut itu biar kucari pengganti bunga
Atau engkau, yang mengganti pas bunganya
SPW,
Pandeglang, 25042020
( Catatan Kelana Bodo )
~" KARAT-KU "~
Oi ... oi, payah, payah
Karena kebodohanku
Bikin aku linglung
Hingga tumpah kopiku
Sekaratku sekarang di aksara
Di alas lembar-lembar puisi tak tanpa arti
Dalam perahu di lautan sunyi
Digigil sepi, sepi dan sepi
Berteriak selayak madjnun
Syair-syairku adalah embun
Hilang dihempas liar angin
Dingin, hanya kelam yang mendengar dingin
Oi ... oi, payah, payah ...
Kopiku tumpah tersebab kebodohan yang bikin aku linglung ...
Karatnya bikin aku sekarat di aksara
SPW,
Pandeglang, 26052020
( Catatan Kelana Bodo )
#WaroeghaSangshara_PenumpahKopi
#DhimasAnggara_SiGirasLinglung
~" KERUDUNG DI SENJA "~
Berkerudung jingga di senja
Adalah engkau seluruh tarianku
Desah suara jiwa di jejak-jejak kelana
Bercumbu temaram, lelap di purnama rindu
Tak lagi batas pada wujud
Adalah api pada lilin yang tak habis sumbu
Bahkan pada setiap sujud
Tak ada ambigu, rasaku satu
Aku, syair-syair di kelopak mawar
Adalah engkau harum yang kurangkum
Nada-nada pada lembar-lembar partitur
Membasah di hati dalam senyum
Kerudung jinggaku di senja
Adalah engkau-ku
Masih sumbu di api lilinku
Tarianku pada kata tercipta
SPW,
Pandeglang, 21052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" TENTANG PUISIKU "~
Bila saja puisiku itu untukmu
Ia akan meremang di jelang senja
Lalu hilang ditelan malam juga
Puisiku bukan perihalmu
Bukan rayu mengumbar nafsu
Perihal senja yang kupuja adalah jiwa
Karat cinta yang melekat di jejak masa
Puisiku petualang jalang
Dengan tarian-tarian jiwa telanjang
Kisah kedanan
Di satu perlintasan
Tersebab ketidak-warasan
Menjamahi rasa
Mendesahkan suara jiwa
Dan puisiku
Mencari jalan pulang
SPW,
Pandeglang, 16052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" RINDU LAGI "~
Pandeglang pagi ini
Dan aku, dan masa yang bingar
Di bilik jantung, lagi puisi berdebar
Ada apa pagi ini ... ?
Ketika harum bunga menyentuh lagi kemasan angan
Membangunkan tidurnya kenangan
Dan pada bulir-bulir embun
Jatuh bayangan-bayangan
Ada apa pagi ini
Di jantung, puisiku berdebar lagi
Dan teringat engkau
Yang telah jauh dijangkau
Mentari memeluk hangat
Kurasa pelukmu lagi
Harum bunga menyengat
Kucium wangi nafasmu lagi
Oi ... oi ....
Aku merindumu lagi
Kekasih ....
SPW,
Pandeglang, 16052020
(Catatan Kelana Bodo )
~" DI RAMADHAN-MU "~
Aku adalah ujud kealpaan itu
Gumpalan noda yang bernama dosa berlaku
Masih dengan laparku
Masih dengan nafsuku
Masih dengan kurangku
Masih dengan kosongku
Aku adalah ujud kebodohan itu
Kerap hanya mendapat laparku
Kerap hanya mendapat dahagaku
Kosongku, tak terjaga nafsuku
Ya Robb-ku
Beri aku seribu bulan-Mu lagi
Untuk pengampuanku ...
SPW,
Pandeglang, 11052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" GITAR-KU "~
Akh, tangan ini sudah renta
Pada keinginan yang selalu ada
Memeluk dan membelaimu lagi
Selayak masa yang pernah terakrabi
Dentingmu yang setia temani sepi
Iringi kerinduan pada sang buah hati
Pun ketika lelah kaki mencari sesuap nasi
Jadi nafas di bait-bait puisi
Tangan ini sudah renta
Dengan jemari yang kerap linu
Dan engkau tinggal jejak di setapak cerita
Terbingkai sebagai bagian masa laluku
SPW,
Pandeglang, 11052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" NIKMAT-KU "~
Sementara, telah kulalui ruang dan waktu
Tapi selayak labirin
Aku masih terjebak dalam kehampaan
Antara kebodohan dan ketidak-warasanku
Kian menikmati
Mencintai
Kala sepi kian hening
Kian bening
Syair pujangga
Bait-baitnya kian melenakan
Bukan pada kepiluan
Tapi ghirohnya mencinta
Pun aku masih menari di taman syurga itu
Kadang, kala sedang menikmati secangkir kopi
Di pagi dengan senyumku
Kenangan terpatri masih kunikmati
Membiar rindu menikam
Membiar hati rawan dirajam
SPW,
Pandeglang, 09052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" DIAMLAH RINDU "~
Diamlah rindu
Kularung engkau dengan jubah pengantin
Mengekalkan engkau
Di belahannya jiwa nan rawan
Diamlah rindu
Kumanterai engkau dengan pemati rasa
Tak akan berpaling rasa pada sesiapa
Engkau hanya untuk kekasihku saja
Diamlah ...
Diamlah,
Diam ...
SPW,
Pandeglang, 08052020
( Catatan Kelana Bodo )
#album_cerpen_dan_puisi
#SecangkirKopiDiAtasMeja
" DI RAPUH "
Samudra ini biar menjadi kuburku
Melarungkan rindu yang tiada jemu
Adalah aku buih di pantai-pantai itu
Kisahkan perihal aku dan cintaku padamu
Kekasih
Aku letih
Ditikam sepi
Di setiap sunyi
SPW,
Pandeglang, 08052020
( Catatan Kelana Bodo )
#Album_cerpen_dan_puisi
~" CATATAN LANGIT "~
Dan terjatuh aku
Pada luruh pasrahmu
Sempurna langitku
Syair, puisi indah di catatanku
Sehangat peluk mentari pada pagi
Memekar asri bunga di taman hati
Pada langkah seringan kupu-kupu menari
Hari-hari yang berseri
Jatuhku
Di pasrah pelukmu kala itu
Jadi catatan di langitku
Dan engkau belahan jiwaku
SPW,
Pandeglang, 04052020
( Catatan Kelana Bodo )
~" TERUSIK SEPI "~
Sunyiku terusik
Sepiku tercabik
Pada kotak kenangan
Rinduku memanggilmu
Sunyi
Pada sepi kutanya
Kemana dia lari
Jawabnya
Kau yang membiarkan sendari
Akh, harus kucari lagi
Satu kata
Untuk genapi satu kalimat
Bukan sekedar rindu
Karena cintaku melintasi waktu padamu
SPW,
pandeglang, 04052020
( Catatan Kelana Bodo )
S PANDI WIJAYA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar