DESEMBER KELABU
Desember di ujung tahun yang biru
Aku termangu di gelap malam nan basah
Memandang langit aku mencium batas sunyi
Bilur bilur luka menggigil terperangkap sepi
Dalam derai airmata rinduku melambai khusuk memanggil namamu
Di rintik gerimis bulan Desember
Aku menangis tanpa isak perih
Jangan berikan lagi penantian untukku karena belum hilang kerinduanku dari kepergianmu saat itu
Belum tandas rasa gamang yang sedang kuhindari
Kini biarkan aku bersamamu dalam dekap erat
Aku pasrah dengan segala resah
Kegundahan itu habis dalam dekapmu
Airmata membakar hati yang rindu
Menetes sendu di dadamu
Kusandarkan beban
Kau belai kekalutan dalam ketakberdayaan
Waktu terus berlalu tanpa sepatah pun ucapan
Semua kudapati dalam kebisuan
Sunyi ....
Kelu ....
Desember kelabu selalu menghantui setiap mimpiku
GK, 20201214
(Genoveva Manuhara)
DESEMBER
Kau datang begitu tergesa
Membawa malam basah dengan pucuk rinai menikam jiwa
Di luar sana geresek daun bambu menggelisahkan kalbu
Terkurung dalam sesalku mengaduk lautan hati
Perkara datang silih berganti
Kau datang begitu tergesa
Rindu masih berserakan belum tertata
Sementara cinta masih seungu fatamorgana
Dan luka ini masih terasa sakit sekali
Begitu sarat gundah diri
Susah payah bertahan sendiri
Sementara ribuan cerca menghakimi
Kau datang begitu tergesa
Memaksaku menelusuri lorong waktu dengan cerita yang masih sama
Aku yang terlunta mengemban rasa
Rasa yang seharusnya sudah kuakhiri sejak semula
Tapi aku betah berkubang di dalamnya
Gk, 20201203
(Genoveva Manuhara)
AKU
Aku adalah hujan yang jatuh di kala senja
Mencipta musik ritmis berdenting menusuk jiwa
Terperangkap dalam syair sunyi
Nyanyi hati para peziarah suci
Aku adalah embun pagi
Yang tak basah untuk membasuh lara
Tak bisa mengobati jiwamu yang dahaga akan cinta
Aku hanya embun yang akan sirna kala mentari tiba
Aku adalah pelangi yang pudar warna
Yang kehilangan cahaya dalam mendukung keyakinan cinta
Kutepis angan tentang kebahagiaan
Saat bayangmu menjauh dan hilang
Gk, 20201220
(Genoveva Manuhara)
AKU CEMBURU
Suara apakah ini, yang bergemuruh di seruang kalbu
Suara rindu kah
Atau suara tangis yang menghimpit dada
Dum ....
Dum ....
Dum ....
Suaranya memekakkan jiwa
Aku cemburu
Pada secangkir kopi
Yang kau sesap dengan nikmat
Aku cemburu
Mengapa bukan bibirku yang kau kecup Sepenuh rindu
Gk, 20201221
(Genoveva Manuhara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar