UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 31 Desember 2020

Kumpulan Puisi Iman Kurniawan - GADIS DIBALIK TABIR HUJAN



GADIS DIBALIK TABIR HUJAN

Tatapan kosong menerawang
Entah apa dibenaknya dan entah apa yang mengganggu mimpinya
Tubuh kurus berbalut kaos oblong
Berteman umberella warisan sang nenek

Gadis menggigil menahan jahatnya sang bayu
Bibir mungil gemeretak bagai alunan piano
Gadis dibalik tabir hujan
Disudut jalan gang kelinci
Berkelahi melawan congkaknya pencakar langit
Tatapan sinis
Cibiran sinis
Lalapan gadis dalam harian
Kepal tangan lemahnya menanti keikhlasan insan berhati malaikat
Bernyanyi dan bernyanyi walau pahit

Dua puluh ribu dalam genggamannya
Hanya sekedar bertahan hidup
Entah esok
Entah lusa
Akankah ia dapat bernyanyi kembali bersama tarian hujan

Gadis dibalik tabir hujan
Tak mengenal ini ibu budi
Tak mengenal ini ibu wati
Hanya lagu ya nabi salam alaika ya Rosul salam alaika
Mengalun indah dibibir mungilnya
Dalam derasnya hujan dipenghujung tahun
Gadis ayu nan mungil berharap bermimpi idolanya didalam tidur panjangnya

LB
Pondok Gede
30 Desember 2020

.
BIDADARI KECIL


Cantik
Manis
Gemas
Tatap mata liar memandangmu
Bidadari kecilku
Sungguh indah dirumu

Kan kukurung dirimu
Kan kubingkai wajahmu
Kan kugores senyummu
Dalam keranda cinta
Dalam album merah muda
Dalam kanvas warna warni

Tumbuhlah kau secantik Aisyah
Hiasilah perangaimu selembut Khodijah
Balutlah indahnya tubuh dengan tabir Fatimah
Tangkaslah dirimu bak Al Khonsa
Alunkan dari bibir manismu
Ayat- ayat cinta-Nya
Airmatamu
Canda tawamu
Lintang bersinar indahnya

Wahai,bidadari kecilku
Wahai,permata hatiku
Teruslah bernyanyi
Hingga ilalang ikut melambai
Burung- burung menari bersama
Bayu membelai ayu wajahmu

Marwah dirimu dengan iman
Tabir suci dirimu jangan kau koyak
Teruslah melangkah
Rengkulah cinta abadi-Nya
Dalam sujud panjangmu dimalam hening

Love Bird
Pondok Gede
1 Maret 19
08:47




KU RINDU PELUK HANGATMU


Bunda
Kurindu peluk hangatmu
Kurindu belai lembutmu
Kurindu
Kurindu
Tawamu
Candamu

Teringat masa kecilku
Polos tubuh ini tertidur dipelukannu
Merdu suaramu
Melodi pelangi penuh warna
Merasuk hangat
Membungkus
Mengurungku
Mengikatku
Hingga terlelap diri ini

Bunda
Semua kisah indah bersamamu
Kubingkai dalam album biru
Tetes airmatamu
Alunan kata-kata sakralmu
Mengguncang kursi-Nya

Kuhanya ingin melihat wajahmu
Tersenyum
Kuhanya ingin lihat candamu
Mesra
Ijinkan aku bunda
Merawatmu
Menjagamu
Mencintaimu
Hingga tubuhku terikat
Terikat dalam sangkar cinta-Nya
Abadiku bersamamu

Bunda

Love Bird
Pondok Gede
28 Feb 19
17:55




MENTARI DALAM GENGGAMANKU


Mentari dalam genggamanku
Genggamanku penuh bara
Bara bergelora menghujam
Menbakar sombongnya
Hingga terkoyak- koyak tubuhku

Kan kubuka genggaman tanganku
Kulempar mentari ketubuhmu
Tubuhmu penuh kebusukan
Kebusukan,kemunafikan
Topeng indah penuh racun berbisa

Kukatakan padamu mentari
Tetaplah kau dalam genggamanku
Biarkanlah mega menangis
Menangis rindu hangatnya dirimu
Kan kubingkai mentari dalam keranda
Keranda kematian bagimu sang durjana

Mentari tertunduk pasrah dalam pelukanku
Mega merana
Banyu membisu
Bayu mematung
Negeriku gelap
Negeri merana
Tercabik-cabik
Badut- badut penuh pesona
Tebarkan tawa penderitaan

Saatnya nanti
Kan kulepas mentari kembali tersenyum
Kala hutanku kembali perawan
Kepak garuda memayungi nusantara
Merah putih berkibar
Anak negeri kembali bernyanyi,menari
Bebas
Lepas
Tertawa

Love Bird
Pondok Gede
28 Feb 19
07:37



Penantian


Deburan ombak
Desiran bayu
Nyanyian camar
Lembayung memayungi
Kuterpaku mematung
Melepas pandang jauh
Merindu
Ya
Merindu

Hamparan pasir putih
Saksi bisu
Kesetianku
Pengorbananku
Jenuh
Lelah
Sepi
Sunyi
Suara alam membisu

Akankah dirimu hadir
Bawa sejuta senyum
Gelora rindu menari- nari
Membiusku dalam dinding hampa
Sendiri

Wahai banyu bawalah rinduku
Bayu hembuskan nafasku tuk dia
Camar nyanyikan melodi indah
Kurunglah dia
Ikatlah dia
Bilik hatiku merindu
Kuingin rasakan hangat peluknya
Bersama dirinya selamanya



Penantian

Deburan ombak
Desiran bayu
Nyanyian camar
Lembayung memayungi
Kuterpaku mematung
Melepas pandang jauh
Merindu
Ya
Merindu

Hamparan pasir putih
Saksi bisu
Kesetianku
Pengorbananku
Jenuh
Lelah
Sepi
Sunyi
Suara alam membisu

Akankah dirimu hadir
Bawa sejuta senyum
Gelora rindu menari- nari
Membiusku dalam dinding hampa
Sendiri

Wahai banyu bawalah rinduku
Bayu hembuskan nafasku tuk dia
Camar nyanyikan melodi indah
Kurunglah dia
Ikatlah dia
Bilik hatiku merindu
Kuingin rasakan hangat peluknya
Bersama dirinya selamanya



TABIR SUCI BIDADARI


Tabir suci bidadari
Menyelumuti kursi- Nya
Berpadu dalam aksara
Melantun indah dalam Asma
Tertunduk penuh ridho

Bidadari suci bermata indah
Tubuh putih beraroma kasturi
Senyum mesra penuh kasih
Belai lembut sayapmu
Merasuk hati
Tubuhku terkurung salju abadi

Buku suci jadi saksi
Terpatri namamu abadi
Kuikat cintaku pada tiang Tajmahal
Kulantunkan janji meruntuhkan uhud
Bidadari hadir dalam kamar asmara

Tetaplah kau bidadariku
Bidadari lembut nan elok
Buatlah bidadari bersayap cemburu
Mahligai melati harum bersamamu
Bawalah daku keistana zamrud
Abadi

Love Bird
Pondok Gede
26 Feb 19
12:49




KEKASIH SYURGA


Lima belas tahun tlah berlalu
Kubuka album merah muda
Terawang angan menggoda
Menari- nari burung- burung
Melantunkan simphoni klasik
Teringat
Terkenang
Penuh rasa
Saat indah bersamamu

Kekasih syurga
Pacar abadi
Terbingkai buku suci
Terikat keranda kencana
Tersimpul janji abadi

Suka
Duka
Airmata
Amarah
Canda tawa
Terbalut aksara indah
Terpintal dalam sajadah Rohman Rohim
Terkurung kerangkeng lintang

Bidadari penuh cinta
Bidadari tulang rusuk
Nyanyian ayat- ayat cinta
Mengalun bagai simphoni klasik
Lembut belai sayapmu
Sukma terlena dan terkapar
Dekap hangat kekasih syurga

Love Bird
Pondok Gede
25 Feb 19
08:27




CINTA PELUKLAH AKU


Senja tersenyum dibalik Bromo
Nyanyian jangkrik melelehkan rindu
Bayu membelai lembut
Rintik hujan bagai simphoni mozart
Cinta peluklah aku

Perlahan mentari kepembaringan
Rembulan tersenyum manja
Dingin menyelimuti sukma
Kuingin hamparkan cinta padamu
Bromo memerah tersipu malu

Cinta dekaplah aku
Selimuti aku dengan tabir kasihmu
Kurebahkan tubuh dalam sangkar hatimu
Terlenaku dalam rayuan melodi klasikmu
Tebenamku dalam impian aksara

Cinta
Kasih
Sayang
Kurunglah aku dalam bilik hati
Ikatlah aku dalam keranda hangatmu
Pintalah cintaku dalam sajadah sucimu
Biarkan
Biarkan
Kuterlelap dalam hangatnya cinta
Bersamamu

Love Bird
Pondok Gede
22 Feb 19
08:35




Ketika cinta tak berbalas


Ketika cinta tak berbalas
Sedih
Duka
Luka
Sakit
Menyelimuti aksara
Dunia gelap berbalut airmata

Terpuruk
Terkurung
Terikat keranda dingin kematian
Bagai dahan patah
Terserak
Tersapu
Sirna asa dalam bingkai kehancuran

Majas,diksi,fiksi
Tak seindah rembulan
Untaian kata-kata kusut tersimpan
Bibir tak semanis lolipop
Airmata tsunami menggulung sukma

Lembaran kertas bagai sampah berserak
Dinding kamar bagai bilik penjara
Langkah berat terikat rantai malaikat maut
Iblis menari- nari dan tertawa
Tersungkur diri dalam lobang kemaksiatan

Merana
Tersiksa dan akhirnya mati



Bidadari dibalik tabir


Bidadari dibalik tabir
Tatap mata menghujam kalbu
Misterius
Cantik
Jelita
Bidadari tak bersayap penuh pesona

Tubuhmu terbungkus aura Rohim
Suara terbalut ayat-ayat cinta
Tabir indah terbingkai keimanan
Kau goresan indah dalam kanvas
Siapakah dirimu.. Lembut
Sholeha
Penuh cinta
Kumbang-kumbang jahil padamu
Mencoba menyikap tabirmu

Ku cinta dirimu
Ku ingin warnai hatimu
Kau tercipta seindah lintang
Ku sanding dirimu dalam mahligai
Indah
Penuh warna- warni
Mengarungi bahtera bersamamu

Bidadari dibalik tabir
Tercipta untukku
Seindah melati
Merekah dalam bilik hati
Terkurung dalam sangkar cinta abadi

Lovr Bird
Pondok Gede
21 Feb 19
09:35




Bidadari dibalik tabir


Bidadari dibalik tabir
Tatap mata menghujam kalbu
Misterius
Cantik
Jelita
Bidadari tak bersayap penuh pesona

Tubuhmu terbungkus aura Rohim
Suara terbalut ayat-ayat cinta
Tabir indah terbingkai keimanan
Kau goresan indah dalam kanvas
Siapakah dirimu.. Lembut
Sholeha
Penuh cinta
Kumbang-kumbang jahil padamu
Mencoba menyikap tabirmu

Ku cinta dirimu
Ku ingin warnai hatimu
Kau tercipta seindah lintang
Ku sanding dirimu dalam mahligai
Indah
Penuh warna- warni
Mengarungi bahtera bersamamu

Bidadari dibalik tabir
Tercipta untukku
Seindah melati
Merekah dalam bilik hati
Terkurung dalam sangkar cinta abadi

Lovr Bird
Pondok Gede
21 Feb 19
09:35




Hikmah secangkir kopi


Secangkir kopi penuh makna
Kala kau suguhkan penuh cinta
Pahitnya kopi tak terasa
Senyum bidadari pemanis hati
Dinginnya angin membelai
Terasa hangat bila kau disisiku

Secangkir kopi manis
Penuh takaran kasih sayang
Berteman lintang yang menari- nari
Rembulan tersipu malu dipunggung mega
Kilau kilat menyambar
Bagai alunan paduan suara
Menambah sahdu
Kopi hitam manis terasa ditenggorokanku

Kelopak mataku merah
Rasa kantuk menyerang
Membujukku menuju pulau impian
Kaulah teman dikala sunyi
Pahit
Manis
Hangat
Dalam bingkai bening
Menemaniku
Sendiri
Menanti
Mega kembali tersenyum

Secangkir kopi
Merasuk
Mengalir
Menghujam
Mengkoyak- koyak
Jenuhku
Khayalanku
Sirna bersamamu

Love Bird
Pondok Gede
19 Feb 19
20:22




Hikmah secangkir kopi


Secangkir kopi penuh makna
Kala kau suguhkan penuh cinta
Pahitnya kopi tak terasa
Senyum bidadari pemanis hati
Dinginnya angin membelai
Terasa hangat bila kau disisiku

Secangkir kopi manis
Penuh takaran kasih sayang
Berteman lintang yang menari- nari
Rembulan tersipu malu dipunggung mega
Kilau kilat menyambar
Bagai alunan paduan suara
Menambah sahdu
Kopi hitam manis terasa ditenggorokanku

Kelopak mataku merah
Rasa kantuk menyerang
Membujukku menuju pulau impian
Kaulah teman dikala sunyi
Pahit
Manis
Hangat
Dalam bingkai bening
Menemaniku
Sendiri
Menanti
Mega kembali tersenyum

Secangkir kopi
Merasuk
Mengalir
Menghujam
Mengkoyak- koyak
Jenuhku
Khayalanku
Sirna bersamamu

Love Bird
Pondok Gede
19 Feb 19
20:22




Dagelan Rahwana

Semua mata menatap tajam
Kala alunan gamelan bergema
Penuh intrik dan dagelan
Tersenyum
Marah
Tertawa
Wayang menari-nari lincah
Dalang tersenyum puas

Tak peduli fakta
Tak peduli fiktif
Hajar
Terjang
Lawan tak kuasa
Rahwana tertawa

Panggung bagai meja pesakitan
Wayang mengamuk
Dalang merah padam
Rahwana terpojok dalam bingkai kepalsuan
Bisik iblis menyslimuti sukma
Tak ada kasih dalam kamus

Dagelan wayang
Dagelan para penjilat
Dagelan makhluk asing
Nafsu birahi memuncak
Coba mencabik- cabik sinta

Wahai Bima nusantara
Bangunlah
Bangkitlah
Jagalah sinta penuh pesona
Hingga dirimu tertidur dalam dekapan mesra sinta

Love Bird
Pondok Gede
18 Feb 19
08:18




Bumiku nenek

Tubuhku tak molek lagi
Suaraku tak sumbang lagi
Aroma tubuhku busuk
Wajahku penuh luka menganga
Namun ..
Setiap insan mencintaiku

Aku bukan balita penuh kelucua
Aku bukan remaja penuh pesona
Keriput
Keriput
Ya
Ya
Ku hanya menunggu perintah-Nya
Hancur
Hancur

Lihat
Tubuhku penuh luka
Cakar- cakar kedunguan dan kerakusan
Tlah mencabik- cabik penuh syahwat
Gedung pencakar berdiri sombongnya
Tol,jalan layang membelah congkaknya
Hutanku tlah kau gagahi rakusnya
Lautku tlah kau nodai
Tambangku hancur kau koyak- koyak
Kini diriku telanjang tak ada arti

Sampai kapan kau renggut kehormatanku
Kawan
Sampai kapan kau gagahi hutanku
Aku sudah tua renta
Airmataku tlah kering
Tubuhku bongkok
Mengapa masih kau rebutkan aku
Kawan

Tak adakah tangan-tangan bidadari
Merawat tubuhku
Memoles wajahku
Hingga sejuk merasuki bilik- bilik reot
Nyanyian burung-burung membelai lembutnya
Hutan kembali perawan
Ikan-ikan kembali menari-nari
Ilalang melambai -lambai
Kambing,kuda berlari-lari bebasnya

Kawan
Rawatlah sisa umurku
Penuh cinta
Penuh kelembutan
Hingga diriku hancur bersamamu

Love Bird
Pondok Gede
16 Feb 19
19:18




BANYu AMIS


Banyu Amis
Mengaliir lembut dari hulu
Hulu ke hilir menghanyutkan
Hingga kelaut

Tenang
Amis
Dirimu berselimut dinginnya bayu
Dalam kurungan keranda Rohim
Mengalir penuh makna

Dalam heningmu ada murka
Murka
Amarah
Tarianmu penuh kematian
Menghantam
Mengkoyak- koyak
Somvongnya cucu Adam

Dirimu kini tak bening kembali
Bau nyinyir menusuk rongga hidung
Hitam
Busuk
Limpahan sampah berserakan
Ikan tak menari- nari salsa
Burung pun enggan bernyanyi mozart

Kau meratap sendiri
Tak ada ikan,burung disisimu
Katak pun enggan paduan suara
Tangan- tangan serakah menodaimu
Tercabik tabir sucimu
Kini tubuh berbalut tabir kehinaan

Tunggulah
Wahai cucu Adam
Hingga Tuhan murka padamu
Bila saatnya nanti
Kesombonganmu
Kedurjanaanmu
Kan kuhempaskan
Hingga tulangmu berserakan
Bersama sampah keangkuhanmu

Love Bird
Pondok Gede
5 Maret 19
07:35




MALAM


Malam ini
Dingin banyu menusuk rongga kulit
Bayu berhembus sejuk menyapu
Ku basuh jasad penuh noda
Memintal do'a suci dalam hamparan sajadah cinta

Malam ini
Biarkan ku bercumbu rayu pada-Mu
Airmata tsunami menerjang tabir-Mu
Ku susun rayuan penuh cinta
Ku rangkai dalam melodi ayat- ayat cinta

Malam ini
Berteman nyanyian jangkrik
Tarian bintang bercahaya
Senyum manis rembulan dipunggung mega
Ku sujudkan wajah ini pada-Mu

Malam ini jadi saksi bisu
Saksi bisu seorang hamba dhoif
Penuh noda dan dosa
Mengadu lemah diri
Kurunglah aku dalam sangkar rumah-Mu
Ikatkah cintaku dalam tiang firdaus
Biarkan kurasakan hangatnya pelukan-Mu
Belai mesra bidadari bermata jeli
Selamanya kuingin dalam kamar Naim
Berselimut Rohman Rohim

Malam ini
Malam suci
Malam penuh cinta tulus
Seorang insan dimabuk asmara
Menghadap-Mu penuh asa
Biarkan kutertidur dihamparan sajadah
Menghadap-Mu selamanya

Love Bird
Pondok Gede
03:52
03:50




BENCANA MENYAPA KEMBALI


Belum hilang lukisan tsunami mengamuk
Tarian angin ribut
Terjangan tanah meratakan
Airmata terpatri lekung pipi
Gambaran luluh lantakan negeri

Kini
Cendrawasih terluka
Sayap hancur terkoyak bandang
Nyawa melayang
Darah mengalir
Airmata deras dipipi
Rumah
Gedung
Jembatan
Hancur
Bersama tarian bandang

Lombok
Merana kembali
Bumi kembali berteriak lantang
Robohkan sombongnya diri
Satu persatu
Nyawa melayang
Seperti kapas tertiup bayu

Bibir - bibir manis penuh kedunguan berkata
Salah alam
Salah hujan
Salah angin puting
Sungguh bodoh

Topeng penuh dempulan
Manis
Cantik
Namun
Jauh dari iman
Tak berkata pada cermin
Dimana hatimu,kawan

Ketika bencana menyapa
Tuhan masih sayang kita
Tuhan masih rindu kita
Basuhlah diri dengan air suci
Sujudkan wajahmu pada- Nya
Tak ada bencana yang diberikan
Bila Tuhan tak sayang kita

Love Bird
Pondok Gede
18 Maret 19
11:48




ANAK CUCUMU MENANGGUNG HUTANG


Hutan kau perkosa
Ikan kau bius mimpi
Tambang kau lahap rakus
Bahkan air pun kau kurung dalam kantongmu

Kini kau lihat kawan
Gedung- gedung kaca berdiri sombongnya
Pabrik- pabrik mengepulkan asap pekat
Selimuti rongga hidungku
Jembatan- jembatan ikon tertancap congkaknya
Tol dari Aceh hingga Papua
Terhampar penuh rekayasa fiktif
Kau biarkan saja
Darimana semua uang dalam sakumu

Kini
Anak cucumu menanggung hutang
Bayi- bayi baru brojol tergadai hutang
Cicitmu pun tergadai hutang
Tangis ibu- ibu melahirkan tergadai hutang
Bagaimana mereka membayarnya

Wahai tuan- tuan yang berdasi
Duduk manis disinggasana maya
Berdasi layaknya raja kayangan
Berlakon bak wayang srimulat
Bukalah topengmu,tuan

Kau bebas tertawa
Kau bebas bernyanyi
Kau bebas menari
Sedang kami disini
Terikat tiang- tiang pencakar langit
Tangis kami terkurung kerangkeng nafsumu
Suara kami sirna tertelan janji manismu

Kau biarkan makhluk asing menyihirmu
Cakar- cakar mereka merobek tabir suci ibu pertiwi
Terkapar lemah diri tak berdaya
Airmata berubah darah
Kini
Anak cucumu menanggung hutang

Duhai sungguh malang nasib
Terkulai lemas hilang harga diri
Tergadai dalam bingkai kamuflase
Drakula tertawa
Hingga darah kami kering tak tersisa

Love Bird
Pondok Gede
11 Maret 19
08:58




Ingin ku gapai lintang


Ingin ku gapai lintang
Kubingkai dalam album merah muda
Ingin ku gapai bulan
Kujadikan lentera langkah ini
Ingin dekap saturnus
Ku selipkan dijari manisku
Selembut awan memayungi bumi

Bunga tidurku indah
Ingin ku menari- nari dipunggung lintang
Ingin ku bernyanyi bersama mega
Ingin ku berdansa samba bersama mentari
Ingin ku tertawa diatas awan

Biarkanlah aku tertidur,bunda
Biarkanlah aku bermimpi, ayah
Hingga burung- burung bernyanyi
Mengalunkan musik klasik
Ilalang melambai memanggilku

Ah..
Seribu sayang
Mimpiku terusik
Nyanyian kaleng rombeng
Bersuara namun tak bernada
Tlah merusak mimpi indahku

Love Bird
Pondok Gede
18 Feb 19
13:33




SUJUD TERAKHIR

Ku ingi dalam sujud terakhir
Ada cinta terbalut tabir Agung
Ada rindu terkurung sangkar cinta- Mu
Ada asa terikat dinding kautsar
Ada airmata terhimpun telaga firdaus

Dalam sujud terakhir
Tak ingin kulihat kau menangis
Tak ingin ada ratapan
Duka tsunami
Meraung binatang hutan
Terkoyak- koyak tabir sucimu

Biarkan dalam sujud terakhir
Kucunbu kekasihku
Kucium
Kupeluk
Penuh gelora cintaku
Hamparan sajadah kusam
Balutan gamis putih
Banyu dingin menusuk rongga kulit
Jadi saksi bisu
Dalam sujud terakhirku

Ijinkan aku
Tinggalkan bidadariku
Dalam dekapan rindu
Dalam desahan cinta
Menuju kekasihku
Abadi
Dalam peluk hangat Rohman Rohim- Nya

Love Bird
Hotel Grand Cikarang
9 Maret 19
08:28




TANGIS REMBULAN


Tangis rembulan memecah mega
Tangis rembulan membelah surya
Tangis rembulan mencacah banyu
Tangis rembulan mematah ranting
Tangis rembulan
Ku pasrah diatas pusara

Airmata darah
Akmata api
Membara
Hanguskan raga
Akar api
Menjalar
Membakar
Tubuh terbujur

Banyu mengadu pada bayu
Bayu mengadu padamu mega
Mega mengadu padamu hujan
Kemana hujan mengadu

Tangis rembulan kering
Suara serak terikat kerangkeng maut
Tak ada lagi senyum merekah
Tak ada lagi tarian ilalang
Tinggalah nyanyian isrofil
Menina bobokan sang rembulan

Love Bird
Pondok Gede
24 Maret 19
14:05





LEMAH


Lemahnya raga ini
Bagai seonggok daging tak berbalut tulang
Bodohnya otak ini
Mengkotak- katik ayat-ayat cinta penuh syahwat
Buruknya wajah ini
Merasa bagai putri kecantikan dunia
Namun
Ketika jasad ini sakit
Ku mengeluh
Ku merintih
Ku menghujat
Pada-Mu

Dunia bagai perawan desa
Tebar pesona aroma birahi
Lenggak lenggoknya penuh tipuan
Ku kejar dunia
Ku peluk
Ku raih
Ku dekap
Penuh nafsu birahi
Kulupakan diri- Mu

Aku tlah menjadi budak dunia
Waktu tlah menyeretku
Menina bobokan dengan mimpi
Harta
Jabatan
Kedudukan
Semua
Semua
Semua
Menyelimuti jasad ini dalam tabir gelap
Terkurung dalam sangkar kemunafikan

Sungguh bodoh
Sungguh lemah
Sungguh fakir
Tlah aku sinsingkan sajadah kusam
Tlah aku campakan ayat- ayat cinta
Tlah aku hempaskan cinta dan kasih-Nya

Masih adakah waktu berputar
Masih adakah mentari tersenyum
Masih adakah bintang menari- nari
Masih adakah Ruh dalam jasad
Ijinkan ku sujudkan wajah hina
Ijinkan kelopak mataku menangis
Ijinkan tanganku memeluk- Mu
Ijinkan bibir manisku merayu- Mu
Penuh takut
Penuh asa
Menggapai cinta suci-Mu
Sebelum Ruh pergi menghadap-Mu
Ijinkan kuketuk pintu Rohman Rohim
Pasrah kuserahkan diri lemah
Kembali kepelukan-Mu selamanya

Love Bird
Pondok Gede
23 Maret 19
03:12




SEBUTIR DEBU


Tubuh kurus berbalut tulang
Bermandikan peluh
Berbalut jubah putih kusam
Penuh noda dan dosa
Hitam
Merah
Abu- abu
Tlah kunikmati penuh birahi

Panas membakar ubun
Kulit bau anyir tergoreng surya
Langkah lunglai
Berat
Menyeret
Penuh luka

Aku hanyalah sebutir debu
Diantara ribuan debu melayang
Aku hanyalah sampah berserakan
Tercampak
Busuk
Penuh nanah
Dalam kobangan maksiat

Jabatanku
Hartaku
Istri dan anakku
Diam
Bagai patung budha
Kala tubuh terbungkus kafan
Kala Munkar Nakir menyapaku
Bibir manisku diam
Seribu diam
Dalam dekapan liang lahat

Adakah sisa umurku
Adakah yang kubanggakan
Gelar yang kudapatkan
Jabatan yang kuraih
Harta yang cari
Hanyalah sebutir debu
Terhempas bayu melayang
Bersama airmata darah
Bersama jilatan lidah neraka
Membakar
Hancur
Selamanya

Ijinkan aku
Menangis pada-Mu
Merayu
Bercumbu
Sisa usiaku
Ku tak ingin ada airmata yang mengalir
Biarkan ku pergi
Bersama cinta- Mu

Love Bird
Pondok Gede
22 Maret 19
09:34




SEBUTIR DEBU

Tubuh kurus berbalut tulang
Bermandikan peluh
Berbalut jubah putih kusam
Penuh noda dan dosa
Hitam
Merah
Abu- abu
Tlah kunikmati penuh birahi
Panas membakar ubun
Kulit bau anyir tergoreng surya
Langkah lunglai
Berat
Menyeret
Penuh luka

Aku hanyalah sebutir debu
Diantara ribuan debu melayang
Aku hanyalah sampah berserakan
Tercampak
Busuk
Penuh nanah
Dalam kobangan maksiat

Jabatanku
Hartaku
Istri dan anakku
Diam
Bagai patung budha
Kala tubuh terbungkus kafan
Kala Munkar Nakir menyapaku
Bibir manisku diam
Seribu diam
Dalam dekapan liang lahat

Adakah sisa umurku
Adakah yang kubanggakan
Gelar yang kudapatkan
Jabatan yang kuraih
Harta yang cari
Hanyalah sebutir debu
Terhempas bayu melayang
Bersama airmata darah
Bersama jilatan lidah neraka
Membakar
Hancur
Selamanya

Ijinkan aku
Menangis pada-Mu
Merayu
Bercumbu
Sisa usiaku
Ku tak ingin ada airmata yang mengalir
Biarkan ku pergi
Bersama cinta- Mu

Love Bird
Pondok Gede
22 Maret 19
09:34



TARIAN ALAM

Tarian alam
Nyanyian alam
Indahnya
Sungguh merdu
Dengarlah kawan
Ooo leleoo leleoo leleo leleoo
Berputar
Berputarlah wahai angin
Menarilah
Menarilah wahai air
Oleleo oooo leleo leleeoo leleoooo

Bruk..bruk..bruk
Brak...brak...brak
Bruk...brak...bruk...brak
Bila Tuhan perintah
Teruslah menari
Teruslah bernyanyi

Nyanyian hujan
Tarian angin
Teruslah
Teruslah
Berputar
Berputar
Dan berputarlah...
Oo leleoo leleo leleooo..oooo..leleooleleooo

Marah
Menagis
Berteriaklah dan berteriaklah

Mamae..
Mamae..
Lihatlah
Lihatlah
Airmata beta
Jerit beta
Bersama ratanya kampung
Sagu kini kaku
Kaku tertimbun beku
Beku hati beta lihat mamae duduk membisu

Tuhan
Beta minta padaMu
Biarkan beta ikut menari dan bernyanyi
Berputar
Berputar
Oooo..leleleoo..leleleoo..leleo..leleo
Bersama hujan
Angin
Hingga tubuh beta rata berselimut tanah

LB
Pondok Gede
21 Januari 2021
13.27
·

KETIKA TUHAN BICARA

Ketika Tuhan bicara
Lewat ayat-ayat cintanya
Lewat simphoni indah lima waktu
Mengapa hati kau tutup
Mengapa telinga kau tuli
Mengapa mata kau celikkan

Ketika Tuhan bicara lewat alam
Banjir menggulung
Gunung meraung
Bumi bergoyang
Tak ada rasa takut padaNya
Hatimu
Telingamu
Lidahmu
Tertutup kecongkakan Iblis

Taka ada rasa peka
Tak ada muhasabah
Kau salahkan alam
Tak ada lagi bersahabat

Bila kau yakin hidup seribu tahun
Berbuatlah sesuka hatimu
Bila kau yakin tak ada syurga neraka
Berbuatlah semaumu

Ketika Tuhan bicara
Tunduk dan patuhlah
Dibalik tabir semua
Ada cinta dan sayangNya
Peluklah
Dekaplah
Rebahkan tubuhmu dalam dinginnya sepertiga malam
Hingga kokok jago memisahkan

LB
Pondok Gede
20 Januari 2021
11:20


BANGKITLAH

Tuhan tidak ciptakan insan lemah
Langit
Gunung
Tak sanggup memikul beban dari Tuhan
Hewan yang melata
Burung yang terbang
Ikan dilautan
Tuhan hamparkan untuk insan

Tuhan titipkan hamparan jamrud khatulistiwa dipundak insan
Tuhan tidak titipkan rasa sombong,angkuh dihati insan
Iblis tertawa dan menari kala insan mencabik- cabik alam
Hutan kau tanduskan
Lautan kau cemari
Tambang kau keruk semau nafsu birahimu

Tuhan perintahkan air menarilah kau gulung sombongnya anak adam
Tuhan perintahkan bumi
Muntahlah kau luluh lantakan isi perut
Hujan pun ikut menangis yang tak henti
Tapi mengapa tak ada rasa takut padaNya

Bangkitlah
Hamparkan sajadah cinta
Menangislah karena Dia Maha Perkasa
Buanglah rasa putus asa
Kita bukan makhluk lemah
Sebutlah AsmaNya dalam sendirimu
Dikala mata yang celik tertutup
Tuhan beri semua hanya titipan
Firdauslah tempat abadi

LB
Pondok Gede
19 Januari 2021
06:49




ADAKAH RINDU

Adakah rindu terselip dibilik hatimu
Adakah rindu terlukis dibuku harianmu
Adakah rindu terkurung sangkar suci
Adakah rindu senyum,canda,tawa berbunga kembali

Kawan
Telah lama rindu sirna dibibirmu
Bibirmu terkunci gembok baja
Bagaimana kumembuka senyum itu
Wajahmu dulu bagai monalisa
Kini wajahmu dingin terbungkus salju

Mentari tak tersenyum lagi
Rembulan pun bersembunyi dipunggung mega
Bintang tak menari samba
Burung love bird tak bernyanyi klasik
Dunia bagaikan daun kelor

Kawan
Bernyanyilah kembali untukku
Menarilah
Tertawalah
Ku rindu semua kembali
Walau ku tau berat rasa hatimu

Kawan
Ijinkan kuketuk pintu hatimu
Kurangkai kata- kata penuh diksi
Kulantunkan tembang kenangan
Kuingin kau kembali tersenyum
Bersama kicau burung menyambut mentari

Love Bird
Pondok Gede
13 April 19
22:04



RAUT LELAKI TUA

Beralaskan koran bekas
Berselimut Bayu menusuk rongga kulit keriput
Coba rebahkan tubuh kurus berbalut tulang
Emperan toko pasar saksi bisu
Lelaki tua pasrah jalani sisa usia

Raut lelaki tua penuh peluh
Hatinya terkoyak penuh luka
Tubuh kekar telah sirna
Tinggal kulit terbalut tulang

Lelaki tua termenung dipojok pasar
Kala masa jaya hidup mewah
Semua mengaku saudara
Istri
Anak
Tidur beralas permadani

Namun kini semua lenyap
Kala usia semakin senja
Uban menghiasi kepala
Gigi satu persatu tinggalkan dirinya
Semua
Semua
Tinggalkan dirinya
Sendiri
Habiskan sisa usia dalam gelap

Tuhan
Aku lelaki tua
Ku mengadu pada-Mu
Ijinkan aku kembali pada- Mu
Bermandi sejuknya telaga kautsar
Berkafan sutra nirwana
Tersenyum lelaki tua diakhir do'a
Tubuh tersungkur dihamparan sajadah tua

Love Bird
Pondok Gede
13 April 19
06:38



PUSARA TAK BERNAMA

Seunduk tanah telah lama tercampak
Hanya rumput liar menyelimuti
Pusara pojok tak bernama
Entah siapa dia

Nyanyian burung hantu diatas pusara
Hembusan bayu menusuk rongga kulit
Rembulan tersenyum genit dipunggung mega
Menambah getir bulu kuduk

Sudah berapa lama pusara itu tak bernama
Entah dimana sanak juriyat
Sungguh malang pusara pojok
Menangis sendiri dalam kesunyian

Wanginya bunga kamboja
Harumnya yasmin liar
Akar - akar merusak pusara tua
Terkoyak tak terurus
Tergerus derasnya pencakar langit

Penuh lubang menganga
Becek
Lumpur
Tak bertuan
Tak bertangan
Pusara tua jadi cerita seram turun temurun
Kala bocah dinina bobokan

Lambat laun pusara tak bernama
Tinggal seonggok tanah
Terinjak hewan liar dan insan
Hilang tenggelam tubuhmu
Bersama banyu tersapu dalam kesunyian yang tak bertuan

Entah siapa dia...

Love Bird
Pondok Gede
11 April 19
09:11



TETAPLAH MELANGKAH


Putaran detik bagai kuda perang
Terus berputar tampakkan sombongnya
Enam tahun kau dalam bimbingan
Penuh kasih sayang tak kenal lelah
Menuntuntun dalam lorong gelap
Penuh canda
Tawa
Tangis
Marah

Tetaplah melangkah anakku
Onak duri menanti
Luka dan airmata temanimu
Cita dan cinta dipundakmu
Jangan kau lihat masa lalu
Teruslah berlari

Kulepas dirimu dengan do'a dan airmata
Walau sesak menyelimuti sukma
Namun ku ikhlaskan kau pergi
Sambutlah mentari pagi tersenyum
Bernyanyilah
Menarilah
Bersama ilalang melambai

Selamat jalan anakku
Biarlah semua kenangan tergores dalam kanvas putih
Kututup album merah muda tentang dirimu
Raihlah lintang yang menari genit dipunggung mega

Kugantungkan doa dalam Rohman
Kuterbangkan aaa bersama bayu
Ku yakin suatu saat wajahmu kembali terlukis dalam bilik hatiku
Tersenyum manis
Kala pertama ku lihat dalam balik dinding kelas

Selamat jalan anakku

Love Bird
Pondok Gede
10 April 19
11:41
( puisi ini ku tuliskan untuk siswa/i yang akan lulus ,selamat ya anak2ku )



MATA BATIN

Mata batin putih suci
Mata lahir liar menari- nari
Tak bisa tertutup kala nikmat menghampiri
Mata batin diam membisu
Dalam rongga bilik sukma

Mata lahir tercipta sangatlah indah
Lentik
Menggoda kumbang - kumbang hinggap
Mata batin ingin berontak,berteriak
Tidak
Hentikan

Mata lahir bagai goresan monalisa
Insan lemah
Terbuai kedipannya
Terkapar pasrah diatas maksiat
Mati batin
Hanya bisa membisu

Namun
Tak selamanya mata lahir indah
Sinarnya bisa sirna
Gelap
Tak tau arah tujuan
Mata batin tersenyum
Tuhan
Sungguh adil
Mata batin tak pernah mati
Bersinar dalam gelap
Menuju jalan sang kekasih
Bersanding indah dalam kamar bidadari
Bidadari bermata jelita selamanya

Love Bird
Pondok Gede
9 April 19
20:24



MEMORI DI ALUN - ALUN KARAWANG


Malam itu sinar rembulan lembut membelai
Rasa hati ingin segera berlari
Berteman lintang menari-nari
Menambah syahdu malam minggu

Tawa bocah- bocah bermain gelembung udara
Berkeliling sepeda putari lapangan
Melempar kincir ke udara tinggi- tinggi
Lukisan indah alun- alun karawang

Abang kacang rebus menggodaku
Tukang bakso memainkan musik perutku ikut menari
Pedagang angkring berbaris bagai jamur merekah
Pengamen jalanan mengadu nasib walau sumbang suaranya
Tak bisa ku lukiskan dengan syair indah suasana alun- alun karawang

Rembulan pun mulai kepelukan mega
Angin malam membelai kelopak mataku
Tak terasa waktu semakin malam
Satu persatu kembali kepembaringan
Tinggal ku sendiri
Coba merangkai kata dan melukiskan
Rasa tak ingin beranjak dan mematung
Ada rindu dan cinta alun-alun karawang abadi dalam sukmaku

Love Bird
Alun-alun Karawang
8 April 19
21:17

IMAN KURNIAWAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar