Duduk sendiri di sofa merah bermotif norak
Pikiran melantur dan menjajaki ukiran di kaki kursi
Kaki bertelekan pada meja menggebah debu
Telpon genggam dibiarkan tergeletak sendiri
Menunggu sunyi dan mencari dering
Pandangan bolak balik menyapu langit-langit
dan mengintip telpon genggam yang senyap sendiri
Tuuttt...... Tiba-tiba nada panggil memecah ruang tengah
Cepat digapainya suara itu dengan cekatan
Jemarinya merayapi tiap tombol yang menari
Wajah sumringah dan senyum tersungging
Sebaris kalimat berkelip riang merubah kekusutan hati
dan menyematkan euforia di kepala
Lalu jempol menggerayangi huruf yang tertera di tombol
Sebaris kalimat balasan berpendar di layar
Dengan lincah telunjuk menekan perintah KIRIM.
Telpon genggam kembali diletakkan rebah
Menanti panggilan dari dunia lain
Satu detik, sepuluh detik, semenit
Tidak ada teguran dari suara panggilan dinanti
Tak ada kerlip cahaya dan hanya diam
Hati gundah pikiran kusut
Direnggutnya telepon genggam dan dinyalakan menunya
Tetap tidak ada tanda-tanda berita dari alam maya
Diletakkannya dekat jangkauan agar penasaran beranjak
Tiba-tiba lampu berkedip terang dan suara memanggil dengan merdu
Tuuttt...... tangan langsung meraih dan mata menatap lurus
Ternyata ada pesan dari grup tinggal kelas angkatan tua
Mengundang anggota grup untuk silaturohim dengan usia
Dari grup teman semasa susah, mengajak arisan jor-joran pengisi waktu
Dengan sigap jemari menari dan kata demi kata mengalir di layar
Mengabarkan kesanggupan untuk menghadirkan pamer
Kemudian dengan hati lapang dikirimnya cuitan bahagia
Tak lama, telpon genggam berbunyi kembali
Memanggil dengan cahaya dan bunyi
Ternyata dari sahabat lama di dunia antah berantah
Mengajak bertemu besok siang ketika matahari rindang di bawah kanopi
Dengan lancar dibalas, baik, bertemu jam sekian di kafe mahal, teman
Ketika sedang mengetik, terdengar suara lirih tuit tuit tuit
Ternyata baterei low dan sistem bergetar minta di charge
Sambil menempel tembok, telpon genggam tetap dimainkan
dan terhubung lewat charger putih bermerk produk cina
Lalu menulis apa yang ditulis memainkan apa yang dimainkan
Dan serius menghadapkan wajah ke layar kaca kecil yang memantulkan teks
Ketika malam telah tua dan pikiran ingin rebah
Di dekatinya tempat tidur lalu terkapar
Dan telpon genggam ikut tergeletak menemani lelahnya sang tuan
Mata telah berat
Hati buntu
Tubuh terbaring
Tapi pikiran tetap menghadang telpon genggam
Menanti kabar dari jauh
Dan telpon genggam dalam diam menghadap dunia maya
092020
AKU SEDANG TIDAK JATUH CINTA
Wajahmu terpatri di pelupuk mata
Terpaku jelas di dinding
Bergayut di langit-langit kumuh duka
Bersanding dengan piano yang mendelu
Kadang timbul kadang meradang disetiap pikiran bisu
Senyummu menghapus semua wasangka
Membuat sarang dengan rajutan rindu
Berpola cemburu dan menempel pada waktu
Sebagaimana perangkap merentangkan diammu
Hati selalu tersipu mendapati lekuk senyummu
Bau tubuhmu mengingatkanku pada nafsu
Mengendap menerjang hidung nyalangkan mata
Laksana binatang buas diterkamnya segala dahaga
Dihempasnya alam sadar ke dalam birahi
Sehingga akal tenggelam dalam peluh rindu
Pejamku sering menelisik dirimu di lembar suka
Kadang suaraku memanggil dengan nada rindu yang kelu
Sekedar mengumpulkan sisa bayanganmu yang tercerai oleh angin lalu
Namun pertemuan kita tak pernah berlabuh di tepian cinta
Sebab aku sedang tidak jatuh cinta sebagaimana kehadiranmu tak pernah kutunggu
092020
PERAYAAN
Perayaan melingkupi desa
Bawa riang sampai ke hati
Jalan dihiasi umbul-umbul
Meliuk tersapu angin
Wajah ria dan ramah hilir mudik
di setiap rumah berpagar tanaman
Serombongan anak bertamu
Mencium tangan dan duduk berdesakan di sofa
Tangan meraup kue kering
dan mulut sibuk melahap
Tak lama, mereka pamit
sambil berharap mendapat recehan
Sangu yang dikumpulkan
untuk beli petasan di warung
Dan memesan es campur di bawah pohon waru
pelepas dahaga dan lelah
Saudara datang menyambung silaturohim
Yang muda datang menyambangi para sepuh
Yang tua menanti sungkem anak, cucu dan keponakan
Ketupat dan opor merekatkan masa lalu
Kue kecil di stoples selingan hangat suasana
Saling cerita jejak kebersamaan
yang telah dan akan terjalin
Atau hanya menyimak dengan bahagia di mata
Tetangga, benarnya saudara dalam jarak
Ringankan langkah bertandang
Bawa setangkup maaf dan doa sebagai buah tangan
Beramah tamah dan bergosip
tentang isu hangat di desa
Berbagi kabar harga dan tempat yang baik
untuk menjual hasil panen
Bertukar info cara ternak yang murah dan mudah
Kue kering di stoples perekat pembicaraan
Segelas air melicinkan diskusi
Senja kembali melingkupi desa
Lampu dinyalakan
Mengajak sanak mengakhiri hari serta lelah
Rumah diatur, disapu, dirapikan dan dipel
Kursi ditata agar cukup ruang untuk bersenda
Stoples ditutup agar istirahat dari jangkauan tangan
Wajah-wajah lesu masuki kamar
Habiskan sisa malam akhiri hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar