UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Minggu, 04 Oktober 2020

Kumpulan Puisi Galucus Tomananta-MUNAJAD PEMINTA


 

Munajad Peminta

Aku berada diantara iringan semut rangrang
yang berjuang membangun pondok kecil
Satu persatu membawa pemberian ampas-ampas kehidupan
yang kucuci dengan tekad dan renta nya kegigihan hingga berwujud mutiara yang berkilau.
Pancaran kilaunya akan menjelma laksana matahari
di dunia Pondok kehidupan baru si nurani pemberi ikhlas.
Kilauwan sinar itu mengundang Bidadari-Bidadari terbius untuk
tinggal di sana. Apakah Kau Masih Tak Rela....?
Haiii... Nurani...!
Maafkan aku membawa Ampas Kehidupan Mu hanya sebutir
kalau saja kugunakan pedati, sapi nya akan mati
mencium busuk ampas kehidupan Mu.
yang membuat sinar mentari Mu menjadi mendung.
Kau akan kehilangan putri bidadari Mu. hahhahhahah
Terimakasih....!, Selamat Menikmati Pondok Mu.
sementara aku, masih akan tetap mengumpul butiran ampas.
hei.... jangan tanya aku dapat apa di sini.
Yaaahhh... Tak dapat seperti yang kau punya.
aku hanya dapat membangun pondok kecil yang di dalamnya
senantiasa mengalun musik berisik tangis para penderita.
Tapi aku yakin..., Semoga DI kehidupan baru aku mendirikan istana seperti istana mu saat ini.
Pemberi Lebih Mulia dari Peminta
TETAPI
Peminta akan mampu menjadi Sang Raja.
Jika membuat ampas ini, Membahagiakan Si Penderita.

Kerang City 04102020
Novus Ordo Seclorum
Galucus Tomananta

 


DENDANG JUJUR

Haaaah ...! Ternyata Kau manusia yang salah untuk diguguh.
Karena ilmu yang kau ketahui adalah pengetahuan dari titisan Rahwana, sabda-sabda yang melantun dari mulut busukmu, laksana fatwa tak bertuan.

Kau, yaa Kau ..! Hanyalah gumpalan darah najis yang berjubah suci, dengan mulut busukmu mengusirku untuk melantunkan kalam-kalam kebenaran, agar yang gelap menjadi terang.

Jujur, apakah Kau tau, makna jujur itu ....? Jujurkah Kau, dengan congkak-Mu, mengutus, dedemit murka Allah, menabur bunga rampai kebencian, agarku jatuh dalam dendang lagu.

Ikhlas, apakah Kau menganut keikhlasan itu ..,? Disaat aku begitu menawan, berdendang, membahana pandangan mata yang menyorotiku.

Heiii ...! Apakah kau juga akan ikhlas, menerima kekalahan dalam syembara dendangan kita. Kurasa tidak ...! Kau tidak akan menerimanya, karena Kau adalah pengguguh yang tak pantas untuk ditiru.

Kerang City
27102020
Ordo Novus Seklorum

 

------------------------------------

 

Aku ingin mencari sebutir padi, jika kubenam ke tanah ia akan
menimbulkan butir-butir padi lainnya. Aku ingin mencari setetes embun, dengan tabahnya, muai menjadi udara, bertahta di awan, yang menimbulkan hujan.

Haaaahh.... Mungkin hal itu mustahil karena di sini awannya panas membakar, mentari tak lagi memancarkan sinar, melainkan bara hangat. Seandainyapun kutemui sebutir padi, ia akan mati dalam semai, jika memang kujumpai tetesan embun, ia kan habis dilahap panas mentari.

Lebih baik aku diam, bersemedi di lorong hikmat, menjamu rentetan asa yang disimpul ketakberdayaan.
Atau aku tidur saja..., berharap alam mimpi mengujutkan seperti nyata.

Geram ingin membantu tapi tampa daya.
Atau aku harus belajar tentang ketabahan,
yang semakin lama di kangkangi kaum egois.

Atau tak kuhiraukan saja mereka, kembali menghunus dan
membunuh kemunafikan dan kebenciannya.

Aku iba melihat tempat tidurku sudah dijual orang-orang penghianat dan pendengki.
Aku muak melihat mereka-mereka yang berhati mulia ternyata pembunuh.

Aku yakin kau tidak akan menang dalam pertandingan ini.
satu pesan Ku Mengaku...? atau kau menerima hunusan sabetan ini.

Kerang City, 27102020
Novus Ordo Seclorum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar