UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 03 Oktober 2020

Kumpulan Puisi Riri Angreini-PEDUSI BERTUDUNG CAHAYA



PEDUSI BERTUDUNG CAHAYA
Karya Riri Angreini


Ada mendung di atas kepala perjalanan ini
Ada risau yang enggan menjadi kata kata
Dia memilih senyap dalam setiap deru
Sajak keselamatan ditasbihkan dalam bungkam

Bersama heningnya ada cahaya pelindung
Menyertai setiap helaan napas perjuangan
Tak pernah pudur ditelan masa
Dia cinta yang hadir dengan terang

Lisannya terbiasa berbincang dengan angin
Tentang fakta yang terlihat secara kasat mata dan batiniah
Jangan pergunakan tipu muslihat
Jika tak ingin sekarat dalam waktu singkat!

Indonesia, 27-09-2020.

#ra
#rps_sep'



SEPERTI
Karya Riri Angreini


seperti waktu ia menyebut
namanya dalam detik
lirih dan pasti begitu juga
aku memanggil namamu
dalam setiap helaan napas

Indonesia, 04-10-2020.

#ra.



INDONESIA INI HARI
Karya Riri Angreini


nyala siang ini
menyisakan bara

pada tiap titik kota
ada darah dan air mata

tumpah ruah di sepanjang jalan
jadi sejarah kelam di detak nadi pertiwi

Indonesia, 08-10-2020.

#ra
#okt2256



PEDUSI PEMINTAL RINDU PALING DEGUP
Karya Riri Angreini


Sedari siang ia asyik mematut diri
Duduk di tingkap rumah gadang bertopang dagu
Sayup nian pandang ia lepas
Jauh melewati halaman utama

Ada rindu paling degup
Bergetar di jantung hatinya
Ada isak paling ngilu
Menyayat rasa yang batin

Sampai senja beranjak pudur
Sisakan malam kian senyap
Ia masih duduk di balik tingkap
Mengintip dari balik celah-celah

Ada harap yang tak pernah tidur
Berkelindan di bola matanya
Sepasang doa dibisikkan
Pada kesiur angin pagi dan petang

Semoga rindu, tidak tersesat
Menuju Ranah Minang ...

Indonesia, 02-11-2020.
#rps_ra




LESAP
: Riri Angreini


hujan kali ini begitu deras
disertai kilat dan petir
deru air yang turun
bagaikan suara rindu yang parau
diikuti desir angin yang tajam
seolah meluluhlantakkan bangunan rasa
yang lama kubangun
untuk menanti kepulanganmu

namun ini hujan Maret yang ke sekian
dari beberapa dekade
dalam keadaan basah ataupun tidak
hadirmu pun tiada
lesap bersama bayang yang menyambar
dalam kecepatan cahaya langit-Nya

RA_150319.



DUKA TERDALAM
: Riri Angreini


Sepanjang perjalanan yang dilalui
Airmata jatuh mencari keberadaanmu
Tak terkira rindu yang bersemayam
Bergelung kesakitan di relung jiwa

Merontah sudah kian kemari
Hingga parau bergemuruh memecah sunyi
Namun bayang dirimu tak nampak
Malang nian nasib janji yang terpatri

Sesekali isak tangis tersapu angin
Sayup sayup langkah kian gontai
Lemaslah segala rasa dan raga
Pencarian terhenti di ujung napas

Bekasi, 200319.



DM
: Riri Angreini


Telah kupuisikan namamu di nisan hati
Jangan pernah ragukan lagi
Betapa rasa ini tak bisa aku ingkari
Bahwa dirimu cinta sejati
Selama ini yang kunanti

Tapi desau angin berbisik lain
Kabar yang disampaikan
Terpotong di persimpangan
Bahwa kau yang kuimpikan
Abadi bersama yang lain

Tak terkira rasa yang berhamburan
Mengoyak jiwa dan raga
Seakan darah membeku sudah
Menghentikan waktu dalam pijakan
Sia-sialah yang direncanakan

Aaah, terlalu naif aku kala itu
Percaya begitu saja
Hingga mencari pelarian
Dalam kemelut hati
Aku rapuh tanpamu

Bekasi, 170319.



BEBAS
: Riri Angreini


pergilah bersama tujuanmu
gapailah bahagia
hapus aku dalam setiap kenangan
biarkan sendiri di sini...

Bekasi, 180319.



BERKELANA
(tulus)
: Riri Angreini


Hadirku bukan untuk memiliki dirimu
Tugasku hanya menjaga sepenuh hati
Sampai kau temukan tambatan jiwa
Di saat itu aku pun akan berkelana

Aku pergi sejauh jarak merentang sunyi
Pada setiap jejak akan kutulis kisah
Tentang hati yang luka dan patah
Sebab jodoh bukan memihak kita

Jangan keluarkan setetes saja air mata
Sebab itu perihku kian nyeri
Goresannya serasa diasami
Sakit tak terkira menyayat lara

Bahagialah dengan kisah yang baru
Jangan pernah lagi kenang diriku
Kubur sudah di nisan hatimu
Biar mati bersama waktu yang tersisa

Selamat tinggal ...
Cinta yang sempurna
Pergiku untuk bahagiamu

Bekasi, 180319.



BERKABARLAH
: Riri Angreini


Tetaplah di sini; sebab ada rindu
yang ingin bersamamu

Jikalau suatu nanti ingin pergi
Berkabarlah....
Biar aku tak seperti orang gila
Mengejar bayang dirimu
Kian menghilang
Bersama hari yang terbakar waktu

Bekasi, 180319.



KEPASTIAN
: Riri Angreini


Jauh sebelum aku pergi
Kupastikan hatimu
dan hatiku baik baik saja

Biar langkah ini tidak meragu
Persimpangan mana akan dilalui

Bekasi, 190318.



PEMILIK SUNYI
: Riri Angreini


ketika senja mulai menepi
rindu pun kembali ke peraduan sunyi
entah dalam bilangan masa ke berapa
ia tetap berselimutkan kesepian

sesekali ia membaca malam
lewat derai air mata
entah pada siapa harus dibagi
segala kesah yang meliar di dada

Bekasi, 190319.



DIAGA BAYANG
: Riri Angreini


Dari balik tirai pintu kamar aku mengintipnya lewat terawang
Kusaksikan ia terbaring di atas tempat tidur, tapi tidak lelap
Matanya menatap kosong ke langit langit kamar
Seolah membaca namun tak bermakna

Setetes dua airmata jatuh di samping pelupuk
Ada serbuk kenangan yang menimpa hatinya
Tentang mutiara hati yang hilang dari genggaman

Gelisah, aku lihat gejolak bergemuruh
Seperti ombak pesisir
Menghantam karang begitu kuat
Dan terdampar bagai buih
Tak bermakna lagi

Diam diam sedu sedan itu lirih
Menyenandungkan kesiur rindu tak bertepi
Tentang teman seperjalanan
Yang terpisah di persimpangan setapak
Dalam rimba belantara kemelut

Kini di ujung senja hingga malam berganti
Dari masa ke masa
Hanya bayang diri jadi teman sepermainan

Bekasi, 190319.



SIRNA
: Riri Angreini


rindu yang kelabu
tersirat dari senyum semu
sebab tiada temu
jadi pemersatu

kini hanya tinggal cerita
dalam diary usang renta
tak akan pernah kubuka
hingga mata terpejam sudah

selamat tinggal kisah yang entah
cukup sampai di waktu yang payah
kukisahkan segala resah
tentang semua yang sudah

alkisah, 200319.

RIRI ANGREINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar