UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 03 Oktober 2020

Kumpulan Prosa Airi Cha-KENANGAN DI SUATU SENJA




KENANGAN DI SUATU SENJA

Dari waktu yang terus kutangisi adalah tentang kehilangan dirimu, lelaki pertama yang memperkenalkan cinta dalam hidupku.

Aku tidak pernah menyalahkan takdir, tapi manusiawi bahwa derai masih lah juga menghias di sudut netra, lalu pecah menjadi isak yang merindu.

Kata tidak sama dengan rasa. Ketika lidah berucap melepas, getar hati masih mensiratkan ketidakrelaan. Maaf pada Mu, Tuhan. Bahwa tak secepat membalik telapak tangan untuk melupa.

Meski kehilangan mengajarkan ku tentang keihklasan. Namun rindu selalu memanggil kenang untuk pulang. Di sana kuharap Kau menempatkannya di sisi Mu.

Pengojek Hati
0620.020920
Pulau Kapuk



DARI BALIK JENDELA 1

Pandanganku ke sekitar dan seisi hanya sebatas pengelihatan. Terbentur tembok pada bangunan tua dihadapan jendela kamar. Entah sudah berapa waktu terlalu, hari yang berganti serta purnama yang menerangi adalah sahabat yang mewarnai. Cahaya mentari merupakan gairah yang ternanti saat pekat merambat dalam sunyi.

Sesudahnya, aku bisa menatap birunya langit. Awan putih yang terkadang berarak menjadi mendung, lalu mengundang rinai untuk membasah seisi. Semua terasa indah walau hanya dari balik jendela. Bahkan aku masih bisa menikmati lembaran daun yang gugur ke bumi, dari rimbunnya pohon melati yang tumbuh tepat di bawah jendela. Bunganya yang tak pernah berhenti musim acapkali mengundang rindu.

Suara-suara berisik di sekitar tidak pernah mampu mengusik pendengaran. Tak jarang angin yang menerpa mengajak bercanda. Aku menikmatinya sebab bahagia menyapa hingga ke ruang jiwa. Terkadang wajah-wajah tercinta bermain asik di pelupuk bersama rindu. Namun begitu tak ada derai yang pecah di sudut netra.

Pada waktu-waktu tertentu, aku juga menemui kekasihku. Bercanda dan bercumbu pada ruang yang tak tabu. Menceritakan kisahku, lalu saling memuja dan memuji. Setelahnya aku akan kembali menatap seisi dari balik jendela. Melihat sekitar dengan segenap jiwa. Tiada lagi yang teringin, ruang dan waktu telah mengajak melintas batas di mana hanya aku dan kekasihku yang tahu.

Pengojek Hati
0657.100920
Serongga



DARI BALIK JENDELA 2

Di atas sana, cahaya rembulan membias di antara taburan bintang. Dari balik jendela aku mengajaknya bercanda. Cicak di dinding ruang sedang bercumbu bersama pasangan. Tembok tua dihadapan hanya diam membisu meski semilir dingin menerpa, angkuhnya menambah keangkeran.

Rumpun melati tak henti musim di bawah jendela masih setia menemani. Bunga putihnya menebar aroma mengundang rindu. Entah pada apa, entah pada siapa. Tanya sedang menghukum diri agar mengoreksi.

Tak ada suara jangkrik. Berharap ada lolongan terdengar nun jauh di sana. Dengingan nyamuk yang terbang mengusik pendengaran. Gelap yang merambat tak jua mengundang kantuk tuk lelap, sementara malam kain menua.

Kemarin ketika kekasih menghampiri, aku bergeming. Rasa terbiar begitu saja, rinduku tak bertuan. Jalan yang tertuju sengaja kehilangan arah. Sementara diri meminta jeda, tuk mendengkap sempurna segala lara.

Di sini dari balik jendela, di antara sepi yang terpuja, sunyi yang kian meraja. Kubiarkan malam mendendangkan misteri nya hingga fajar esok membiaskan cahaya menghangatkan segenap semesta raya.

Pengojek Hati
190920.2134
Serongga



AJAR KAN AKU TUK MELEPAS SEPENUH JIWA

Tertegun di bibir senja bersama rindu yang mengamuk di serongga. Waktu yang tlah berlalu belum lah juga mampu memetik segala kenang tentang kehilangan.

Salah kah diri bila segenap tak jua melepas dengan sepenuh jiwa. Bias cahaya kala tergelincir ke ufuk barat acap kali mengundang resah datang bertandang. Detik detik mengajak kaca pecah di sudut netra, lalu berderai membentuk aliran pada rupa.

Cinta
Kau kekasih pertama yang mengisi ruang dada. Mengajarkan tentang segala, hingga diri hidup atas nama Pengasih penyayang. Dalam kebutaan menuntun jiwa tanpa arah hingga menuju muara. Di mana kan tertemui segenap bahagia tanpa gelisah mengendap di serongga.

Dan senja kali ini pilu bermain pada ruang hati, bercerita tentang segala rindu setelah kau pergi. Kesunyian ini bertalu talu memintal hari hari sepi.

Semua dan segala mengingatkan akan masa di mana ada tawa canda ceria. Kekasih rindu ini milikmu saja, tiada yang lain. Damai lah dalam tidur panjangmu, dan biarkan waktu mengajarkan padaku tentang keihklasan tak bertepi.

Pengojek Hati
1742.120920
Pulau Kapuk



BERKAH SEMESTA YANG TURUN

Derai yang jatuh pagi ini mengundang rindu. Entah pada apa, entah pada siapa. Di serongga desir menyisir menyeluruh memanggil kenangan lalu tuk pulang.

Dingin bertandang tanpa diundang, mendung bergelanyut manja meninabobokan alam raya. Tetes hujan yang jatuh menghujam bumi, mengalir mencari jalannya sendiri.

Ada genang air yang perlahan meresap, tapi tak jua habis, sebab rinai masih terus berlomba dari langit membasahi semesta. Menyapa dedaun di cabang pepohon, mengusir butiran debu di atas tanah kehidupan, dengan aroma yang khas di indra penciuman.

Masih dengan rindu bersama derai yang jatuh pagi ini, mengajak aku untuk membaca setiap titik air pada detik waktu yang berputar. Tak ada ingin atau doa yang terpinta. Sebab aku telah lama faham Kau adalah maha di atas segala.

Pengojek Hati
0853.040920
Pulau Kapuk



UNTUK HARI INI SAJA

Ceritakan saja padaku tentang senja yang teringin kan. Sebagaimana harap pada segala mimpi di ruang khayal. Biarkan hari ini usai, dan esok kembali dalam kisah baru.

Jangan risaukan tentang hari depan, nikmati saja tarikan dan embusan napas di setiap detik-detik yang merupakan berkah kala ini. Esok adalah esok sesuatu yang belum terlalui dan tak mampu terbaca dengan pasti.

Mimpi hanya suatu ingin dan harap yang disandarkan dalam doa. Namun pada tiap tiap insan takdir telah terbekali jauh sebelum mata menyapa seisi semesta.

Kelahiran, langkah, rejeki, pertemuan, serta kematian sudah ada naskah dan endingnya. Jalani lah hidup dengan semestinya, atas nama pengasih penyayang

Pengojek Hati
1801.151020




Tidak ada komentar:

Posting Komentar