UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 03 Oktober 2020

Kumpulan Puisi Tati Kartini-PERGILAH




CORONA
Karya : Tati Kartini


Corona, menyadarkan aku
Tentang tanda-tanda akhir zaman
Yang sudah diisyaratkan

Mungkinkah Corona bagian dari fitnah Dajjal?
Sehingga kekacauan, ketakutan melanda dunia?
Bukankah dia cuma virus utusan Allah yang bahkan tidak bisa terlihat oleh mata?

Lalu keyakinan kepada Allah di taruh dimana?
Bukankah sebelum ada Corona pun setiap hari kematian terjadi dimana mana?

Takut mati itu baik, mengingat mati itu dianjurkan
Bukan karena ada Corona, tapi agar kita mempersiapkannya.
Semoga kematian kita khusnul khatimah

Sebab Corona ataupun sebab apa saja.
Karena kematian pasti menghampiri kita.
Tak ubahnya bagaikan rezki yang tetap mengejar kita, dimana pun kita berada

Kalau pun kematian tidak menghampiri
Maka kitalah yang akan mendatangi tempat dimana kematian kita
Yang sudah dituliskanNya

Wallahu'alam bishowab

Jakarta, 25 September 2020



MARAH
Oleh Tati Kartini feat Bintang Jiwa


Terkadang lidah bisa buat luka hati
hingga.. amarah membuncah
memuat kata, tertuang dalam hati yang ego

Biar saja amarahmu mencengkeram hati
mencabik-cabik tak bertepi
Biarlah amarahmu berlagu..
Kamu tetap terindah dimataku..

Marahmu..
itulah caramu melagu
bernyanyi syair cinta buatku
biar saja marahmu menoreh rasa..
pada tepian hati yang merana..

Dengan marahmu
kau ukir sajak cinta, pada tiap baitnya..
aku mencintaimu dengan segala marahmu.. .

Jakarta, 25 September 2020



PERGILAH
Karya : Tati Kartini


Pergilah!
Tidakkah kau lelah?
Jangan masuki lagi alam mimpi-mimpi

Bagaimana pun sederhana hidupku
Bahkan tanpa kamu
Aku ingin bahagia dalam nyata

Hal mudah, bila kau benar-benar cinta
Mengapa kau tak pernah bisa?
Bayangmu hanyalah menorehkan luka
Pada atma yang kian merana

Indahmu hanyalah permainan kata
Kepiawaian berbicara mesra
Menabur rona, bibit-bibit cinta
Yang kian hari semakin samar saja
Tak tentu arah, kemana kan melangkah

Jakarta, 23 September 2020



Assalamu'alaikum

MISS CORONA
Oleh : Tati Kartini


Nama yang indah tabir dari sumpah serapah.
Menggegerkan, membuat terror ketakutan
Bagi sebagian orang jadi lahan bisnis
Sebagian yang lain jadi korban modus PHK, sungguh miris

Para ustadz dan alim ulama tak berhenti saling mengingatkan
Bagi orang lemah iman tak berhenti menebar ketakutan
Sungguh ironis, padahal namamu terlihat manis
Tapi membuat banyak orang menjadi meringis, sinis

Ingatlah, apa yang akan terjadi padamu
Adalah apa yang ada di dalam pikiranmu
Jangan terlalu membesar-besarkan
Masih banyak kasus-kasus besar yang seharusnya diperhatikan

Apakah ini sengaja di viralkan
Untuk menutupi kegagalan demi kegagalan?
Dengan mempermainkan perasaan
Tidakkah kalian melihat begitu banyak kesulitan?

Mati adalah mati
Sekarang ataupun nanti
Bahkan mungkin rakyat hanya mati kelaparan
Lalu dituliskan sebagai korban Miss Corona yang rupawan

Sungguh miris kawan
Salam waras salam sehat
Jangan terpedaya Miss Corona yang rupawan
Tetaplah menjaga kesehatan, sebagaimana agama kita telah mengajarkan
"Kebersihan sebagian dari iman."

Jakarta, 2 Oktober 2020



RINDU
Karya : Tati Kartini


Di gelapnya malam aku bersimpuh dalam segenap doa untukmu
Tiada terlewatkan pada setiap tarikan nafas yang diembuskan

Aku mencintaimu dengan segenap hatiku
Sebagaimana akupun tahu, cintamu pun begitu

Tapi, kutahan saja kerinduan ini
Hingga satu hari nanti
Mendapatkan ridho dan kasih Illahi Robbi
Aku akan tetap setia, sabar menanti

Jakarta, 9 Oktober 2020



KAMU TAK PEDULI
Karya Tati Kartini


Sakit kepala tiada henti
Bukan mauku begini
Terseret tingkahmu selama ini
Hampir-hampir membuat frustasi

Inginku memahami
Apa daya serasa tak mampu lagi
Melihat dan merasakan ini
Lalu aku harus bagaimana lagi?

Kamu tak pernah mau mengerti
Apa yang membuat aku sakit hati
Tetap diulang hampir setiap hari
Tanpa pedulikan perasaanku ini

Jakarta, 6 Oktober 2020



OKTOBER KELABU
Karya : Tati Kartini


Cerita sendu mengharu biru
Di awal Oktober kelabu
Terhidu aroma petrichor diatas pusaramu
Saat terakhir kupandangi jasadmu

Yang perlahan mulai tertutup gundukan tanah merah, basah
Tersiram rintik hujan, bak air mataku yang tertumpah
Menyaru, menutup kesedihan terdalam
Tiba-tiba saja dunia terasa gelap, kelam

Bukan menyesali takdir Illahi
Atas semua yang telah dituliskanNya
Dengan penuh ikhlas, aku pun merelakan
Berjuta doa pun aku panjatkan, berbahagialah sayang …

Kini di palung hatiku menjadi tempat bersemayam mu
Kemanapun aku, disitu adamu
Abadi, takkan pernah terpisahkan.
Selamanya ….

Jakarta, 19 Oktober 2020



KARENA AKU WANITA
Karya : Tati Kartini


Redup, bias sinar menjelang pagi, masih terdengar bisik-bisik binatang malam bersahutan bagaikan irama syair lagu keindahan
Pepohonan tertunduk, diam mendengarkan, menambah indahnya sepertiga malam

Alam ciptaan Tuhan kerap terlupakan, terlewatkan
Terlalu asyik dengan keramaian
Melewatkan rahsa, betapa indahnya kesunyian.

Dalam hening sunyi, meniti pagi, saat indah, penuh harap di makbul kan lantunan berjuta doa.
Bagi kesejahteraan keluarga, anak cucu kita.

Wanita mulia adalah wanita yang penuh cinta, cinta kepada Rabbnya yang telah menganugerahkan segala rahsa bahagia dan kedudukan mulia, di mana ada surga yang diletakkan di bawah telapak kakinya, maka bersukurlah ….

Euforia, membuat kita sering lupa, bahagia utama bukan untuk hari ini saja karena kehidupan dunia bukanlah tujuan yang sesungguhnya.

Jalani hidupmu sebagaimana yang telah dicontohkan Nya.
Menjadi wanita yang penuh bakti untuk mencari keridhoan Illahi Robbi.

Sebagaimana sabdaNya, di dalam Al Qur'an
Ada yang tersurat dan tersirat.
Maka pandai-pandailah memaknainya
Agar kita menjadi wanita yang memberikan manfaat kepada keluarga dan lingkungan kita.
Sebagaimana pesan Rasulullah di dalam goresan sunnahnya.

"Sebaik-baik umat adalah yang banyak memberikan manfaat."

Jakarta, 13 Oktober 2020



BERSAMAMU
Karya : Tati Kartini


Bersamamu ….
Seakan berlayar tanpa tujuan
Yang kurasakan hanyalah hantaman ombak dan badai
Menerpa perasaan, menyakitkan

Aku tak tahu bilakah cinta menepi
Membalut sepinya hati
Atau biarkan saja aku pergi sendiri
Melanjutkan perjalanan ku hingga nanti

Jakarta, 13 Agustus 2020



CELAKALAH
Karya : Tati Kartini


Setiap hari topik di negeri berganti
Selalu saja membuat gundah hati
Diantara kita saling memaki
Kebencian pun menjadi

Carut marut negeri terlaknat
Seakan isyarat mendekatnya hari kiamat
Sebagaimana Rasulullah telah memberi isyarat
Akan datang suatu masa "Orang bodoh dan
zalim akan berkuasa."berkhianat

Waktu pun bergulir
Memelintir kesucian daya pikir
Ulama dan orang mulia teraniaya
Penjara menjadi tempat kediamannya

Pengkhianat, penjilat semua mendekati
Menjulur kan lidah menjilati
Kenikmatan berupa bara api
Telanlah, celakalah kau nanti

Rakyat jelata yang teraniaya, tiada daya
Selain doa-doa, yang di makbul kanNya
Rasakan lah, kelak semua ada balasan nya
Di keabadian, di alam baqaNya

Jakarta, 17 Agustus 2020
TATI KARTINI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar