SEPI TERMANIS
Yuni Tri Wahyu
Melepas segala hingar pada pentas aksara
Riuh gelombang suara kumbang lenyap seketika
Tertelan sepi, begitu manis menikung hati
Sunyiku kian menata rasa bahwa hanya hening
Tempat berlabuh paling nirwana
Membongkar muatan pengembaraan luka purba
Sepi termanis menghentikan petualangan musafir aksara
Berlabuh segenap hasrat membara
Pada-Mu Sang Maha Kasih
Tangerang, 21 Desember 2020
KISAH PALING ELEGI
Yuni Tri Wahyu
Sepi tersenyum menyambut sunyi
Pada perhelatan lara bersanding luka
Betapa nelangsa meminang pilu sebegitu sendu
Hingga pertemuan membawa kisah paling elegi
Ketika senja melebur rona jingga, pada renta yang perkasa
Menjamahi perih merintih menahan dera siksa pendusta
Menggenapi peran raja durjana
Memasung jiwa sahaya
Tangerang, 20 Desember 2020
SENYUM RANUM
Yuni Tri Wahyu
Biarkan kuntum mekar
Menghiasi taman harapan
Usah memanggil angin mengurai lembar kelopak
Berguguran menutupi tanah resah
Tersemat kuat ikrar tanpa ujar
Mengikat pasi menjelaga basi
Memprasasti kelu pada dinding beku
Mari kita berjalan menyambut malam
Tinggalkan jejak-jejak kelam
Senyum ranum mengiringi
Sepi bertaut sunyi abadi
Tangerang, 23 Desember 2020
KANTUK REBAH
Yuni Tri Wahyu
Menyusuri malam, mencari di mana sesungguhnya sunyi teramat berarti
Melewati titik-titik untuk sebuah garis dengan warna paling terang di antara bayang-bayang
Meski terkadang menghilang tanpa jejak
Di sini sunyi, ia sedang berdiskusi dengan sepi
Dengan sesekali merangkai diksi
Jabat erat, genggam malam dengan lantunan kidung suci. Menyusup begitu lembut pada sentuhan nurani, dan kantuk pun rebah bersama senyum ikhlas
Tangerang, 19 Desember 2020
RUANG RAHASIA
Yuni Tri Wahyu
Kepada sesiapa yang telah menabur benih lara di ladang hatiku. Biar kusiram dengan kasih sayang. Semoga tumbuh merindang daun-daun doa kebahagiaan.
Kepada yang tak memahami arti kesetiaan, teruslah mengejar bayang-bayang. Semoga ketulusan menuntunmu pulang dari petualangan. Kemudian sujud dalam rerintik penyesalan dan memeluk rindu paling sejati.
Kepada aktor-dan aktris papan atas dunia maya. Semoga karaktermu tak terbawa dalam nyata. Karena sebentar lagi malam datang dengan segala gulita. Dengarlah seruan senja dengan pelangi kumandang azan-Nya. Rasakan gema takbir menyentuh palung paling jantung.
Sementara aku sang peracik aksara, remahan para pujangga hanya mampu tersenyum dengan mendekap sunyi terhening dari kedalaman ruang rahasia.
Tangerang, 19 Desember 2020
MELANGKAHLAH SAYANG
Yuni Tri Wahyu
Kemarin senyum tangismu terdengar lucu
Mengurai decak menggelegak terbahak
Memecah perih menindih asa putih
Masih terdengar isakmu dalam timangan, ketika merajuk menunjuk tempat duduk pendidikan
Sementara usia belum mengizinkan
Melangkahlah dengan hati, bidadariku sayang
Tebarkan senyum nurani
Belajarlah dari pengalaman
Tiba waktu berbagi ilmu, amalkan tanpa ragu
Doa bunda selalu menyertaimu
Tangerang, 25 Januari 2021
#sunyisepidalamhening
#bidadaribidarinapasdandenyutnadi
MELUKIS SENJA
Yuni Tri Wahyu
Ketika sepi bertandang, awan hitam tersenyum riang
Menyapa sunyi menepis kegaduhan
Desir angin kerinduan membelai kering ilalang
Terdiam, entah apa terbayang
Perbukitan gersang masa silam
Atau segunung harapan putih bergaris hitam
Sejenak ... sunyi berjabat sepi
Sekedar senyum basa basi, agar sua mempunyai setitik makna
Duduk berdampingan menatap langit
Melukis senja pada kanvas dan kuas berbeda
Tenggelam lamunan masing-masing rasa
Suara azan membuyarkan angan
Pada waktu tanpa aba-aba, mereka terhenti menari
Mengeja makna lukisan jemari renta
Saat mata beradu pandang, senyum tipis begitu manis
Membentuk lengkung pelangi
Ternyata lukisan senja serupa nyanyian jiwa
Hanya sepi bersitatap sunyi
Kemudian hening, melafazkan doa
Memulai langkah menempuh perjalanan menuju malam
Tangerang, 24 Desember 2020
TIDAK AKU SANGKA
Yuni Tri Wahyu
Inikah kepedulianmu, mengasah kata setajam pedang, kemudian menikam jantungku.
Tidak aku sangka, terucap kalimat menghujat, dari bibirmu yang madu. Seberapa memahami kisah elegi ini?. Hanya secuil kubagi, namun sebegitu tega menghakimi.
Jangan lagi pertanyakan keikhlasan. Semua membutuhkan proses perjalanan.
Aku bukan pesilat kata, berkeluh kesah mengundang iba.
Jemariku hanya menari tanpa aba-aba. Usah simpan dalam sengketa. Biarkan mengalir, mencari muara.
Tangerang, 03 Februari 2021
#tarianjemarirenta
BERSINAR DI ANTARA MUTIARA PERTIWI
Yuni Tri Wahyu
Bagai matahari pagi, hangat menembus nurani
Kasihmu bersinar secemerlang mutiara pertiwi
Pada generasi negeri semangat menggelora
Hadirmu, cahaya harapan mereka
Engkaulah sesungguhnya insan terkaya, tanpa gelimang harta
Kutundukkan kepala, acungkan ibu jari setulus rasa
Dirimu adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tidak pula bergelar tersemat nilai rupiah menyerta
Namun semringah wajah terbiar merona
Dengan apa aku menerjemahkan kasihmu
Aksaraku terhenti di antara jeda kelu
Saat kalimat mengajak bercakap hingga titik rindu
Aku termanggu menatap pesona, bersinar di antara mutiara pertiwi, itu kamu
Tangerang, 15 Januari 2021
#sunyisepidalamhening
RANGKAIAN RUPA SENJA
Yuni Tri Wahyu
Perjalanan, sejenak singgah pada dermaga beraneka warna
Sore, semburatkan keemasan menawarkan kemilau
Terpancar dari rupa senja nan menawan
Hadirkan lengkung bianglala, memukau
Netra juga jiwa sang pengelana
Terhenti langkah kaki, menyimak rangkaian semesta
Subhanallah, kuasa-Mu menakjubkan hati
Sungguh Engkau Maha Sempurna
Ya, Ilahi
Tangerang, 30 Januari 2021
#Sunyisepidalamhening
PEREMPUAN DAN PENANTIAN
Yuni Tri Wahyu
Perempuan itu mendekap rindu sedemikian hangat. Berharap berjumpa pada senja yang telah diikrarkan bersama.
Namun rindu terbaring, lemas di pembaringan. Sakit telah menahan langkahnya.
Bilamana rindu dipertemukan, adalah keyakinan perempuan dan penantian terjawab.
Tangerang, 03 Maret 2021
#sunyisepidalamhening
TIGA RAGA SATU JIWA
Yuni Tri Wahyu
Mereka perempuan perkasa
Menjelajah belantara sejuta problema
Dengan semangat membara di dada
Menyibak tabir rahasia
Melangkah berbeda titik bermula
Satu tujuan dalam genggaman
Mengubah alur kehidupan
Dari cengkraman penguasa dusta
Tiga raga satu jiwa
Menentang pelaku durjana
Bersatu melibas otoriter bertopeng wibawa
Kasih-Nya menguak tanpa sisa
Tangerang, 05 Maret 2021
MELETAKKAN MIMPI
Yuni Tri Wahyu
Rembulan perlahan meninggalkan purnama
Saat kumandang azan subuh bergema
Matahari pun mulai menggantikannya
Mengitari hari menjalani siklus semesta
Kubiarkan telaga mengalir di sudut iba
Ketika namamu menjadi mahkota doa
Meski harap mulai tiarap dalam buram pandangan netra
Kucoba ikhlas meletakkan mimpi pada logika
Tangerang, 04 Februari 2021
BERSINAR DI ANTARA MUTIARA PERTIWI
Yuni Tri Wahyu
Bagai matahari pagi, hangat menembus nurani
Kasihmu bersinar secemerlang mutiara pertiwi
Pada generasi negeri semangat menggelora
Hadirmu, cahaya harapan mereka
Engkaulah sesungguhnya insan terkaya, tanpa gelimang harta
Kutundukkan kepala, acungkan ibu jari setulus rasa
Dirimu adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tidak pula bergelar tersemat nilai rupiah menyerta
Namun semringah wajah terbiar merona
Dengan apa aku menerjemahkan kasihmu
Aksaraku terhenti di antara jeda kelu
Saat kalimat mengajak bercakap hingga titik rindu
Aku termanggu menatap pesona, bersinar di antara mutiara pertiwi, itu kamu
Tangerang, 15 Januari 2021
#sunyisepidalamhening
MENUNGGU
Yuni Tri Wahyu
Awan hitam berarak, diselingi gerimis
Menghiasi senja kali ini
Perjalanan kita terjeda gelegar halilintar
Sekejap tiarap di atas pematang
Harapan terbentang, meski tunas ilalang tajam
Menusuk jari-jari kaki
Ayunkan langkah jangan terhenti
Darah mengalir, perih kian merejam
Di ujung langkah, sebuah pondok menunggu
Tempat kita menjerang mimpi
Menyeduhnya menjadi secangkir kasih
Sebagai bekal menyambut sunyi sejati
Tangerang, 09 Maret 2021
TETAP DI SINI
Yuni Tri Wahyu
Seperti matahari tak akan pergi, seburuk apapun cuaca memperlakukan. Seharusnya usah bertanya, "Kemana, di mana dirimu melangkah?"
Tengoklah palung paling jantung.
"Aku tetap di sini, memuja-Nya. Menyebut namamu dalam setiap lantunan doa."
Engkau sangat memahami itu, duhaiku.
Hanya, selangkah lagi kita lalui. Hal paling mudah, namun sangat berat menjalankan. Ikhlas yang sebenar-benarnya berserah atas takdir Ilahi.
Tangerang, 08 Februari 2021
#sunyisepidalamhening
DUHAIKU
Yuni Tri Wahyu
Aral menyumbat akal
Sejenak terjeda jarak
Kasih tertidur letih
Rindu tergugu sendu
Bersabarlah sementara waktu
Meski berpacu pilu
Keindahan tak terjemahkan
Menanti di ujung perjalanan
Akan selalu kusiram
Benih kasih terpendam
Sesubur keinginan ikrar
Tumbuh bunga mekar
Menghiasi taman puisi
Berbaris rangkaian diksi
Duhaiku inspirasi hati
Seiring tarian jemari
Tangerang,13 Maret 2021
#sunyisepidalamhening
SUARA HATI
Yuni Tri Wahyu
Menatap langit, awan masih berteman pekat
Mengitari matahari, tersembunyi pijar semangat
Embun menunggu sendu dengan harap kian ambigu
Gerimis turun perlahan, mengusik rindu
Saat hujan tak bisa dihindari
Berteduh pun jauh berlari
Aku akan tetap di sini memeluk gigil, menanti
Terik mengeringkan basahnya mimpi
Atau mungkin berlari mendekap sunyi
Jika hadirku tidak lagi berarti
Memudar oleh sekat yang engkau buat
Pada jaring-jaring jarang teriring isyarat
Sibuk hiruk pikuk suara hati sendiri
Meratapi luka mematri
Sisa sisa remahan lara purba
Melupa bahwa semua sudah terencana oleh-Nya
Tangerang,12 Maret 2021
#sunyisepidalamhening
BERPIJAK
Yuni Tri Wahyu
Mengenang jejak lampau, bercucuran peluh membaur air mata
Senyum merekah adalah lara paling indah
Terukir manis bertabur sayatan luka, berdarah
Menemani langkah mengantar mentari, hingga pulang ke peraduannya
Ketika petang datang, sepi ... sendiri menanti purnama
Sunyi mencari bayangan diri, melayang sukma mengelilingi mimpi
Tempat berpijak pun rapuh, tergerus masa
Langkah goyah kehilangan arah, mencari kasih sejati
Ada sisa-sisa suara, bergema dalam jiwa
Memanggil nurani untuk bercermin pada keheningan
Bersujud rebahkan kalut, menyeruak butakan rasa
Berserah atas takdir tak terbantahkan
Aku, kamu, masih melakukan perjalanan menggapai harapan
Melewati selaksa hambatan bertabur ujian
Berpijak keyakinan seiring tulus niat memuliakan
Kepada Sang Maha Sempurna, tempat memohon perlindungan
Tangerang, 25 Februari 2021
#sunyisepidalamhening
DIAMLAH SAYANG
Yuni Tri Wahyu
Sssstttt ... diamlah sayang. Usah kembali bicara pembenaran. Aku sedang menyimak angin, mencari sejuk agar tidak menggigil, saat keputusan diambil.
Diamlah sayang, tutup mulutmu dengan zikir. Barangkali mampu berpikir. Indah sesungguhnya bukan berselimut tabir. Menyebut diri musafir fakir, tapi sibuk mengukir kikir.
Diam ... diamlah sayang. Cukup bunga bermekaran semusim. Aku sudah tak ingin menyirami lagi. Karena bukan madu kau hasilkan pada putik sari. Tapi tuba, pahit terasa di kerongkongan ini.
Diam ... diam ... diamlah sayang!
Bukan kuntum harum kupetik, duri menusuk telunjuk, perih berdarah-darah. Hingga untuk menunjuk bianglala membutuhkan tenaga ekstra.
Diamlah sayang, dustamu simpan saja untuk pemuja pesona. Sementara aku biar tetap seperti ini, tersenyum dengan segala luka.
Tangerang, 26, Maret 2021
#edisibelajar
JIWAMU KEMBALI
Yuni Tri Wahyu
Purnama berganti, engkau tersesat di belantara tanya
Ada rindu mengharu biru terjawab dalam erangan bergema
Mengetuk-ngetuk pertahanan dinding kesabaran
Membuka bendungan bulir-bulir kepedihan
Jiwa melayang menembus batas kesadaran
Kewarasan dipertanyakan, kemana berlarian?
Memburu kenangan, hilang tertelan kecelakaan
Cidera, luluh melepuh normal pikiran
Bersujud aku di atas sajadah resah
Memohon kasih Sang Maha Pemurah
Untuk pelukis lengkung alis, senyum terindah
Jiwamu kembali dari dunia antah berantah
Tangerang, 22. Maret 2021
#sunyisepidalamhening
Tidak ada komentar:
Posting Komentar