Morowali jaya
Indonesia sentosa
Mobil listrik terbuka
Dunia terbelalak matanya
Kolam susu menjadi nyata
Investor melirik sambil menganga
Lapangan kerja terbuka bagi semua
Waktu membuka jalan seluas samudera
Batu, 2222021
CERITA HARI INI
lama tak bisa menulis puisi sandang pangan
tiba-tiba banjir berjilid-jilit datang tak diundang
mengantar kata-kata berenang
lalu menghilang ditelan gorong-gorong
di antara sampah-sampah yang berdendang
Batu, 2422021
DI LADANG PANJANG
Di ladang panjang
Kupetik stroberi
Sambil bermimpi
Angin silih berganti
Menyimpan bayanganku
BATU,132021
MENCATAT CUACA
malam ini asap rokok mengaduk kabut jiwa
gulitanya mengeja doa yang kubaca
hingga desau angin mampu membaca mata
suara katak menyesap senyap
menyusuri rindu bunga sedap malam di rumah pengap
membungkus tuba di ranjang penyadap
oh... rindu
di luar jendela, hujan menggenangi mata batinmu
padahal hati masih terikat nyanyian cinta yang merdu
sedang kabut-kabut itu masih menguntai pelangi di matamu
menjadi senja yang redup mengisi ruang dan waktu
gemerisik angin menciptakan suara syahdu
menggema ke udara napasku
mengendalikan badai nafsuku
sebagai senjata menyatukan rindu dalam kalbu
Batu, 332021
DALAM DIAM
dari kanan kiri selalu ada mata mengawasi
bangsa burung dan daun-daun bertasbih ya rabbani
dalam diam bertemu hatinya sendiri
sebab Tuhan tak pernah tuli
Sekarputih, 2532019
MENGEJAR MIMPI
Uang dijadikan tuhan
Segala cara dihalalkan
Suka menindas dan meremehkan
Lupa jalan kematian
Batu, 1232021
PADA PAHA CAHAYA
Hamlet meracau
Shakespeare kacau
Terpelanting dari paha cahaya-Mu
Ariestoteles terjebak perasaannya
Jessica Alba memainkan dadanya
Saat aku menyimpan cinta
BATU, 1132018
TAKZIM
birahi dingin di bukit bukit itu
dicecap kabut putih pucat memburu teriakanku
menyusuri tiap lekuk sunyi daun kepalamu
hingga pucuk pucuk pinus menyambar embun mendaras hu
oh embun yang menetes merembes di dada
semacam ciuman mendarat di sebelah doa
takzim membaca benda benda berwarna
Sekarputih. 2732017
EKO WINDARTO |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar