SERUPA PURNAMA
Karya : Aishiteru Yuna
Kuhina diri sendiri
Dalam diam 'ku sepi
Menatap lekat
Pada hal yang tak mampu aku tatap
Pada pekat yang tak mampu aku lihat
Pada senyap yang tak lagi mampu aku sesap
Gelap serupa malam
Dan siang yang terlalu terang
Hari telah pun petang
Tapi malam tak kunjung datang
Kelam
Hatiku serupa hitam arang
Tak terpulihkan
Menunggu purnama berikutnya datang
Tembung, 23 Februari 2021
TUA DALAM LUKA
Karya : Aishiteru Yuna
Lukaku kian menganga
Tersobek-sobek kulitnya
Teriris iris tepinya
Menahan nanah bercampur darah
Lukaku ini kian parah
Tetesnya berbau amis
Basah bercapur resah
Tergeletak pasrah
Siapa juga yang akan perduli?
Pada raung-raung dalam sepi
Pada lukaku yang serupa perigi
Menolak tua
Lukaku masih menganga
Tembung, 23 Februari 2021
CLOUD
Karya : Aishiteru Yuna
Sunyi
Sepi
Seperti memandang awan yang terus berjalan
Ingin ikut apa daya raga tak sampai
Hanya bisa tertawa
Menutupi setiap lubang luka
Sengsara
Sendiri dalam sepi
Ingin pergi
Namun langkahku terhenti di sini
Tembung, 23 Februari 2021
BERPURA-PURA
Karya : Aishiteru Yuna
Pura pura sajalah
Mari berpura-pura bahagia
Mari berpura-pura tak terjadi apa-apa
Mari pura-pura baik-baik saja
Semua
Mari tunjukkan semuanya
Mari tunjukkan kau berbahagia
Mari tunjukkan kau baik-baik saja
Mari tunjukkan tanpangmu yang tak ada duka
Mari tunjukkan pada mereka
Mulailah berpesta
Pesta tawa sampai sobekan di mulutmu menganga
Hatimu pun merana
Jiwamu tak lagi ada
Hampa
Mari kembali berpura-pura.
Tembung 23 Februari 2021
PALSU
Karya : Aishiteru Yuna
Jangan lihat facebooknya
Kau tak akan tahu lukanya
Tak akan kau dapati deritanya
Sesekali coba kau sapa dia
Tanya seberapa berat beban yang dipikulnya
Seberapa keras perjuangannya
Seberapa kuat pertahanannya
Jangan nilai dia dari postingan di Facebook nya saja
Terkadang matamu menipu
Menutupi sesuatu yang harusnya juga kau tahu
Tak perlu buru-buru cemburu
Berkomentar ini dan itu
Seolah-seolah semuanya palsu
Tembung, 28 Februari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar