UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 01 Maret 2021

Kumpulan Puisi Siamir Marulafau - CAHAYA YANG BERBIAS


 
KASIH YANG TERHEMPAS
Karya : Siamir Marulafau


tak akan mungkin kasih terhempas dengan angin sepoi di jendela terbuka setiap detik jika aroma cinta itu kau biarkan terkikis sinar mentari

hanya pesan dan kesan teroleskan di bibir merah tanpa menguapkan rasa kasih dalam kalbu

biarlah pelangi melukis derita kutempuh sepanjang masa tanpa kau kenang sedetik pun sampai bersemayam di tanah tak bersuluh

Medan,26-02-2021



CAHAYA YANG BERBIAS
Karya : Siamir Marulafau


Cahaya rembulan sungguh terbias dalam lara sejak pelangi kau ukir dalam nafasku di studio kosambi
Di kala senandung mengurai kasih yang tak terkira walaupun angin sepoi menghembus ubun-ubunku
Tapi meskipun demikian aromanya itu tak akan dibiarkan sirna begitu saja

Sepanjang jalan kutempuh tak berliku - liku
Aku yakin cahaya itu akan mengkristal dalam bingkai senja sepanjang roh tak menerawang di langit biru

Medan. 27-02--2021



TERGULUNG DI ATAS DEBURAN
Karya : Siamir Marulafau


Mengapa kau biarkan telapak kakiku merosot di lembah yang berlumpur
Sementara jantungmu melekat dalam nafasku
Sungguh akar pohon itu tak kau lilitkan di tulang rusukmu
Oh, kasihku....

Sinar mentari yang terbias belum pudar
Belum tenggelam di ufuk barat
Biarkanlah kasih itu melingkar dalam lara

Dan di sana akan kau tahu hamparan lautan kau pandang tak akan dapat dilihat begitu saja
Jika kau biarkan jasad ini hanyut di atas deburan yang terus menerus mencari dermaga

Medan,27-02-2021



KASIH DI TELAGA KALBU
Karya : Siamir Marulafau


pernahkah aku menyakitimu
tega sungguh kau menghempaskan kasih bersemayam di telaga kalbu
biarlah pelangi melingkar dengan warna lembayung
sepanjang aromamu singgah dalam relung
biarlah langkah ini menemukan titik terakhir
di pantai berlumuran air mata
sebagai penyaksi, kau terbias dalam hati yang sepi
dan pasir-pasir itu pun tak akan berdusta
mengukir siasat dalam batin
kau adalah kristal yang bersembunyi di balik hati
jika tak percaya dengan ulasan terakhir ini
siramlah dengan air bening di atas prasasti

Medan,27-02-2021



TERLINTAS DALAM KALBU
Karya : Siamir Marulafau


hanya satu terpikir bagiku
mengapa kau selalu terlintas dalam kalbuku
apakah sinar lembayung itu membakar jiwaku?
sepertinya kasih kau suguhkan bergantungan di ranting melapuk
aku pun sungguh tak tahu
apakah aku jatuh di bawah pohon tak merimbun
jika begitu...
tegakah kau membiarkan jasadku hangus?
Sementara tulang belulangku berceceran merangkul dirimu

Medan,01-03-2021



APA YANG HARUS SAYA LAKUKAN?
Oleh: Siamir Marulafau


Puisi saya terlihat seperti sayap burung
Terbang di udara
Itu mencoba untuk turun di atas pohon
Untuk mencari bibit
Tapi, kakiku buntung untuk mencapai

Medan,04/03/2021
Siamir Marulafau



ITU TELAH PERGI
Oleh : Siamir Marulafau


Apa yang saya gunakan untuk menyembunyikan
Adalah topeng yang benar-benar

Dari debu yang kututupi
Dari angin bertiup
Tidak ada kepalsuan, aku datang untuk menatap
Semenjak tidak ada Corona Virus

Dalam pikiranku seperti imitasi
Tidak ada hamburan lagi
Berani keluar

sm, March 05 , 2021.Copyright




MENGAPA KAU KAGUM?
Oleh : Siamir Marulafau


Saya salah seorang penyair /sastrawan dari Indonesia dan tak asing lagi selalu berkunjung di Malaysia. Selama berteman dengan penyair-penyair Malaysia,saya merasa sangat terharu dan kagum dengan karya-karya mereka. Entah mengapa saya teringat dengan kepergian saya untuk ikut serta dalam acara Santun 79 Kemala

pada 30 Januari tahun lepas. Saya telah mengambil bagian dalam menyampaikan dan membentangkan makalah tentang beberapa puisi yang ada dalam "DASAWARSA LIMA",kumpulan puisi Dato Kemala yang membuat bulu kuduk saya terbang di angkasa. Mengapa dan ada Apa? Dalam acara seminar itu , pembentang hanya diberi masa 5 menit. Dalam hati saya ,ini suatu hal yang amat serius dalam pengungkapan. Untung teringat petuah salah seorang Guru saya, Alm Prof. Dr Tengku Amin Ridwan, bahwa bila anda tersesat dengan masa penyampaian makalah dalam seminar, maka anda cukup membaca ABSTRAK makalah itu. Bila anda membacakan abstrak dan menguraikan sedikit abstrak itu berarti anda sudah menerangkan keseluruhan isi makalah dari awal sampai akhir. Ternyata betul juga petuah guru saya itu. Akhirnya, saya menarik kesimpulan bahwa Satrawan Nasional Malaysia kita ini adalah Sastrawan yang merujuk pada KESUFIAN karena banyak karya-karyanya mengandung unsur hubungan dengan Tuhan yang berakar pada bisikan alam dan dibalut dengan keimanan serta keperdulian dengan sesama hamba Allah . Maka jangan heran jika dalam puisinya itu ada tajuk-tajuk tentang " Mim 40", " A'yn" , "TITIK ZIKIR" , " ZIARAH TANAH KUDUP", "SYURGA KE SEMBILAN", dll. Keahlian Bpk Dato Kemala bukan hanya saja dalam penulisan puisi tetapi banyak karya-karya sastranya yang terbit seperti Cerpen , Drama dan bahkan ada karya-karyanya yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Rusia. Luar biasa.

Mengingat kembali profil Dato Kemala, terambil saya salah satu buku bertajuk " Petala 7 Sasterawan Negara"(Penerbit UMT ,University Malaysia Terengganu,2019) , yang salah satu di antara Sastrawan Negara Malaysia yang saya kenal dan tershohor dalam dunia sastra Internasional adalah Bapak. Prof DR. Ahmad Khamal Abdullah. Setelah saya membaca buku ini berulang-ulang,saya sangat tertarik mengupas salah satu karyanya bertajuk "Mawar Putih Sarajevo". Ulasan ini akan saya tulis untuk mengisi Permintaan dalam menerbitkan sebuah buku antologi yang disarankan melalui Salah seorang sastrawan Indonesia Ibu Dra. Lily Multatuliana, dengan email: multatulianalily@gmail.com

Dalam akhir ucap ini,saya berdoa selalu moga Pemimpin Numera, dan pengurus ,serta penyair-penyair NUMERA sehat-sehat dan tetap berkarya.Aamiin.



KECEMASAN
Karya : Siamir Marulafau


aku hanya mengulurkan lidahku
karena tak bisa bernafas menghirup udara segar

apakah aku berada diantara ada dengan tiada
perasaan hanyut bagaikan sampah dihempas gelombang laut
tak kunjung sampai di tepi pantai terjal

virus korona mematikan ini mewabah terus menerus atau tidak
urat nadi setiap orang pun berhenti kadang
karena memperbesar-besar angka satu jadi dua dan seterusnya
hasilnya tak ada acuan yang dibaca
kabur, kabur ...

Medan,07-03-2021



HIDUP SEPERTI APA?
Oleh : Siamir Marulafau


Kehidupanmu tampak seperti sayap elang
Terbang di laut saat awan liar turun

Dan tidak ada orang yang meminta bantuan
Sejak kakiku mencapai permukaan

Tidak heran jika saya datang untuk berteriak
Tapi tidak ada telinga yang bisa mendengar teriakanku

Aku tahu itu cukup untuk mengakui
Bahwa suaraku bergumam

Melodi suara itu memudar
Saya hanya menunggu kapal lain

Karena tidak ada satupun makhluk yang tampaknya merebut
Bahwa tubuhku basah di laut untuk mencapai batu laut

Medan,08/03/2021,Copyright



KAYA ITU, APA?
Karya : Siamir Marulafau


kau, konglomerat dengan kekayaan berlimpah ruah
anak jalanan mengulurkan tangan di tepi jalan
mengharap belah kasihan setiap yang lalu lalang

tiang lampu listrik pun geram
mengapa hatimu berhati besi seperti aku di jalan ini
satu pun tak ada yang mau melirik

konglomerat kaya tapi tak kaya hati kadang
anak jalanan lapar menggigil
perut kosong...
hartamu berlimpah ruah tapi tak ada artinya
hanya sebutir pasir di mata Tuhan

Medan, 07-03-2021



“MAWAR PUTIH SARAJEVO” Karya : SN Dato Kemala
Oleh : Associate.Prof. Ustad.Siamir Marulafau


“Masih kuterkenang mawar putih Sarajevo”
Tumbuh di pusara
Di hadapan kafe Turki itu.
Angin pagi berkesiur menyejutkkan pelipis.
Kembang semarak merah dicelah-celahkerikil Balkan.
Mawar putih menemani syuhada
Dilapis-lapis terbawa lahad.
“Kematiianmu, bukan kematian.
Aku masih ada, masih bersedia, di sini! ”bisiknya.
Tak selamanya kita membungkus cinta peri.
Ada waktunya kudup terbuka,
Perlahan, lahan ,lahan..

“Tidak siapa kehilangan cumbu!”

PENDAHULUAN :

Puisi bertajuk “Mawar Putih Sarajevo” adalah mmerupakan karya SN Dato Kemala yang dikenal sebagai penulis cerita pendek, novel kanak-kanak dan penulis makalah kesusasteraan untuk seminar di dalam negara. SN Ahmad Khamal Abdullah yang lahir diGombak,Selangor pada 30 Januari 1941 ini sangat terdidik dalam bidang seni. Beliau menulis karya sastra sejak dari kecil dan bakat inilah yang membawa Beliau tersohor di bidang ilmu sastera dan penulisan karya sastra. Minatnya kepada bidang kesusastreraan yang mendalam akhirnya Ia diterima berkhidmat di Dewan Bahasa Dan Pustaka ( Mac 1968). Sejak Beliau aktif diDewan Sastera,Beliau mulai menerbitkan beberapa kumpulan puisi bertajuk”Timbang Terima(1970) ,Meditasi ( 1972), Era (1975), Kaktus-Kaktus (1q976), “Ayn(1983),Pelabuhan Putih ( 1989), Titir Zikir (1995), MIM (1999),dan banyaklagi karya-karya yang diterbitkannya seperti

kumpulan-kumpulan puisi lengkap (1960-2013) Dasawarsa Lima, Qasidah Pelangi Dinihari pada 2018.

Sebagai salah seorang penyair/sastrawan dari Indonesia merasa tertegun atas keaktifan dan produktifitas SN Dato Kemala yang telah berhasil menerbitkan karya sastra yang begitu banyak. Dalam hati dan pikiran saya, memang tepat jika Beliau ini menyandang gelar Sastrawan Negara (SN) Dato Kemala. In bukan pujian tapi kenyataan,mengapa? Sejak saya masuk grup NUMERA 2017,saya sudah baca dan memahami keaktifan Beliau dan bukan hanya itu saja. SN Dato kemala adalah seorang yang taat beribadah kepada Allah. Tak salah lagi jika karya-karya Beliau mengarah kepada bidang KESUFIAN sebagaimana yang saya kemukakan dalam Seminar Santun 79 pada tanggal 30 Januari 2020 di Sanggar Tun Srilanang bahwa puisi-puisi SN Kemala merujuk pada puisi KESUFIAN karena Beliau berbisik pada alam dan mendekat pada Allah sebagai Pencipta.

ANALISIS

Jika membaca puisi SN Dato Kemala bertajuk “Mawar Putih Sarajevo” ini seolah-olah membuat hati kita hanyut di hamparan lautan yang tenang . Tampak sekali bahwa Beliau adalah seorang bersifat sosial dalam menjalin hubungan silaturahmi antara sesama. Megapa hal demikian terungkap kepada saya sebagai penelaah karyanya bertajuk di atas? Sejak karya tersebut di atas diamati dengan cermat dan menggunakan metode Deskriptif Kwalitatif dan Teori Rene Wellek & Austin Warrent dan merujuk pada teori Religi bersumberpada Al-Qur’an bahwa SN DatoKemala menulis puisi dengan menggunakan simbol-simbol seperti“Mawar Putih” yang bertempat di Sarajevo,sebuah Cafe di Turki.“Mawar Putih”dalam arti kata,menunjukkan bahwa penyair menjelaskkan kepada pemirsa orang-orang suci dan tak berdosa dikhianati dan dibunuh oleh orang yang kafir yang dalam hal ini dianggap sebagai Kembang semarak merah.

Dalam benak seorang penyair, tindakan seperti ini adalah merupakan hal yang tak bisa didiami dan paling tidak harus diungkapkan dalam kata-kata puitis sebagai tanda keperdulian kepada sesama hamba Allah, yaitu khususnya bagi orang islam yang beriman kepada Allah. Kezholiman orang –orang yang tak bertanggung jawab menghabisi orang iman yang suci bagaikan Mawar Putih di Sarejovo,Turki. Peristiwa ini membuat hati seorang penyair tersanjung.Peluapan hati yang sedih dan kecewa itu terungkap dalam baris-baris puisinya,sbb :

"Masih kuterkenang mawar putih Sarajevo"
Tumbuh di pusara
Di hadapan kafe Turki itu.
Angin pagi berkesiur menyejutkkan pelipis.
Kembang semarak merah dicelah-celahkerikil Balkan.
Mawar putih menemani syuhada
Dilapis-lapis terbawa lahad."


Selanjutnya,penyair tak diam meresapi apa yang terjadi dan terlihat dalam pandangannya bahwa kematian itu adalah bukan kematian. Penyair berterus terang mengatakan Allah itu ada dan selama orang-orang iman di sini mengenang , mengingat-Ku, dan cinta pada-Ku,niscaya merekalah yang menjadi kekasih-KU dan akan Kucumbu mereka kelak. Waktu bagi mereka tak akan tertutup dan tak selamanya membungkus cinta peri. Kemungkinan besar dalam hati penyair bahwa orang yang dianiayai dan dibunuh di jalan Allah, mereka itulah yang akan masuk surga(QS. Al-Baqarah[2]: 154).Selanjutnya, Cetusan hati penyaiir dapat dilihat dalam baris-baris puisi di bawah ini :

"Kematianmu, bukan kematian.
Aku masih ada, masih bersedia, di sini!”bisiknya
Tak selamanya kita membungkus cinta peri.
Ada waktunya kudup terbuka,
Perlahan, lahan ,lahan..
“Tidak siapa kehilangan cumbu!”


Kemudian, jika puisi di atas dipandang dari sudut kriitik sastra maka tidak ada yang menyalah. Pemilihan kata (diksi) sangat tepat dengan tema. Walaupun puisi tampaknya begitu pendek tapi memiliki makna yang mendalam merujuk pada tema yang dibicarakan oleh penyair. Jika dilihat dari sudut STRUKTURAL,maka puisi tidak berseberang dengan penulisan pola kalimat oleh Robert Khorn dalam buku bertajuk” English Sentence Structure ”. Jadi kesemuanya sistem penulisan tak ada yang salah. Maka dari unsur kritik sastra puisi di atas adalah sangat bagus dan tepat serta layak dipandang sebagai karya sastra dan terstruktur.

SUBYEK ------------ VERBA ----- OBYEK----- DLL

Mawar putih menemani syuhada
Kita membungkus cinta peri
Angin pagi berkesiur menyejutkkan pelipis


KESIMPULAN

Setelah membaca dan menganalisis karya SN Dato Kemala bertajuk “Mawar Putih Sarajevo”, penulis mengambil kesimpulan bahwa puisi ini mengandung pengertian yang sangat mendalam berkaitan dengan hubungan sosial dan keagamaan atas penglihatan sang penyair terhadap apa yang terjadi di Sarajevo merujuk pada tindakan penganiayaan dan pemusnahan orang-orang islam yang beriman oleh orang-orang tak berperikemanusiaan. Orang-orang yang teraniaya itu digolongkan sebagai syuhada.

Puisi yang ditulis di atas adalah sangat bagus dan sesuai dengan tema serta pemilihan kata yang tepat dalam sistem penulisan puisi dengan menggunakan bahasa yang agak sederhana. Puisi tidak terikat pada rima dan berbentuk puisi liris yang bebas dan bermagna.

REFERENSI

H.Muhammad Yunus,Prof.Dr. 2006. Tafsir Qur’an Karim. PT.MY.Wadzuryah.
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Y Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Usman Awang, Dkk.2019.Petala 7 Sasterawan Negara.Penerbit UMT
Universiti Malaysia Terengganu.
Wellek, Rene dan Austin Warren.1993. Teori Kesusasteraan. Jakarta : Gramedia.
Medan, 17/03/ 2021



SENJA DI KAKI LANGIT
Karya : Siamir Marulafau


berdiri aku di tepi pasir putih
di bawah deburan ombak
ada tanda ucap dan kata kuikrarkan
di kala gelombang laut mengganas

aku berbicara dalam bahasaku
menyapa mentari di pagi hari
biarpun senja hampir menuju ke barat
aku semakin tak perduli

walaupun nafas tersendat
pasti denyutannya tak akan pudar
sepanjang jasad tak terkapar di dermaga
senantiasa aku menanti sinar mentari

mengantar aku ke ufuk barat
melewati waktu senja melintas
di sini kugapai makna hidup
yang sangat fantastik
dan tak kan ke mana bertanya lagi

walaupun aku dianggap sebutir pasir
pasir yang berguling dengan siapa pun
aku menyendiri dalam hari sunyiku
siapa yang akan menemaniku

aku berbisik dan bercumbu dengan alam sekitarku
karena kutahu kau bersemedi dalam ulung hatiku
walaupun kau terbang dan menenggek di ranting melapuk
tak akan kubiarkan kau terjatuh sebelum senja terkapar
di tanah tak bersuluh

Medan, 17-03-2021

==================================

Pantun yang tak berima : Tediri dari Empat baris atau dua baris. Lebih ditekankan pada Semantik.Pantun modern

Siamir Marulafau 



ANALSIS SEBUAH KARYA SASTRA BERTAJUK “AKU PULANG KEPADA-MU” Karya : R Hamkama

Oleh :Associate. Prof. Ustad. Siamir Marulafau

AKU PULANG KEPADA-MU

Kukutip butir, di puyan getir
Selandai pasir
Meratip zikir
Lalu aku yang tak fikir
Hilang segala sifir
Menarap tafsir,
Dimamah takdir.

Yang jauh mendesir
Membawa rindu si pentafsir
Yang hilang arah zahir
Menimpa kejauhan takdir

Akukah yang mungkir
Mencari-Mu di balik tabir
Bersyahdu dan takbir
Pulang kepada-Mu
Bersujud ke akhir

Kota Bharu,
9 September 2016


PENDAHULUAN

Satu ragam puisi yang sangat menyentuh hati pembaca sebagai pengamat karya sastra yang ditulis oleh R Hamkama bertajuk “Aku Pulang Kepada-Mu”. Penyair Malaysia ini sangat cinta dengan seni sastra dan menghadiri berbagai acara pergelaran sastra seni puisi di berbagai tempat di Malaysia.R Hamka ini adalah nama pena dari tuan Tan Sri Haamad Kama Piah, beliau telah berkhidmat sebagai Presiden dan Ketua Eksekutif Kumpulan Permodalan Nasional Berhad. Beliau telah banyak menulis dan menerbitkan karya sastra antaranya “ Cinta Adalah Pengertian Terasing” (1974), antologi puisi “aaa” (1976), “Memor.....Satu Perjalanan” (2011) dan “Sajak LXV” (2017).

Tajuk puisi di atas memang sangat menarik perhatian bagi yang menelaahnya jika mereka memikirkan apa makna yang tersirat di balik tersurat karya puisi di atas. Dalam kajian ini,penulis ingin mengetahui apakah puisi yang ditulis oleh penyairkita ini layak atau tidak? Apakah puisi ini memiliki nilai atau keindahan puitis jika dipandang dari ilmu sastra dan kritik sastra?

METODOLOGI

Untuk lebih mempermudah pengamat menganalisis dan mengkaji puisi bertajuk “ Aku Pulang Kepada-Mu”, penulis cenderung menggunakan metode deskriptif, yaitu salah satu metode dalam ilmu penelitian yang bersifat menjelaskan dan menerangkan obyek yang dikaji. Di samping itu , penulis mencoba menggunakan beberapa rujukan yang merujuk pada ayat-ayat Al-Qur’an . Mengapa harus demikian ? Karena topik yang dikaji dan dianalisis ini ada hubungan dan kaitannya dengan Allah Swt sembari mendekatkan diri pada rujukan –rujukan buku-buku perpustakaan yang berkaitan dengan puisi yang ditulis.

ANALISIS

Kalau kita membaca puisi bertajuk “Aku Pulang Kepada-Mu” karya R Hamkama ini seolah-olah denyutan jantung kita akan melayang di Arasy-Nya, Allah. Mengapa dan ada apa? Karena pada baris-baris puisi pertama (I) dan ke dua (II) puisi ini, penyair sungguh sangat cermat dan bijak dalam menggunakan diksi sehingga puisi terasa indah dan memiliki arti yang sangat mendalam. Baris-baris puisi ini dibumbui dengan metaforik bahasa puitis yang sangat memadai. Jika dipandang dari sudut semantis, baris-baris puisi sangat sukar dimengerti walaupun ditulis dengan kalimat yang singkat tetapi rangkaian kata sangat terpadu. Bila kita pikir bahwa penyair adalah seorang yang taat dan mendekat diri pada Ilahi dalam mengutip butir puyan getir yang sangat pahit di hamparan pasir dan kemudian penyair berzikir kepada Allah. Pada puisi yang ke dua (II), penyair tak habis pikir dan tak mampu memikirkan sesuatu yang dipikir pada apa yang ditafsir dan seolah-olah hilang segalanya apa yang ditafsir karena Ia berpikir bahwa takdir itu adalah kekuasaan Allah Swt.

Sebagai pembaca beranggapan bahwa penyair menyarankan kepada kita bahwa manusia itu hanya sebagai butiran pasir yang kotor dibentuk oleh Swt. Oleh karena itu, manusia jangan tak berpikir dan harus mengingat dan menyebut nama Allah dengan zikir.

“Kukutip butir, di puyan getir
Selandai pasir
Meratip zikir
Lalu aku yang tak fikir
Hilang segala sifir
Menarap tafsir,
Dimamah takdir

Jelas tampak bahwa dalam baris-baris puisi di atas ini terungkap oleh penyair bahwa apa pun itu ketentuan bagi setiap sesuatu telah ditakdirkan dan ditentukan oleh Allah Swt sebagai yang difirmankan dalam Al-Qur’an ,surah At- Talaq ayat 3 :

• وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.

Yang membuat hati pembaca dan pengamat puisi ini adalah penyataan penyair pada puisi yang ke tiga (III) yang merasa dirinya jauh keberadaannya dan membuat Ia rindu kepada Tuhannya dan menafsirkan bahwa Ia kehilangan arah secara fisik. Ia mengakui bahwa sesuatu yang menimpa dirinya adalah merupakan kadar dan takdir yang telah ditentukan oleh Allah Swt. Penyair sebagai seorang yang menafsirkan sesuatunya itu sangat merasa kehilangan.

“Yang jauh mendesir
Membawa rindu si pentafsir
Yang hilang arah zahir
Menimpa kejauhan takdir”

Pada puisi yang ke tiga (III), penyair mengakui bahwa Dialah yang mungkir, dan justru demikian ia mencari Tuhannya di balik layar atau tabir dengan menyebut nama Allah atau takbir kepada Allah Swt, Allahu Akbar dan sujud kepada Allah karena penyair tahu bahwa apa pun keberadaan manusia sebagai hamba Allah akan kembali kepada-Nya.

“Akukah yang mungkir
Mencari-Mu di balik tabir
Bersyahdu dan takbir
Pulang kepada-Mu
Bersujud ke akhir”

TINJAUAN KRITIK SASTRA

Dari sudut pandangan kritik sastra maupun ilmu sastra, puisi yang ditulis bertajuk “ Aku Pulang Kepada-Mu” oleh R Hamkama adalah puisi yang sangat bagus dan layak sebagai karya sastra. Mengapa harus dikatakan demikian? Karena dari sisi penulisan puisi adalah tepat. Penyair sesungguhnya menggunakan diksi dan rangkaian kalimat yang benar dan tepat walaupun bahasa puisi agaknya sulit dimaknai karena pemilihan kata-kata yang rumit.

Jika dilihat dari sudut struktur penulisan karya sastra tak ada yang menyalah karena penulisan tata kalimat adalah tepat dan sesuai menurut kaidah penulisan karya sastra. Bentuk puisi adalah ditulis dalam bentuk puisi liris, yaitu puisi yang dibentuk dengan tidak terikat pada sistem konvensional . Penyair memiliki kebebasan menulis puisi yang ditulisnya sepanjang makna tak lari dari tema sebelumnya.

Bila ditinjau dari sudut semantik, puisi tersebut di atas sangat bermagna dan merujuk pada keyakinan pada Tuhan. Puisi mengandung konteks yang sangat misteri dan memiliki kekuatan dalam memberikan makna tersirat di balik yang tersurat kepada pembaca tentang qadar dan takdir.

KESIMPULAN

Setelah menganalisis puisi tersebut di atas dari awal sampai akhir, dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi ini sangat bagus untuk dibaca karena penyair memberikan ilustrasi yang tajam kepada pembaca untuk mengingat kebesaran Allah Swt atas kehendaknya pada setiap manusia di bumi, yaitu tentang” Qadar dan Takdir”. Dalam kesimpulan ini, dikatakan bahwa apa pun ketentuan yang dihadapi oleh individu maupun golongan merupakan ketentuan dari Allah Swt. Sembari manusia juga kembali kepada-Nya.

REFERENSI

H.Muhammad Yunus,Prof.Dr. 2006. Tafsir Qur’an Karim. PT.MY.Wadzuryah.
Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
R. Hamka.2019. Punyan Bermakna : Kumpulan Sajak. Ultimate Print Sdn Bhd.
Usman Awang, Dkk.2019.Petala 7 Sasterawan Negara.Penerbit UMT
Universiti Malaysia Terengganu.
Wellek, Rene dan Austin Warren.1993. Teori Kesusasteraan. Jakarta : Gramedia.

Medan, 24/03/ 2021



ANALISIS SEBUAH KARYA ASTRA BERTAJUK” HARTA DAN KEKAYAAN”Karya Azman Bado
Oleh:Associate.Prof.Ustaz.Siamir Marulafau

HARTA DAN KEKAYAAN

Ketenangan oleh semua insan
Dengan mencari harta kekayaan
Demi mencapai satu tujuan
Hingga lupa siapa diri insan

Mengejar harta kekayaan
Hingga lupa beberapa insan
Sentiasa korbankan ketenangan
Demi insan yang tersayang

Harta kekayaan
Yang dicari dan dikumpulkan
Demi memenuhi keperluan
Jangan lupa asal usul tujuan

Harta bukan ditunjukkan
Bukan juga dibanggakan
Memiliki harta salah tujuan
Binasalah hayat diri insan

Azman Bado
23/03/2021

PENDAHULUAN

Jika membaca dan menganalisis karya puisi ditulis oleh Azman Bado ini, kita sebagai pembaca akan merasa seolah-olah hidup kita di dunia yang fana ini terasa hidup 1000 tahun lagi tetapi sebaliknya tidak. Mengapa dan apa dalam hidup ini sebenarnya? Apakah hidup ini harus dibekali dengan harta?

Puisi yang ditulis dengan tajuk” Harta dan Kekayaan” ini tampaknya membuat kita lebih memahami eksistensi kehidupan kita di bumi Tuhan. Dengan munculnya tajuk puisi seperti ini, perlu dibaca dan dianalisis, apakah puisi ini bernilai, bagus atau tidak bila ditinjau dari sudut pandangan ilmu sastra?

METODOLOGI

Berhubung karena konteks puisi merujuk pada eksistensi manusia dengan harta benda yang dicari dan dimiliki oleh insan di dunia ini, maka pengamat puisi cenderung menganalisisnya dengan menggunakan teori Filsafah Eksistensialisme, yaitu suatu ragam filsafah yang membicarakan masalah keberadaan manuisa di muka bumi ini. Dalam filsafah ini, manusia selalu di pertanyakan : Dari mana asalnya, untuk apa manusia dihidupkan dan mau ke mana ? Di samping itu,penulis juga menganalisis karya puisi ini dengan metode ‘deskriptif kwalitatif’ dengan teori keagamaan yang bersumber dari Al-Qur’an. Sembari mengadakan tinjauan kepustakaan dengan membaca buku-buku perpustakaan untuk menambah informasi data.

ANALISIS

Pada puisi pertama (I), penyair mengatakan kepada pemirsa bahwa manusia dalam kehidupannya mencari harta kekayaan untuk menunjang kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan sandang dan pangan, apakah itu kebutuhan primer atau sekunder. Dalam baris- baris puisi yang ditulis oleh penyair kita ini , lebih mengatakan kepada kita bahwa ada sebagian umat di dunia sangat sibuk dan lupa eksistensi terhadap eksistensi mereka demi mencari harta kekayaan. Sementara kehidupan di dunia ini hanya sementara dan tak kekal.

“Ketenangan oleh semua insan
Dengan mencari harta kekayaan
Demi mencapai satu tujuan
Hingga lupa siapa diri insan”


Kemudian, hal yang lebih menarik dalam penulisan puisi pada puisi yang ke dua (II) ini adalah penyair dengan ironisnya mengatakan bahwa banyak insan sangat ambisi dalam mengejar harta kekayaan sehingga mereka lupa dengan perwujudan serta eksistensi mereka dihidupkan oleh Tuhan di bumi ini. Dalam Al-Qur’an , surah Az-Zariyat , Ayat 56 Allah berfirman :

• وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.

Dalam ayat di atas, tampaknya apa yang dikemukakan penyair adalah selaras dengan baris-baris puisi yang ditulis. Dengan catatan bahwa manusia dihidupkan di bumi ini bukan hanya semata -mata mencari harta kekayaan tetapi mengabdi dan menyembah kepada Tuhan. Ironisnya, penyair menyarankan kepada kita semua bahwa janganlah terlampau ambisi untuk mengejar harta dan kekayaan dunia.

“Mengejar harta kekayaan
Hingga lupa beberapa insan
Sentiasa korbankan ketenangan
Demi insan yang tersayang”

Kemudian, pada puisi yang ke tiga (III), penyair lebih menekankan kepada pemirsa bahwa manusia yang beriman seharusnya jangan tak tahu dari mana asal usul manusia serta tujuan manusia dihidupkan oleh Tuhan. Mengapa harus demikian? Karena banyak insan di dunia ini lupa diri dan tak membaca dalam diri bahwa manusia dihidupkan dan dibentuk dari tanah dan kembali kepada tanah. Maka untuk itu, manusia harus tahu tujuan hidupnya, yaitu mengabdi dan menyembah kepada Allah untuk mencapai surga kelak.

“Harta kekayaan
Yang dicari dan dikumpulkan
Demi memenuhi keperluan
Jangan lupa asal usul tujuan”


Pada puisi yang ke empat (IV) di bawah ini, penyair lebih menyarankan kepada insan bahwa meskipun kita memiliki harta kekayaan yang banyak, janganlah kita bangga dan sombong karena harta kekayaan itu bukanlah milikkita semata. Jika manusia sangat sombong dan bangga terhadap harta benda mereka, maka binasalah mereka.

“Harta bukan ditunjukkan
Bukan juga dibanggakan
Memiliki harta salah tujuan
Binasalah hayat diri insan”


TINJAUAN KRITIK SASSTRA

Dalam analisis saya sebagai pengamat karya sastra, dapat dikatakan bahwa puisi yang ditulis bertajuk “HARTA KEKAYAAN”oleh Azman Bado ini adalah sangat bernilai dan baik untuk dibaca dan diterapkan dalam hati setiap insan. Karena puisi ini sangat bermakna dalam mengingatkan manusia yang hidup di bumi Allah supaya jangan terlalu sibuk mencari harta dunia sementara lupa diri akan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Dari sudut pandangan kritik dan ilmu sastra ,puisi ini adalah bagus dan tidak menyalah baik dalam sistem penulisan, penggunaan kata atau diksi serta rangkaian kalimat walaupun bahas puisi dalam bentuk bahasa yang sederhana.

KESIMPULAN

Setelah menganalisis puisi ini dari awal sampai akhir, dapat diambil kesimpulan bahwa puisi ini sangat tepat dan bagus. Karena akan mengingatkan pembaca untuk bersikap baik dalam mencari dan memiliki harta benda dunia ini. Dengan kata lain, disimpulkan bahwa jangan harta kekayaan itu menjadi bumerang dan bermasalah kepada manusia.

REFERENSI

Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Usman Awang, Dkk.2019. Petala 7 Sasterawan Negara.Penerbit UMT
Universiti Malaysia Terengganu.
Wellek, Rene dan Austin Warrent. 1993. Teori Kesusasteraan. Jakarta : Gramedia

Medan,23-03-2021
Wassalam,
dtt
Associate Prof.Ustad.Siamir Marulafau
Nip.19580517 1985031003



TINJAUAN KRITIK SASTRA TERHADAP PUISI BERTAJUK “ CARA TAATKU” karya: Julia Ikin
Oleh : Associate. Prof.Ustad .Siamir Mraulafau

CARA TAATKU.

Menjauhimu kini
caraku menyayangimu
saling menjaga jarak ini
adalah kepedulianku
usah curiga dan cemburu
definisi rasa kasih dan asih
bukan merubah setiaku
saat wabak covid-19
menyerang manusia.
Dekatku masih tulus
bersama hantaran bait doa
antara kalut dan reda
fikiran tiada henti bertanya
akankah giliranku tiba
pabila kehendak dari yang Esa
terdayakah aku dengan bekal seada
ampunan hanya mampu dipinta.
Takutku bukan ingkar pada Ilahi
mematuhi yang diperutus
caraku mengimani-Mu ya Tuhanku
kesungguhan dari pejuang tak didendang
hingga budi rasa terhutang
nyawa di badan jadi taruhan
kepada-Mu jua kumohon perlindungan.

JULIA IKIN
Johor Bahru
19 Mac 2020.

Salah satu puisi yang ditulis oleh seorang penyair Malaysia bertajuk "CARA TAATKU" ini mengingat kita sebagai pembaca untuk menjaga diri dalam penyebaran wabah Covid-19.

Dari sudut pandangan kritik sastra puisi ini amatlah memiliki pengertian yang baik merujuk pada SEMANTIK karena jika puisi dibaca dengan cermat dan teliti, penyair sungguh taat pada peraturan yang ditetapkan oleh yang berwenang dalam upaya untuk menjaga diri. Penyair bukan hanya saja menjaga diri tetapi juga memberi nasihat kepada yang lainnya untuk menjaga jarak antara sesama. Cetusan hati ini bukan bersifat sombong dalam menjaga jarak (to keep up social distance) tetapi ini merupakan keharusan yang harus ditempuh. Karena penyair memiliki perasaan yang sangat sensitif terhadap penyebaran wabak virus yang sangat membahayakan diri manusia pada masa sekarang. Pada puisi yang ditulis ini, penyair selalu bertanya-tanya dalam diri ,apakah wabah ini akan mengenai dirinya atau tidak. Penyair hanya berserah diri dan berdoa kepada Tuhan agar dia terhindar dari wabah Covid-19 ini.

"Menjauhimu kini
caraku menyayangimu
saling menjaga jarak ini
adalah kepedulianku
usah curiga dan cemburu
definisi rasa kasih dan asih
bukan merubah setiaku
saat wabak covid-19
menyerang manusia.
Dekatku masih tulus
bersama hantaran bait doa
antara kalut dan reda
fikiran tiada henti bertanya
akankah giliranku tiba"


Selanjutnya, pada baris-baris puisi yang ditulis berikutnya berterus terang apabila hal ini merupakan kehendak Tuhan, yang Maha Esa, iya segalanya berpasrah diri karena ini semua adalah kekuasaan Allah Swt. Maka dengan itu, penyair tampaknya selalu berdoa kepada Ilahi untuk meminta perlindungan supaya wabah ini terhindar dan jangan mengenai dirinya dan yang lainnya juga.

Dari sudut pandangan kritik dan ilmu sastra, puisi ini sungguh memberi manfaat bagi pembaca karena nilai karya sastra yang tersirat di balik tersurat amat bagus. Mengapa? Karena pada beberapa baris puisi , ada kalimat yang menyatakan bahwa penyair " Takutku bukan ingkar pada Ilahi// mematuhi yang diputus//Caraku mengimani-Mu ya Tuhanku//

Tulisan dan ucapan kalimat seperti ini sangat mendukung kekuatan puisi dalam memberikan makna dan nilai puisi bahwa PENYAIR sesungguhnya takut pada Allah Swt, dan juga PATUH pada peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah atau Kerajaan. Maka puisi dinilai sangat bagus dan memberikan ajaran yang baik dan pesan kepada masyarakat sebagaimana yang dipesankan oleh penyair pada baris-baris puisi di bawah ini:

"pabila kehendak dari yang Esa
terdayakah aku dengan bekal seada
ampunan hanya mampu dipinta.
Takutku bukan ingkar pada Ilahi
mematuhi yang diperutus
caraku mengimani-Mu ya Tuhanku
kesungguhan dari pejuang tak didendang
hingga budi rasa terhutang
nyawa di badan jadi taruhan
kepada-Mu jua kumohon perlindungan. "


Jadi, kesimpulan : "Tajuk puisi selaras dengan tema dan isi walaupun puisi ditulis dengan bahasa yang sederhana"

Demikianlah ulasan dan analisis puisi bertajuk " CARA TAATKU" dibentangkan dari sudut pandangan kritik dan ilmu sastra oleh penulis.

Wassalam,
dtt
Medan,23-03-2021

--------------------------------------

YANG PENTING DALAM PUISI ITU ADA KEKUATAN DAN MISTERI DARI RANGKAIAN KATA YANG TERSUSUN
Siamir Marulafau


-------------------------------------



ANALISIS SEBUH KARYA SASTRA BERTAJUK “PEMIMPIN UTAMA” karya :
Radzuan Ibrahim, Sastrawan Malaysia
Oleh : Assoc. Prof. Ustad. Siamir Marulafau 

 
PEMIMPIN UTAMA

Pemimpin itu
harus mengutamakan rakyat
bukan diri sendiri

Tetapi pemimpin
harus utamakan dirinya dahulu
di kalangan rakyat
untuk diangkat jadi pemimpin

Hanya pemimpin
yang pandai mengutamakan
rakyat dan diri sendiri
tanpa kontroversi
akan terus dipandang tinggi
menjadi pemimpin
memerintah negeri.

Wanrazuhar, PEMUISI
Kuala Lumpur
14.3.2021.



PENDAHULUAN
Puisi bertajuk “ Pemimpin Utama” karya : Radzuan Ibrahim


ini adalah salah satu tipe puisi prosa liris, yaitu puisi yang ditulis bebas dan tidak terikat pada rima. Penyair bebas mengemukakan dan mengekspresikan buah pikirannya sepanjang tinta pulpennya tidak kering di atas lembaran kertas putih tak bernoda.

Dalam analisis dan kajian puisi ini, perlu dibentangkan dan dikaji apakah puisi ini bagus atau tidak? Apakah kata-kata atau diksi yang digunakan sesuai dengan tema yang dipikirkan sebelumnya?

Jika ditanya, apakah fungsi penulisan puisi di atas? Tentu yang menulis puisi akan menjelaskan bahwa puisi ini ditulis untuk mencari tahu peran seorang pemimpin dalam sebuah wilayah atau negara. Untuk mengetahui apa fungsi atau peran seorang pemimpin diangkat oleh rakyat dalam satu negara akan menjadi pokok masalah dalam hati pengarang.

METODOLOGI

Berhubung karena konteks puisi mengarah kepada politik maka penulis cenderung menganalisis puisi ini dengan menggunakan metode deskriptif kwalitatif , yaitu suatu pembahasan puisi dengan cara menjelaskan dan menerangkan pokok masalah yang akan dibahas. Di samping itu, penulis juga ingin mengemukakan teori ilmu sastra yang merujuk pada pada pendekatan intrinsik,yaitu pendekatan berdasarkan teks. Penulis membaca dan mengolah teks sebagai data utama untuk mencari pokok masalah yang ada dalam puisi tersebut. Untuk memperoleh data-data yang lebih akurat, penulis juga melakukan pembacaan buku-buku melalui perpustakaan guna memperbanyak data yang berhubungan puisi yang dibahas.

ANALISIS

Bila tajuk dan konteks puisi ini dibaca dengan cermat , maka hati kita sebagai pembaca sepertinya jengkel jika tindak tanduk atau karakter seseorang yang dianggap pahlawan tertinggi dalam satu negara tidak menjadi seorang Pengayom yang baik dan benar. Mengapa dan ada apa dengan seorang pemimpin? Karena pada masa sekarang ini, rakyat ingin bila pemimpin yang diangkat betul-betul menjadi Pengayom. Sementara Allah Swt sangat senang bila rakyat patuh kepada pemimpin sebagaimana yang difirmankan Allah Swt dalam Al- Qur’an surah Aan-Nisa’(4) Ayat 59.

• يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا ࣖ

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Bila pengertian puisi ini ditelusuri dan dikaji dengan cermat maka penyair sangat benar mengekspresikan pengertian seorang pemimpin. Menurut penyair pemimpin itu harus mengutamakan kesejahteraan rakyatnya dahulu dan bukan dirinya sendiri yang diutamakan. Hal ini dapat dilihat dalam baris- baris puisi di bawah ini.

“Pemimpin itu
harus mengutamakan rakyat
bukan diri sendiri”

Selanjutnya, jika kita perhatikan pada puisi yang ke dua(II), penyair dengan ironisnya mengatakan bahwa pemimpin mengutamakan dirinya dahulu di kalangan rakyat. Hal seperti ini banyak sekali yang terjadi di setiap negara. Sebelum jadi pemimpin, seseorang itu sangat berbaik budi dan menanam rasa cinta kepada rakyat dalam upaya ia akan dicalonkan jadi pemimpin. Tetapi setelah Ia berhasil menjadi pemimpin, Ia akan berubah dan tidak memperhatikan rakyat. Dia merasa egois dan mementingkan diri sendiri.

“Tetapi pemimpin
harus utamakan dirinya dahulu
di kalangan rakyat
untuk diangkat jadi pemimpin”


Selanjutnya, pada puisi yang ke tiga(III), dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin yang baik dan bijaksana adalah pemimpin yang mengutamakan rakyatnya dan tidak membuat pertikaian kepada rakyat. Jika pemimpin berlaku demikian maka rakyat pun sangat menghargainya. Inilah tipe pemimpin yang disenangi rakyat sebagaimana yang dipaparkan oleh penyair dalam baris- baris puisi di bawah ini :

“Hanya pemimpin
yang pandai mengutamakan
rakyat dan diri sendiri
tanpa kontroversi
akan terus dipandang tinggi
menjadi pemimpin
memerintah negeri.”


TINJAUAN KRITIK SASTRA
Bila dipandang dari sudut kritik sastra,puisi yang ditulis Dato Radzuan Ibrahim
ini, tidak menyalah. Mengapa? Karena penulisan puisi menggunakan diksi yang tepat dengan rangkaian kalimat yang benar merujuk pada tema yang dibicarakan.Puisi ditulis dalam bahasa yang sangat sederhana dan mudah dimengerti. Isi kandungan puisi agaknya bersifat kritik. Hal ini tidak heran lagi karena penyair itu memiliki perasaan yang sangat sensitif terhadap apa yang dilihat dan didengar.

KESIMPULAN


Setelah mengamati dan menganalisis puisi dari awal sampai akhir, dapat disimpulkan bahwa puisi sangat bagus karena puisi memberikan makna yang baik berupa kritik dan nasehat serta pesan kepada pembaca.

Kesimpulan yang paling penting adalah bila menjadi seorang pemimpin, hendaklah mengutamakan kesejahteraan rakyat dahulu dan jangan mengutamakan kepentingan pribadi atau diri sendiri. Karena pemimpin yang baik itu dari rakyat untuk rakyat.

REFERENSI


Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Usman Awang, Dkk.2019. Petala 7 Sasterawan Negara.Penerbit UMT
Universiti Malaysia Terengganu.
Wellek, Rene dan Austin Warrent. 1993. Teori Kesusasteraan. Jakarta : Gramedia

Medan,22-03-2021
Wassalam,
dtt
Associate Prof.Ustad.Siamir Marulafau
Nip.19580517 1985031003



ANALISIS SEBUAH KARYA SASTRA
Oleh : Siamir Marulafau
Membaca Puisi bertajuk “BURUNG SEKAWAN” karya : Zurinah Hassan


BURUNG SEKAWAN

Di kala kau terbang
Menongkah angin
Menyeberang ombak
Dengan kecil kepak
Siapa yang menjaga
agar tidakterkoyak

Burung sekawan menyusur awan
Siapakah yang menyusunmu
dalam satu garisan

Sedang kami termangu
Dalam kegagalan
Mencari kebersamaan

PENDAHULUAN

Di dalam buku “ Petala 7 Sastrawan Negara Malaysia” terbitan Penerbit UMT (Universiti Malaysia Terengganu),2019 ini terselip salah seorang Sastrawan Negara Dato’ Dr.Zurainah Hassan,yang 13. Saya sebagai pembaca dan penelaah karya sastra puisi merasa kagum dengan sebuah karya sastra yang ditulis bertajuk” Burung Sekawan”. Dalam kajian ini dibentangkan kepada kita bahwa pengarang puisi ini adalah salah seorang akademisi dan bekerja sebagai salah seorang dosen di Universiti Malaya dan Universiti Sains Malaysia. Penyair yang tershohor ini banyak menulis buku-buku. Salah satu di antarnya bertajuk “Sesayap Jalan”. Sampai sekarng ini, telah menulis dan menerbitkan 24 buku dan termasulk kumpulan puisi.

Meskipun banyak tajuk puisi yang ditulis tetapi ada salah satu puisi yang sangat menarik dalam perhatian pembaca, yakni bertajuk “Burung Sekawan”. Yang paling penting kita ketahui apakah puisi ini bagus atau tidak? Apa makna yang sesungguhnya tertuang dalam penulisan puisi ini?

METODOLOGI

Dalam pengkajian dan analisis puisi ini, penulis menggunakan metode “deskriptif kwalitatif”. Penulis yakin bahwa dengan menggunakan metode ini, puisi sebagai obyek kajian yang dibahas akan dapat diuraikan dan dijelaskan dengan baik. Di samping itu, penulis juga menggunakan teori ilmu sastra merujuk pada teori Rene Wellek dan Austin Warrent, yang tertera dalam buku “Teori Kesusasteraan”. Dalam upaya terjangkau pembahasan secara mendalam, penulis cenderung merujuk pada buku-buku perpustakaan dan internet sebagai sumber data.

ANALISIS

Jika kita membaca dan meresapi konteks puisi ini, kita sebagai pembaca akan merasakan jantung kita terbang di angkasa seperti burung yang digambarkan. Mengapa dan ada apa? Karena puisi ini ditulis dengan menggunakan figuratif bahasa yang tepat serta metaforik yang indah sebagaimana yang ditulis pada baris- baris puisi yang pertama (I)

“Di kala kau terbang
Menongkah angin
Menyeberang ombak
Dengan kecil kepak
Siapa yang menjaga
agar tidak terkoyak”


Selanjutnya, pada puisi yang ke dua (II), penyair juga menulis puisi dengan baris-baris yang dihiasi dengan bahas figuratif yang membuat puisi amat indah seperti pada baris-baris puisi:

“Burung sekawan menyusur awan
Siapakah yang menyusunmu
dalam satu garisan”


Dan begitu juga pada puisi yang ke tiga (III), penyair menulis puisi dengan bahasa yang indah dan bermakna. Hal ini dapat dilihat pada baris-baris puisi seperti :

“Sedang kami termangu
Dalam kegagalan
Mencari kebersamaan”


Bila puisi yang ditulis Dato’ Zurinah Hassan dikaji dengan cermat dari sudut pandangan semantik, maka akan ada makna yang tersirat di balik tersurat dan merupakan hal yang sangat misterius. Makna ini akan memberikan kekuatan pada tubuh puisi yang ditulis walaupun tulisan puisi ini pendek dengan bahasa yang sederhana tapi penulis puisi sudah memadukan tema dengan isi kandungan puisi sebelumnya. Inilah makna yang bernilai, yakni makna yang tersirat dalam benak seorang penyair yang harus diketahui oleh pembaca. Dalam puisi ini, penyair membincangkan tajuk “Burung Sekawan”. Dengan pengertian bahwa meskipun burung itu terbang bebas tapi mereka juga memupuk rasa kesetiakawanan. Burung itu juga membentuk kelompok yang tak terpisahkan dan tetap bersatu dalam menyeberang ombak. Misalkan penyeberangan ombak itu adalah salah satu kesulitan yang dihadapi tetapi karena burung-burung bersatu dan sekawan maka apa pun kesulitan yang dihadapi akan mudah dan tidak koyak. Pengulasan tentang kesetiakawanan dan kekompakan dalam kehidupan yang diumpamakan sebagai “Burung Sekawan” inilah yang paling benar dan bagus ditiru oleh manusia (Zurinah Hassan,2019 : Puisi I)

Selanjutnya, Penyair menjelaskan dan menegaskan bahwa meskipun ada rasa kestiakawanan dan kekompakan dalam satu kelompok untuk terbang menyusur awan, alangkah baiknya jika dalam satu grup ada salah seorang jadi penyusun, yang dianggap sebagai pemimpin dalam satu garis,yaitu dalam satu kelompok supaya yang lainnya jangan berserak dan keluar dari jalur smestinya yang bakal ditempuh. Ini berarti dalam sebuah kelompok, harus ada yang mengatur dan memimpin grup tersebut (Zurainah Hassan,2019 :Puisi II)

Pada baris- baris puisi yang ke tiga (III) , penyair memberi penjelasan bahwa jika kekompakan dan rasa kesetiakawanan tidak ada dalam kehidupan seperti sekawan burung pada puisi di atas maka visi dan misi kehidupan itu akan mengalami kegagalan. Maka untuk itu, perlu kebersamaan. Kebersamaan itu adalah merupakan tonggak untuk mencapai keberhasilan. Hal ini terungkap dalam baris-baris puisinya:

TINJAUAN KRITIK SASTRA

Setelah mengamati puisi di atas , maka sebagai pengamat karya sastra mengatakan bahwa

karya puisi yang ditulis oleh Dato’ Zurinah Hassan adalah bagus dan tidak menyalah jika karya puisi ini dipandang dari sudut ilmu sastra. Mengapa? Karena bahasa dan diksi yang digunakan adalah tepat sesuai dengan makna puisi. Makna puisi sesuai dengan tema yang dibangun sebelumnya.

Secara semantik, pengertian puisi sangat memberi arti dalam kehidupan sosial masyarakat meskipun penyair menggunakan ‘burung-burung Sekawanan terbang di angkasa’ sebagai simbolis dalam kehidupan manusia. Penerapan makna puisi ini mengandung filsafah kehidupan, yang artinya manusia harus memupuk rasa kekompakan dan kebersamaan dalam satu kelompok bahkan misalnya dalam satu negara yang dipimpin oleh seorang Pemimpin. Pendek kata, jika kekompakan itu terkoyak dan tak bersatu maka apa yang dicita-citakan ke depan akan sia-sia dan tak akan terwujud dengan baik.

Selanjutnya, dalam pandangan kritik sastra, puisi ini sangat misterius dan memiliki kekuatan yang dahsyat karena penyair sangat bijak dalam memberikan makna tersirat di balik tersurat merujuk pada KEHIDUPAN SOSIAL. Dengan catatan bahwa manusia itu harus bersatu dan kompak dalam mencapai visi dan misi ke depan.

Dalam pandangan struktural, Penyair menggunakan pola kalimat yang tersusun dengan baik dengan pola kalimat

PREDIKAT ------------------------------ SUBYEK

Menongkah angin

Menyebrang ombak

Mencari kebersamaan

SUBYEK ---------------------------------- PREDIKAT--------------- Obyek

Burung sekawan menyusur awan

KESIMPULAN

Setelah membaca dan menganalisis puisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi ini adalah sangat bagus dan benar. Makna yang dijumpai dalam puisi sangat memberikan manfaat merujuk pada solidaritas (kesetiakawanan) dan kebersamaan dalam kehidupan. Puisi juga memberi manfaat dan keindahan dalam menjalin hubungan sosial antara yang satu dengan yang lainnya.

REFERENSI


Rahardi, R. Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Stilistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Usman Awang, Dkk.2019. Petala 7 Sasterawan Negara.Penerbit UMT
Universiti Malaysia Terengganu.
Wellek, Rene dan Austin Warrent. 1993. Teori Kesusasteraan. Jakarta : Gramedia

Medan,22-03-2021
Wassalam,
dtt
Associate Prof.Ustad.Siamir Marulafau
Nip.19580517 1985031003


Tidak ada komentar:

Posting Komentar