UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Minggu, 21 Maret 2021

Kumpulan Puisi Putra Pengembara Azza - SURAT PENGAKUAN


 

SURAT PENGAKUAN

Ku tulis surat ini untukmu dik ...
selain ingin menanyakan kabar tentangmu
juga tak muluk-muluk aku masih rindu padamu
jika mengenangmu semuanya jadi terasa menentramkan
burung-burung berkicau, ikan-ikan riang berenang
embunpun seakan ikut tersenyum menyapa

Daun-daun yang kering dan jatuh di tanah
mengingatkan akan sendu kisahmu saat tangan kita tak lagi bergandengan

engkau menangis
aku juga sedih
aku menangis
engkau mungkin tidak sedih

Surat ini ku tulis khusus untukmu dik ...
selain menanyakan kabar tentangmu
juga tak basa-basi aku masih rindu padamu
andai teriak tidak menganggu orang
aku sudah meracau tak karuan
sekarang aku sering sedih
dan juga cemburu
cemburu pada masa lalu

Ingin aku tak peduli
tapi aku tak kuasa
daun-daun yang berguguran tak lagi ku perdulikan
kemana akan tertiup angin
lalu aku hanya ingin ada hujan, ada sepi
seperti saat aku menunggu kabarmu
tapi tak segera ku terima salam beritamu

Kini
Kuikhlaskan caramu mencari cara ntuk membenciku
biarlah aku berteman gemuruhnya angin didada
atau tetesan hujan yg sering membasahi wajah
engkau tak usah nemperdulikannya
karena memang sekarang engkau sudah berubah
namun doaku tetap engkau nendapatkan yg terbaik dariNya



SEBUAH TAKDIR

Mampukah memahami takdir dirimu
Terkadang engkau berencana, namun mengapa begitu semakin jauh... ?
sudah begitu matang, tapi kian jauh dari harapan..

Terkadang tak engkau rencanakan, malah begitu saja engkau dapatkan
terkadang tak siap, Justru sudah ada di depan mata
terkadang di gadang2, Justru malah gagal total
terkadang begitu kerasnya kau berusaha, namun begitu saja lepas dari genggaman..

Terkadang tak engkau harapkan, malah engkau diberikan
terkadang engkau tak mampu menentukan takdir dirimu
saat begitu banyak pilihan menunggu putusan...
terkadang engkau hanya mampu terduduk dalam diam
dan tak tahu harus memilih apa,
hanya membiarkan kisahmu mengalir apa adanya
membiarkan waktu membawamu ke muara...
..
Takdir itu ada di tanganmu... Jika kau mampu tentukan jalanmu...
tetapi jika engkau ragu.. Bawa galaumu dalam keheningan malam nan syahdu...
tunduklah..
menyerahlah...
pasrahkanlah....
bawa kisahmu kepadaNNYA
Biarkan DIA menyelesaikan dan memilihkan takdirmu..
karena PilihanNYA takkan pernah menjerumuskanmu...
dan jangan pernah engkau ragukan itu...

Kadang pilihan itu tak selalu sesuai dengan inginmu
tetapi yakinlah dalam ketidakinginan itu,
mungkin banyak terkandung banyak kebaikan untukmu....

Selamat Berjuang...!!!
Semoga Piala Kehidupan yang indah engkau dapatkan,..

Oleh : Putra Pengembara Azza



KALAH

Tajam pedang yg menembus dadaku
tak seberapa tajam dari bahasamu
begitu kental melipat sukma menjadi sepucuk puisi

Dan ktika pengkabaran itu tiba
semakin tajam lagi bahasa burung mengokang senjata
melihat dengan sebelah mulut dan mata
hingga jadilah gerimis
walau suaranya tak lagi nyaring.

Ahh..
aku tak berdaya lagi
mendapati segudang kebencian yg meronta-ronta
saat pulang sebelum usai berjuang

Oleh : Putra Pengembara Azza



KERINDUAN


Badai perlahan berlabuh
selaksa dataran bergelombang, menjadi danau keruh
senja lekas meremang
angin berlalu membohongi dirinya sendiri
mengurai luas samudra air mata

Malam merajam
dan mematikan redup cahaya bulan
tinggal diriku bercumbu dengan bayang
selebat abu dan arang
laksana burung telah bepergian
tiada kan dapat bertandang pulang

Jangan salahkan kepadaman yg kian membaja
lantas memancangnya di langit gelap
sebab purnama telah melayang kemarin lusa,
dan kemarin lusa
lebih lusa lagi
terdekap megah sang awan
bersama dinding-dinding kebisuan

Malam kian melarut
Ada setangkai bunga tersenyum bertirai sutra
dalam terang rembulan
memaknainyapun aku tak berdaya
karena madu telah membaringkanku di atas tungku tanpa bara
tanpa sebaris kata jumpa
tanpa sebaris tanya
sehebat rumah tua

Barangkali satu kali lagi telaga kan bermuara
membungkus kering dahaga
menimbun benih-benih hujan air mata
dari sisa-sisa kerinduan
dalam butiran kasih sejati

Dan esok pagi,
saat sambut matahari mengawali hari
berharap di hamparan kudapati sekuntum mawar merubah warna
menjadi cerahnya waktu
meminum lahap nanar lukaku
lantas membasuhnya dengan sapuan hangat kasih
sesejuk embun menengadah
sebab badai kembali terbang

Dan di meja sebuah ruang
akan tersedia sebatang kalbu
menjaga rindu yg lembut dalam secangkir kopi

"Arrgghhhh....
engkau tahu
aku sudah terlalu lama menunggu
ijinkan kukenang sejenak jejak perjalanan
sebagai buah pengalaman
dan kumaknai siluet yang tersimpan di matamu.

Yahhhhh...
Dalam jeruji kerinduan tinggallah diriku saja
mengeja namamu
seindah waktu meraba tiada layu
meski ditelan samudra biru
dan biarlah kerinduan ini kian tak menentu
selama aku mengadu dalam kelambu bisu...
sebelum dingin mengaburkan mataku
mari kita teguk bersama selagi hangat..."
pintaku

Karya : Putra Pengembara Azza



JIKA

Andai cintaku tak sampai akhir
bukan aku yang mengakhiri
cinta itu tetap ada dan telah ku tinggalkan di hatimu
karena jika kepergian tak bisa lagi terhindari

Hidup memang tak selalu bisa bersama
namun ketika kita bersama adalah kebahagiaan yang tak bisa dikata
dan itu hanya untukmu, hanya bersamamu

Biarkan saja jika aku harus menangis, hanya bisa melihatmu.. Melihat gambarmu
mungkin ingin ku raih tanganmu walau saat ini aku pasti tak bisa
tak bisa berbuat apa-apa
aku sudah senang jika lambaian tanganmu
kau tangkupkan di dadamu
usaplah airmataku jika ada
aku akan merasa betapa sangat damainya .....

Jika hidupku tak akan tersisa lagi ...
bukan aku yang menginginkannya
aku hanya milikNya dan harus kembali kepadaNya
entah kapan Dia menginginkannya
dan aku harus menurutinya
karena tak bisa menghindari

Mungkin kelak kita akan bersama jika Tuhan kasihan padaku
engkau telah berdoa sepanjang hidupmu, untukku
dalam Sholatmu, begitu khusuknya
begitu ikhlasnya, begitu sabarnya
walau kadang engkau tersia-sia ketika aku deksura .....

Jika cintaku tak sampai akhir
tetap senyumlah...
agar aku juga bisa tersenyum melihatmu
walau engkau tak bisa melihat senyumku .....

Karya : Putra Pengembara Azza



SONETA

Ia kekasihku ...
tetapi ia tak lagi kasih kepadaku

Ia kesayanganku ...
tetapi ia tak lagi sayang kepadaku

Ia kecintaanku ...
tetapi ia tak lagi cinta kepadaku

Ia hanya angin lalu yang bertiup sejenak lalu senyap
ia hanya rembulan di malam hari yang akan memudar
ia hanya matahari di siang hari yang akan tenggelam
pasti akan menjadi sesuatu yang sunyi
walau tetap menjadi kenangan
dan pengalaman di pahitnya hati .....

Ia terkasihku ...
walau kelak hanya bisa terindukan

Ia tersayangku ...
walau kelak hanya bisa terbayangkan

Ia tercintaku ...
walau kelak hanya bisa terimpikan

Jika memang ia harus pergi, tak usah ditangisi
air mata pasti akan sia-sia dan takkan membawanya kembali
jika pun kembali maka angin tetap takkan berhembus
jika pun pulang maka rembulan tetap takkan bercahaya penuh
jika pun datang maka matahari tak akan cemerlang lagi
akan tetap redup
dan pedih di jiwa .....

Ia tetap ia ...
bukan lagi engkau
tak akan bisa aku meraihnya
memeluknya
biar ia menjauh, bahkan jauh sekali, harus ku biarkan
tetapi ia akan selalu ku sebut di tiap puisiku
dan mungkin di mimpiku ....

Karya : Putra Pengembara Azza
#coretan_hati




Tidak ada komentar:

Posting Komentar