AIR MATA KECEWA
Ini tentang air mata, yang tertumpah oleh dusta, kecewa terhimpit luka, mengganas kuasai raga
Iringan bayu begitu syahdu, merayap masuk meresidu, rangkaian aksara turut mati, bertinta hitam, darah anyir mengaliri
Apa jadinya madah yang tersimpul indah, serupa kamboja putih, di atas noda yang membuih
Ingin kujejaki, setiap jengkal harapan, mencari arah kembali ingatan, namun kaki ini serasa buta, sesat gelap meraih asa
Cinta menenggelamkan akalku, kebohongan dianggap buaian surga biru, meronta batin nanar menyeringai, bagai gagak pemangsa yang selalu mengintai
Sosok ayu kini menjadi pemburu, hasrat dendam tersampaikan bak peluru, menghancurkan tiap bejat kesombongan laju, pada dinding-dinding ego kepalsuanmu
LINA
Ptk, 4 Maret 2021
PERMAINAN NASIB
Kerling mentari menyilaukan hati
Semburat rona jingga menawarkan keindahan
Pada wajah lusuh nan layu
Terhimpit beban kehidupan
Cintamu bagai baju bersulam duri
Berpayung nestapa merubung hati
Kasihmu laksana belati menikam perih
Kujalani walau terdampar
Kulakoni dengan hambar
Kuusap darah walau tak serap
Kuseka airmata walau tak kasat
Inilah hidup ku
Penuh liku menghiris pilu
Permainan nasib serasa susu
Bercampur tuba meracun rasaku
LINA 29-06-20
Assalamualaikum....
met siang shbt2 di sini
PEMBIDIK ULUNG
langit memerah
Panas membara
Kwintal beban di pundak
Cucuran keringat
Basah membanjiri diri
Tak berasa kaki tercabik
Segar noda membasahi bumi
Meninggalkan jejak kaki
Pun tiada peduli
Cermin keadaan negri
Dipenuhi kuli-kuli berdasi
Pongah sepak terjang menghakimi
Rakyat miskin terkuliti
Bangkai-bangkai berjalan tak berakal
Hanya mementingkan tembolok jadi kenyang
Nasi-nasi basi si jelata dimakan
Tanpa otak kepala kosong kerontang
Dasar tikus berupa monster
Pemakan segala yang kotor
Oleh : LINA
TAURUS,100820
#diaryku
DUNIA MUNGIL
Senja itu
Kala rintik hujan perlahan membasahi rerumputan
Burung-burung kecilpun menari riang
Menikmati indahnya suasana nan tentram
Senja itu
Duduk seorang bocah bertelanjang dada
Isak sesenggukan sayup terdengar
Tersamarkan oleh derai hujan
Senja itu
Tanah merah basah
Dengan dua tiang di atasnya
Tanpa kembang kamboja dan harum aroma pandan
Senja itu
Goresan ku tak dapat kuguratkan
Hanya memandang
Perbedaan di sana
Burung kecil dan bocah menggigil
Hanya sebuah misteri kehidupan
Tak bisa diterjemahkan
Hanya takdir yang bisa menjawabnya
Indah dunia tak dapat dikecap bocah sebatang kara,
Tak seperti burung kecil yang selalu riang menari tanpa beban
Seraut wajah cahaya memberi pesan
TUNJUKKAN JALAN MENGGAPAI
" DUNIA MUNGIL "
LINA Taurus
Kalbar,221020
SAHDUNYA CINTA
Seperti langit mencurah hujan
Layaknya bulan selalu setia pada malam
Itulah sahdunya cinta bersemayam
Menyulam rindu dalam penantian
Oleh : Lina Taurus
Ptk, 25 Januari 2021
SENJA BERBUNGA
Jingga keemasan
Warna warni senja
Serupa bidadari
Menghias taman surgawi
Bunga-bunga bersemi
Kuncup beraroma wangi
Menanti kekasih
Seindah titi pelangi
Datanglah...
Aku di sini sendiri
Tiada lelah mematri mimpi
Demi dikau duhai pujaan hati
Lina
Ptk, 080321
PERINDU DI UJUNG SENJA
Ranting patah tanpa tunas hijau
Mengering tanah imbas kemarau
Debaran kalbu tak bermaya
Menyudutkan hati yang sedang berkelana
Sinaran mentari tak sehangat buai menyapa
Sang perindu menanti di ujung senja
Terdiam sepi mengabut bersama renta
Tiada pasti pertemuan nyata
Layu kembang di taman hati
Tak bermadu sendu gugur ke bumi
Mengharap kumbang datang menyambangi
Namun rindu hanya sebuah mimpi
LINA
Ptk, 070321
CINTA YANG LUKA
Kau serupa bayang-bayang mengikuti ke mana diri berjalan, dan menghilang setelah malam menjelang seperti angin berhembus berlalu menampar kebisuan
Datang dan pergi sesuka hati, meninggalkan tanda memar membiru lebam karna rindu yang menggenang
Cinta ini bersemi, mekar indah tanpa ruas kesempurnaan, merambah masuk ke relung jiwa terdalam, meniduri puing-puing luka dan tak bisa lagi tersadarkan
Hanya hujan, begitu paham memberi arti diri untuk tandusnya jiwa nan gersang, membasahi kerontangnya qalbu dengan iman
LINA
Ptk, 120321
RINDU TAK BERTUAN
Dalam hening ada kisah
Kisah yang terpenggal dengan waktu
Waktu yang menjadi saksi
Saksi tentang sebuah misteri
Masih ada kerinduan
Kerinduan yang tak bertuan
Bertuan pada semu
Semu semua yang kucumbu
Malam
Dalam kelam
Kulukis namamu buram
Samar dalam sepi mencekam
Lembaranku telah usang
Tanpa guratan memerah
Tak lagi ada yang dikenang
Hilang tak berkisah
ANTING PUTRI
PTK, 18 Maret 21
RINDU ANUGRAH
Ranting kering luruh mengabu
Tunas-tunas baru terkulai layu
Bumi tergarang, rekah terbelah
Menelan nista sampah-sampah
Congkaknya sebongkah batu
Jumawa merengkuh tabu
Ricuh angin lenggang berlalu
Menampar luruh raga berpeluh
Laku lampah menapak kelam
Menabur sunyi di langit suram
Setangkup angan berkalung kalam
Sambut mentari di bibir malam
Di mana cahaya itu
Mengapa sembunyi malu
Kami menadah tangan rindu, ya Rabbku
Akan anugrah terindah-Mu
LINA
Ptk, 24 Maret 2021
LINA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar