UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 29 Desember 2017

CINTA DI PAGI YANG MENDUNG



Engkau melangkah dengan begitu pelan,
Gaun merah, diantara keramaian,
Bisingnya kota, dan aroma kendaraan,
Lalu lalang para pejalan kaki,
Engkau begitu anggun dengan kerudung yang menutupi seluruh tubuhmu,

Aku meneguk secangkir kopi hitam,
Pagi hari, selang beberapa menit,
Tampak sepasang kekasih berusia renta,
Tawa dan pandangan mereka saling memberi sinyal,
Akan cinta serta kasih sayang,

Aku masih saja diam, memandangmu dari kejauhan,
Memperhatikan sepasang kekasih yang begitu bahagia,

"Sebentar aku pesankan secangkir teh hangat untukmu"
Berucap si kakek bersama senyum di wajahnya,
Berjalan melewati beberapa pengunjung,
Hingga ia dapati penjual bunga di balik jalan,
Ia mendekati, si penjual bunga yang masih remaja,
Mengambil setangkai mawar merah dengan bungkus nun rapi,
Semakin tersenyum dan ia mulai kembali,

Jaraknya tidak terlalu jauh,
Dengan usia renta, itulah cinta,

Ia mendekati istrinya, secangkir kopi di tangan kanan dan setangkai mawar di tangan kiri,
"Ini secangkir teh untukmu"
Yah, tampak senyum nun tulus dari wajah istrinya,
Mengisyaratkan kasih sayang,
Rindu serta cinta.

Ah, gadis bergaun merah, dengan kerudung yang meutupi seluruh tubuhnya,
Aku memalingkan wajah, sejenak untuk melihatmu,
Buku kecil dan pena, dalam tulisan ini aku mengagumimu,
Nun indah lagi bercahaya,
Nun santun lagi beramah tamah,
Sungguh aku ingin menghalalkanmu,
Di depan keluargamu untuk aku meminangmu,

Terdengar suara beserta tepuk tangan,
Para pengunjung nun begitu antusias,

Duhai gadis bergaun merah,
Engkau tahu apa yang lihat?

Pemandangan luar biasa di pagi yang mendung,
Si kakek berlutut dengan mengeluarkan mawar merah di tangan kirinya,
Ia mengucap cinta, cinta dan kasih sayang,
Diantara pengunjung, ungkapan cinta di pagi nun mendung,

"Sayang, mawar ini tidaklah seberapa dengan kebersamaan yang telah kita lalui, terima kasih untuk dirimu yang telah bersedia menemani aku selama ini, hidup yang sementara, denganmu aku ingin meraih Surga yang telah dijanjikan"

Aku tersenyum, dibalik diam yang mengusik hati,
Dapatkah aku melakukan hal seperti itu?
Dengan ia yang aku kagumi, dengan ia yang aku cintai,

Harapku untukmu agar dapat bersama,
Meraih Surga, tempat terindah seluas langit dan bumi,
Pephonan, buah-buahan, serta sungai-sungai nun mengalir,

Duhai gadis bergaun merah,
Tunggulah jika engkau bersedia,
Karena aku tiada memiliki upaya untuk berucap janji,
Hanya Do'a sebagai perantara, atas inginku untuk meminangmu,
Biarlah jarak memisahkan,

Dalam hijab kita saling mengharapkan,
Biarlah sujud sebagai jalan,
Untukmu dan aku di pertemukan,
Pada waktu terbaik,
Naungan cinta Allah Tabaraka wa Ta'ala.

Padang, 24 Desember 2017
~Alek Wahyu~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar