Puisi kolaborasi
Edisi 14
Hidayat Almansuri - Adinda Arini
DEMI SETIA
AA : Aku mengayun langkah ke sebrang pandang
Menata kidung guritan jiwa
Namamu menghias ruang
Asmamu kasih, dlm cinta dan kesetiaan.
HA : Pergilah cinta
Jalanilah garis hidup ini
Dan yakinlah, bahwa kemana pun kau melangkah, cintaku kan selalu menyertai
AA : Jika waktu 'kan tiba 'tuk bersua
Genggam tanganku jangan terlepas
Bawa rinduku dalam debaran gelora cinta
Padamu kasih pemahat rasa
HA : Melangkahlah jangan ragu
Gapailah semua keinginanmu
Usah terbebani dengan rasa yang ada diantara kita
Dan yakinilah, aku 'kan menunggumu di sini dengan setia.
Jkt - Salatiga ,10/11/19
BERTAHAN ATAU BERLARI
Sejuknya embun pagi ini
Begitu deras enyiram bumi
Namun ternyata, tak dapat sejukkan gundah jiwa.
Bimbangnya hati dengan hubungan ini
Semakin memberatkan langkah kaki
Untuk kembali berjalan
Menapaki titian mimpi.
Impian yang coba kita satukan
Nyatanya tak mampu menyatukan hati kita
Karena perlahan ego diri
Mulai hadir dan merajai.
Sering kita coba diskusi
Namun tak menghadirkan solusi
Justru ketegangan hati
Yang membuat semua semakin tak berarti.
Mungkin bisa memilih pergi
Memutuskan semua hanya sampai di sini
Tapi akankah mudah 'tuk dilalui
Sedang ada tanggung jawab sebagai konsekuensi.
Kini ku tak mengerti
Langkah apa yang harus dipilih
Apakah harus bertahan dengan mimpi
Atau pergi, meninggalkan semua ini...
Cibubur, 09/11/19
PERGILAH
Kau yang selalu mendekatiku
Menebar senyum palsu
Dan meliuk-liuk coba merayu
Lalu kau pikir bisa menipuku...?
Kau keliru..
Hanya akan membuang-buang waktumu.
Tahu kah kau, bahwa jiwaku tak serapuh itu..?
Tak mungkin aku takluk, oleh rayu murahanmu.
Aku memang sengaja diam mengikuti semua keinginanmu
Dan membuat diri seolah-olah kalah dihadapanmu
Hanya untuk tahu, sampai dimana kemampuanmu.
Dan ternyata, hanya segitu kemampuanmu.
Kau tahu, Rizal terpingkal-pingkal dengan semua tingkah polahmu.
Dan kalau saja aku tak melarangnya
Pasti kau sudah hancur olehnya
Karena kau, sudah kurang ajar padanya.
Kini pergilah
Enyahlah sejauh mungkin
Karena aku tak ingin
Dirimu hancur berkeping-keping.
TangSel, 03/11/19
MENYAMBUT CINTA HATI
HA : Aku hanya bisa berkata
Bahwa telah kupersiapkan segala
Untuk kau berlabuh di hati
Tanpa harus dirasuki oleh keraguan yang menghantui.
SA : Di lorong hatimu aku mengembara
Menyatu, menyusuri ruas-ruas bahagia
Dan membiarkan cinta tetap tumbuh
Meski jarak memisahkan kian jauh.
HA : Keceriaan, menyambut gembira hadirmu dalam hati.
Jelajahilah seluruhnya
Dan lihatlah di tiap sudut-sudutnya, bahwa tiada nama lain yang tertulis selain namamu.
SA : Biarkan cerita dan rasa yang sekarang ada berpendar lirih
menjaga cahaya lilin cinta kita agar tak padam ditendang badai cemburu.
HA : Kan kuikuti semua keinginanmu
Sebagai bukti rasa cintaku yang begitu besar padamu
Karena bahagiamu, adalah jua keinginanku.
Puisi Empat Larik
HUJAN MALAM
Duhai kau yang turun di malam ini
Siramilah rinduku padanya
Hanyutkanlah diam-diam
Dan sampaikan padanya, yang tengah menanti di peraduan..
Cibubur, 06/11/19
RIZAL
Rizal...
Kemana kau wahai jiwaku, mengapa tiada datang menemuiku...?
Masih belum redakah emosimu..?
Aku tahu kau marah, tapi haruskah kau meninggalkanku?
Sudahlah ma'afkan mereka..
Lupakan semua yang telah membuamu luka. Bagaimanapun,mereka adalah sahabatku,sahabatmu,sahabat kita.
Haruskah kau marah pada sahabamu?
Bersama hembus angin,kau pun berbisik dengan lirih seakan menahan emosi.
"Mereka bukan sahabat" katamu.
"Karena seorang sahabat,tak kan mungkin mengecewakan hati sahabatnya. Aku tak mengakuinya.."
Tambahmu lagi.
Kau jelaskan panjang lebar tentang semua,dan alasan mengapa harus marah pada mereka.
Kau bilang bahwa sebenarnya kau sudah berusaha untuk menahan amarah karena masih menghormatiku.
Oh.., aku masih tak mengerti akan semua ini..
Tapi baiklah..., kuizinkan kau pergi dulu, untuk hilangkan amarahmu.
Dan bila telah reda, segeralah kembali,karena aku tak bisa arungi semua ini tanpamu.
Pergilah...
Luapkan emosimu.., redakan amarahmu..
Aku akan menunggu bersama pena dan kertas yang berserakan ini...
TangSel,09/10/19
SENJA DI BAWAH POHON
Sedikit rasa cemas hati
Ku tatap langit senja ini
Yang tampak tak berseri
Saat awan-awan hitam membuntuti
Di ujung sana
Mentari nampak gelisah
Mengintip manja
Seakan enggan tuk berpisah
Aku sendirian
Tak tahu apa yang harus kulakukan
Hanya terpana di bawah pohon
Dan membiarkan waktu berjalan
Bersama hembusan angin
Hanya kuharapkan
Esok hari langit kan terang
Agar ku bisa kembali saksikan
Nyanyian burung-burung
Membawa lagu keindahan
TangSel,07/10/19
EMOSI RIZAL
Aku,masih mencoba berfikir realistis akan semuanya
Mencoba mempertahankan kesadaran akan siapa diri ini
Namun,rupanya tidak dengan Rizal
Jiwa liar ku ini selalu gelisah
Dan berbisik untuk berontak dan menghancurkan semua yang telah meremehkan dan mengecewakan
Karena ia tahu akan sebuah kejujuran yang sesungguhnya
Aku paham, Rizal pasti tau akan suatu kebohongan jiwa
Karena dia adalah jiwa, pasti pun tahu semua tentang jiwa-jiwa yang lain
Aku tak tahu entah sampai kapan aku kan mampu tuk meredam emosinya yang selalu membara
Karena aku sadar,lama-lama aku kan terbakar jika selalu begini
Kesabaran dan kesadaranku,tak kan mampu tuk menandingi pemberontakan bara emosinya
TangSel,05/10/19
LOMBA MELUKIS
Di suatu kerajaan Kucluk, Sang patih Kuncir mengumumkan tentang adanya lomba melukis yang terbuka untuk umum. Dengan tema, Ulang Tahun Sang Raja.
dengan hadiah utama,souvenir dan jamuan makan dari Raja di istana.
Tentu saja masyarakat antusias dan menyambut gembira berita ini.
kpn lagi bisa makan bareng raja di istana, begitu pikir mereka.
Maka mereka pun lalu menyiapkan segala keperluan untuk membuat lukisan, bahkan sampai ada yang menjual beberapa hewan ternaknya untuk membeli alat-alat untuk melukis, agar bisa ikut lomba dan berkesempatan jadi beberapa orang terpilih yang bisa makan malam di istana.
Sang Raja Kucluk dan patih kuncir tersenyum melihat antusias dari rakyatnya.
Namun betapa kaget dan terkejutnya para peserta,saat pengumuman pemenang.
Karena yang terpilih jadi pemenang dan beberapa orang yang berhak ikut makan malam bersama raja di istana,adalah para petinggi wilayah, dan raja-raja kecil,yang notabene karyanya dadakan dan asal-asalan.
Tapi Patih berdalih,bahwa ini adalah lomba melukis yang di khususkan untuk ulang tahun raja,jadi semua karya yang tidak mengandung gambar atau tulisan nama, serta hal-hal yang tak berkaitan dengan raja,otomatis tidak termasuk, atau diskualifikasi.
Tentulah rakyat kecewa,karena pada pengumuman tertulis, lomba lukisan bebas untuk ulang tahun raja.
tapi kok berubah jadi lukisan untuk raja..?
Sungguh,karya yang tersia-sia yang di perjuangkan oleh rakyat yang ikut serta di lomba itu.
TangSel,06/10/19
TAKDIR
Si kumbang jantan yang terpana di indahnya taman cinta
Seksama memandang bunga matahari yang berdiri tertegun di ujung telaga
Ia tak tega memandang sang bunga
Terbayang betapa beratnya bebannya
Yang hanya bisa tegak di waktu siang hingga sore
Namun layu saat malam
Kedinginan melewati sepi hari dalam remang cahaya bulan
Tapi apa yang bisa dilakukan sang kumbang..?
Sebab iya pun tak berdaya,bahkan untuk sekedar menenangkan gelisah hati sang bunga
Semua hanya bisa pasrah
Karena ini adalah takdir..
TangSel,05/10/19
EMOSI TERSERET SEPI
Kubiarkan sepi ini menyeretku
Dalam cerita-cerita mimpi malam
Di dunia yang tak kumengerti warnanya
Tak usah kau tanya
Sebab ku tahu itu palsu
Kau hanya ingin bersandiwara
Dengan semua alasanmu
Mungkin diamku kau artikan tak tahu
Padahal semua yang kau lakukan itu,adalah cerita-cerita dulu
Yang telah kuhafal alurnya
Tak usah kau datang
Dengan semua rayuan manja
Hanya akan menambah sesak di dada
Berdo'alah saja
Semoga jiwa liarku,tak tergugah untuk menghukum kesalahanmu
Karena tak bisa kubayangkan
Jika ia telah bertindak
Yang aku sendiri pun
Tiada kuasa untuk menghadapinya
TangSel,04/10/19
PANGERAN BELANTARA
Tupai tertawa menyaksikan belantara dunianya
Di mana-mana,banyak kejanggalan
Yang disebabkan oleh ulah para serigala yang coba menipu anak harimau.
Mereka para serigala, bebas mempermainkan aturan permainan.
Karena mereka menganggap bodoh para anak harimau.
Padahal,si anak harimau hanya menunggu waktu hingga mereka besar dan sanggup tuk menguasai belantara dengan aturan yang sebenarnya.
Dan suatu hari nanti,kita akan saksikan,Sang Raja yang baru akan hadir.
Dengan hukum yang sesungguhnya.
Yang akan membuat serigala kocar-kacir, hingga terkencing-kencing.
Karena Sang Raja baru,tak akan kompromi dengan siapa dan apa pun.
TangSel,03/10/19
MENITIP RINDU
Kau yang ada di hatiku
Izinkan ku menitipkan rindu
Pada rembulan yang menggantung di terangnya malam.
Biarlah ia tetap menemanimu di sepanjang malam
Sebagai perwakilan rasa rindu ini padamu
Dan bila nanti kau rindu
Maka pejamkanlah mata indahmu, lalu sebutlah namaku
Pastilah aku kan datang, meski hanya berupa bayangan indah dalam mimpi-mimpi malam
TangSel,03/10/19
UNTUK BAHAGIA
Sayangku...
Terimakasih , kau telah sudi menetapkan hati untuk menemani langkahku.
Walau aku sendiri tak tahu
Hendak kemana aku kan berjalan
Namun janganlah kau ragu
Karena semua hal dalam hidupku
Telah ku persiapkan untuk kebahagianmu
.
Yakinlah pada diri dan rasaku
yang begitu kokoh bagai bukit itu
Yang selalu menjaga danau ini
dari panasnya matahari
Dan pepohonannya agar tak layu
Dengan menampung jutaan Embun yang beterbangan di puncaknya,dan di sebar ke seluruh tanah
Bahkan rumputpun ikut tersenyum dengan hijaunya.
Sayangku...
Mungkin aku tak tau cara mencintai dengan benar
Tapi tolong ajari aku cara untuk membahagiakanmu..
Agar ku bisa selalu
Melihat senyum dan wajah cantikmu
Karena itulah kebahagiaan terbesar dalam hidupku..
TangSel,01/10/19
PETUALANG JAGAT
Bercermin akan keadaan diri
Di jujurnya bayangan yang tergambar
Di atas salju gunung ini.
Setelah diri
Lelah menjelajahi alam ini
Mencoba menggapai impian hidup di bumi.
Nampak diri kecil sekali
Di luasnya jagat raya ini
Begitu tak memiliki arti
Bagai debu, diatas tumpukan jerami.
Namun kehidupan tiada peduli
Memaksa ego menguasai
Hinggalah diri lepas kendali
Hampir tak kenal sesiapa lagi.
Berpetualang kesana kemari
Demi kepentingan diri pribadi
Tanpa berfikir hari nanti
Akankah sanggup untuk memberi arti.
TangSel, 30/10/19
JALAN SETAPAK
Kususuri jalan setapak di tengah belantara
Yang kujadikan pijakan jalan
Untuk melanggang buana
Di luasnya alam jagat raya
Perjalanan yang jauh
Nyaris membuatku rapuh
Hampir pergi tak kembali
Terlena angin manja dan canda bayangan dunia ini
Kini..,setelah sekian lama tak kutapaki
Adanya membisikkan memori
Yang seakan ingin bercerita
Tentang siapa diri ini sebenarnya
Jkt,23/10/19
Puisi kolaborasi Hidayat Almansuri- Vio Lette
PUTERI MISTERI
H :
Puteri yang tersenyum
Di kejauhan sana nampak anggun
Merona merah dengan bibir manisnya
Siapakah gerangan dia nya...?
Lama aku amati
Tingkah lakunya yang menarik hati
Seolah mengundang rasa
Untuk mendekat, dan mengenalinya
Tapi aku ragu
Karena sang puteri selalu membisu
Bagai bunga merah yang sedang mekar
Tiada pedulikan sekitar
V :
Lengkung manis di ujung bibir
Hanyalah tabir
Tak ubahnya keindahan senja
Yang terenggut kelam malam
Di sana; di dalam hatinya
Ada buku-buku usang dengan berjajar kisah tentang masa lalu
Jauh sebelum anak-anak luka terlahir dari rahim kegagalannya
Ketika kau mampu melihat matanya
Ada lorong-lorong sunyi yang takkan pernah kau temukan ujungnya
Sebagai jawaban, atas tanya hati...
TangSel-Bangil,25/10/19
SELALU MENJAGAMU
Sengaja ku datang di kesempitan hati
Menunggu 'tuk menjaga jiwa dan rasamu
Agar tetep tersungging senyum di wajah cantikmu
Usah kau ragu akan diriku
Karena semua yang kumiliki, telah kupersiapkan untuk kebahagiaanmu
Jalani saja semua apa adanya
Tanpa harus disisipi rasa curiga
Yang hanya akan mengurangi kemurnian cinta kita
Dan jika kau tiada berdaya menghadapi semua galau hatimu
Maka datanglah padaku
Luahkanlah segala rasa gundah yang menyelimuti hatimu
Dan yakinlah selalu
Aku akan tetap bersamamu
Menjaga hati dan rasa kita..
TangSel,26/10/19
PUCUK HARAPAN
Terhentinya langkah kaki
Pada ujung perjalanan ini
Bukanlah hal yang harus ditakuti
Karena ini, sudah biasa terjadi
Begitu banyak aral yang merintangi
Mencoba untuk menguji diri
Selalu ingin serta menjadi saksi
Akan keras dan berlikunya jalan hidup ini
Tak kusesali, juga tiada kutangisi
Anggap saja semua
Adalah takdir indah
Dari Sang Maha Kuasa
Dan kini
Di akhir dari pucuk harapan ini
Aku hanya bisa pasrah
Pada ketentuan Sang Penunjuk arah
Apakah aku akan terus berjalan
Atau berhenti sejenak, sambil melihat ke belakang
Mempelajari sejarah kelam perjalanan
Untuk pelajaran berkesan
Menuju masa depan
Yang penuh kebahagiaan
TangSel, 28/10/19
TEGAR DALAM SEPI
Aku tak tahu
Mengapa aku selalu rela menunggu
Walau kadang hatiku berkata
Bahwa ada dusta, yang sengaja kau sembunyikan dariku.
Berkali-kali kau buat alasan
Hanya agar dustamu tak kelihatan.
Namun tahu kah kau
Bahwa kodok pun tertawa
Dengan apa yang kau ucapkan..?
Tapi biarlah...
Akan kuikuti cara mainmu
Hingga akhir permainan ini.
Dan yakinlah pasti
Aku akan tetap selalu di sini
Walaupun harus berteman sepi..
Jkt,22/10/19
SELAMAT PAGI
Selamat pagi matahari
Maafkan jika akhir-akhir ini
Aku selalu lupa untuk menyambutmu
Melupakan kasih sayangmu yang begitu tulus
Bukan ku sengaja Hanya memang karena aku terlena dan terpedaya
Oleh rayuan kesibukan
Membiarkan diri hanyut oleh tarian-tarian manja bayangan
Bahkan nyaris, aku tak bisa kembali
Andai Tuhan tak menolongku dengan menghadirkan kembali Rizal, mungkin aku 'kan tersesat selamanya.
Kini aku kembali
Bersama Rizalku dalam diri
Yang akan mewarnai dunia lagi
Dan siap 'tuk menyambutmu setiap saat.
Bahkan hingga nanti, saat kau akan terbenam, di kaki langit sana.
Jkt,20/10/19
puisi kolaborasi
Herawati - Hidayat Almansuri
DALAM TANYA CINTA
H : Kucoba hadirkan taya
Pada debur ombak yang selalu menyapa
Apakah rasa hatimu suci mulia
Atau hanya senda gurau belaka
HA : Sayangku..
Walau debur ombak ini bergemuruh, tapi yakinlah bahwa cintaku, lebih bergelora dari itu
Rasa sayangku padamu, lebih luas, dari hamparan laut ini
H : Aku tak ingin terluka
Karena kusadari,tak ada cinta yang sempurna
Dan rindu yang abadi
Sebab cemburu dan prasangka,
Selalu menghantui di setiap waktu
HA: Biarlah rindu dan cemburu ini
Mencipta bias-bias rasa pada terangnya sinar kasihmu
Agar kita bisa ciptakan pelangi bahagia, dalam cerita asmara kita
Untuk kebahagiaan bersama selamanya.
Solo-jkt,19/10/19
WELLCOME RIZAL
Seolah ingin memastikan keadaanku
Kau pun hadir, saat kuterdiam dalam sepi
Berdiskusi dengan hati.
Kau pun tersenyum, yang ku tak tahu apakah artinya.
Kau isyaratkan sesuatu pada kertas dan penaku
Lalu memintaku tuk pejamkan mata
Dan membiarkan pena ini menuliskan semua kalimat darimu.
Betapa terkejutnya aku membaca semua kata-kata dalam kalimat yang telah kau tulis.
Betapa pelan mengiris rasaku.
Dan menguliti semua kebodohanku.
Aku tersadar, tak ku sangka betapa nyata kebodohanku
Oh...Rizal...
Maafkanlah aku yang masih saja kaku
Dan membiarkan kebodohan mempecundangiku
Hingga aku lupa akan prinsip kita.
Kini, menyatulah kembali denganku
Mari lanjutkan cerita yang sempat terjeda
Dan sadarkanlah aku selalu
Jika akan kembali terpedaya.
Jkt,18/10/19
TERSADAR
Bersama semilir angin kau hadir
Dan menyapaku, dengan sapaan khasmu
Namun ada yang berbeda denganmu
Kau membelakangiku sambil memandang jauh
Seolah ingin kau katakan sesuatu.
Lama aku memandangimu.
Lalu kau baca sya'ir tentang aku
Yang membuatku tersentak, tersadar akan diri ini.
Sadar akan masalalu
Tentang semua tujuan dan cita-cita yang harus diwujudkan.
Aku tahu, aku telah jauh dari tujuan itu
Terlalu lama bermain-main dengan ilusi bayangan
Hingga membuatku lupa akan tujuan
Terimakasih Rizalku
Terimakasih jiwa liarku
Kau sadarkan lagi aku yang hampir tersesat
Di belantara imaji kehidupan ini.
TangSel,17/10/19
KEHADIRANKU
Aku yang coba hadir di kehidupanmu
Tolonglah mengerti akan keadaan dan diriku
Bahwa tiada sedetikpun senyummu menghilang dari ingatanku
Juga bayangan wajah cantikmu, selalu menghiasi mimpi-mimpi malamku.
Wanitaku
Yakinlah akan rasaku padamu
Yang datang dari dalam jiwa
Tanpa diundang dengan sengaja
Semoga kita bisa jalani
Walau bermacam cobaan selalu mewarnai
Inilah liku perjuangan cinta sejati
Dan hanya kita, yang akan mengerti dengan semua ini
TangSel,16/10/19
Hidayat almansuri
15 Oktober pukul 06.17
SEPARUH HATI
Separuh hati yang kutitipkan padamu
Kuharap jagalah selalu
Agar ia bisa tetap selalu bersamamu
Biarkanlah ia
Menemani dan mewarnai hari-harimu
Dan menjadi bagian, dari kebahagiaanmu
Jagalah.., dan jangan pernah kau sia-sia
Karena akan sulit sekali 'tuk kembali
Bila ia telah memutuskan 'tuk pergi
TangSel,15/10/19
RIZAL DAN AKU
Aku tersenyum sinis,melihat bayangan perpaduan wajahku dan Rizal, di cermin genangan air laut ini.
Entah mengapa, ku merasa ada semacam kekuatan berbeda yang berdetak di dalam diriku.
Kekuatan yang begitu besar, yang semakin menambah rasa percaya diriku.
Kupandang langit gelap berawan mendung, menutupi cerahnya sinar si bulan sabit kecil. yang coba 'tuk menerangi langit, dengan cahayanya.
Iba juga kusaksikan si bulan sabit yang nampak kepayahan, berusaha menghalau awan-awan gelap itu.
Akupun berniat menuju langit, dan menggengam rembulan, untuk membersihkan langit dari awan-awan hitam yang berkeliaran.
Agar langit kembali cerah, dan rembulan bisa kembali bersinar dengan indahnya.
Tapi Sang Surya pun lalu datang sambil tersenyum menyapaku.
Seakan ia berkata : " biar aku saja yang kan mengusir awan-awan itu, kan kukumpulkan 'tuk jadi curah hujan, agar bisa bermanfaat bagi semuany.."
Aku pun tersenyum...
Sambil terus memandangnya yang mulai bergerak meninggi...
TangSel,14/10/19
BISIKAN RIZAL
Kau hadir, saat kutermenung diantara bayangan dunia.
Kau sapa aku dengan gaya khasmu yang sedikit angkuh, tapi itulah yang jujur aku suka.
Tanpa basa-basi
.
Kau bertanya tentang hari-hari yang aku lalui selama tanpa mu.
Dan sedikit mengejek, mengatakan aku terlalu bodoh karena mudah terpedaya dunia.
Ingin ku bantah ocehanmu, namun tak kuasa, setelah kau jelaskan panjang lebar dan mendetil tentang semuanya.
Dan diakhir kata kau ucap, " silahkan marah jika kau tak terima dengan semua yang aku katakan.."
Sambil kau menatapku dalam-dalam.
Aku terkejut, sungguh tak kusangka kau masih seperti dulu, wahai jiwa liarku.
Tetap ksatria tangguh yang tak kenal kompromi.
Aku tak marah dengan semua yang kau katakan.
Justru aku senang, kau masih setia menjaga dan mengingatkanku.
Dan aku, kan lakukan apa yang kau katakan, yang sebelumnya tidak kuketahui.
Bahwa ada sesuatu yang memang harus dilupakan, untuk sesuatu yang harus diperjuangkan.
Terimakasih Rizalku
Kaulah sahabat terbaikku, yang selalu ada di setiap saat ku.
TangSel,13/10/19
RIZAL PENYELAMATKU
Bagai topan yang menerjang
Kau datang, selamatkan aku
Dari ganasnya pusaran angin yang melandaku
Saat kucoba bermain-main dengan kupu-kupu di pinggir badai
Kau tampar aku yang masih linglung
Karena di permainkan gelombang
Yang akhirnya ku tahu, itu untuk menyadarkanku
Kau pegang pundakku
Kau tatap mataku, untuk meyakinkanku
Bahwa kau, telah datang untukku
Oh..Rizalku..., jiwa liarku...
Terimakasihku padamu
Aku senang kau telah menyelamatkanku
Dari terpaan badai ini
Walau aku sedikit sedih
Karena kupu-kupu yang menggodaku
Ikut tertelan oleh badai itu
Kau lalu menggandeng tanganku
Membawaku naik ke awang-awang
Untuk membuatku terbuka
Lebih sadar akan kenyataan
Kupandangi sekeliling..,hamparan luas membentang
Mempesona mata dan pikiranku
Sementara di bawah sana
Kulihat si kupu-kupu, terombang ambing
Di tengah pusaran badai
Lalu hilang.., tanpa meninggalkan pesan
TangSel, 12/10/10
OCEHAN TENTANG SURGA
Mencoba cari jalan
Menuju surga impian
Sedang puteri bermahkota intan
Masih terlihat indah dalam pandangan
Bukankah hanya sebuah hayalan..?
Hanya akan jadi tertawaan
Sang kodok di musim hujan
Mari jalani saja kehidupan
Sambil berharap jadi kebaikan
Dan tetapkan iman pada aturan
Yang memang sudah di gariskan
Semoga diri bisa berkenan
Pada Alam dan juga insan
Hingga terasa kenikmatan
Hidup dalam aturan Tuhan
Indah dalam kedamaian
Tanpa menimbulkan kerusakan
TangSel,11/10/19
AKU TAK INGIN
Aku tak ingin
Kau terkenang-kenang padaku
Aku hanya ingin
Kau mengingatku sebagai seseorang yang pernah berada dalam kebahagiaanmu
Pernah memberikan senyuman dalam hari-harimu
Walaupun kita, belum pernah bertemu
Aku tak ingin
Kau selalu memikirkanku
Aku hanya ingin
Kau mencatatku sebagai seseorang yang pernah ada di hatimu, walaupun kita berjumpa hanya di dunia maya
Tak perlu lagi kau berfikir tentang diriku
Aku ikhlas dengan semua yang telah terjadi
Mungkin memang inilah jalannya yang terbaik dari Tuhan untuk kita
Selamat tinggal
Semoga sukses selalu
TangSel,10/10/19
DI PINTU LORONG CINTA
Coba memandang indah dunia
Dari balik pintu lorong cinta
Dengan berjuta tanya di dada
Akankah keindahannya nyata...?
Berkali-kali janji menyapa
Mencipta penasaran di jiwa
Meski selalu saja
Sulit untuk dipercaya.
Hingga hati dirundung tanya
Apakah cinta hanya
Memanglah sebuah janji yang tak nyata.
Ataukah juga
Kepalsuan yang dibalut kata setia
Demi dapatkan satu kata
Ungkapan sayang, dari sebuah jiwa.
TangSel, 29/10/19
DI SENJA TENANG
Di senja tenang
Ku layangkan angan
Bersama bayang harapan
Dalam keterbatasan keadaan
Impian kebahagiaan
Selalu tertanam dalam kepasrahan
Sambil terus menjalankan
Apa yang menjadi kewajiban
Tiada pernah ku sesalkan
Semua yang pernah ku lakukan
Karena ku yakin
Semua telah di gariskan
Dalam ketiadaan
Hanya satu jadi pedoman
Semangat yang selalu terbarukan
Dan pasrah pada aturan
Yang di tetapkan Tuhan
TangSel,11/09/19
DI TELAGA SENJA
Di tenangnya riak air telaga
Kupu-kupu menari manja
Diantara bunga-bunga
Yang berseri menyambut senja
Burung-burung terbang bersama
Di atas air yang tercurah
Diiringi gemericik suara
Hadirkan kesejukan jiwa
Mentari yang kan tenggelam
Tersenyum penuh makna
Melihat sang Tokek
Yang sibuk menangkap serangga
Di atas sisi telaga
Lalu perlahan
Sinar surya pun memudar
Di sudut cakrawala malam
Dan ribuan bintang
Mulai bermunculan
Telah siap
'Tuk menggantikan peran
Oh..indahnya pemandangan senja
Dengan harmoni yang terjaga
Seakan-akan ku berada
Dalam dunia cerita
Yang begitu sempurna
TangSel,10/09/19
SANG SELIR CINTA
Simpati aku melihat kehidupannya
Selalu berisi bahagia yang pura-pura
Demi keutuhan rumah tangga
Dan nama besar keluarga
Hayalan masa remaja
Tentang Pangeran berkuda
Yang datang dengan membawa cinta
Kini hanya tinggal cerita
Karena Sang Pangeran tiada rela
'Tuk berjuang demi cinta
Dan berjalan bersama
Diatas luka asmara
Yang tercipta atas nama cinta
Sebab Ia
Masih mempertahankan ego-nya
Dan bersembunyi manja
Dibalik nama besar keluarga
Tinggallah kini Sang Selir cinta
Hidup dalam impian cinta yang tiada nyata
Sebab menuntut pun tak mungkin
Karena negara
Tiada mengakuinya
TangSel,09/09/19
SIMFONI BERBUNGA
Ku nikmati kembali lagu ini
Setelah sekian waktu
Ia berlalu
Dari pendengaran hatiku
Nada musiknya
Sanggup getarkan jiwa
Hingga ku terlena
Dalam buaian alunan irama
Menghangatkan kembali rasa
Yang sekian lama
Terbungkus kebekuan
Dalam kubangan kenangan
Saat yang takkan terlupa
Masa indah bersamanya
Bercanda mesra
Di tengah taman berbunga
Di atas bukit cinta
Oh..kenangan
Akankah kau kan kembali menyapa
Sedangkan ku tak tahu
Dimana kini dirinya berada
TangSel,08/09/19
DUNIA MAYA
"Kalau mau berbuat,atau melakukan sesuatu,harus All Out,jangan setengah-setengah.." itulah kata motivasi yang 'memaksa' dari guru ku waktu sekolah dulu.
Karena beliau ingin,agar kami para murid nya,bisa meraih hasil yang maksimal dan memuaskan.
Teknologi yang berkembang seiring zaman,membuat semuanya jadi mudah dan menyenangkan.
membuatku tak berdaya,'dipaksa' mengikuti arus yang ada.
Di tambah hadirnya internet,membuat kehidupan,jadi lebih berwarna.
Perlahan namun pasti,aku pun mulai 'menikmati' teknologi ini.
Dan siapa sangka,aku mulai suka dengan yang namanya dunia maya.
Hingga tiap hari,aku selalu sempatkan tuk 'muncul' disana.
Sebagai murid yang patuh kata-kata guru,maka aku pun tak basa-basi tuk terjun ke dalam dunia maya.
Hingga kini,ku mulai banyak teman&sahabat maya.
Namun belum All Out namanya jika hanya sekedar itu.
Makanya aku pun mulai merajut kekeluargaan di dunia maya.
Dan sekarang aku pun memiliki pacar maya,istri maya,mertua maya juga selingkuhan maya.
Namun aku bingung.
Kalau semuanya serba maya,gimana cara bercintanya..?
Apa harus di downloud..?
hehehe...
Dasar dunia maya
Semua serba gak jelas...
TangSel,07/09/19
MENYAMBUT PAGI
Menari manja
Sang Bunga Merah
Di tepi sungai terbuka
Saat Sang Surya menyapa
Para burung bernyanyi ceria
Bermain di atas cakrawala
Memuja mayapada
Di awal pagi penuh suka
Begitu indah alur alam raya
Membuatku terpana
Tak bisa berbuat apa-apa
Selain kekaguman semata
Dan semoga
Harmoni alam kan tetap terjaga
Demi kebersyukuran rasa
Pada Yang Maha Esa
TangSel,06/09/19
DI BELANTARA BERKABUT
Di tengah belantara
Sendiri meniti setapak
Diantara rimbun pohon
Dan kepungan kabut kehidupan
Sepi sunyi suasana
Hanya terdengar suara
Nyanyian jangkrik yang menyapa
Begitu dekat terasa
Namun tak ku temui
Dari mana asalnya
Sisa-sisa hujan lama
Menggenang bak air telaga
Mengajak ku bercanda
Dengan tampakkan bayangan raga
Tapi biarkanlah
Ku tak ingin terlena
Dalam buaiannya
Karena ku harus bergegas segera
Pergi ke tempat semula
Berkumpul bersama
Kawan-kawan di sana
Leuwinanggung,23/08/19
MERPATI KU
Bahagia hati rasanya
Saat ku saksikan
Kau mulai bisa
Kepakkan sayap dengan sempurna
Bukan tak peduli
Dengan semua ini
Tapi inilah pelajaran sejati
Yang harus kau alami
Agar nanti
Kau bisa terbang tinggi
Meraih mimpi demi mimpi
Sambil bernyanyi sepenuh hati
Kaulah merpati ku
Harapan 'tuk warnai angkasa syahdu
Usahlah ragu akan sayap mu
Kepakkanlah selalu
Tembuslah awan di langit biru
Leuwinanggung,23/08/19
LAMUNAN MALAM
Sunyi sepi sendiri
Saat ku terjaga
Di dingin malam
Di saksikan rembulan
Yang mengintip dari balik awan
Ku tak mengerti
Mengapa masih begini
Apakah sang mimpi telah bosan
'Tuk datang pada ku lagi
Yang di sibukkan hari-hari
Menggapai janji duniawi
Atau sang malam
Yang juga enggan
Menyapa ku kala sendirian
Tersudut oleh lamunan
Leuwinanggung,22/08/19
MENUJU HARAPAN
Tergugah rasa
Kala ku lihat seberkas cahaya
Bersinar indah
Di atas kegelisahan ku
Ku persiapkan segala yang ku butuhkan
Agar segera bisa
Terbang menuju kesana
Walau tiada pasti
Namun ku yakin
Kan ada kebahagiaan
Dari sebalik awan hitam
Yang menutupi mu
Karena setidaknya
Aku bisa menyaksikan
Indahnya dunia
Dari atas sana
Leuwinanggung,20/08/19
REVOLUSI JIWA
Bila kata-kata
Sudah tiada lagi bisa
Untuk dipercaya
Maka meninggalkannya
Adalah jawaban sempurna
Walau berjuta rayuan manja
Bertabur bagai bintang di langit sana
Biarkanlah
Tak perlu di bahas pula
Hanya menambah rasa
Pada sakit kepala
Tak perlu disesali semua
Anggap saja pelajaran jiwa
Mungkin iniah saatnya
Merevolusi jiwa terlena
Dari bius-bius cinta
'Tuk kebahagian nyata
Dambaan jiwa semula
Leuwinanggung,19/08/19
ANTARA CINTA DAN PROFESI
Angan ku menerawang
Dalam pandangan kosong
Menjemput imaji yang melayang
Diantara bayang-bayang
Kau yang di sana
Ma'afkan jika kecewa
Menunggu masa demi masa
Untuk sebuah kata setia
Bukan maksud hati
Tanamkan rasa ragu
Dalam cinta mu
Hanya ku tak bisa
Untuk terus bersama
Jalani cerita asmara
Yang merekah antara kita
Ku akui sebagai lelaki
Dirimulah cinta sejati
Namun tuntutan profesi
Rasa ini harus ku batasi
Sebab ku tak ingin
Rasa cinta di hati
Berubah jadi benci
Cibubur,18/08/19
TERHENTI DI SINI
Langkah ku terhenti di sini
Di ujung jurang dalam
Penuh mimpi
Di ujung tebing kehidupan ini
Seperti ku melihat engkau di bawah teduh awan
Di kejauhan ujung sana
Sedang duduk termenung
Menunggu kehadiran ku
Aku tak tau
Akankah ku sanggup 'tuk temukan
Pijakan langkah kaki pendaki
Untuk ku jadikan rambu
Menuju pada mu
Sementara jurang pemisah
Begitu dalam mengangga
Seakan ingin mematahkan
Semangat yang ada dalam jiwa
#Hidayat
Cibubur,18/08/19
REFLEKSI HATI
*Hidayat*
Diam sendiri
Berbicara pada hati
Tentang hidup dan mimpi-mimpi
Yang telah di lalui
Memulai kesibukan pribadi
Di awal hari penuh misteri
Sambil terbangkan imaji
Mengundang inspirasi
Ekspresikan jati diri
Ku implimentasi
Semua keinginan hati
Melalui rangkaian narasi
Dalam sebentuk puisi
Semoga kan memberi arti
Dan menginspirasi
Pada jutaan hati
Yang sudi memahami
Tentang diri ini..
*Cibubur,16/08/19
KATA SANG PURNAMA
Purnama jingga
Di atas cakrawala
Cahaya nya menyapa
Dalam temaram suasana
Lepas waktu senja
Cerah nya langit pun berkata
Pada jiwa yang berkelana
Bahwa keindahan kan selalu ada
Walau gelap malam menutupi nya
Teruslah berkarya
Merangkai imaji yang ada
Tanpa harus bertanya
Tentang rasa jiwa mereka
Dan yakinlah saja
Akan apa yang di punya
Selama tiada
Yang merasa teraniaya
Oleh kehadiran nya
#Depok,14/08/19
BAHAGIA UNTUKMU
Kekasih ku
Yakinlah akan rasa jiwa
Yang ku persembahkan
Hanya untuk mu
Datang dan duduklah di dekat ku
Bersandarlah dalam pelukan ku
Dan rasakanlah oleh mu
Detak-detak cinta dan rindu
Yang selalu berdenyut
dalam jantung ku
Buanglah jauh prasangka buruk
Yang menghantui hati
Tetaplah tenang di samping ku
Dan pandanglah indahnya dunia
dengan segala rasa mu
Agar kau tau
Bahwa di tubuh dan jiwa ku
Ku persembahkan
Untuk bahagia mu
#Hidayat
Cibubur,14/08/19
NYANYIAN ALAM
Bersenandung di atas dahan
Menyambut pagi baru
Dalam lembaran kehidupan
Bersama waktu
Tak pedulikan
Meskipun tiada yang mendengar
Biarkan saja mereka
Yang mungkin merasa terusik
Dengan suasana ini
Karena aku bernyanyi
Sebagai pujian pada Tuhan
Atas ketakjuban ku
Dengan alam raya ini
Jangan pernah mengusik ku
Atau nanti alam
Yang akan mengusik
Dan merampas kebahagian mu
Karena aku
Hidup bersama alam
Dalam kebesaran kasih-NYA
TangSel,12/09/19
BIMBANG DI TEPI GELOMBANG
BY:Hidayat
Ku tahu diri mu takkan setuju
Dan menganggap ku gila
Atas apa yang sedang ku lakukan
'Tuk meredakan penasaran jiwa
Di tepian pantai ini
Tapi biarkanlah
Ku bertanya pada laut
Walau ku tahu
Ia hanya bisa berombak dan bergelombang
Tanpa bisa memberi jawaban
Tak mengapa
Aku tak meresa kecewa
Karena ku yakin
Ia pasti kan mendengar
Isi hati ku
Yang di selimuti kemelut rindu
Hanya saja aku
Yang tak bisa
Menerjemahkan suara yang di katakannya
#Cibubur,06/08/19
LAMUNAN CINTA DI AWAL PAGI
By:Hidayat Almansuri
Siraman embun
membasahi
Membangunkan ku dari mimpi
Di dingin pagi
Awal kehidupan bumi
Coba hangatkan tubuh
Membakar ranting kayu rapuh
Sambil menatap ke ujung jauh
Menunggu kopi terseduh
Membayangkan diri terbang
Diantara kabut yang melayang
'Tuk menemui kau seorang
Dan bercumbu berkasih saying
Tidak ku peduli teriakan
Mereka yang tak mengerti perasaan
Akan ku buktikan
Bahwa cinta ku
Bukan hanya ungkapan
#Cibubur,06/08/19
MENJEMPUT JIWA SASTRA
Sepi malam yang melanda
Mengapa ku rasa berbeda
Tak seperti biasa
Bagai malam-malam sebelumnya
Kemanakah
Kata hati yang selalu berbicara
Kemanakah
Inspirasi yang selalu menyapa
Mengapa semua diam saja
Seolah enggan bersuara
Wahai separuh raga
Terbanglah bersama sukma
'Tuk menjemput jiwa sastra
Yang sedang berkelana
Ntah kemana
Dan bawalah ia
Ke tempat semula
Agar kembali bersuara
Bagai hari-hari sebelumnya
#Hidayat
Cibubur,04/08/19
DI PURNAMA EMAS
Ku coba tertidur pulas
Tanpa rasa was-was
Kala srigala melolong buas
Di malam purnama emas
Menebar sinarnya
Di pucuk daun cemara
Bagai bermandi cahaya
Dari kilauan surge
Tapi malam tetaplah sepi
Bertirai mimpi yang tak pasti
Seakan tiada peduli
Pada diri ini
Lengang suasana sekitar
Pun tak memberi harapan
Seakan semua damai
Dalam temaram berkepanjangan
TangSel,13/09/19
SAPA PAGI
Sang Surya yang tersenyum
Mengintip di kaki langit
Menyapa alam raya
Dengan hangat sinarnya
Riak yang menari
Seakan berbisik di tepi pantai
Pada pasir yang menghampar
Mengajakku 'tuk tetap di sini
Menikmati indahnya pagi
Ku saksikan semua
Syahdunya alam ini
Sambil mulut tiada henti
Bersyukur pada Ilahi
Hanya ku berharap
Pada kebesaran takdir Ilahi Robbi
Semoga keindahan ini
Bisa terus aku nikmati
TangSel,19/09/19
KESADARAN IMAJI
Di malam yang sepi
Kala ku terjaga dari mimpi
Setelah sekian lalu tersaji
Pada si penghisap malam hari
Meninggalkan jejak memerah
Di sekujur tubuh ini
Hujan yang turun tanpa pesan
Mengagetkan ku dari lamunan
Menambah hilangnya kehangatan
Yang ku rajut sejak awal maĺam
Terlukanya mata oleh narasi
Sadarkan ego diri
Betapa sangat tertinggal jauh
Oleh bayangan ber imaji
Tamparannya begitu nyata
Membuat tak mampu
Pejamkan kembali mata
Hanyut dalam lebam kesadaran
Dan dipaksa nikmati sajian
Dari tertawa bayangan
Tapi biarkanlah
Aku suka ini semua
Sebagai pelecut jiwa
Agar tak terlena oleh kata
TangSel,18/09/19
LANGKAH SUNYI
Sendiri ku kini
Di redupnya hari
Berteman sepi sunyi
Dan langit tak berpelangi
Jajaran pohon tinggi
Mengepung hasrat hati
Hingga tiada pilihan lagi
Selain teruskan langkah kaki
Genangan air hujan malam tadi
Seakan mengiringi aku pergi
Mengikuti kata hati
Jalani takdir ilahi
Aku tak mengerti
Akankah ada yang sudi
Menerima diri ini
Jadi pendamping sejati
Sedangkan cinta mati
Kini telah di hianati
Di rajam berkali-kali
Oleh hati yang berduri
TangSel,17/09/19
MENIKMATI KESENDIRIAN
Ku sambut pagi
Yang datang bersama mentari
Dan membiarkan diri
Tersirami hangatnya energi
Dari kekuatan inti galaksi
Desiran angin pagi
Ku nikmati
Bersama sisa embun bumi
Yang menyapa sejak tadi
Di awal hari
Penuh perjuangan dan mimpi-mimpi
Ku tak peduli
Apa yang kan ku hadapi
Selama semangat hari
Masih melekat pasti
Di dalam jiwa ini
TangSel,16/09/19
SUARA ILALANG
Aku sendiri
Di senja hari ini
Kusam tak berenergi
Goyah tertiup angin sepoi
Kekuatan kini
Seakan tiada lagi
Tergerus mimpi-mimpi
Dan terbakar ego diri
Ku rindukan pasti
Belaian hangat mentari
Yang kan kembali mengisi
Kekuatan dalam diri
Hinga ku bisa tetap berdiri
Hadapi terpaan badai
Juga belaian angin sepoi
Bersama embun pagi
Kan ku coba
Tuk sabar menanti
Di pekatnya malam ini
Sambil menyelami
Ribuan mimpi yang menanti
TangSel,15/09/19
SUARA SEPASANG BURUNG
Pagi tertutup asap
Di dalam udara yang pengap
Sepasang burung nampak bercakap
Di ranting pohon,sedih menatap
Suaranya begitu lirih
Tiada bisa sembunyikan sedih
Karena mata alam kini merintih
Tertutup asap yang membuat perih
Mereka seakan berkata
Apakah ini balas jasa
Dari para manusia yang katanya sempurna
Karena mereka merasa kuasa
Telah membangun alam raya
Padahal kami
Tiada pernah memintanya
Kini kami bingung
Kemana hendak bersarang
Sedang pepohonan telah gersang
Akibat api yang terus menyerang
Kami ingin bertanya
Pada kalian yang merasa sempurna
Bagaimana jika hal ini
Kalian yang mengalami
Sanggupkah kalian menjalani
Bisakah kalian menahan emosi..?
TangSel,23/09/19
TERSUMPAL MADU
Mulutmu yang terbungkam
Ingin berkata namun tertahan
Aku bisa merasakan
Betapa menyiksanya keadaan
Kau simpan semua
Hingga tenggorokanmu merah
Karena kata-kata
Tanpa bisa melewatinya
Harusnya kau tahu
Tak perlu ragu 'tuk bicara
Ungkapkan saja dengan gayamu
Bila itu memang benar adanya
Namun jangan lupa
Katakan dengan sepenuh hati
Agar semua yang mendengarnya
Bisa mudah untuk mengerti
Dan akan kau temukan bukti
Bahwa apapun yang berasal dari hati
Akan mudah di terima pula
Oleh hati yang menerimanya
Ungkapkanlah....
Tanpa dlsedikitpun keraguan
Agar semua mengerti
Atas apa yang engkau inginkan
TangSel,22/09/19
MEMANDANG DUNIA
Cahaya memancar
Dari tubuh indah Sang fajar
Yang merambat perlahan
Dari celah cakrawala alam
Kehadirannya sungguh berkesan
Menjadi awal tanda salam
Dari Sang pengganti malam
Agar tak lagi temaram suram
Aku pun lantas bersegera
Lari riang bersahaja
Datangi kawan-kawan di sana
Dengan hati penuh suka
Bersapa salam mesra
Dalam ucapan berbalut do'a
Bersama mengisi hari gembira
Memandang indahnya dunia
TangSel,21/09/19
Puisi Kolaborasi
Melixss Nurmala Hayatie- Hidayat Almansuri
TITIK AIR LANGIT
Yang di nanti di atas resah
Merayap dalam basah
Tercurah indah di antara
Engap dan lesapnya
Aroma asap
Hujan...
Ya air kehidupan basuh jiwa dahaga siram kerontang jiwa
Melantunkan irama puja
Pada sang Maha
Sejuk tumbuhkan semangat
Aliri nadi penuh hangat
Meracik hasrat antara nikmat ang tercurah..
Seakan memberi tenaga baru
Bagi jiwa yang tlah lama kaku
Membeku
Bagai es batu
Kini cairlah sudah
Harapan-harapan indah
Mengalir deras tercurah
Bagai jutaan air bah
Terima kasih Tuhan
Atas segala anugerah
Pada lembaran harapan
Yang hampir musnah
Dan semoga
Titik-titik air langit ini
Kan menjadi saksi
Atas keyakinan kami
Pada kebesaran kasih sayang MU
Palembang-TangSel,25/09/19
TERSAPA SEMANGAT
Menyaksikan langsung
Matahari terbit
Dari atas gunung ini
Mengembalikan kesadaran diri
Bahwa alam raya ini
Memanglah luas sekali
Hingga terlalu bodoh rasanya
Jika aku hanya berdiri
Dan tak berlari, untuk menjelajahi
Tanpa harus berfikir
Apa yang 'kan terjadi nanti
Karena semua masih misteri
Dalam rahasia Ilahi
TangSel,23/09/19
BERBISIK DI REMBULAN
Tak kulihat wajahmu
Di senyum rembulan
Malam tadi
Sebagaimana hari-hari
kala kau ucap rindu hati
Saat janji pertama kali
Dan sebelum terlelap menikmati mimpi
Entah dimana ada mu
Mengapa tiada berita lagi
Belum surutkah dendam kalbu
Hingga tiada lagi peduli
Ku sadari salahku
Membuatmu terbakar emosi
Terpaku tinggalkan rindu
Dan menenggelamkan ku
Dalam sepi sendiri
Aku tak tahu
Masihkah kau sudi
'Tuk sekedar mengingat ku
Dalam catatan semua mimpi
Hanya pada rembulan yang terpaku
Ku bisikkan kalimat hati
Semoga kau masih setuju
Untuk kembali bersama lagi
TangSel,27/09/19
BERSELANCAR
Aku terdampar di sini
Dengan kebingungan melihat keadaan
Terkagum melihat orang-orang riang berselancar
Pelan-pelan, aku pun mulai memberanikan diri
Ikut mencoba berselancar
Walau dengan keterbatasan pengetahuan
Ku nikmati hari demi hari
Berselancar dengan semua yang ada
Hingga tiada acara lain yang ku lakukan selainnya saat santai..
Namun kini aku mulai bosan
Untuk meneruskan berselancar di sini
Karena pantai mulai kotor
Dengan sampah yang berserakan
Dan Sang penjaga pantai
Nampak diam, bahkan terkesan menyembunyikan
Malahan ironi, karena mereka pun, ikut menyampah juga.
Dan kini
Timbunan sampah tersembunyi itu
Mulai tercium baunya
Memunculkan aroma tak sedap
Bahkan menimbulkan penyakit
Hatiku terasa marah
Ingin rasanya ku bakar semua sampah ini
Dan menghancurkan pantai ini
Tapi aku tak kuasa
Melihat teman-teman di sana
Yang nampak ceria bahagia
Dan berselancar penuh tawa
Biarlah, ku pergi saja
Mencari pantai lain di ujung sana
Yang terjaga kebersihannya
Dengan penjaganya yang profesional dalam bekerja..
TangSel,26/09/19
BISIKAN ANGIN RINDU
Suara angin rindumu
Begitu syahdu merayu
Membuatku tak mampu
Berpaling dari cintamu
Kudengar suara angin lalu
Yang menderu di sekitarku
Begitu sumbang bisikannya
Hingga mengorek telinga
Desirannya berkata
Pada diam jiwa
Bahwa waktu akan datang
Meski kita coba menentang
Pernahkah kau coba
'Tuk merasakan pula
Segala apa
Yang kini aku rasa
Tentunya kau kan gelisah
Karena jiwa mu terperah
Oleh kuatnya bisikan
Yang di ceritakan
Tapi biarlah saja
Ku simpan semua dalam jiwa
Tak perlu pula dirimu
Untuk ambil tahu
TangSel,28/09/19
Puisi kolaborasi
Edisi 16
Hidayat Almansuri - Ana Aalifa
DI SUDUT KEHIDUPAN
HA : Bagai sang burung di atas dahan
Tetap sukaria jalani kehidupan
Walau langit selalu berawan
Hadirkan sejuta tanya dan harapan.
AN : Hidup bagai roda berputar
Kadang di atas kadang di bawah
Apapun kendala musti tegar
Tiada boleh kata menyerah.
HA : Berharap di awal pagi
Gantungkan do'a pada jalan Ilahi
Sambil menanti pasti
Akankah bahagia senja nanti.
AN : Sedari pagi kita bersyukur
Jangan pernah ragu akan nikmat-NYA
Cinta pada Ilahi tak terukur
Hanya harap akan ridho-NYA.
KKB - MEDAN,13/11/19
Puisi Kolaborasi
Edisi 15
Hidayat Almansuri - Almira Ann
MENUNGGU JANJI RINDU
HA : Duduk sendiri menatap langit manja, di tenangnya alam raya
Bersama Sang Kejora di sudut cakrawala
Menunggu Sang fajar datang menyapa.
AL : Kan kuusung mega pada bianglala
Menjadikan mimpi selayang punah
Jiwa tersentak pada musim patah
Hidup pecah tercecer disegara
Mendekapmu hilang di jejak duka.
HA : Tak pernah terfikir tentangmu
Walau t'lah lama kita coba bersatu
Hanya kadang detak nadiku, menyebut-nyebut namamu.
Yang kini seakan menjauh.
AL : Rengkuh jiwaku pada genggamanmu
Menjadi senyum mekar putik
Tertatih hati liar mencari
Pada secabis rasa yang kau titip.
HA : Aku ingin menunggu
Seikat kata rindumu
Agar tenangkan jiwaku.
AL : Kutatap wajah sendumu
Menjanjikan aku pada riak rindu
Yang terasa menggebu-gebu.
KKB-Tangerang , 12/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 15
Hidayat Almansuri - Atsuko Ayuni Pradita
IBU
Ibu..
Kutahu engkau pasti paham perasaanku
Karena semua di diriku,adalah bagian dari dirimu.
Detakan yang berdebar dalam tubuhku, adalah dari airsusu dan kasih sayangmu.
Ibu..
Kini aku seperti dedaun menghambur.., jatuh bergugur..
Seperti taman.., muram tanpa perhiasan
Aku ingin melangkah
Tapi entah kemana kuharus tentukan arah.
Ibu..
Kini tiada lagi
Ku hilang dalam pelukan mimpi-mimpi
Lelah tanpamu
Kubutuh dekapanmu.
Ibu..., maafkan aku
Kurapuh kali ini tanpamu
Tak tahu kemana harus mengadu.
Jkt-Depok, 10/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 19
Hidayat Almansuri - Herawati
DI SISI RINDU
HE : Tak dapat kusembunyikan senyum
Kala kubayangkan manis wajahmu diantara langit-langit kamar ini.
Begitu teduh, menenangkan jiwaku.
HA : Benarkah yang kau ucapkan itu, wahai sayangku..?
HE : Entah sedang apa kau di sana..?
Akankah kau pun sama merindu nya, sepertiku yang sedang merindukanmu.
HA : Taukah engkau, jantung hatiku
Bahwa tiada hari yang kulalui tanpa terpikir kenangan bersamamu..?
HE : Biarlah udara kamar ini, mengumpulkan hembusan-hembusan rasa jiwa
Jua pada angin yang datang dari jendela kamar ini, kuharapkan bisa menyampaikan rindu hati kepadamu.
HA : Semoga kan segera tersampaikan rasa hati
Sebelum kau memejamkan mata indahmu malam ini
Agar bisa kau sebut dalam mimpi-mimpi malammu
Hingga bisa kucumbu dirimu, walau hanya dalam keindahan bunga-bunga tidurmu.
HE : Kan kunanti hadirmu dengan senang hati, wahai kekasih.
Sang pemilik hati dan rinduku..
KKB - SOLO, 17/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 18
Hidayat Almansuri - Hylla Shane Gerhana
KEHIDUPAN DI ALAM-NYA
HA : Di awal hari ceria
Para burung berkicau manja
Bernyanyi tentang alam dan hidupnya
Sambil memuji pada Sang Maha Pencipta.
Aku di sini seksama
Terdiam saksikan alam bercerita
Tentang kegelisahan semesta
Pada prilaku makhluk Tuhan, yang hidup bersamanya
Mengisi hari-hari, jalani takdir yang ada.
HS : Sering kudengar gericik hujan luruhkah seguknya
Tatkala burung-burung murai mengepak cacat dengan sayap patahnya.
HA : Betapa ku simpati
Melihat semua ini.
HS : Solfatara pijar meronta ke angkasa lepas, menyala kukuh dengan senyum semestinya.
HA : Betapa semua ini
Mengajarkan akan kecilnya diri di hadapan Ilahi.
HS : Telah berkali rupa kita menjumpa gerhana Berkati serpihan rindu dan selongsong harap, untuk menggagahi purnama atas angkara-Nya.
KKB - MALANG ,16/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 17
Hidayat Almansuri - Melixss Nurmala Hayatie
DI GERIMIS MALAM
MEL : Gelap nan hitam
Ada genggam dalam bayang
Di bawah senandung rintik yang tiada henti
Helaku berbalut sepi
HA : Ijinkanku 'tuk hadir dalam gelap sepimu
Bersama payung cinta suci
Yang 'kan coba melindungimu
Dari dinginnya gerimis malam ini.
MEL :
Serpihan nan tersusun Selalu menghantarkan dalam tanya
Hingga mutiara meneladaniku
Hening dalam sendiri.
HA : Tunjukkan aku cara
Agar ku mudah menyusun serpihan rasa yang ada diantara kita
Menjadi berkilau, seindah mutiara.
MEL : Biarkanlah kularut disebalik mendung malam
Terbungkus aroma tanah
Berbagi kisah nan tak berujung.
KKB - Palembang, 14/11/19
Puisi Kolaborasi
Edisi 21
Hidayat Almansuri - Cut Meulia Azzahra
MEMORI SENYUMAN RINDU
HA : Tergugah rasa hati
Kala kulihat senyumnya kembali
Menghiasi hari-hari
Bagai dahulu lagi
Saat kuawali diri berdiri, diantara jajaran puisi-puisi yang mewarnai hari.
CA : Sinaran kasihmu teramat teduh
memayungi sejuk jiwaku
Rindupun berkidung merdu, seiring keharuman kembang asmaraku.
HA :Kan kunikmati syahdunya malam ini
Bersama rindu yang bersimfoni dalam hati
Seakan mengajak diri Terbiar larut dalam mimpi indah, yang dulu sempat terjeda.
CA :Biarlah lena membawaku jauh
Menggayut kasih menyibak semu
Biarkan terbuka sejarah lama
Juga kasih mesra rayuan berdua.
HA : Semoga semua sejarah, 'kan tetep tercatat mesra
Indah dalam tumpukan memori jiwa
Diantara rasa hati yang bernuansa
Menjadi pelangi kasih, di indahnya rindu jiwa.
Jkt - Mojokerto,19/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 20
Hidayat Almansuri - Latifah Amin
MAAFKAN PERGIKU
L : Usah kau ikuti jejak kakiku
Kupergi membawa luka hati yang kau gores
Begitu perih serupa sembilu menyayat kalbu.
H : Maafkanlah bila ku telah melukai
Semua itu hanya karena emosi diri
Kumohon janganlah kau pergi
Karena ku layu bila kau tak di sisi.
L : Tertatih langkah meniti
Ingin kumenepi dalam sunyi
Kegalauan sekeping hati
Membawa emosi diri
Biarlah kusendiri
Usah kau cari.
H : Usah kau turuti emosi
Sudahlah saja biarkan semua pergi
Dan mari kita mulai catatan baru
Demi kebaikan di masa depan kau dan aku.
L : Biarlah kusudahi cerita kita
Serpihan luka begitu sulit terbalut
Terlalu dalam menganga
Hingga tak berdarah lagi
Serupa kemarau saat ini.
Cibubur - Bekasi, 18/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 23
Hidayat Almansuri - Emma Radistiya
ASA DI SEGAMBAR CINTA
HA : Aku masih selalu Memandang gambar wajahmu yang tersenyum semanis madu
Walaupun aku tak tahu
Akankah nanti dirimu pasti jadi jodoh cintaku
Tapi memang hanya inilah yang bisa kulakukan untuk tenangkan resah jiwa saat ini.
ER : Taukah Kamu
Aku membenci jarak diantara kita
Aku membenci resah yang berkecamuk dalam dada
Aku benci kita yang tak mungkin bersua
Aku benci rasa yang pernah ada dalam atma
HA : Jangan pernah terucap sesal jiwa
Karena tiada yang salah dengan cinta
Sebab semua rasa yang pernah ada dan tercipta.., adalah dari-NYA
ER : Terlepas dari semua rasa yang pernah ada
Kucoba untuk kuat dan menerima
Tentang cinta kita yang terhalang dinding kaca
Biar menjadi sejarah kisah kita berdua.
HA : Semoga keindahan cerita yang pernah ada
Akan tetap indah dan mewarnai hari-hari dalam hidupmu
Walau mungkin nanti, kita tak bersama lagi
Tapi yakinlah.., senyum dan nama indahmu.., akan selalu ada di hatiku.
Dukuh - Ciracas, 21/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 22
Hidayat Almansuri - Jiane Amora
RASA SEWARNA ALAM
HA : Dari merahnya cakrawala di ufuk barat
Hingga jingga warna di ujung barat
Begitu indah aktifitas Sang Penerang alam
Mengayomi hijaunya bumi ini
JA : Seriang bianglala bercengkrama
Memulas tajam warna jingganya
Di sela-sela ukiran teja saga
Senyummu mengurai putihnya cakrawala jiwa
HA : Rasa hati segelora biru laut
Dengan buih-buih putihnya yang mencoba warnai pantai
Dengan jutaan kepiting kecil dan cangkang kerang yang berhamburan
Mencoba tenang, bersama kepak camar-camar yang menari
JA : Begitulah kucoba maknakan
Di merah hijaunya kehidupan
Bermekaran silih berganti
Memenuhi hikayat cinta-NYA..
Dukuh-BKB,20/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 24
Hidayat Almansuri - Endang Astuti
KEPASRAHAN RASA
H : Terdiam sendiri di sudut malam
Merenungi kisah hati kelam
Tentang ke takberpihakan takdir
Di cintaku yang tiada kenal akhir.
E : Derai air mata tak mampu kuseka
Sekilas bayangmu hadir di relung atma
Serpihan kenangan datang menghunjam
Tentangmu yang masih kudamba.
H : Pada hening sepi ini
Kucoba layangkan tanya hati
Akankah esok kutemui
Jawaban tentang resah ini..?
E : Masihkah ada secerca asa
'Tuk kita memadu rasa cinta
Sebab aku masih sangat mencintaimu
Bahkan hingga akhir waktu.
H : Entah, akupun tak kuasa menjawabnya
Hanya bisa panjatkan do'a pada Yang Kuasa
Semoga semua 'kan mendatangkan bahagia
Walau pada akhirnya
Kita tiada bisa bersama.
Jkt - Kebumen , 22/11/19
Puisi kolaborasi
Edisi 25
Hidayat Almansuri - AW
MENUNGGU SINAR
AW : Sendiri di sini malam ini
Saksikan Sang rembulan yang tiada bersinar lagi
HA : Ijinkan ku menemani sepimu
Untuk menatap rembulan yang malu-malu
Bagaikan Sang puteri, di balik kelambu.
AW : Aku menanti selalu
Sinar rembulan terangi malamku
Temani saat-saat sepiku
Agar terasa syahdu.
HA : Biarkan kucoba 'tuk menggantikannya
Walau kutahu diri tiada sempurna
Sebab hadirku, tiada seindah sinarnya.
AW : Ku ingin melihat sang rembulan yang biasa bersinar ditemani sang bintang
Tapi entahlah rembulan bersimpuh malu di balik awan
Ku ingin sang rembulan bisa hadir menemui sang bintang yang sedang menunggunya.
HA : Tak perlu lagi kau tunggu rembulan 'tuk temui bintang malam ini
Biarlah semua berjalan sesuai garis ilahi
Dan ijinkan kucoba terangi hatimu dengan rasa
Karena bagiku, kau lebih bersinar dari bintang di langit sana.
Jkt - Kudus, 23/11/19
Puisi kolaborasi
ke-32
Hidayat - Shakila Adiba Atmarini
MENJEMPUT ASA
Jika sunyi t'lah memanggil malam
Hendaklah segera ke peraduan.
Tidurlah..,pejamkanlah mata
Rebahkanlah badan
Dan temuilah dia
Dalam dunia impian.
Biarkanlah saja
Walau sejuta bayangan silam, coba untuk bertandang.
Lenalah dalam buaian senandung malam
Lepaskan segala kenangan kelam
Pejamkan netra sambut impian
Damaikanlah raga diperaduan
Hingga jingga pagi menyapa manja
Bersama bulir embun sejukkan jiwa
Sambut semangat baru taklukan ganas dunia
Seiring rangkak pelan sang bagaskara
Jemput kembali impian dan asa.
Jkt-Smrg ,28/11/19
Puisi kolaborasi
ke-31
Hidayat - Haziratul Qudsiah
RINDU DI DINGIN MALAM
Dingin malam penjarakan raga
Angan melayang coba jumpa bayangmu
Diantara temaramnya cahaya
Jiwa berkata tentang sesuatu.
Kerinduan mencengkeram menembus dinding bisu
Getar nurani memanggil sukma
Merekatkan detak memadukan gelora
Ranumnya hasrat memuja harap.
Luruh waktu menanti rekah kabar tentang masa
Menjumpai purnama gemilang bertabur cahaya
Lukisan sempurnanya hati
Merenda di sepanjang titian berdegup lirih memintal warna.
Adamu bak pelangi senja
Hadirkan semangat di jiwa yang lelah
Temaniku dalam menunggu hari penuh asa bahagia
Bersama fajar yang telah menyapa di langit sana..
Jkt - Bdg, 27/11/19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar