UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 08 November 2019

Kumpulan Puisi Andreant Hanif Dưa - HUJAN



Geliat dengus nafas sang jahanam.
Oleh : Andreant hanif

Dongakan kepalamu
Pada pangeran gulita
Gegap gempita laksana tiada berjarak
Dalam untaian iringan mesum.
Mekar nya bunga sang putri sejati
Layu seketika terkena siraman lahar dari letupan gunung durjana.
Akkhh malam ini, kabar dari sang jahanam
Kembali terdengar, membakar jiwa ku.
Pendekar Syair berdarah, dimana nalurimu kini?
Masih mampukah dirimu membungkam dengusan nafas sang jahanam?
Teriak lah "PEMETIK KEMBANG SEJATI".






Bila pipit mau jadi enggang.

Suara decit mu masih aku kenal
Patukan paruh mu masih terngiang jelas di telinga
Sang pipit mungil yang menggeramkan
Kau tahu?
Aku juga kenal dengan sang enggang
Jadi, jangan tipu aku dengan bulu mu
Pipit, kau tak mungkin jadi enggang..
Jadi gagak pun kau tak pantas





HUJAN.

Ntah kenapa aku sangat senang bertemu dengan mu
Mungkin karena kedatangan mu mengingatkan ku
Akan sebuah gubuk tua.
Saat itu aku memandang mu dari jendela tanpa terali
Aku menjulurkan tangan ku meraih mu
Hujan, ,, Aku senang, bahagia bisa menggapai mu
Bisa merasakan mu
Karena sentuhan mu mampu memberikan aku sebuah ketenangan
Ketenangan lahir bathin akan sebuah perut lapar, gangguan nyamuk2 liar pinggir hutan.
Gubuk itu sekarang entah dimana, kemana dan bagaimana.






Penggembala anjing.
Karya : andreant hanif.

Berarak di ikuti,
Jinak?, tidak pasti
Jika masih ada secuil daging
Sepotong tulang
Lidah nya menjulur,
Tubuh nya terbaring di dekat kaki nya,
menunggu manis dibawah kursi empuk nya.
Aku termagu melihat nya
Sang penggembala anjing,
Berwibawa,
Mata nya nanar menatap setiap apa yang lewat
Jiwa nya awas menatap setiap hidangan yang terhidang.
Aaahhh....
Elok nian rupa sang gembala.
Ratusan ekor anjing siap menyalak
Menggertak,
Menggonggong
Dengan taring taring runcing siap menerkam
Kalau masih ada secuil daging
Sepotong tulang
Gerombolan anjing siap berburu
Berburu seekor kelinci,
Babi hutan
Rusa bahkan marmot
Si penggembala tertawa sumringah
Saat semua berlari ketakutan
Saat mendengar suara gelegar dari kerumunan anjing.
Aku bertanya,,,
Kapan saat nya secuil daging dan sepotong tulang akan habis dari sang penggembala?
Akan kah ada kesetiaan?
Saat itu aku melihat
Ditangan sang penggembala
Hanya tinggal sepotong roti,
Kerumunan anjing
Mencabik cabik tubuh indah sang penggembala
Tiada menyisahkan sedikit jua
Tulang, daging bahkan kulit
Tiada tersisa
Erangan sakit, ringkih yang tersengar.
Dendam, sakit hati, saat melihat kerumunan anjing
Digembalakan sang penggembala baru.
Akh sudah lah
Aku pergi meninggal kan arena gembala.
Melihat dari jauh
Tontonan indah
Drama dungu.





Penggembala anjing.
Karya : andreant hanif.

Berarak di ikuti,
Jinak?, tidak pasti
Jika masih ada secuil daging
Sepotong tulang
Lidah nya menjulur,
Tubuh nya terbaring di dekat kaki nya,
menunggu manis dibawah kursi empuk nya.
Aku termagu melihat nya
Sang penggembala anjing,
Berwibawa,
Mata nya nanar menatap setiap apa yang lewat
Jiwa nya awas menatap setiap hidangan yang terhidang.
Aaahhh....
Elok nian rupa sang gembala.
Ratusan ekor anjing siap menyalak
Menggertak,
Menggonggong
Dengan taring taring runcing siap menerkam
Kalau masih ada secuil daging
Sepotong tulang
Gerombolan anjing siap berburu
Berburu seekor kelinci,
Babi hutan
Rusa bahkan marmot
Si penggembala tertawa sumringah
Saat semua berlari ketakutan
Saat mendengar suara gelegar dari kerumunan anjing.
Aku bertanya,,,
Kapan saat nya secuil daging dan sepotong tulang akan habis dari sang penggembala?
Akan kah ada kesetiaan?
Saat itu aku melihat
Ditangan sang penggembala
Hanya tinggal sepotong roti,
Kerumunan anjing
Mencabik cabik tubuh indah sang penggembala
Tiada menyisahkan sedikit jua
Tulang, daging bahkan kulit
Tiada tersisa
Erangan sakit, ringkih yang tersengar.
Dendam, sakit hati, saat melihat kerumunan anjing
Digembalakan sang penggembala baru.
Akh sudah lah
Aku pergi meninggal kan arena gembala.
Melihat dari jauh
Tontonan indah
Drama dungu.





Geliat dengus nafas sang jahanam.
Oleh : Andreant hanif

Dongakan kepalamu
Pada pangeran gulita
Gegap gempita laksana tiada berjarak
Dalam untaian iringan mesum.
Mekar nya bunga sang putri sejati
Layu seketika terkena siraman lahar dari letupan gunung durjana.
Akkhh malam ini, kabar dari sang jahanam
Kembali terdengar, membakar jiwa ku.
Pendekar Syair berdarah, dimana nalurimu kini?
Masih mampukah dirimu membungkam dengusan nafas sang jahanam?
Teriak lah "PEMETIK KEMBANG SEJATI".





Bila pipit mau jadi enggang.

Suara decit mu masih aku kenal
Patukan paruh mu masih terngiang jelas di telinga
Sang pipit mungil yang menggeramkan
Kau tahu?
Aku juga kenal dengan sang enggang
Jadi, jangan tipu aku dengan bulu mu
Pipit, kau tak mungkin jadi enggang..
Jadi gagak pun kau tak pantas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar