Kamis, 02 September 2021
Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - MENIKMATI SECANGKIR KOPI PAHIT
MENIKMATI SECANGKIR KOPI PAHIT
Yuni Tri Wahyu
Menyusuri jejak luka, tersungging senyum
Mengiris merah lembaran jiwa dahaga
Embun bening di ujung daun
Tercabik badai prasangka membara
Membakar pembenaran keras tempurung kepala
Saling baku memaku keakuan
Menancap kuat keegoisan silam
Tinggalkan memar tak berkesudahan
Kini tersisa kenang usang
Hilang saat menikmati secangkir kopi pahit
Bersamamu penuntun kesabaran
Menerima perputaran roda dunia
Tangerang, 17 Agustus 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
SEPERTI EMBUN
Yuni Tri Wahyu
Akan selalu hadir saat pagi masih pulas berselimut gigil
Butir bening bergelayut manja di ujung daun
Segera hilang bersama semburat sang fajar
Esok datang kembali pun menjalani putaran alam
Tanpa harus berlama-lama menyimak pementasan rupa-rupa pesona
Cukup tersenyum, mengeja peristiwa
Kemudian diam, ibarat kenangan
Seperti embun
Selalu hadir
Tangerang, 06 September 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
SEPERTI EMBUN
Yuni Tri Wahyu
Akan selalu hadir saat pagi masih pulas berselimut gigil
Butir bening bergelayut manja di ujung daun
Segera hilang bersama semburat sang fajar
Esok datang kembali pun menjalani putaran alam
Tanpa harus berlama-lama menyimak pementasan rupa-rupa pesona
Cukup tersenyum, mengeja peristiwa
Kemudian diam, ibarat kenangan
Seperti embun
Selalu hadir
Tangerang, 06 September 2021
TIDAK SEMANIS WARNA LIPSTIKMU
Yuni Tri Wahyu
Katamu hidup penuh warna memesona. Seumpama pelangi tujuh rupa. Merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Berbaris pada senyum sepasang bibir. Pun terkadang mampir di kelopak mata. Bahkan kedua pipi turut merona.
Melengkapi tutur menggoda, mengundang simpati dengan sedikit tetes air mata. Jatuhlah iba, tanpa kata aku memelukmu sepenuh kasih.
Hari-hari berganti, kulihat bibirmu tetap merekah, sepertinya ada warna lain sempat singgah. Ada abu-abu dungu juga hitam kelam. Namun hanya sekejap berubah merah jambu memburu rindu.
Kembali berlenggak-lenggok, aksaramu gemulai memenuhi pementasan. Aku cukup diam di belakang layar. Tiba-tiba kamu menghampiri, bahasa itu sangat berbeda, sengak tidak semanis warna lipstikmu.
Tangerang, 10 September 2021
#iajitarianjemari
#edisingawur
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
MENAWAR MAWAR
Yuni Tri Wahyu
-kepada diri sendiri
Abu-abu terkurung rindu
Meronta-ronta ketika hitam menabur jelaga
Sementara putih serupa asap
Membumbung tinggi bersama awan
Secangkir kopi terseduh pekat
Hambar menawar mawar di tubuh cawan
Tidak ada sepakat
Tidak pahit pun manis tercecap
Mungkin lelah sedang menyelimuti raga
Hingga mawar enggan merekah
Hambar menawar kerinduan
Bersatunya ramuan merah menawan
Terjeda oleh abai tanpa sengaja
Mengetuk sunyi, sepi kembali ulurkan tangan
Menggenggam jemari hening
Dan menawar hambar, sepakat dalam semerbak mawar
Tangerang, 07 September 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
SALAH SIAPA
Yuni Tri Wahyu
Pandemi merubah segala, memprihatinkan
Anak-anak kehilangan aturan, sopan santun tergadaikan
Atau lingkungan berpengaruh bagi kelangsungan tumbuh kembang?
Dari sisi mana kita memulai, entahlah ...
Menelusuri jejak, hingga anak-anak berkembang sesuka pijak
Berlarian mengejar layang-layang di pematang
Tidak peduli menyebrang barisan tanaman
Para petani menghardik geram, sebentar lagi panen
Sudah rusak, dibabat benang
Anak-anak tertawa riang mengajak kawanan binatang, berbincang
Mestinya mereka belajar, di bangku sekolah nan tenang
Sementara orang tua membiarkan polah tak terarah
Lalu, salah siapa?
Tangerang, 15 September 2021
#perjalanansenja
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
CEDERA
Yuni Tri Wahyu
Berlari menjemput matahari melewati jalan panjang berliku. Peluh bercucuran berkilau hingga jatuh ke tanah basah bercampur sisa hujan semalam.
Terjatuh, lutut cedera terantuk batu. Berdarah kental sekental harapan masa depan. Cerah seperti terbitnya fajar.
Hadirkan kehangatan sehangat semangat perjuangan. Menggelora tanpa mengenal kata menyerah. Meski cedera berkali-kali menimpa jiwa dan raga.
Cedera adalah luka ternikmat, esok dahaga terhapuskan oleh bening air mata kebahagiaan.
Tangerang, 13 September 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
REDAM
Yuni Tri Wahyu
Kesakitan melebam dendam
Tentang luka tertoreh bertubi-tubi
Menikam detak jantung serta urat nadi
Perbuatan tak bernyali, sembunyi di balik aroma surgawi
September dengan rinai tanpa jeda
Menghapus gulungan luka, dalam doa
Redam segala kisah nestapa
Dengan senyum ikhlas atas kehendak-Nya
Tangerang, 12 September 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
NYANYIAN SENJA
yuni tri wahyu
-kepada diri sendiri
gemerisik daun-daun bergesekan tertiup angin. menambah syahdu, ketika aku mengeja namamu. ada rindu bergelayut sendu di dada waktu.
entah sampai kapan perjalanan singgah sejenak. merapal namamu dalam hening. sementara langkah masih saja terpontang-panting, mengejar bunga-bunga semusim.
memetiknya tanpa henti, meski tidak juga terpenuhi keranjang ingin.
nyanyian senja masih terdengar sumbang, sementara petang segera menjelang.
duduklah dengan anggun menghadap kiblat, agar malam terasa nikmat dihiasi purnama dengan rasi-rasi bintangnya.
tangerang, 19 september 2021
#perjalanansenja
#snyisepidalamhening
#diamkusepi
DUNIA TIPU
Yuni Tri Wahyu
Usai pengembaraan diri mengejar ambisi
Diam menyimak angin menyentuh daun-daun kering
Berguguran tinggalkan ranting
Luruh, menyatu dengan bumi
Luka tergores di sudut jiwa, rasa terkoyak dusta
Bukan, bukan dusta, hanya berselimut malu
Mengungkap perilaku tabu
Dulu, itu telah berlalu
Kesadaran menjamah nurani
Setelah sepi menggamit sunyi dalam hening
Perjalanan senja berakhir
Tanpa harus menziarahi dunia tipu-tipu
Memerankan sempurna rupa dewa-dewi
Sementara kanan-kiri dilakoni
Sekedar pengakuan paling sensasi
Tangerang, 28 September 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
#perjalanansenja
AKU SELALU MENANTIMU
yuni tri wahyu
kekasih, aku selalu menantimu di puncak hening
membawa sejumput rindu yang aku pesan lewat sunyi
mengurai kristal-kristal bening hingga hampir pagi
menyambut datangnya sinar mentari
mekarlah bunga-bunga mimpi, tersiram semangat
hangat senikmat aroma kopi terseduh dalam manis senyumanmu
mengajakku mengumpulkan bekal perjalanan abadi
kekasih, mari kita bercermin
melihat luka bernanah di wajah diri
biarkan mengering seiring waktu berlalu
sematkan kunci ikhlas di saku, agar terbuka pintu pengampunan
atas jejak-jejak usang, menerjang batas kelam
berdebu pilu, tanpa air wudhu membasuh perjalanan
aku selalu menantimu, menghidangkan rindu paling baku
di suci altarnya kita memadu doa
datanglah seberkas cahaya mengantar peristirahatan gulita
tangerang, 27 september 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
#perjalanansenja
ROMANTIS ALA KITA
Yuni Tri Wahyu
Àdakah engkau dengar kicau burung di dahan tua, nyanyikan rindu
Pagi dengan pendar jingga sang matahari
Bangkitkan semangat meraih mimpi
Aku mendengar merdu syahdu, isyarat rindu
Pada bening kasihmu menyentuh resah
Bergemuruh riuh memenuhi dinding pertahanan
Antara bening kesadaran dan rasa romantis ala kita, melukis pesona
Cinta setulus titah-Nya, dalam rangkaian riwayat perjalanan
Menuju malam, benar-benar gulita
Tangerang, 25 September 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
#perjalanansenja
KITA BUKAN SEPASANG KASMARAN
Yuni Tri Wahyu
Riwayat perjalanan mengisahkan. Kita dipertemukan ketika senja diam, berselimut awan hitam. Sementara jingga merona adalah sekelumit impian dalam asa.
Setidaknya senyum masih setia menemani, meski sakit datang silih berganti.
Kita bukan sepasang kasmaran, memadu rasa tanpa logika Tetapi dua luka, mencipta bahagia dengan cara paling sederhana.
Bercermin jejak purba, menjemput bening yang hening.
Tangerang, 23 September 2021
#perjalanansenja
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar