22 JANUARI
22 Januari kita berjanji
Coba saling mengerti apa di dalam hati
Meski sulit di raba
Masuklah, masukkan lebih dalam. Hujamkan. Lalu rasakan apa yang bisa kita rasa
22 Januari kita berjanji
Coba saling mengerti apa di dalam hati
Barangkali keluh kesah merisalahkan kisah kasih kita
Di bukit berbunga kata berbuah makna
Menciumi hakikat cinta dan mencipta
22 Januari tidak sendiri
Jejaknya telah terekam dalam sekeping hati
Nyanyiannya menggema menggoda petualangan sunyi
Hingga aku terpesona membaca rindu mekar di pucuk varigata
Sekarputih, 1092021
HARAPAN CINTA
Masa terus berjalan dan berlalu
Detik demi detik terlewati
Tiada henti bak kuda berlari
Melangkah mengukir mimpi
Melalui harapan cinta
Waktu menenun laku
Makna kehidupan berpacu
Mekarlah cita-cita
Kau kira harapan cinta itu nyanyian menggema
Di sampingnya puisi rindu menggemaskan rasa
Padahal ia insan biasa yang memelihara cinta
Dan suka melambai-lambaikan tangan kasmaran
Sekarputih, 792021
HUJAN
hujan...hujan... bertandang lagi
pohon-pohon ikut berdukacita merasakan bulan dan bintang menangis sendiri
seandainya aku bisa bicara dengan cahaya hujan
tak bisa kubayangkan
getaran hati mendebarkan setiap bulu di tubuhku menjadi lidah mata batin
hujan...hujan... datang kembali
membuat aku tak bisa bersembunyi 'tuk mengenali
sebab pesonamu adalah nyata menakjubkan
hingga tak bisa kutampik kekayaan dan kekuatanmu dalam pikiran
hujan...hujan...kau mendirikan kemah kekuasaan-Nya
dalam diriku
Green Hause Sekarputih, 1492021
MENATAP PADI
Pada cahaya di mata pucuk padi
Kulihat ada kesepian yang menyerap sunyi
Mengabarkan larut di kedalaman hati
Pada kejora di mata kemuning padi
Burung-burung mengabarkan getaran para petani
Bagai pembaca menyesap kelezatan puisi
Gemericik air di dasar jiwa selokan sawah
Seperti wajahmu yang basah cahaya membasuh keluh-kesah
Hingga aku terbayang-bayang kejora kisah kasih menembangkan bukit dan lembah
Sekarputih, 1292021
HUJAN MALAM INI
malam ini, hujan tak henti-henti
seperti puisi paling memuisi mengalir deras ke dalam hati
puisi yang misteri, bagai hujan malam ini
aku terombang-ambing dalam diksi
hujan malam ini, menutrisi jiwaku menulis puisi
seperti hujan tak henti-henti menyatu, menubuh dan melabuhkan cahaya cinta di hati
saat bunga-bunga tengadah mencari arah tujuan
aku menulis hujan yang tak lupa haluan
Sekarputih, 1192021
AKU INGIN
aku ingin masuk dan menusuk ke ruang jiwamu
hatiku penuh rindu
rindu puisi wajahmu
rindu makna senyummu
rindumu rinduku membiru
kenapa membatu?
aku ingin menulis kelopak bunga itu
agar pelita hatiku dapat dengan jelas melihat warna cintamu
mengalir bening ke muara kalbu
lalu kutitipkan kepadamu
Sekarputih, 1192021
Sudah saya duga Pakde Joko akan mendirikan pabrik baterai dari bahan nikel untuk kendaraan bermotor seperti teropong dalam puisi-puisi di bawah ini.
MENGGALI POTENSI
di antara mayat-mayat
para buruh tersayat
semua preman melorot
dunia pucat
malaikat maut berkerut
melewati jalan tersebut
raja dan ratu menggali pertiwi
memperbaiki Morowali
mencuci pandemi
demi anak cucu nanti
Bali, 852020
SITUASI
karena metromini bukan Morowali
geopolitik bicara lagi
Batu, 22122020
GEOPOLITIK
pascacorona
Morowali berkibar
cahya lithium
menarik perhatian
mata setajam belati
Bali, 552020
PUISI INDONESIA
Morowali jaya
Indonesia sentosa
Mobil listrik terbuka
Dunia terbelalak matanya
Kolam susu menjadi nyata
Investor melirik sambil menganga
Lapangan kerja terbuka bagi semua
Waktu membuka jalan seluas samudera
Batu, 2222021
PELANGI DI TANAHKU
tanahku tanah surga
kolamnya kolam susu
diincar sebagian negara
Papua dan Morowali jadi incaran boneka
hingga menjadi cambuk bangsa Indonesia
kita biasakan bekerja keras lebih dari biasanya
biar anak-anak muda bisa belajar membaca cakrawala,
dan menangkap arti perang sesungguhnya
sebelum semuanya binasa dimakan raja berhala
ingat!
masa depan bukan melulu caci maki dari balik agama semata
lantaran anak cucu kita tak lagi mau duduk di belakang meja
sambil memberi komando seenaknya saja
Batu, 1752021
SEPI
Duhai kekasih, kemana hendak pergi?
Sedang di ujung jalan sepi menanti
Dan gelap bagai rayap-rayap menggerogoti setiap inci yang aku kagumi
Duhai kekasih, karena sepi telah memeluk dan hidup dalam dirimu
Aku ingin bersandar kepadamu bersama kata-kataku
Sebab dari sepi situlah hidup nyata dimulai
Batu, 1892021
JARAK
antara jarak hidup dan kematian tipis sekali
mereka selalu menguntit sepanjang waktu
ke mana pun kamu pergi
meski jarak hidup dan kematian sangat tipis sekali
puisi tak pernah mati menghitung kekayaan dan kekuatan imani
sebab ia merupakan musim semi
Batu, 2692021
P U I S I
puisi tumbuh seperti gadis gesit, bagai burung kutilang yang rajin menari
cerdas dalam mengasuh anak istri
penopang bumi tempat wahana kehangatan cinta sejati
puisi menerima tugas mulia para dewa
seperti Krakasana dan Narayana menerima tugas dari Basudewa
melindungi bahasa jiwa putra putri sang Baginda
puisi tumbuh mengemban sansekerta jiwa
mempersunting aksara ragamu paling semesta
hingga sabdamu kubangun menjadi warta paling setia
dalam cerita dan cinta
Batu, 1892018
PERJALANAN
jadilah pengembara yang mengerti waktu
sebelum sempatmu diambil sempitmu
manfaatkan kelezatan sehatmu sebelum sakitmu
temukan nasib dalam terangmu
sembunyikan taat dalam sempitmu
biar perjalanan bisa menerbitkan cahaya sebelum matimu
Batu Sekarputih, 5112017
KUPINJAMKAN WAKTUKU
Telah kupinjamkan waktu padamu
Rawatlah dengan ihklas dan sabar
Karena aku memilihmu dalam ketetapan yang tak kau pilih
Batu, 4112017
MELIHAT GRADASI WARNA
kulihat cahaya gemetar di pundak langit hati anakku
yang tertidur dalam demam al fatihah-Mu
kusaksikan mimpi dan energi bertingkat-tingkat mengeringkan airmataku
aku sendiri mengetahui hati istriku meleleh seperti lilin itu
membentuk tekstur kabut di atas meja jiwanya
kecantikanmu membuatku terjaga
dan melihat gradasi warna di langit-langit kamar rasa
sebelum aku gembira melihat ia telah sembuh dari sengsara
Batu, 2982018
KUTULIS PUISI INI
Oleh: Eko Windarto
kutulis puisi ini ketika melihat pelangi di matamu
cahayanya seperti tirai aurora australis dan borealis-Mu
menciptakan warna berbeda-beda di mata batinku
sementara kombinasi dari waktu dan kondisi cuaca hatiku
berpendar merah, berubah warna menjadi hijau dan biru
hingga sampailah mimpiku di Pulau Stewart, Taman Nasional Aoraki, Tasmania, kawasan pesisir Catlins Selandia Baru
Batu, 182019
P U I S I
puisi tumbuh seperti gadis gesit, bagai burung kutilang yang rajin menari
cerdas dalam mengasuh anak istri
penopang bumi tempat wahana kehangatan cinta sejati
puisi menerima tugas mulia para dewa
seperti Krakasana dan Narayana menerima tugas dari Basudewa
melindungi bahasa jiwa putra putri sang Baginda
puisi tumbuh mengemban sansekerta jiwa
mempersunting aksara ragamu paling semesta
hingga sabdamu kubangun menjadi warta paling setia
dalam cerita dan cinta
Batu, 1892018
KENALILAH AKU
aku adalah rindu
yang tertulis dalam lagu
seperti roman picisan syahdu
menderu deru dalam permainan dadu
kenalilah aku lebih dekat dari pada lagu
sebab di langit kalbu masih ada waktu
mencari nada nada palsu dalam laku
Sekarputih. 16092017
MEMBACA AKSARA
dari pucuk gunung
kubaca hati bersenandung
tentang jalan-jalan yang menikung, pohon-pohon menjulang,
padi-padi yang menguning,
aneka warna daun-daun hijau, kering, mendung menggantung dan gelombang ombak menggulung,
kabut asap dari hutan-hutan dibakar pun dipenuhi diksi
hingga puisi menjadi nabi
yang tak katham-katham kueja dalam sanubari
Sekaputih, 1492019
SAJAK RAJA KOPLAK
revisi undang-undang mengundang tanya,
mengundang demo di mana-mana,
mengundang gas air mata,
mengundang kepedihan dan sesak dada,
mengundang ayam kampung ditendang tetangga,
hingga kena denda berlipat ganda
seperti politisi mengintai undang-undang yang bisa disulap lagi
dan dijadikan jual beli birahi
menjadi asap dan bara api
Batu, 2592019
MENGUKUR KEDALAMAN LADANG GAMBUT
kabut asap yang menyusup dan lindap di matamu
bercerita tentang bagaimana rasanya pedih masa lalu
angin dan debu menggenangi lamur matamu
berkisah mengenai kepiluan demi kepiluan yang membiru
kau sempat mengira janji-janji manis penguasa mengasuh keheningan hatimu
padahal suaranya yang merdu
hanya akan mengubur dalam-dalam pada mimpi-mimpimu
mungkin kau sibuk mengukur kedalaman ladang gambut itu
hingga lupa mengasah ketetapan langkahmu
ketika orang-orang saling menggunting dalam lipatan dan menipu
puisi-puisi sepi khusyuk berebut bangkai kerinduan semu
Sekaputih, 1592019
SAJAK MALAM
malam sunyi ini kubayangkan hamparan padang hijau
penuh rumput, kicau burung dan purnama mencuci kelelahan perjalananku
kurasakan pula dinginnya malam menyingkap gugusan galaksi hatimu
membawa arus ombak laut biru di wajahku
yang penuh dimensi waktu
Batu Sekarputih, 1892017
SERENADA DI PEMATANG SAWAH
di pematang sawah burung- burung melambai-lambai syahdu
warna kemuning padi begitu padu mendamaikan kalbu
sungguh merdu suara seruling merayu
keringat emak bapak menyilaukan mata
seperti sungai yang bercahaya
terbayang gelak tawa anak-anak bersuka ria
berkejaran melewati rumputan bersama
ah...awan yang lewat begitu indah sekali
angin datang menyapa lembut sekali
menggambarkan pintu hati
penuh arti paling hayati
suara ayam berkokok sayup-sayup dalam udara
dibuai angin yang datang membaca
merebutkan makna upacara para syuhada
dalam menyajikan berita petani desa
Batu, 2792018
INDONESIA BERDUKA
ladang gambut penuh jelaga
ratusan sekolahan terkena ispa
mahasiswa unjuk rasa di mana-mana
panggung sandiwara bergincu cinta membakar dada, menjadikan neraka
para wakil rakyat sibuk bermimpi pada sidang paripurna
sedang gas air mata menerjang mata dan menyesakkan dada
pada udara berkabut ada pengkhianatan menjemput luka
memanjang ke langit dan bermukim dalam sajak tembaga Indonesia yang berduka
Batu, 2692019
SEBUAH PERTANYAAN DARI PINGGIR TROTOAR
kemana harus kucari kebenaran hati
jika bapak ibu sering berbohong di rumah sendiri
budi pekerti dan budaya kebersamaan telah pergi
meninggalkan ibu pertiwi sendiri bermimpi
di sini, di halaman rumah sendiri
harapan dan cita-cita diputarbalikkan ambisi
di langit wajah-wajah tembaga
pandai menyembunyikan pisaunya dari segala luka
wahai bapak ibu di dalam rumah dewan pendusta
pulanglah pada belantara yang rela terbuka
dan bumi warisan ini harus dipertahankannya dari undang-undang cinta
sebab jiwa dan raga adalah taruhannya
demo mahasiswa mahasiswi jangan kau jadikan kelinci percobaan belaka
sebelum nasib ditanami pohon kamboja
Batu, 2592019
PERJALANAN
ketidak hadiranmu membuatku gelisah dalam pencarian dan pelarian
sampai ke thursinah dan goa hiroq belum kutemukan
jangan biarkan aku kehilangan kecintaan
peluklah aku, adakan, gerakan dalam pemburuan
sebelum cahaya kutemukan dalam hati kebeningan akal dan pikiran terekam dalam keterlibatan di muara keillahian
Batu, 13112019
CINTA
cinta seperti hati yang dibolak-balik tiap waktu
cinta adalah kaos oblong, celana dan baju
ia juga serupa angin lalu, bumi atau restu
ia adalah darahku, kesepianku, dan segala lukaku yang menyembunyikan pisau
Batu, 11112019
KUTULIS PUISI INI
Kutulis puisi ini kala musim pancaroba
Mengusir hujan di sawah ladang kita
Angin yang liar berpacu seperti janda tua menghadap Khaliqnya
Kere-kere tak bisa berbuat apa-apa
Ketika melihat badai matahari dari balik jendela
Sedang hati tak bisa saling berpelukan dengan hati mereka
Terlampau terbatas dan terlalu banyak rasa meminta
Musim gugur mencium bumi
Bambu-bambu saling bergesekan menyulut api
Pohon-pohon hidup dan gemetar menjamah dada puisi
Saat sunyi lahir dari hati
Sepotong roti cinta dari aurora kekeringan tak bisa dibagi dengan birahi
Sekaputih, 7112019
DALAM SUNYI
di dalam sunyi
waktu terus saja menulis puisi
bulan dan bintang bukan tuhan yang mempunyai hati
mesti cahayanya meninggalkan pesan rindu terlewati
sebab malam adalah kekasih sepi
doa-doa menjadi ilustrasi dan misteri
dan, dalam relung sukmaku
risau nampak terpukau di dalam bayangan sepi dari bayanganmu
yang kusentuh dengan tatapan batinku
ketika kusentuh getaran kehadiranmu
airmataku bagai buliran embun syahdu
yang membongkar rahasia bunga layu
seperti lagu yang digubah renungan
dan digemakan oleh kesunyian
kebisingan dilipat oleh kebenaran
Batu, 14112019
TENTANG YANG LUPA DIRI
Kau wanita mandiri
Suka lupa diri
Terlalu mengagungkan diri sendiri
Seakan hanya dirimulah yang paling pasti
Kau lupa pada suamimu sendiri
Kau anggap suamimu hanya sebagai duri dan pelampiasan birahi
Sedang ia adalah seorang sastrawan hati yang selalu menarik dalam sepi
Tak ada gading yang tak retak
Tak ada wanita yang tahan dan kuat seperti lelaki pemberontak
Karena wanita tak biasa memadamkan kebakaran api
Maka aku bayangkan suamimu seperti kasatria yang peduli hutan di kanan-kiri
Batu, 11112019
IQRO
baca, bacalah daun-daun itu
di atas lembar-lembarnya ada embun mencatat aksaramu
telinga pagi pun dengan setia mendengar sehelai rambutmu
keberadaan angin juga menjadi napas tanpa risau
seperti daun-daun kering dibasuh rindu
kasih sayang kau letakan di dada matahari yang mendendangkan lagu paling merdu
saat qoriah-qoriah membaca surat dari kekasihku
puisi-puisi putih memutar waktu
Batu,13112019
MALAM INI
betapa sempurna malam ini
sepi bergelayut di antara pipi merah murni
kenangan manisku berlayar mengarungi ruang jeruji sunyi
di malam-malam surgawi
suaramu selalu berdendang dalam jeritan hati
seperti lengkingan seruling gadis serunai batang padi
malam senantiasa kusut masai
ketika kutemukan kasihmu membingkai doa tergerai
meski tak kuhitung belaian rindu hati
dekapan demi dekapan menjadi kata kata dalam puisi siri
ya.. malam ini serasa bola api di matamu
membelai deru hatiku
seperti malam-malam sebelumnya desah napasmu selalu membasuh kalbu
ah...lala sajak-sajak malam ini adalah kata-kata yang harus dilaksanakan sepenuhnya hati
Batu,18112019
MEMBACA SAJAK
aku dendangkan sajak sandang pangan
di antara degup papan negeri populis jabatan
gedung-gedung jadi incaran kekuasaan
rakyat hanya bisa mencatat sejarah berserak di ujung jalan
sebelum dirayu harapan peta yang dihilangkan
kubaca sajak demonstran menimang kekuatan
seperti para pelacur yang pandai bercermin dan beriklan
lewat hape segalanya dipikirkan dan disodorkan tanpa sungkan
sajak-sajak cinta yang lumer telah jadi juragan perselingkuhan
sedang kebimbangan terus mengusik ketenangan
lihat muda-mudi di seberang jalan itu
mereka tak mengerti isi Pancasila, bahkan tak mengenal apa itu arti Sumpah Pemuda.
sungguh sesuatu yang tak masukan akal bila hidup mereka hanya belajar dari dusta
sampai akhir cerita
ah! Impossible
Batu Sekarputih, 13112019
SAAT KAU TELIKUNG
saat kau telikung dari belakang
aku tetap tenang
meski masalah menggenang
aku bayangkan sampah yang kau buang tetap menjadi rabuk di jalan terang
Batu, 18112019
PENYAIR
penyair harus peka terhadap masyarakatnya
sebab penyair adalah cermin dari anak zamannya
penyair jangan dipenjara
sebab ia adalah manusia paling berbahaya
jangan menyakiti hatinya
sebab akan menjadi catatan sepanjang masa
Batu, 17112018
PERJALANAN
pemuda desa berangkat ke kota dengan bis kota
sesampai di terminal kota
udara panas membakar tubuhnya
para pengemis dan pencopet menyambut dengan nyalang mata
pengamen tua memandangnya dengan curiga
orang-orang lalu lalang begitu saja
dan ia terkesima melihat anak-anak kecil meminta-minta dengan dusta
ia makin ternganga melihat dua pasang muda mudi bercinta di depan matanya
yang tak pernah ia temui di desanya
sesampai senja menampakan merah saganya
ia belum juga mendapatkan teman bicara
hatinya merana
jiwanya larut dalam celaka
karena bayangan hidup di kota yang menjanjikan sorga
ternyata semu belaka
pemuda itu terus berjalan mengitari waktu
tanpa tujuan yang berlagu merdu
padahal hidup terus melaju tanpa pandang bulu
ia merasa terus diburu rasa bersalah pada orang tuanya
yang ia tinggalkan begitu saja
ia terlalu miskin dan mencoba mengadu nasib ke kota
untuk menjadi orang kaya dan berkuasa
dan ternyata hidup di kota lebih ganas dari belantara di desa
Batu, 20112018
HIDUP
hidup seperti di panggung sandiwara
tiap detik, menit, dan setiap jam selalu ada kejadian beraneka warna
; piring-piring berterbangan begitu saja, gebrakan demi gebrakan menjadi ilustrasi emosi belaka,
teriakan-teriakan bukan menjadi musuh telinga,
lakon-lakon antagonis dan episode luka adalah hal biasa.
hidup adalah perjuangan orang-orang bersajak karena persoalan dalam otaknya
dendam juga perlambang hidup oleh apa meski berlainan makna
karena hidup, manusia terlahir dari pertemuan cinta dan tanya
sebelum hidup penuh dusta dan siksa
aku lumpuhkan ketakutan menggerogoti jiwa
setelah itu, sirna dalam cahaya
Batu, 26112019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar