UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 11 September 2021

Kumpulan Puisi Eko Windarto - 22 JANUARI



22 JANUARI


22 Januari kita berjanji
Coba saling mengerti apa di dalam hati
Meski sulit di raba
Masuklah, masukkan lebih dalam. Hujamkan. Lalu rasakan apa yang bisa kita rasa

22 Januari kita berjanji
Coba saling mengerti apa di dalam hati
Barangkali keluh kesah merisalahkan kisah kasih kita
Di bukit berbunga kata berbuah makna
Menciumi hakikat cinta dan mencipta

22 Januari tidak sendiri
Jejaknya telah terekam dalam sekeping hati
Nyanyiannya menggema menggoda petualangan sunyi
Hingga aku terpesona membaca rindu mekar di pucuk varigata

Sekarputih, 1092021



HARAPAN CINTA


Masa terus berjalan dan berlalu
Detik demi detik terlewati
Tiada henti bak kuda berlari
Melangkah mengukir mimpi
Melalui harapan cinta
Waktu menenun laku
Makna kehidupan berpacu
Mekarlah cita-cita
Kau kira harapan cinta itu nyanyian menggema
Di sampingnya puisi rindu menggemaskan rasa
Padahal ia insan biasa yang memelihara cinta
Dan suka melambai-lambaikan tangan kasmaran

Sekarputih, 792021



HUJAN

hujan...hujan... bertandang lagi
pohon-pohon ikut berdukacita merasakan bulan dan bintang menangis sendiri
seandainya aku bisa bicara dengan cahaya hujan
tak bisa kubayangkan
getaran hati mendebarkan setiap bulu di tubuhku menjadi lidah mata batin

hujan...hujan... datang kembali
membuat aku tak bisa bersembunyi 'tuk mengenali
sebab pesonamu adalah nyata menakjubkan
hingga tak bisa kutampik kekayaan dan kekuatanmu dalam pikiran

hujan...hujan...kau mendirikan kemah kekuasaan-Nya
dalam diriku

Green Hause Sekarputih, 1492021



MENATAP PADI

Pada cahaya di mata pucuk padi
Kulihat ada kesepian yang menyerap sunyi
Mengabarkan larut di kedalaman hati

Pada kejora di mata kemuning padi
Burung-burung mengabarkan getaran para petani
Bagai pembaca menyesap kelezatan puisi

Gemericik air di dasar jiwa selokan sawah
Seperti wajahmu yang basah cahaya membasuh keluh-kesah
Hingga aku terbayang-bayang kejora kisah kasih menembangkan bukit dan lembah

Sekarputih, 1292021



HUJAN MALAM INI

malam ini, hujan tak henti-henti
seperti puisi paling memuisi mengalir deras ke dalam hati

puisi yang misteri, bagai hujan malam ini
aku terombang-ambing dalam diksi

hujan malam ini, menutrisi jiwaku menulis puisi
seperti hujan tak henti-henti menyatu, menubuh dan melabuhkan cahaya cinta di hati

saat bunga-bunga tengadah mencari arah tujuan
aku menulis hujan yang tak lupa haluan

Sekarputih, 1192021



AKU INGIN

aku ingin masuk dan menusuk ke ruang jiwamu
hatiku penuh rindu
rindu puisi wajahmu
rindu makna senyummu
rindumu rinduku membiru
kenapa membatu?

aku ingin menulis kelopak bunga itu
agar pelita hatiku dapat dengan jelas melihat warna cintamu
mengalir bening ke muara kalbu
lalu kutitipkan kepadamu

Sekarputih, 1192021



Sudah saya duga Pakde Joko akan mendirikan pabrik baterai dari bahan nikel untuk kendaraan bermotor seperti teropong dalam puisi-puisi di bawah ini.
MENGGALI POTENSI

di antara mayat-mayat
para buruh tersayat
semua preman melorot
dunia pucat
malaikat maut berkerut
melewati jalan tersebut
raja dan ratu menggali pertiwi
memperbaiki Morowali
mencuci pandemi
demi anak cucu nanti

Bali, 852020



SITUASI

karena metromini bukan Morowali
geopolitik bicara lagi

Batu, 22122020



GEOPOLITIK

pascacorona
Morowali berkibar
cahya lithium
menarik perhatian
mata setajam belati

Bali, 552020



PUISI INDONESIA

Morowali jaya
Indonesia sentosa
Mobil listrik terbuka
Dunia terbelalak matanya
Kolam susu menjadi nyata
Investor melirik sambil menganga
Lapangan kerja terbuka bagi semua
Waktu membuka jalan seluas samudera

Batu, 2222021



PELANGI DI TANAHKU


tanahku tanah surga
kolamnya kolam susu
diincar sebagian negara
Papua dan Morowali jadi incaran boneka
hingga menjadi cambuk bangsa Indonesia

kita biasakan bekerja keras lebih dari biasanya
biar anak-anak muda bisa belajar membaca cakrawala,
dan menangkap arti perang sesungguhnya
sebelum semuanya binasa dimakan raja berhala

ingat!
masa depan bukan melulu caci maki dari balik agama semata
lantaran anak cucu kita tak lagi mau duduk di belakang meja
sambil memberi komando seenaknya saja

Batu, 1752021



SEPI


Duhai kekasih, kemana hendak pergi?
Sedang di ujung jalan sepi menanti
Dan gelap bagai rayap-rayap menggerogoti setiap inci yang aku kagumi

Duhai kekasih, karena sepi telah memeluk dan hidup dalam dirimu
Aku ingin bersandar kepadamu bersama kata-kataku
Sebab dari sepi situlah hidup nyata dimulai

Batu, 1892021



JARAK

antara jarak hidup dan kematian tipis sekali
mereka selalu menguntit sepanjang waktu
ke mana pun kamu pergi

meski jarak hidup dan kematian sangat tipis sekali
puisi tak pernah mati menghitung kekayaan dan kekuatan imani
sebab ia merupakan musim semi

Batu, 2692021



P U I S I

puisi tumbuh seperti gadis gesit, bagai burung kutilang yang rajin menari
cerdas dalam mengasuh anak istri
penopang bumi tempat wahana kehangatan cinta sejati

puisi menerima tugas mulia para dewa
seperti Krakasana dan Narayana menerima tugas dari Basudewa
melindungi bahasa jiwa putra putri sang Baginda

puisi tumbuh mengemban sansekerta jiwa
mempersunting aksara ragamu paling semesta
hingga sabdamu kubangun menjadi warta paling setia
dalam cerita dan cinta

Batu, 1892018



PERJALANAN


jadilah pengembara yang mengerti waktu
sebelum sempatmu diambil sempitmu
manfaatkan kelezatan sehatmu sebelum sakitmu
temukan nasib dalam terangmu
sembunyikan taat dalam sempitmu
biar perjalanan bisa menerbitkan cahaya sebelum matimu

Batu Sekarputih, 5112017



KUPINJAMKAN WAKTUKU


Telah kupinjamkan waktu padamu
Rawatlah dengan ihklas dan sabar
Karena aku memilihmu dalam ketetapan yang tak kau pilih

Batu, 4112017



MELIHAT GRADASI WARNA

kulihat cahaya gemetar di pundak langit hati anakku
yang tertidur dalam demam al fatihah-Mu
kusaksikan mimpi dan energi bertingkat-tingkat mengeringkan airmataku
aku sendiri mengetahui hati istriku meleleh seperti lilin itu
membentuk tekstur kabut di atas meja jiwanya
kecantikanmu membuatku terjaga
dan melihat gradasi warna di langit-langit kamar rasa
sebelum aku gembira melihat ia telah sembuh dari sengsara

Batu, 2982018



KUTULIS PUISI INI
Oleh: Eko Windarto


kutulis puisi ini ketika melihat pelangi di matamu
cahayanya seperti tirai aurora australis dan borealis-Mu
menciptakan warna berbeda-beda di mata batinku
sementara kombinasi dari waktu dan kondisi cuaca hatiku
berpendar merah, berubah warna menjadi hijau dan biru
hingga sampailah mimpiku di Pulau Stewart, Taman Nasional Aoraki, Tasmania, kawasan pesisir Catlins Selandia Baru
Batu, 182019



P U I S I

puisi tumbuh seperti gadis gesit, bagai burung kutilang yang rajin menari
cerdas dalam mengasuh anak istri
penopang bumi tempat wahana kehangatan cinta sejati

puisi menerima tugas mulia para dewa
seperti Krakasana dan Narayana menerima tugas dari Basudewa
melindungi bahasa jiwa putra putri sang Baginda

puisi tumbuh mengemban sansekerta jiwa
mempersunting aksara ragamu paling semesta
hingga sabdamu kubangun menjadi warta paling setia
dalam cerita dan cinta

Batu, 1892018



KENALILAH AKU

aku adalah rindu
yang tertulis dalam lagu
seperti roman picisan syahdu
menderu deru dalam permainan dadu

kenalilah aku lebih dekat dari pada lagu
sebab di langit kalbu masih ada waktu
mencari nada nada palsu dalam laku

Sekarputih. 16092017



MEMBACA AKSARA


dari pucuk gunung
kubaca hati bersenandung
tentang jalan-jalan yang menikung, pohon-pohon menjulang,
padi-padi yang menguning,
aneka warna daun-daun hijau, kering, mendung menggantung dan gelombang ombak menggulung,
kabut asap dari hutan-hutan dibakar pun dipenuhi diksi
hingga puisi menjadi nabi
yang tak katham-katham kueja dalam sanubari

Sekaputih, 1492019



SAJAK RAJA KOPLAK

revisi undang-undang mengundang tanya,
mengundang demo di mana-mana,
mengundang gas air mata,
mengundang kepedihan dan sesak dada,
mengundang ayam kampung ditendang tetangga,
hingga kena denda berlipat ganda
seperti politisi mengintai undang-undang yang bisa disulap lagi
dan dijadikan jual beli birahi
menjadi asap dan bara api

Batu, 2592019



MENGUKUR KEDALAMAN LADANG GAMBUT

kabut asap yang menyusup dan lindap di matamu
bercerita tentang bagaimana rasanya pedih masa lalu
angin dan debu menggenangi lamur matamu
berkisah mengenai kepiluan demi kepiluan yang membiru

kau sempat mengira janji-janji manis penguasa mengasuh keheningan hatimu
padahal suaranya yang merdu
hanya akan mengubur dalam-dalam pada mimpi-mimpimu

mungkin kau sibuk mengukur kedalaman ladang gambut itu
hingga lupa mengasah ketetapan langkahmu

ketika orang-orang saling menggunting dalam lipatan dan menipu
puisi-puisi sepi khusyuk berebut bangkai kerinduan semu

Sekaputih, 1592019



SAJAK MALAM


malam sunyi ini kubayangkan hamparan padang hijau
penuh rumput, kicau burung dan purnama mencuci kelelahan perjalananku
kurasakan pula dinginnya malam menyingkap gugusan galaksi hatimu
membawa arus ombak laut biru di wajahku
yang penuh dimensi waktu

Batu Sekarputih, 1892017



SERENADA DI PEMATANG SAWAH

di pematang sawah burung- burung melambai-lambai syahdu
warna kemuning padi begitu padu mendamaikan kalbu
sungguh merdu suara seruling merayu

keringat emak bapak menyilaukan mata
seperti sungai yang bercahaya
terbayang gelak tawa anak-anak bersuka ria
berkejaran melewati rumputan bersama

ah...awan yang lewat begitu indah sekali
angin datang menyapa lembut sekali
menggambarkan pintu hati
penuh arti paling hayati

suara ayam berkokok sayup-sayup dalam udara
dibuai angin yang datang membaca
merebutkan makna upacara para syuhada
dalam menyajikan berita petani desa

Batu, 2792018



INDONESIA BERDUKA

ladang gambut penuh jelaga
ratusan sekolahan terkena ispa
mahasiswa unjuk rasa di mana-mana
panggung sandiwara bergincu cinta membakar dada, menjadikan neraka
para wakil rakyat sibuk bermimpi pada sidang paripurna
sedang gas air mata menerjang mata dan menyesakkan dada
pada udara berkabut ada pengkhianatan menjemput luka
memanjang ke langit dan bermukim dalam sajak tembaga Indonesia yang berduka

Batu, 2692019



SEBUAH PERTANYAAN DARI PINGGIR TROTOAR

kemana harus kucari kebenaran hati
jika bapak ibu sering berbohong di rumah sendiri

budi pekerti dan budaya kebersamaan telah pergi
meninggalkan ibu pertiwi sendiri bermimpi

di sini, di halaman rumah sendiri
harapan dan cita-cita diputarbalikkan ambisi

di langit wajah-wajah tembaga
pandai menyembunyikan pisaunya dari segala luka

wahai bapak ibu di dalam rumah dewan pendusta
pulanglah pada belantara yang rela terbuka

dan bumi warisan ini harus dipertahankannya dari undang-undang cinta
sebab jiwa dan raga adalah taruhannya

demo mahasiswa mahasiswi jangan kau jadikan kelinci percobaan belaka
sebelum nasib ditanami pohon kamboja

Batu, 2592019



PERJALANAN

ketidak hadiranmu membuatku gelisah dalam pencarian dan pelarian
sampai ke thursinah dan goa hiroq belum kutemukan
jangan biarkan aku kehilangan kecintaan
peluklah aku, adakan, gerakan dalam pemburuan
sebelum cahaya kutemukan dalam hati kebeningan akal dan pikiran terekam dalam keterlibatan di muara keillahian

Batu, 13112019



CINTA

cinta seperti hati yang dibolak-balik tiap waktu
cinta adalah kaos oblong, celana dan baju
ia juga serupa angin lalu, bumi atau restu
ia adalah darahku, kesepianku, dan segala lukaku yang menyembunyikan pisau

Batu, 11112019



KUTULIS PUISI INI

Kutulis puisi ini kala musim pancaroba
Mengusir hujan di sawah ladang kita
Angin yang liar berpacu seperti janda tua menghadap Khaliqnya
Kere-kere tak bisa berbuat apa-apa
Ketika melihat badai matahari dari balik jendela
Sedang hati tak bisa saling berpelukan dengan hati mereka
Terlampau terbatas dan terlalu banyak rasa meminta

Musim gugur mencium bumi
Bambu-bambu saling bergesekan menyulut api
Pohon-pohon hidup dan gemetar menjamah dada puisi
Saat sunyi lahir dari hati
Sepotong roti cinta dari aurora kekeringan tak bisa dibagi dengan birahi

Sekaputih, 7112019



DALAM SUNYI

di dalam sunyi
waktu terus saja menulis puisi

bulan dan bintang bukan tuhan yang mempunyai hati
mesti cahayanya meninggalkan pesan rindu terlewati

sebab malam adalah kekasih sepi
doa-doa menjadi ilustrasi dan misteri

dan, dalam relung sukmaku
risau nampak terpukau di dalam bayangan sepi dari bayanganmu
yang kusentuh dengan tatapan batinku

ketika kusentuh getaran kehadiranmu
airmataku bagai buliran embun syahdu
yang membongkar rahasia bunga layu

seperti lagu yang digubah renungan
dan digemakan oleh kesunyian
kebisingan dilipat oleh kebenaran

Batu, 14112019



TENTANG YANG LUPA DIRI

Kau wanita mandiri
Suka lupa diri
Terlalu mengagungkan diri sendiri
Seakan hanya dirimulah yang paling pasti
Kau lupa pada suamimu sendiri
Kau anggap suamimu hanya sebagai duri dan pelampiasan birahi
Sedang ia adalah seorang sastrawan hati yang selalu menarik dalam sepi

Tak ada gading yang tak retak
Tak ada wanita yang tahan dan kuat seperti lelaki pemberontak
Karena wanita tak biasa memadamkan kebakaran api
Maka aku bayangkan suamimu seperti kasatria yang peduli hutan di kanan-kiri

Batu, 11112019



IQRO

baca, bacalah daun-daun itu
di atas lembar-lembarnya ada embun mencatat aksaramu
telinga pagi pun dengan setia mendengar sehelai rambutmu
keberadaan angin juga menjadi napas tanpa risau

seperti daun-daun kering dibasuh rindu
kasih sayang kau letakan di dada matahari yang mendendangkan lagu paling merdu
saat qoriah-qoriah membaca surat dari kekasihku

puisi-puisi putih memutar waktu
Batu,13112019



MALAM INI

betapa sempurna malam ini
sepi bergelayut di antara pipi merah murni
kenangan manisku berlayar mengarungi ruang jeruji sunyi

di malam-malam surgawi
suaramu selalu berdendang dalam jeritan hati
seperti lengkingan seruling gadis serunai batang padi

malam senantiasa kusut masai
ketika kutemukan kasihmu membingkai doa tergerai

meski tak kuhitung belaian rindu hati
dekapan demi dekapan menjadi kata kata dalam puisi siri

ya.. malam ini serasa bola api di matamu
membelai deru hatiku
seperti malam-malam sebelumnya desah napasmu selalu membasuh kalbu

ah...lala sajak-sajak malam ini adalah kata-kata yang harus dilaksanakan sepenuhnya hati

Batu,18112019



MEMBACA SAJAK

aku dendangkan sajak sandang pangan
di antara degup papan negeri populis jabatan
gedung-gedung jadi incaran kekuasaan
rakyat hanya bisa mencatat sejarah berserak di ujung jalan

sebelum dirayu harapan peta yang dihilangkan
kubaca sajak demonstran menimang kekuatan
seperti para pelacur yang pandai bercermin dan beriklan

lewat hape segalanya dipikirkan dan disodorkan tanpa sungkan
sajak-sajak cinta yang lumer telah jadi juragan perselingkuhan
sedang kebimbangan terus mengusik ketenangan

lihat muda-mudi di seberang jalan itu
mereka tak mengerti isi Pancasila, bahkan tak mengenal apa itu arti Sumpah Pemuda.
sungguh sesuatu yang tak masukan akal bila hidup mereka hanya belajar dari dusta
sampai akhir cerita

ah! Impossible

Batu Sekarputih, 13112019



SAAT KAU TELIKUNG

saat kau telikung dari belakang
aku tetap tenang

meski masalah menggenang
aku bayangkan sampah yang kau buang tetap menjadi rabuk di jalan terang

Batu, 18112019



PENYAIR

penyair harus peka terhadap masyarakatnya
sebab penyair adalah cermin dari anak zamannya

penyair jangan dipenjara
sebab ia adalah manusia paling berbahaya

jangan menyakiti hatinya
sebab akan menjadi catatan sepanjang masa

Batu, 17112018



PERJALANAN

pemuda desa berangkat ke kota dengan bis kota
sesampai di terminal kota
udara panas membakar tubuhnya
para pengemis dan pencopet menyambut dengan nyalang mata
pengamen tua memandangnya dengan curiga
orang-orang lalu lalang begitu saja
dan ia terkesima melihat anak-anak kecil meminta-minta dengan dusta
ia makin ternganga melihat dua pasang muda mudi bercinta di depan matanya
yang tak pernah ia temui di desanya

sesampai senja menampakan merah saganya
ia belum juga mendapatkan teman bicara
hatinya merana
jiwanya larut dalam celaka
karena bayangan hidup di kota yang menjanjikan sorga
ternyata semu belaka

pemuda itu terus berjalan mengitari waktu
tanpa tujuan yang berlagu merdu
padahal hidup terus melaju tanpa pandang bulu
ia merasa terus diburu rasa bersalah pada orang tuanya
yang ia tinggalkan begitu saja
ia terlalu miskin dan mencoba mengadu nasib ke kota
untuk menjadi orang kaya dan berkuasa
dan ternyata hidup di kota lebih ganas dari belantara di desa

Batu, 20112018



HIDUP

hidup seperti di panggung sandiwara
tiap detik, menit, dan setiap jam selalu ada kejadian beraneka warna
; piring-piring berterbangan begitu saja, gebrakan demi gebrakan menjadi ilustrasi emosi belaka,
teriakan-teriakan bukan menjadi musuh telinga,
lakon-lakon antagonis dan episode luka adalah hal biasa.

hidup adalah perjuangan orang-orang bersajak karena persoalan dalam otaknya
dendam juga perlambang hidup oleh apa meski berlainan makna
karena hidup, manusia terlahir dari pertemuan cinta dan tanya
sebelum hidup penuh dusta dan siksa
aku lumpuhkan ketakutan menggerogoti jiwa
setelah itu, sirna dalam cahaya

Batu, 26112019

EKO WINDARTO




Tidak ada komentar:

Posting Komentar