UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Selasa, 07 September 2021

Kumpulan Puisi Nengicha - PUISI SENJA



PUISI SENJA
By. Nengicha

Berjuta aksara berarak menuju pelataran senja
Berharap mereka aku susun rapi menjadi baitan puisi
Ada di antara mereka menginginkan menjadi bait-bait romansa
Dan ada pula di antara mereka menginginkan menjadi bait-bait elegi

Namun aku bingung,
Sungguh aku bingung dengan mereka semua
Betapa tingkah mereka liar penuhi ruang kepala
Betapa beringas mereka berhasrat menjadi baitan puisi akhir senja

Namun aku belum siap,
Dan aku belum mampu tuk lagi menjadi pembait yang cakap

MK, 01092021
#Aku_Sang_Pemulung



ENGKAU SEMESTAKU
By. NengIcha

Engkau adalah kepiluan bagiku
Engkau adalah kebahagiaan bagiku
Engkau adalah tawaku
Engkau adalah tangisku
Engkau adalah ratapku
Dan engkau adalah senyum ceria bagiku

Seperti mentari,
Engkau penghangat paling hakiki
Engkau penerang kala hati bersenandung elegi
Engkau adalah semesta paling berarti
Engkau adalah hela napas paling murni

Seumpama purnama,
Engkau juga penghias kala hariku gelita
Engkau pemanis akan bahagiaku paling merona
Engkau semesta, engkau udara,
Dan engkau adalah cinta paling berharga

MK. 03092021 (11:34 WIB)
#Aku_Sang_Pemulung



PUISI SENJA
By. NengIcha


Berjuta aksara berarak menuju pelataran senja
Berharap mereka aku susun rapi menjadi baitan puisi
Ada di antara mereka menginginkan menjadi bait-bait romansa
Dan ada pula di antara mereka menginginkan menjadi bait-bait elegi

Namun aku bingung,
Sungguh aku bingung dengan mereka semua
Betapa tingkah mereka liar penuhi ruang kepala
Betapa beringas mereka berhasrat menjadi baitan puisi akhir senja

Namun aku belum siap,
Dan aku belum mampu tuk lagi menjadi pembait yang cakap

MK, 01092021
#Aku_Sang_Pemulung



ENGKAU SEMESTAKU
By. NengIcha


Engkau adalah kepiluan bagiku
Engkau adalah kebahagiaan bagiku
Engkau adalah tawaku
Engkau adalah tangisku
Engkau adalah ratapku
Dan engkau adalah senyum ceria bagiku

Seperti mentari,
Engkau penghangat paling hakiki
Engkau penerang kala hati bersenandung elegi
Engkau adalah semesta paling berarti
Engkau adalah hela napas paling murni

Seumpama purnama,
Engkau juga penghias kala hariku gelita
Engkau pemanis akan bahagiaku paling merona
Engkau semesta, engkau udara,
Dan engkau adalah cinta paling berharga

MK. 03092021 (11:34 WIB)
#Aku_Sang_Pemulung



KAMU MASIH SAYANG AKU BUKAN?
By. NengIcha


Matamu enggan menatap wajahku
Namun tanganmu enggan melepas tanganku
Kamu masih sayang aku bukan?

Tak ada secuil waktu tersisih untuk aku
Namun tak pula engkau biarkan aku berlalu dari hadapmu
Kamu masih sayang aku bukan?

Diammu mengisyaratkan untuk kita menyudahi semua
Namun jerit hati tak pernah mengizinkan cinta purna begitu saja
Kamu masih sayang aku bukan?

Aku tahu secangkir madu kita tabu
Namun kita tak mampu mengeringkan rasa yang terlanjur memadu
Kamu masih sayang aku bukan?

Mungkin semua hanya sangkaku yang hampa
Namun engkau selalu meyakinkan aku perihal duga dalam dada
Meski tanpa terlafaz sebuah tanya
Kamu masih sayang aku bukan?

MK. 08092021
#Aku_Sang_Pemulung
#Puisi_Kosong
#Pujangga_Cinta



KAMU TAK SAYANG AKU LAGI BUKAN?
By. NengIcha


Malam ini aku datang kepadamu sebagai kekasih yang pernah kamu pinang saat lalu, dan bertanya
"Kamu tak sayang aku lagi bukan?"

Kian lama tanpa sapa, namun aku rasa rindumu telah karam di tengah samudera dan berganti rasa paling beku bagai salju yang telah menjadi batu
"Kamu tak sayang aku lagi bukan?"

Aku ingin menikmati hariku tanpa rasa bersalah padamu, dan menikmati tawa dengan secangkir kopi rindu yang mereka ramu untuk diriku
"Kamu tak sayang aku lagi bukan?"

Aku hanya manusia biasa yang terlahir dengan seribu cela, bahkan kini hidup dalam telaga lumpur hina
"Kamu tak sayang aku lagi bukan?"

Aku serupa musafir yang dahaga, namun telah berjajar penyamun membawa setetes tirta
Manalah mungkin aku melewatkan setetes yang berharga.
"Kamu tak sayang aku lagi bukan?"

Jika demikian adanya, maka izinkan aku pergi dari sisimu, menutup lembar kisah tentangmu dan merintis kisah-kisah yang baru dalam semesta paling tabu.
"Kamu tak sayang aku lagi bukan?"

MK. 06082021.00:08
#Aku_Sang_Pemulung
#Kotak_Kosong



KELOPAK MERAH
By. NengIcha

Aku adalah setangkai mawar yang tumbuh di lembah terlarang
Jika saja engkau mengagumi akan keelokan kelopak merahku
Maka nikmati aku dengan memandang dari kejauhan
Seberapa lena hatimu terhadapku, maka tak ada yang melarangmu atas aku

Namun jangan mendekat!
Jangan sesekali coba mendekat
Apa lagi coba memetik keindahanku untuk engkau jadikan penghias rumahmu
Begitu terlarang bagimu mengupayakan hal itu

Aku terlalu sering melukai tangan-tangan mereka
Tangan-tangan nekat nak memetik kelopak merah dari keindahanku
Namun pada akhirnya tangan mereka berdarah
Oleh duri-duri tajam yang memagar keindahanku

MK. 15092021, 14:14 WIB
#Aku_Sang_Pemulung



SELAMAT TINGGAL RINDU
By. NengIcha


Aku ingin kembali menggores namamu di atas puisiku
Tapi yang ada hanya kepulan angan dan asa berjelaga
Tak ada setitik kirana yang mampu menjadi kanvas puisiku
Lalu di mana goresan kata aku pahatkan?

Dahulu, engkau adalah diksi paling arti dalam tiap napas puisi
Aku merangkaimu menjadi bait-bait terindah sepanjang sejarah
Untuk memanjakan birahi para pujangga sealam semesta
Dan meraka takjub akan keindahanmu yang laksana aksara dari surga

Kini, sebuah puisi telah mati
Arakan diksi yang dahulu kerap menyambangi pun menjauh pergi
Perlahan saat dirimu tak lagi bercahaya atas nama rindu dan cinta
Rindu telah menjadi batu, dan cinta telah musnah berbaur dengan udara

Aku akan mengkremasi rinduku
Tak akan aku biarkan rindu mengabu
Tak akan ada cela untuk rindu kembali kuziarahi saat silapku
Selamat tinggal rindu,

MK. 11092021
#Aku_Sang_Pemulung



RINDU DAN MESIN WAKTU
By. NengIcha


Aku masih menyimpanmu
Abadi dalam hati tanpa langit tahu
Bahkan sejak kita saling bertukar rindu
Tanpa terhapus sedikit pun meski tertimbun denting waktu

Tentang rindu,
Tentu saja haus akan manisnya temu
Namun semua mimpi luruh oleh kuasa sang waktu
Namun semua binasa oleh takdir yang tak berpihak pada rindu

Siang itu,
Kita bertemu dalam penggalan waktu
Kita tersenyum dan tertawa dalam dunia paling tabu
Engkau menghitung keriput di wajahku
Dan aku menghitung ada berapa jumlah uban di kepalamu

Betapa sangat bahagia saat itu kurasa
Meski kita sama telah renta oleh usia
Namun rindu kita masih jua terlalu belia
Dan rindu masih tetap memanja seperti sedia kala

Andai aku punya mesin waktu
Aku akan pergi ke masa-masa itu
Masa di mana rindu kita mulai diceritakan oleh waktu
Masa di mana kita baru bertemu dan mulai menghimpum cinta dan rindu paling candu

Andai aku punya mesin waktu.

MK. 1009202. 22:49 WIB
#Aku_Sang_Pemulung
#Pujangga_Cinta



KUNTUM TABU
By. NengIcha


Tak perlu belajar banyak untuk aku mencintaimu
Dengan sepenggal waktu yang tersisih untuk aku
Aku telah mampu melakukan itu semua dengan sempurna
Mencintai dirimu dengan segenap ketulusan dari palung jiwa

Entah seperti apa Tuhan menentukan atas hidupku
Entah seperti apa Tuhan menggores takdir di atas lajurku
Tuhan memberiku rasa yang tak seharusnya ada
Tuhan menganugerahiku cinta namun pada bahtera yang berbeda

Aku yakin rasaku bukanlah rasa yang ambigu
Aku yakin rasaku ini benar-benar nyata untukmu
Begitu menggema dentum rindu yang kerap bergejolak di kalbu
Begitu nyeri saat rindu-rindu itu merajam di dada kiriku

Namun engkau adalah milik sahabatku
Rindu padamu begitu terlarang bersemayam di kalbu
Maka dari sini aku menikmati wangimu sebagai kuntum tabu
Dan dari sini aku memujamu sebagai kekasih yang tak akan terpeluk oleh rinduku

MK. 25092021 (12:05 WIB)
#Aku_Sang_Pemulung



RASA DARI SURGA
By. NengIcha


Rasa nyaman akan hati yang telah khali oleh cinta
Adalah rasa dari surga yang lebih nyaman dari segala rasa yang ada
Bahkan termasuk rasa cinta dan rindu dalam dada

Ada sebagian mereka berkata, bahwa cinta itu indah
Dan ada yang lain berkata bahwa cinta adalah anugerah
Namun faktanya cinta kerap menyakiti mereka
Bahkan sebagian dari mereka rela melepas nyawa karena tersakiti oleh cinta

MK. 23092021
#Aku_Sang_Pemulung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar