Pelangi ...
Yah, aku menyebut adamu
Meski tak memanggilmu dengan nama itu
Yang senantiasa menemani secangkir kopiku
Ketika senja kekasih datang sebagai kenang
Yang hadir di hujan
Serupa fatamorgana di kemarau pada panjang jalanan
Selayak embun malam yang juga akan hilang tiba mentari jelang
Meski akan ada tapak sebagai jejak
Pelangi
Aku menyebut adamu
Tak menggantikan ia sebagai kekasih
Yang rembulan purnama di hatiku
Ia adalah belahan jiwaku
Tegas
Aku katakan itu
SPW,
Pandeglang, 28082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" UNTUKMU PUISIKU "~
Beberapa orang bicara soal kata
Beberapa orang lain bicara soal frasa
Sedang aku hanya anak kalimat
Yang engkau adalah induknya
Puisiku sederhana
Seperti cintaku yang tak banyak kata
Tanpa tanda tanya, pun tanpa koma
Mengalirnya ia seperti air saja
Puisiku tak banyak macam kosa kata
Karena bagiku semua soal jiwa
Ia-nya akan bernyawa
Setiap saat engkau membaca
Puisiku memang hanya untukmu
Tanpa harus orang lain membedah kata-kataku
Sederhana seperti cinta kita
Bisa saja aksara tak merangkai jadi kata
SPW,
Pandeglang, 1609201
( Catatan Kelana Bodo )
~" PADA MIMPI SEMALAM "~
Aku jatuh pada mimpimu semalam
Datang setelah sekian purnama tak kuundang
Selayak menggugat kenangan yang nyaris hilang
Lalu kesah gerahkan hari
Dipapah kenang menuju senja
Raung jerit kereta berlari membawamu pergi
Menghampar sepi ratusan purnama
Akh, rindu aku melebam
Sebab hadir mimpi semalam
Kenangan kembali menjuntai
Genggaman yang tak tergapai
Di bait-bait puisi
Aksaraku menyulam sendu
SPW,
Pandeglang, 15092021
( Catatan Kelana Bodo )
~" API AGUSTUS "~
Dan hari telah dihangatkan mentari
Dengan merdu dan sumbang nyanyian Kenari
Apa kabar hari ini ... ?
Adakah Merah masih berkibar
Atau baranya terus membakar
Api itu belum mati kawan
Sampai ujung perjuangan
Masih belum berkesudahan
SPW,
Pandeglang, 13092021
( Catatan Kelana Bodo )
~" SELAMAT PAGI "~
Selamat pagi
Akh, aku kehilangan hangatmu mentari
Sisa-sisa perjalanan malam adalah embun
Di secangkir kopi
Di langkah-langkah kaki
Ya, selamat pagi ... selamat pagi ...
Karena jiwaku tak akan turut pergi
Oi oi, masih kugenggam seikat puisi
SPW,
Pandeglang, 25092021
( Catatan Kelana Bodo )
~" WAKTU KU "~
Aku terlena....
Bayangmu indah di siluet jingga..
Ahk, kian menjauh kian merapuh
Membiarkan rindu mensayatkan sembilu
Masih tegar aku dalam lenaku
Masih kucumbu bayangmu dalam gulir waktu
Dan aku tak ingin luruh dari puncak cintaku
Karena aku begitu menyayangimu
Tak kan habis waktuku untukmu
( Bait Cinta Kelana Bodo )
Pandeglang, 01 November 2018
SANTUN PAGI SAHABAT
~" TENTANG RINDUKU "~
Tentang rinduku
Biar ia kuayun kubuai dalam rinai
Dan jubah lara kuyup sekalian
Menggigilkan nelangsa dalam kelam
Di tarian sunyi yang paling sepi
Cemburu menatapi rembulan
Tentang rinduku
Biar meradang mengerang saja di langitku
Dan engkau jangan menangis
Manterai jiwa dengan penawar rasa
Bakti sucimu jangan terkikis
Tulikan telinga pada aksaraku yang melara
Tentang rinduku
Akan terus untuk perihalmu
Dengan ketidak-warasan dan kebodohanku
Senyum bahagia dengan baktimu
Meski aku harus melepaskanmu
Tak akan pernah engkau melihat airmataku
Tak akan aku biarkan ...
Engkau hanya akan dengar kisah senyuman
SPW,
Pandeglang, 06112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" SEBAB SEHARI ITU "~
Dan aku merindumu
Setelah hari itu
Renyah tawamu pada lembut sapamu
Menjamah ramah ruang jiwaku
Hari yang begitu indah
Dengan waktu yang berlalu mudah
Sebab sehari itu
Kesan yang engkau surat di pepuisiku
Sepenggal catatan mengganjal
Menjejalkan rasa sesal
Keluh pada waktu yang mudah berlalu
Lengguh karena tak mampu menahanmu
Dan aku kian merindumu
Bayangmu yang tak mau jauh dari mataku
Setelah sehari itu
Sesaat menggenggam tanganmu
SPW,
Pandeglang, 06112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" DEBAT DI JIWA "~
Siang ini tak sehangat pagiku
Malah gerah aku dipertanyakan rindu
Tanya yang membungkam
Bahkan menyesak nafasku
Baru saja aku ingin terpulihkan dari lebam
Yang mengurat dalam
Ada debat dalam jiwa
Antara pulang atau kembali berkelana
Mencari tepian
Atau tempat persembunyian ....
SPW,
Pandeglang, 08092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" GAIRAH "~
Akh, aku jadi tak sabar
Ingin segera kembali pulang
Kau, lumuri langkahku dengan senyum mekar
Bikin aku sering menoleh ke belakang
Uhg, kerja yang menyebalkan
Rutinitas yang tak bisa diabaikan
Dinda, ini tersebab engkau
Pikiranku jadi kacau
Sayang, tunggu aku pulang
Tunggu aku segera datang
Siap peraduan dengan harum setaman
Aku ingin kembali berkencan ....
SPW,
Pandeglang, 06092019
( Cinta Kelana Bodo )
~" MENYAPIH NYERI "~
Bayangan itu menyapaku
Adalah engkau
Mengusik perlahan sunyiku
Mengalir semilir selayak Bayu
Aku sedang menikmati indahnya jingga
Perlahan ingin kulepas kenangan yang ada
Biar sekalian sepi di lembah sunyi
Biar hanya ada lirihku bernyanyi
Tak ingin lagi kurasa nyeri
Dan rasa perih di hati
Sudah diamlah, diam kenangan
Di palung yang paling dalam
Biar kunikmati jingga dengan hening
Dengan dzikir pikir yang paling bening
Pulihkan lebam
Kembalikan kewarasan
Biarkan aku nikmati indahnya jingga
Lalu bergulirnya kelam lewati malam
Lirih lirik biar pada menyanyiku saja
Pada mentari sumringahku tersenyum
SPW,
Pandeglang, 05092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PEREMPUAN KENANGAN "~
Perempuan itu menyapaku manja
Gelisah di matanya adalah duka
Luka lama masa belia
Yang aku merasa juga
Perempuan itu, adalah engkau
Bait-bait puisiku
Catatan kakiku
Cerita petualanganku
Selalu berakhir pada kata 'entah'
Tanya yang patah
Keluh kesah merajah
Terpejam dengan gundah
Perempuan itu menyapa manja
Adalah engkau, pelangi cinta di belia
Perihal-perihal yang menjadi kisah
Bersemayam di palung Qalbu
Kenangan yang selalu menjamah
SPW,
Pandeglang, 01092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" TANYA DAN HANGAT MENTARI "~
Apa kabar hari ini ... !?
Tanya menamparku di hangat mentari
Ya, apa kabar hari ini
Setelah rembulan bosan mengawani
Ketidak-warasan rindu dari purnama ke purnama
Jingga yang juga mulai jengah jadi kawan bercerita
Dan malam menguap kantuk dengan suntuk derita
Apa kabar hari ini
Tanya yang harus dijawab
Dan esok, esok, esok dan lusa dan nanti
Masih tergenang kenangan
Atau berai pecahan bingkai menusuk remuk jantung
Petualang lalu hilang ... ?
Dan pepuisi mati ... !?
Merah pipiku ditampar tanya,
didekapan hangatnya mentari pagi
Apa kabarku hari ini
Aku tak akan lari
Biar saja kenangan mengikuti
Kaki melangkah lagi
Masih banyak aroma kopi di tiap pagi
Menyajikan imajinasi
Apa kabarku hari ini
Aku hanya senyum menatap mentari
Dengan sedikit membasah pipi
Resapi rasa kopi pagi ini ....
SPW,
Pandeglang, 01092019
( Catatan Kelana Bodo )
#Tentang_Petualang
~" PUISI TERAKHIR ... ? "~
Kekasih ...
Ini puisi terakhir, bila sempat engkau baca
Tentang kita biar jadi kisah saja
Menari-nya belia
Bernyanyi-nya belia
Cinta-ku ...
Berbuku catatan biar usang
Tentang ketidak-warasan
Pun segala kebodohan
Petualang yang mencari tepian buat pulang
Hanya kenangan pada impian
Jalang meradang
Menghalusinasi
Sesekali jadikan imajinasi
Belahan jiwa
Cukup engkau jadi cerita indahku
Hanya serupa masa lalu
Maaf, lelah jiwaku
Dalam ketidak-warasan
Dengan segala kebodohan
Berharap kenangan pulang
Memelukku, sang Petualang
Kekasihku, Cintaku, Belahannya Jiwaku ...
Terima kasih ...
Memberiku kenangan terindah ....
SPW,
Pandeglang, 31082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" SELESAI "~
Akhirnya, harus kulipat satu puisi
Indahnya senja
Rindu dari purmana ke purmana
Kenangan yang menggenangi diri
Bukan tentang samudra jurang
Atau jarak mencari tepian
Bukan juga karena bait-bait bosan bertualang
Petualang harus kembali pada kenyataan
Kekasih, belahan jiwa
Setidaknya pernah jadi belahan jiwa
Atau yang akan selalu jadi belahan jiwa
Aku harus membuka mata
Menepikan mimpi dan segala asa
Dari rasa yang kurasa bermasa-masa
Ketidak-warasan
Kebodohan
Cinta, yang mengagungkan cinta
Kekasih, Cintaku, Belahan jiwa
Kulipat puisi kenangan yang genangi diri
Biar lebih tegas kupandang warna pelangi
Lebih kunikmati lagi peluk hangat mentari pagi
Biar juga cinta itu tetap ada
Sebatas cerita masa remaja
S Pandi Wijaya,
Pandeglang, 31082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" RASA TERINDAH "~
Aku sudah teramat jatuh cinta
Jatuh cinta padamu begitu dalam
Dalam jiwa yang seluruhnya pasrah padamu
Padamu yang membunuh nalar kewarasanku
Aku memang sering bicara ketidak-warasan
Ketidak-warasan jiwa yang membiarkan rasa
Rasa terindah tak terlukiskan kata-kata
Kata-kata yang hanya dikalam pujangga
Jadilah selalu yang terindah
Di entah engkau berada
Dan aku, biarlah selayak pujangga
Merangkai aksara, keindahanmu saja
SPW,
Pandeglang, 30082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KERAGUAN CINTA "~
( 1 )
Cinta ...
Rembulan muram di peraduan
Tanda tanya kesah, lama mendesah
Ada apa di bibir merah yang basah ... ?
Membungkam kata-kata
Hempaskan jiwa di gulana
Rindu yang mencari tepian
Cinta ...
Rembulan muram diperaduan
Debar di dada gundah
Tanpa senyum, pun sapamu
Gelisah pada jawaban
Dalam asa yang hampir pasrah
Prihalmu menguji kesungguhanku
Cinta ...
Bila saja bisa kupinta
Cium bibirku sekali saja
Debar di jiwa biar kau rasa
Untukmu
Tulusku
Dan keyakinanku
Cinta yang Mengagungkan cinta
SPW,
Pandeglang, 28082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KERAGUAN CINTA (2) "~
Cinta ....
Sebait saja goresan kutulis untukmu
Naluri yang inginkan adamu
Bukanlah syair terindah
Atau majas termegah
Pun bukan sebuah maha karya
Lihat jiwa dan mataku yang terlunta
Di senja engkau adalah jingga
Dan di malam
Engkau rindu yang legam
Cinta ...
Gejolak tak mau diam
Dan rindu tak bisa kupendam
Pada puisi-puisi engkau bersemayam
Ada apa di bibir merah yang basah ...
Biar ia tersenyum renyah
Cinta ...
Untukmu aku selalu ada
SPW,
Pandeglang, 28082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" WARAS-KU "~
Atau, memang aku yang bodoh
Dengan ketidak-warasanku
Begitu memuja jingganya senja
Meracun jiwa dengan kenangan
Hingga terlupa gelap malam akan menikam
Menenggelamkan di palung kelam paling dalam
Terlanjur sirna segala asa
Musnah sudah mimpi indah
Perjalanan kian sepi tanpa tepi
Menyisi pun tak ada yang peduli
Memang aku yang bodoh
Dengan ketidak-warasanku
Mendamba rembulan jatuh
Nyatanya aku begitu mencintaimu
Meski separuh jiwa harus tak utuh
Pun langit di luar dan di dalam tak mau padu
SPW,
Pandeglang, 28082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" BAHAGIA "~
Heehee, oi ... oi ....
Engkau bikin aku tidak waras
Mencintaimu tanpa batas
Aku memang tak akan waras
Hingga membiarkan kamu lepas
Oi, biar engkau kurayu sampai lemas
Hingga kau menjadi gemas
Dan aku, engkau peluk remas
Sampai engkau puas lalu pulas
Sayang ...
Aku bahagia
Lihat senyummu lepas ikhlas ....
SPW,
Pandeglang, 27082019
( Cinta Kelana Bodo )
( Dinda, cantikmu hari ini bikin aku waswas )
~" SANG PENYAIR "~
Aku masih di puisi-puisi
Dengan jiwa selayak warna pelangi
Adalah kekasih yang datang dan pergi
Aku tetap di puisi-puisi
Aku masih di puisi-puisi
Dalam ilusi
Dalam imajinasi
Bersama kenangan diri
Menariku berupa diksi
Lakon hidupku adalah imagi
Tertawaku
Diamku
Bahkan airmataku
Dan aku diksi itu sendiri
SPW,
Pandeglang, 26082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" LAYU "~
Akh, tak ada puisi bisa dicipta
Di jantung debarnya tak ada
Di jiwa dirasa entah apa
Aksara-aksara buram
Seperti rembulan muram
Dan kejora pun kerlipnya diam
Aku kehilangan cinta
Aku kehilangan logika
Aku kehilangan separuh jiwa
Hingga raga dan mataku terlunta
Aku jadi waras
Dan harus berpikir keras
Tak ada puisi bisa kucipta
Pada jiwa hampa
Cinta ... rindu ...
Layu
SPW,
Pandeglang, 26082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" MERAYU PAGI LAGI "
~
Haahhaaa ....
Dindaku merah jambu
Salah kau, minta kurayu
Ke mari, duduk dekat
Biar selalu kupeluk erat
Ke mari, usah malu
Biar kucium pipi dan keningmu
SPW,
Pandeglang, 23082019
( Cinta Kelana Bodo )
~" PADA TARIAN LEBAH "~
Tidakkah kita iri pada sekelompok lebah
Mereka menari menghisap sari
Bunga tak mati
Malah berkembang asri
Haruskah di sarang DUMAY kita tebar tengkar
Saling sikut melempar kentut
Mengeja kata laknat keparat
Melupakan hangat dekap sahabat
Aku tak kenal wajah tampan Tuan
Aku tak kenal wajah manis Puan
Pun sebaliknya Puan dan Tuan
Tapi sapa bersantun-santun
Lembah sunyiku terasa nyaman
Tidakkah kita iri pada sekelompok lebah
Riang menari menghisap sari
Tak lupa juga mereka memberi
Bunga-bunga berkembang asri
SPW,
Pandeglang, 21082019
( Kesah Kelana Bodo )
~" MERAYU PAGI "~
Aihh dinda, duduk sini ...
Kamu cantik sekali pagi ini
Hingga manis kopi pahitku
Dan senyummu, itu saja sarapan pagiku
Sini, ingin kucium keningmu
Biar kering peluh di dahimu
Dan sang waktu mencatat kisah terindah
Tentang kita sepasang kekasih
Dinda, peluk aku erat-erat
Biar terus berkobar semangat
Dan biarkan senyummu gemulai di mataku
Senantiasa mengawani lelahku
Aku akan juga pulang cepat
Untuk memelukmu juga erat-erat
SPW,
Pandeglang, 19082019
( Cinta Kelana Bodo )
~" DINALURIKU "~
Dan engkau masih menari di hati yang sepasih mati
Masih memeta di mata yang hampir buta
Selalu jadi bayang dan ciri diri pada pepuisi
Tak bisa lepas dihempas untuk sekejap jeda
Naluriku
Masih inginkan kamu
SPW,
Pandeglang, 18082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" USAI "~
Sudah berakhir
Lembar cerita biar terlipat
Simpan di lemari atau kotak kenangan saja
Mungkin akan kusam berjelaga
Mungkin lembarnya akan rekat rapat
Paling buruk, akan terlupa dan tersingkir
Ya, semua sudah selesai
Kata 'kita' pun berai
Pada riuh yang kemudian hening
Dan rimbun yang jadi kering
Berakhir dan selesai
Kita, kusut masai
SPW,
Pandeglang, 17082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" ...XXX... "~
Di tubuh telanjang ...
Engkau menggapai goda
Membelai membuai dengan rayu bibir jalang
Melumat dzikir adalah birahi semata
Oi ... oi, terbelalak mataku
Berdesir juga darah memacu degup
Syahwat meletup
Dan aku hanyalah seonggok kerangka bernafsu
Hahh, payah ....
Tahukah !?
Dan engkau
Bukan perihal yang dihalalkan untukku ....
SPW,
Pandeglang, 17082019
( Geliat Kelana Bodo )
~" SEDAP MALAM "~
Dan engkau mengharum ranum, di kelam malam sunyi
Terlupakan terik mengering jiwa
Menarikan gemulai obsesi
Adalah mimpi semalam saja
Hadir selepas senja
Hilang kala mentari tiba
Dan engkau harum meranum
Wangi di kelam malam
Mencumbu mimpi kelana
Semerbak di rangkaian aksara saja
SPW,
Pandeglang, 14082019
( Catatan Kelana Bodo )
DINDA
Dinda ...
Jangan rasakan lelahku
Bersandarlah di bahuku
Karenamu terus berdetak jantungku
Dinda ...
Jangan lihat basah mataku
Lelap saja kau di pangkuanku
Tegarku karena senyummu
Dinda ...
Bila sampai batas temu
Biarkan aku tetap lihat senyummu
Izinkan aku mengecupmu sebatas kenang
Mimpikanmu dalam malam hening
Karenamu jantungku terus berdetak
Dan asaku terus berteriak
SPW,
Pandeglang, 11082019
( Catatan Kelana Bodo )
#PETUALANG_PULANG
~" OBSESI KELAM "~
Engkau yang berselendang malam
Tidurlah, biar pejam
Lelahmu, sembab matamu
Engkau yang berselendang malam
Lupakan tarian, lupakan rampak tetabuhan
Biar tulus senyum manismu
Biar jujur sapa manjamu
Tidurlah, biar sepi melenggang
Biar jiwa sejenak tenang
Esok hangat mentari kan menjelang
Dan bahagia pasti dating
Engkau yang berselendang malam
Sepi akan teramat panjang dalam kelam
Lepaskanlah mimpi yang hanya obsesi
Mensyukuri mentari adalah langkah pasti
SPW,
Pandeglang, 10082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KEDANAN "~
Bandung, basah di pucuk-pucuk daun teh
Sisa rinai meninggalkan pelangi
Aku kejar kaki pelangi
Adalah engkau serupa bidadari
Kembali menari di mata gundah
Kenangan pecah
Garba jiwa kembali gelisah
Pelangi di pucuk daun teh
Perihal engkau berkilau
Pada setiap langkah
Pada setiap nafas, mendesah
SPW,
Pandeglang, 09082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" EMBUN-KU "~
Atau ....
Mungkinkah engkau adalah embunku
Yang menghilang di mentari
Membasah malam dan mimpi-mimpi
Atau ...
Mungkin engkaulah mimpi sejatiku itu
Yang terus jadi bayang langkahku
Lewati batas kemampuanku
SPW,
Pandeglang, 01082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" HABIBI "~
( Lelaki Sejati )
Yah, dia lelaki itu
Anak negri dengan mata bulat bening
Dunia di genggamannya
Dengan cinta di pelukkannya
Dalam kenangan terbingkai
Pada pusara belahan jiwa
Tangkai bunga tak boleh terkulai
Kelopak pun tak boleh layu
Dialah lelaki itu
Tersemat kata sejati
Anak negri yang tak lupa jati diri
Baktinya sejati
Cintanya sejati
SPW,
Pandeglang, 14092019
( Catatan Kelana Bodo )
#SELAMAT_JALAN_PROF_DR_H_BJ_HABIBI
~" CINTA HABIBI "~
Mata bulat bening itu berbinar ...
Sini, aku cerita sedikit, berucap pemilik mata bening berbinar itu
Senyum sumringah, mata bulat berbinar berputar liar
Kuajak dia berjalan, dan tanyaku terlontar
Dan pada kenangan itu tak dibiarkannya bunga layu di pusara jiwanya
Mata bulat itu berbinar lagi
Apakah Dinda memiliki teman dekat ?
Kenapa aku tanya itu, karena aku tidak ingin menghalangi kebahagiaan masa depanmu
...
Dan mata bulat bening itu kian berbinar, ketika polos jawaban memberi keyakinan
Aku tidak pernah punya teman dekat, jawab perempuan yang ditanya pemilik mata bulat bening itu, menatap pemilik mata bulat bening itu yang matanya kian binar ...
Menggenang basah
Mata bulat bening itu menghela desah
Dan tak dibiarkannya bunga setaman layu di pusara jiwanya
Bingkai kenangan belahan jiwa ....
SPW,
Pandeglang, 13092019
( Catatan Kelana Bodo )
#SELAMAT_JALAN_PROF_DR_H_BJ_HABIBI
~" PAYAH "~
Menariku
Patah
Menyanyiku
Sumbang
Aksara
Tak merangkai
Di tubuh
Menggigil dingin
Lelap yang tak lena
SPW,
Pandeglang, 21092019
~" YANG PERNAH KURINDU "~
Apa kabar rindu ... ?
Ingat rembulan perak
Yang dulu sering kausanjung
Sebelum kauhempas kata kita
Pada pintalan mimpi yang ingin kaurajut
Tapi kemudian kusut
Bantalan busanya pun mengering
Di kening kian pening
Apa kabar rindu ... ?
Pada bosan menghindarmu
Mengejar kerling penggoda di sekeliling
Dan berpalingmu karena pangling
Rasa lalu hambar terbiarmu
Dan rindu cuma kata baku di kalimat sendu
Apa kabar rindu ...?
Lama waktu telah berpacu
Pada lelah sudah jadi rancu menunggu
Dan mungkin tanya inipun segera berlalu
SPW,
Pandeglang, 25092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" LARON AKSARA "~
Lama kusenggama bunda aksara
Kalimat terlahir tanpa nyali
Diksi kehilangan arti
Buta pada kosa kata
Lama kucintai satu puisi
Rabaku ditampar kebodohan
Gelutku dihempas kefakiran
Awam rawan menjejak literasi
Ah, aku cuma laron
Mencari pencerah
Lalu pasrah mati di ujung pelita
SPW,
Pandeglang, 27092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" RINDU PELANGIKU "~
Kulangitkan kalam
Bergitar sukma pujangga
Biar syair-syair bersenandung
Dan langit menitikkan airmata
Sebelum senja habis
Sebelum jingga terkikis
Aku inginkan Pelangiku
Gerah rinduku meronta
Sepat mataku berharap
Walau hanya sekejapan saja
Ingin kulihat Pelangiku
Mendekap hangat gigil nafasku sarat rindu
Sebelum senja habis
Sebelum jingganya terkikis
SPW,
Pandeglang, 06102018
( Kesah Kelana Bodo )
~" CELOTEH KELANA BODO "~
Kusajakkan satu puisi
Setelah lama kupelajari satu puisi
Tentang romanza
Dan aku berdansa dengan gairah Casanova
Dilantunkan duka Qhais yang ditingkahi lara Madjnun
Dengan candu Romeo meracun
Dan bait-baitku ber-Kelana
Dengan aksara Bodo
SPW,
Pandeglang, 05102018
( Catatan Kelana Bodo )
~" TENTANG PETUALANG "~
Kadang, petualang ini ingin pulang
Melepas segala kenangan yang mengekang
Tersadar dari ketidak-warasan
Dan kebodohan
Payah, kenangannya jalang
Perihal itu masih saja menggenang
Di sudut entah di lembah kala sunyi
Lalu sepi menggigil merasa sendiri
Belahan jiwa, aku ingin pulang
Dari ketidak-warasan karenamu
Dari kebodohan karenamu
Memintal ulang harapan yang masih panjang
SPW,
Pandeglang, 08102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" MEIN LIEBE "~
Ich liebe dich
Kau tau itu, kau bisa rasa itu
Dari binar mataku
Juga hela nafasku
Bahkan termakna dari setiap ucapku
Ich liebe dich
Bahkan lebih dari apa yang bisa kuucapkan
Penaku menari dengan ketidak-warasan
Tintanya mengalir dengan kebodohan
Rasaku sudah sampai puncak
Cintaku padamu ....
SPW,
Pandeglang, 06102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KEMARAU "~
Panas udara Pandeglang hari ini
Tak segerah rindu meronta di hati
Apa kabarmu hari ini
Selalu pertanyaan itu
Mencari lekuk bayanganmu
Setidaknya, isyarat saja darimu
Ahk, mendungnya masih di timur sana
Titik hujannya masih akan lama
Sepertinya masih akan merasakan gersang
Tentang rindu sang petualang
SPW,
Pandeglang, 06102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" ABSTRAK "~
Perihal rasa, jangan kau paksa untuk mengerti
Nikmati saja garisnya
Nikmati saja warnanya
Nikmati saja yang ter-eja
Biarkan ia menari
Biarkan ia bernyanyi
Dalam lingkar udara yang ada
Pada suara-suara menggema
Perihal rasa
Jangan biarkan ia terpaksa
Pada titik nyaman dibelai
Ia akan ter-eja sendiri ...
SPW,
Pandeglang, 05102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" AMARAH "~
Kopi pagi ini hilang nikmatnya
Rasa teraduk arogansi ambisi
Bikin hambar rasa kopi
Bahkan kopi kehilangan filosopinya
Engkau yang datang dengan senyum
manismu renyah
Dengan seduhan kopi menjamah ramah
Akh, arogansi pecundang gamang
Merayu untuk siap membuang
Jangan datang, jangan mengundang
Aksaraku bukan pelacur penjaja Seni
Pepuisiku bisa engkau miliki tanpa harus membeli
Cukup engkau memandang dengan bijak
sudut pandang
Saling berpegang tangan
Untuk saling menguatkan
SPW,
Pandeglang, 31102019
( Catatan Kelana Bodo )
#GERAM
~" GAGAP-KU "~
Akh, gagap kupahami satu puisi
Imajinasiku seperti dikebiri
Dan aku nyaris kehilangan nyali
Buat merangkai satu saja diksi
Menariku sendiri
Bernyanyiku sendiri
Bergumamku pun sendiri
Pada pencarian arti yang hakiki
Gagap kupahami satu puisi
Siapa aku ... ?
Apa puisiku ... ?
Atau aku hanya mensatire diri ... ?
Akh, aku kian gagap
Kian pengap
Nanar menatap
SPW,
Pandeglang, 30102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PUISI PERGI "~
Aksara diam bersama sekumpulan kekata yang bungkam
Atau imajinasi yang beku
Di dinginnya kebosanan yang menyelimuti diri
Puisi itupun pergi
Membiarkan kenangan dalam bingkai ter-eja
Puisi itupun pergi
Pada retakan cermin yang membelah satu wajah
Membaur segala rasa pecahan jiwa
Ejaan kemudian beragam makna
Dan puisi itupun pergi
Bukan pada puncak klimaksnya
Mungkin hanya sesaat jeda
Menganyam jaring mimpi
Rehatlah puisi
Biarkan lelah imagi rebah
Esok atau lusa segeralah kembali
Menyusuri lembah seumpama lebah
SPW,
Pandeglang, 29102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PALUNG RENUNG "~
Diamlah rindu
Perjalanan masih jauh untuk ditempuh
Biarkan hati berdzikir pada cerita Sufi
Dan pikir tak melintir lalu tergelincir
Diam, diamlah sebentar saja rindu
Meski ketidak-warasan adalah keihklasan
Meski kebodohan adalah kepasrahan
Adalah cara mencintaku
Diam rindu
Tepian temu bukanlah titik
Bisa koma, bisa saja tanda tanya
Biar kupertanyakan dulu keikhlasanku
Biar kuuji lagi kepasrahanku
Petualangan ini mencari apa
Atau sekedar mengharap waktu berbalik
Waktu memutar waktu, kemudian berlalu ... ?
Diam, diam dan diamlah rinduku sebentar
Mempelajari satu puisi
Kutanya lagi hati ....
SPW,
Pandeglang, 14102019
08.54
( Catatan Kelana Bodo )
Aku terlena....
Bayangmu indah di siluet jingga..
Ahk, kian menjauh kian merapuh
Membiarkan rindu mensayatkan sembilu
Masih tegar aku dalam lenaku
Masih kucumbu bayangmu dalam gulir waktu
Dan aku tak ingin luruh dari puncak cintaku
Karena aku begitu menyayangimu
Tak kan habis waktuku untukmu
( Bait Cinta Kelana Bodo )
Pandeglang, 01 November 2018
SANTUN PAGI SAHABAT
~" TENTANG RINDUKU "~
Tentang rinduku
Biar ia kuayun kubuai dalam rinai
Dan jubah lara kuyup sekalian
Menggigilkan nelangsa dalam kelam
Di tarian sunyi yang paling sepi
Cemburu menatapi rembulan
Tentang rinduku
Biar meradang mengerang saja di langitku
Dan engkau jangan menangis
Manterai jiwa dengan penawar rasa
Bakti sucimu jangan terkikis
Tulikan telinga pada aksaraku yang melara
Tentang rinduku
Akan terus untuk perihalmu
Dengan ketidak-warasan dan kebodohanku
Senyum bahagia dengan baktimu
Meski aku harus melepaskanmu
Tak akan pernah engkau melihat airmataku
Tak akan aku biarkan ...
Engkau hanya akan dengar kisah senyuman
SPW,
Pandeglang, 06112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" SEBAB SEHARI ITU "~
Dan aku merindumu
Setelah hari itu
Renyah tawamu pada lembut sapamu
Menjamah ramah ruang jiwaku
Hari yang begitu indah
Dengan waktu yang berlalu mudah
Sebab sehari itu
Kesan yang engkau surat di pepuisiku
Sepenggal catatan mengganjal
Menjejalkan rasa sesal
Keluh pada waktu yang mudah berlalu
Lengguh karena tak mampu menahanmu
Dan aku kian merindumu
Bayangmu yang tak mau jauh dari mataku
Setelah sehari itu
Sesaat menggenggam tanganmu
SPW,
Pandeglang, 06112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" DEBAT DI JIWA "~
Siang ini tak sehangat pagiku
Malah gerah aku dipertanyakan rindu
Tanya yang membungkam
Bahkan menyesak nafasku
Baru saja aku ingin terpulihkan dari lebam
Yang mengurat dalam
Ada debat dalam jiwa
Antara pulang atau kembali berkelana
Mencari tepian
Atau tempat persembunyian ....
SPW,
Pandeglang, 08092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" GAIRAH "~
Akh, aku jadi tak sabar
Ingin segera kembali pulang
Kau, lumuri langkahku dengan senyum mekar
Bikin aku sering menoleh ke belakang
Uhg, kerja yang menyebalkan
Rutinitas yang tak bisa diabaikan
Dinda, ini tersebab engkau
Pikiranku jadi kacau
Sayang, tunggu aku pulang
Tunggu aku segera datang
Siap peraduan dengan harum setaman
Aku ingin kembali berkencan ....
SPW,
Pandeglang, 06092019
( Cinta Kelana Bodo )
~" MENYAPIH NYERI "~
Bayangan itu menyapaku
Adalah engkau
Mengusik perlahan sunyiku
Mengalir semilir selayak Bayu
Aku sedang menikmati indahnya jingga
Perlahan ingin kulepas kenangan yang ada
Biar sekalian sepi di lembah sunyi
Biar hanya ada lirihku bernyanyi
Tak ingin lagi kurasa nyeri
Dan rasa perih di hati
Sudah diamlah, diam kenangan
Di palung yang paling dalam
Biar kunikmati jingga dengan hening
Dengan dzikir pikir yang paling bening
Pulihkan lebam
Kembalikan kewarasan
Biarkan aku nikmati indahnya jingga
Lalu bergulirnya kelam lewati malam
Lirih lirik biar pada menyanyiku saja
Pada mentari sumringahku tersenyum
SPW,
Pandeglang, 05092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PEREMPUAN KENANGAN "~
Perempuan itu menyapaku manja
Gelisah di matanya adalah duka
Luka lama masa belia
Yang aku merasa juga
Perempuan itu, adalah engkau
Bait-bait puisiku
Catatan kakiku
Cerita petualanganku
Selalu berakhir pada kata 'entah'
Tanya yang patah
Keluh kesah merajah
Terpejam dengan gundah
Perempuan itu menyapa manja
Adalah engkau, pelangi cinta di belia
Perihal-perihal yang menjadi kisah
Bersemayam di palung Qalbu
Kenangan yang selalu menjamah
SPW,
Pandeglang, 01092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" TANYA DAN HANGAT MENTARI "~
Apa kabar hari ini ... !?
Tanya menamparku di hangat mentari
Ya, apa kabar hari ini
Setelah rembulan bosan mengawani
Ketidak-warasan rindu dari purnama ke purnama
Jingga yang juga mulai jengah jadi kawan bercerita
Dan malam menguap kantuk dengan suntuk derita
Apa kabar hari ini
Tanya yang harus dijawab
Dan esok, esok, esok dan lusa dan nanti
Masih tergenang kenangan
Atau berai pecahan bingkai menusuk remuk jantung
Petualang lalu hilang ... ?
Dan pepuisi mati ... !?
Merah pipiku ditampar tanya,
didekapan hangatnya mentari pagi
Apa kabarku hari ini
Aku tak akan lari
Biar saja kenangan mengikuti
Kaki melangkah lagi
Masih banyak aroma kopi di tiap pagi
Menyajikan imajinasi
Apa kabarku hari ini
Aku hanya senyum menatap mentari
Dengan sedikit membasah pipi
Resapi rasa kopi pagi ini ....
SPW,
Pandeglang, 01092019
( Catatan Kelana Bodo )
#Tentang_Petualang
~" PUISI TERAKHIR ... ? "~
Kekasih ...
Ini puisi terakhir, bila sempat engkau baca
Tentang kita biar jadi kisah saja
Menari-nya belia
Bernyanyi-nya belia
Cinta-ku ...
Berbuku catatan biar usang
Tentang ketidak-warasan
Pun segala kebodohan
Petualang yang mencari tepian buat pulang
Hanya kenangan pada impian
Jalang meradang
Menghalusinasi
Sesekali jadikan imajinasi
Belahan jiwa
Cukup engkau jadi cerita indahku
Hanya serupa masa lalu
Maaf, lelah jiwaku
Dalam ketidak-warasan
Dengan segala kebodohan
Berharap kenangan pulang
Memelukku, sang Petualang
Kekasihku, Cintaku, Belahannya Jiwaku ...
Terima kasih ...
Memberiku kenangan terindah ....
SPW,
Pandeglang, 31082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" SELESAI "~
Akhirnya, harus kulipat satu puisi
Indahnya senja
Rindu dari purmana ke purmana
Kenangan yang menggenangi diri
Bukan tentang samudra jurang
Atau jarak mencari tepian
Bukan juga karena bait-bait bosan bertualang
Petualang harus kembali pada kenyataan
Kekasih, belahan jiwa
Setidaknya pernah jadi belahan jiwa
Atau yang akan selalu jadi belahan jiwa
Aku harus membuka mata
Menepikan mimpi dan segala asa
Dari rasa yang kurasa bermasa-masa
Ketidak-warasan
Kebodohan
Cinta, yang mengagungkan cinta
Kekasih, Cintaku, Belahan jiwa
Kulipat puisi kenangan yang genangi diri
Biar lebih tegas kupandang warna pelangi
Lebih kunikmati lagi peluk hangat mentari pagi
Biar juga cinta itu tetap ada
Sebatas cerita masa remaja
S Pandi Wijaya,
Pandeglang, 31082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" RASA TERINDAH "~
Aku sudah teramat jatuh cinta
Jatuh cinta padamu begitu dalam
Dalam jiwa yang seluruhnya pasrah padamu
Padamu yang membunuh nalar kewarasanku
Aku memang sering bicara ketidak-warasan
Ketidak-warasan jiwa yang membiarkan rasa
Rasa terindah tak terlukiskan kata-kata
Kata-kata yang hanya dikalam pujangga
Jadilah selalu yang terindah
Di entah engkau berada
Dan aku, biarlah selayak pujangga
Merangkai aksara, keindahanmu saja
SPW,
Pandeglang, 30082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KERAGUAN CINTA "~
( 1 )
Cinta ...
Rembulan muram di peraduan
Tanda tanya kesah, lama mendesah
Ada apa di bibir merah yang basah ... ?
Membungkam kata-kata
Hempaskan jiwa di gulana
Rindu yang mencari tepian
Cinta ...
Rembulan muram diperaduan
Debar di dada gundah
Tanpa senyum, pun sapamu
Gelisah pada jawaban
Dalam asa yang hampir pasrah
Prihalmu menguji kesungguhanku
Cinta ...
Bila saja bisa kupinta
Cium bibirku sekali saja
Debar di jiwa biar kau rasa
Untukmu
Tulusku
Dan keyakinanku
Cinta yang Mengagungkan cinta
SPW,
Pandeglang, 28082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KERAGUAN CINTA (2) "~
Cinta ....
Sebait saja goresan kutulis untukmu
Naluri yang inginkan adamu
Bukanlah syair terindah
Atau majas termegah
Pun bukan sebuah maha karya
Lihat jiwa dan mataku yang terlunta
Di senja engkau adalah jingga
Dan di malam
Engkau rindu yang legam
Cinta ...
Gejolak tak mau diam
Dan rindu tak bisa kupendam
Pada puisi-puisi engkau bersemayam
Ada apa di bibir merah yang basah ...
Biar ia tersenyum renyah
Cinta ...
Untukmu aku selalu ada
SPW,
Pandeglang, 28082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" WARAS-KU "~
Atau, memang aku yang bodoh
Dengan ketidak-warasanku
Begitu memuja jingganya senja
Meracun jiwa dengan kenangan
Hingga terlupa gelap malam akan menikam
Menenggelamkan di palung kelam paling dalam
Terlanjur sirna segala asa
Musnah sudah mimpi indah
Perjalanan kian sepi tanpa tepi
Menyisi pun tak ada yang peduli
Memang aku yang bodoh
Dengan ketidak-warasanku
Mendamba rembulan jatuh
Nyatanya aku begitu mencintaimu
Meski separuh jiwa harus tak utuh
Pun langit di luar dan di dalam tak mau padu
SPW,
Pandeglang, 28082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" BAHAGIA "~
Heehee, oi ... oi ....
Engkau bikin aku tidak waras
Mencintaimu tanpa batas
Aku memang tak akan waras
Hingga membiarkan kamu lepas
Oi, biar engkau kurayu sampai lemas
Hingga kau menjadi gemas
Dan aku, engkau peluk remas
Sampai engkau puas lalu pulas
Sayang ...
Aku bahagia
Lihat senyummu lepas ikhlas ....
SPW,
Pandeglang, 27082019
( Cinta Kelana Bodo )
( Dinda, cantikmu hari ini bikin aku waswas )
~" SANG PENYAIR "~
Aku masih di puisi-puisi
Dengan jiwa selayak warna pelangi
Adalah kekasih yang datang dan pergi
Aku tetap di puisi-puisi
Aku masih di puisi-puisi
Dalam ilusi
Dalam imajinasi
Bersama kenangan diri
Menariku berupa diksi
Lakon hidupku adalah imagi
Tertawaku
Diamku
Bahkan airmataku
Dan aku diksi itu sendiri
SPW,
Pandeglang, 26082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" LAYU "~
Akh, tak ada puisi bisa dicipta
Di jantung debarnya tak ada
Di jiwa dirasa entah apa
Aksara-aksara buram
Seperti rembulan muram
Dan kejora pun kerlipnya diam
Aku kehilangan cinta
Aku kehilangan logika
Aku kehilangan separuh jiwa
Hingga raga dan mataku terlunta
Aku jadi waras
Dan harus berpikir keras
Tak ada puisi bisa kucipta
Pada jiwa hampa
Cinta ... rindu ...
Layu
SPW,
Pandeglang, 26082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" MERAYU PAGI LAGI "
~
Haahhaaa ....
Dindaku merah jambu
Salah kau, minta kurayu
Ke mari, duduk dekat
Biar selalu kupeluk erat
Ke mari, usah malu
Biar kucium pipi dan keningmu
SPW,
Pandeglang, 23082019
( Cinta Kelana Bodo )
~" PADA TARIAN LEBAH "~
Tidakkah kita iri pada sekelompok lebah
Mereka menari menghisap sari
Bunga tak mati
Malah berkembang asri
Haruskah di sarang DUMAY kita tebar tengkar
Saling sikut melempar kentut
Mengeja kata laknat keparat
Melupakan hangat dekap sahabat
Aku tak kenal wajah tampan Tuan
Aku tak kenal wajah manis Puan
Pun sebaliknya Puan dan Tuan
Tapi sapa bersantun-santun
Lembah sunyiku terasa nyaman
Tidakkah kita iri pada sekelompok lebah
Riang menari menghisap sari
Tak lupa juga mereka memberi
Bunga-bunga berkembang asri
SPW,
Pandeglang, 21082019
( Kesah Kelana Bodo )
~" MERAYU PAGI "~
Aihh dinda, duduk sini ...
Kamu cantik sekali pagi ini
Hingga manis kopi pahitku
Dan senyummu, itu saja sarapan pagiku
Sini, ingin kucium keningmu
Biar kering peluh di dahimu
Dan sang waktu mencatat kisah terindah
Tentang kita sepasang kekasih
Dinda, peluk aku erat-erat
Biar terus berkobar semangat
Dan biarkan senyummu gemulai di mataku
Senantiasa mengawani lelahku
Aku akan juga pulang cepat
Untuk memelukmu juga erat-erat
SPW,
Pandeglang, 19082019
( Cinta Kelana Bodo )
~" DINALURIKU "~
Dan engkau masih menari di hati yang sepasih mati
Masih memeta di mata yang hampir buta
Selalu jadi bayang dan ciri diri pada pepuisi
Tak bisa lepas dihempas untuk sekejap jeda
Naluriku
Masih inginkan kamu
SPW,
Pandeglang, 18082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" USAI "~
Sudah berakhir
Lembar cerita biar terlipat
Simpan di lemari atau kotak kenangan saja
Mungkin akan kusam berjelaga
Mungkin lembarnya akan rekat rapat
Paling buruk, akan terlupa dan tersingkir
Ya, semua sudah selesai
Kata 'kita' pun berai
Pada riuh yang kemudian hening
Dan rimbun yang jadi kering
Berakhir dan selesai
Kita, kusut masai
SPW,
Pandeglang, 17082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" ...XXX... "~
Di tubuh telanjang ...
Engkau menggapai goda
Membelai membuai dengan rayu bibir jalang
Melumat dzikir adalah birahi semata
Oi ... oi, terbelalak mataku
Berdesir juga darah memacu degup
Syahwat meletup
Dan aku hanyalah seonggok kerangka bernafsu
Hahh, payah ....
Tahukah !?
Dan engkau
Bukan perihal yang dihalalkan untukku ....
SPW,
Pandeglang, 17082019
( Geliat Kelana Bodo )
~" SEDAP MALAM "~
Dan engkau mengharum ranum, di kelam malam sunyi
Terlupakan terik mengering jiwa
Menarikan gemulai obsesi
Adalah mimpi semalam saja
Hadir selepas senja
Hilang kala mentari tiba
Dan engkau harum meranum
Wangi di kelam malam
Mencumbu mimpi kelana
Semerbak di rangkaian aksara saja
SPW,
Pandeglang, 14082019
( Catatan Kelana Bodo )
DINDA
Dinda ...
Jangan rasakan lelahku
Bersandarlah di bahuku
Karenamu terus berdetak jantungku
Dinda ...
Jangan lihat basah mataku
Lelap saja kau di pangkuanku
Tegarku karena senyummu
Dinda ...
Bila sampai batas temu
Biarkan aku tetap lihat senyummu
Izinkan aku mengecupmu sebatas kenang
Mimpikanmu dalam malam hening
Karenamu jantungku terus berdetak
Dan asaku terus berteriak
SPW,
Pandeglang, 11082019
( Catatan Kelana Bodo )
#PETUALANG_PULANG
~" OBSESI KELAM "~
Engkau yang berselendang malam
Tidurlah, biar pejam
Lelahmu, sembab matamu
Engkau yang berselendang malam
Lupakan tarian, lupakan rampak tetabuhan
Biar tulus senyum manismu
Biar jujur sapa manjamu
Tidurlah, biar sepi melenggang
Biar jiwa sejenak tenang
Esok hangat mentari kan menjelang
Dan bahagia pasti dating
Engkau yang berselendang malam
Sepi akan teramat panjang dalam kelam
Lepaskanlah mimpi yang hanya obsesi
Mensyukuri mentari adalah langkah pasti
SPW,
Pandeglang, 10082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KEDANAN "~
Bandung, basah di pucuk-pucuk daun teh
Sisa rinai meninggalkan pelangi
Aku kejar kaki pelangi
Adalah engkau serupa bidadari
Kembali menari di mata gundah
Kenangan pecah
Garba jiwa kembali gelisah
Pelangi di pucuk daun teh
Perihal engkau berkilau
Pada setiap langkah
Pada setiap nafas, mendesah
SPW,
Pandeglang, 09082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" EMBUN-KU "~
Atau ....
Mungkinkah engkau adalah embunku
Yang menghilang di mentari
Membasah malam dan mimpi-mimpi
Atau ...
Mungkin engkaulah mimpi sejatiku itu
Yang terus jadi bayang langkahku
Lewati batas kemampuanku
SPW,
Pandeglang, 01082019
( Catatan Kelana Bodo )
~" HABIBI "~
( Lelaki Sejati )
Yah, dia lelaki itu
Anak negri dengan mata bulat bening
Dunia di genggamannya
Dengan cinta di pelukkannya
Dalam kenangan terbingkai
Pada pusara belahan jiwa
Tangkai bunga tak boleh terkulai
Kelopak pun tak boleh layu
Dialah lelaki itu
Tersemat kata sejati
Anak negri yang tak lupa jati diri
Baktinya sejati
Cintanya sejati
SPW,
Pandeglang, 14092019
( Catatan Kelana Bodo )
#SELAMAT_JALAN_PROF_DR_H_BJ_HABIBI
~" CINTA HABIBI "~
Mata bulat bening itu berbinar ...
Sini, aku cerita sedikit, berucap pemilik mata bening berbinar itu
Senyum sumringah, mata bulat berbinar berputar liar
Kuajak dia berjalan, dan tanyaku terlontar
Dan pada kenangan itu tak dibiarkannya bunga layu di pusara jiwanya
Mata bulat itu berbinar lagi
Apakah Dinda memiliki teman dekat ?
Kenapa aku tanya itu, karena aku tidak ingin menghalangi kebahagiaan masa depanmu
...
Dan mata bulat bening itu kian berbinar, ketika polos jawaban memberi keyakinan
Aku tidak pernah punya teman dekat, jawab perempuan yang ditanya pemilik mata bulat bening itu, menatap pemilik mata bulat bening itu yang matanya kian binar ...
Menggenang basah
Mata bulat bening itu menghela desah
Dan tak dibiarkannya bunga setaman layu di pusara jiwanya
Bingkai kenangan belahan jiwa ....
SPW,
Pandeglang, 13092019
( Catatan Kelana Bodo )
#SELAMAT_JALAN_PROF_DR_H_BJ_HABIBI
~" PAYAH "~
Menariku
Patah
Menyanyiku
Sumbang
Aksara
Tak merangkai
Di tubuh
Menggigil dingin
Lelap yang tak lena
SPW,
Pandeglang, 21092019
~" YANG PERNAH KURINDU "~
Apa kabar rindu ... ?
Ingat rembulan perak
Yang dulu sering kausanjung
Sebelum kauhempas kata kita
Pada pintalan mimpi yang ingin kaurajut
Tapi kemudian kusut
Bantalan busanya pun mengering
Di kening kian pening
Apa kabar rindu ... ?
Pada bosan menghindarmu
Mengejar kerling penggoda di sekeliling
Dan berpalingmu karena pangling
Rasa lalu hambar terbiarmu
Dan rindu cuma kata baku di kalimat sendu
Apa kabar rindu ...?
Lama waktu telah berpacu
Pada lelah sudah jadi rancu menunggu
Dan mungkin tanya inipun segera berlalu
SPW,
Pandeglang, 25092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" LARON AKSARA "~
Lama kusenggama bunda aksara
Kalimat terlahir tanpa nyali
Diksi kehilangan arti
Buta pada kosa kata
Lama kucintai satu puisi
Rabaku ditampar kebodohan
Gelutku dihempas kefakiran
Awam rawan menjejak literasi
Ah, aku cuma laron
Mencari pencerah
Lalu pasrah mati di ujung pelita
SPW,
Pandeglang, 27092019
( Catatan Kelana Bodo )
~" RINDU PELANGIKU "~
Kulangitkan kalam
Bergitar sukma pujangga
Biar syair-syair bersenandung
Dan langit menitikkan airmata
Sebelum senja habis
Sebelum jingga terkikis
Aku inginkan Pelangiku
Gerah rinduku meronta
Sepat mataku berharap
Walau hanya sekejapan saja
Ingin kulihat Pelangiku
Mendekap hangat gigil nafasku sarat rindu
Sebelum senja habis
Sebelum jingganya terkikis
SPW,
Pandeglang, 06102018
( Kesah Kelana Bodo )
~" CELOTEH KELANA BODO "~
Kusajakkan satu puisi
Setelah lama kupelajari satu puisi
Tentang romanza
Dan aku berdansa dengan gairah Casanova
Dilantunkan duka Qhais yang ditingkahi lara Madjnun
Dengan candu Romeo meracun
Dan bait-baitku ber-Kelana
Dengan aksara Bodo
SPW,
Pandeglang, 05102018
( Catatan Kelana Bodo )
~" TENTANG PETUALANG "~
Kadang, petualang ini ingin pulang
Melepas segala kenangan yang mengekang
Tersadar dari ketidak-warasan
Dan kebodohan
Payah, kenangannya jalang
Perihal itu masih saja menggenang
Di sudut entah di lembah kala sunyi
Lalu sepi menggigil merasa sendiri
Belahan jiwa, aku ingin pulang
Dari ketidak-warasan karenamu
Dari kebodohan karenamu
Memintal ulang harapan yang masih panjang
SPW,
Pandeglang, 08102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" MEIN LIEBE "~
Ich liebe dich
Kau tau itu, kau bisa rasa itu
Dari binar mataku
Juga hela nafasku
Bahkan termakna dari setiap ucapku
Ich liebe dich
Bahkan lebih dari apa yang bisa kuucapkan
Penaku menari dengan ketidak-warasan
Tintanya mengalir dengan kebodohan
Rasaku sudah sampai puncak
Cintaku padamu ....
SPW,
Pandeglang, 06102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KEMARAU "~
Panas udara Pandeglang hari ini
Tak segerah rindu meronta di hati
Apa kabarmu hari ini
Selalu pertanyaan itu
Mencari lekuk bayanganmu
Setidaknya, isyarat saja darimu
Ahk, mendungnya masih di timur sana
Titik hujannya masih akan lama
Sepertinya masih akan merasakan gersang
Tentang rindu sang petualang
SPW,
Pandeglang, 06102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" ABSTRAK "~
Perihal rasa, jangan kau paksa untuk mengerti
Nikmati saja garisnya
Nikmati saja warnanya
Nikmati saja yang ter-eja
Biarkan ia menari
Biarkan ia bernyanyi
Dalam lingkar udara yang ada
Pada suara-suara menggema
Perihal rasa
Jangan biarkan ia terpaksa
Pada titik nyaman dibelai
Ia akan ter-eja sendiri ...
SPW,
Pandeglang, 05102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" AMARAH "~
Kopi pagi ini hilang nikmatnya
Rasa teraduk arogansi ambisi
Bikin hambar rasa kopi
Bahkan kopi kehilangan filosopinya
Engkau yang datang dengan senyum
manismu renyah
Dengan seduhan kopi menjamah ramah
Akh, arogansi pecundang gamang
Merayu untuk siap membuang
Jangan datang, jangan mengundang
Aksaraku bukan pelacur penjaja Seni
Pepuisiku bisa engkau miliki tanpa harus membeli
Cukup engkau memandang dengan bijak
sudut pandang
Saling berpegang tangan
Untuk saling menguatkan
SPW,
Pandeglang, 31102019
( Catatan Kelana Bodo )
#GERAM
~" GAGAP-KU "~
Akh, gagap kupahami satu puisi
Imajinasiku seperti dikebiri
Dan aku nyaris kehilangan nyali
Buat merangkai satu saja diksi
Menariku sendiri
Bernyanyiku sendiri
Bergumamku pun sendiri
Pada pencarian arti yang hakiki
Gagap kupahami satu puisi
Siapa aku ... ?
Apa puisiku ... ?
Atau aku hanya mensatire diri ... ?
Akh, aku kian gagap
Kian pengap
Nanar menatap
SPW,
Pandeglang, 30102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PUISI PERGI "~
Aksara diam bersama sekumpulan kekata yang bungkam
Atau imajinasi yang beku
Di dinginnya kebosanan yang menyelimuti diri
Puisi itupun pergi
Membiarkan kenangan dalam bingkai ter-eja
Puisi itupun pergi
Pada retakan cermin yang membelah satu wajah
Membaur segala rasa pecahan jiwa
Ejaan kemudian beragam makna
Dan puisi itupun pergi
Bukan pada puncak klimaksnya
Mungkin hanya sesaat jeda
Menganyam jaring mimpi
Rehatlah puisi
Biarkan lelah imagi rebah
Esok atau lusa segeralah kembali
Menyusuri lembah seumpama lebah
SPW,
Pandeglang, 29102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PALUNG RENUNG "~
Diamlah rindu
Perjalanan masih jauh untuk ditempuh
Biarkan hati berdzikir pada cerita Sufi
Dan pikir tak melintir lalu tergelincir
Diam, diamlah sebentar saja rindu
Meski ketidak-warasan adalah keihklasan
Meski kebodohan adalah kepasrahan
Adalah cara mencintaku
Diam rindu
Tepian temu bukanlah titik
Bisa koma, bisa saja tanda tanya
Biar kupertanyakan dulu keikhlasanku
Biar kuuji lagi kepasrahanku
Petualangan ini mencari apa
Atau sekedar mengharap waktu berbalik
Waktu memutar waktu, kemudian berlalu ... ?
Diam, diam dan diamlah rinduku sebentar
Mempelajari satu puisi
Kutanya lagi hati ....
SPW,
Pandeglang, 14102019
08.54
( Catatan Kelana Bodo )
~" CINTAKU TERANG "~
Karena aku mencintaimu
Begitu terang
Dengan ketidak-warasan
Dan dengan kebodohan
Membawa bayangmu ke puncak mencintaku
Karena aku mencintaimu
Hingga kenangan tak kubiarkan hilang
Dengan kesadaran
Dalam hening yang bening
Dan kubiarkan kenangan menggundah
Atau rindu membuncah lalu pecah
Karena aku bahagia
Aku masih punya cinta
Menggenggam kenangan
Adalah hidup dan perjalanan
Karena aku mencintaimu
Aku mencintai cinta ......................
SPW,
Pandeglang, 23102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" INGINKU BERPUISI "~
Aku hanya ingin berpuisi
Meski tak ada yang mau mendengar
Tapi aku tak peduli
Karena inginku saja melega sesak di hati
Aku hanya ingin berpuisi
Berceritaku
Menyanyiku
Menariku
Gema rasa dalam jiwaku
Merangkai imajinasi
Menyulam mimpi-mimpi
Ini aku
Rasaku
Inginku
Dan sadarku
Aku bukanlah penyair
Masih pandirku dan fakir dalam pikir
Aku hanya ingin berpuisi
Dengan jiwa dan hati
SPW,
Pandeglang, 23102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" TENTANG CINTAKU "~
Maka kubiarkan syair-syair terus mengalir
Perihal ketidak-warasan dan kebodohanku
Atau berjuta sesal yang menyesak
Pada jejak perjalanan
Mencintaku nyatanya belum lagi sempurna
Belum lagi pada puncaknya
Masih mengharap balasan
Merasaku masih fisik
Masih nafsu membelenggu
Cintaku masih berfikir, bukan berdzikir
Dan kutanya hati
Pelajari setumpuk puisi yang mentertawai
Syairku menatap Qhais
Pada jejak Sang Sufi terus mengais
Dan cintaku
Hanyalah ketidak-warasan ku
Belaka kebodohanku
Dalam mencintaku
Ikhlasku mencinta
Masih di dasar puncaknya mencinta
SPW,
Pandeglang, 14102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" AKU, KAU, REMBULAN PERAK DAN DIA "~
Ingin kukatakan padamu duhai kekasih
Tentang rembulan perak
Dan dia adalah sebuku catatan panjang
Pepuisi petualang
Adalah awan berarak
Yang lalu hilang seperti buih
Jangan pinta semua terbakar
Karena juga telah mengurat berakar
Kekasihku
Dia hanyalah rembulan perak
Sedang engkau adalah matahari
Engkau ibu anak-anak di mana aku berpijak
Sedang dia obsesi liar imajinasi
Adalah ibu pepuisiku
Kekasih ...
Aku, Kau, Rembulan perak dan Dia
Adalah langit di luar dan di dalam jiwaku
Bukan sembilu ambigu
SPW,
Pandeglang, 11102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KELUH "~
Oi ... oi, jangan muram senja
Meski ku'tak lagi mengadu keluh
Atau berceritaku tentang duka meluka
Akan selalu kunikmati jinggamu yang indah
Dalam hening yang bening
Tanpa riuh gemuruh rusuh di kening
Janganlah muram duhai senja
Aku hanya rindu kesunyian
Mendamaikan langit di luar dan di dalam jiwa
Selaraskan dalam satu senyuman
Senja, aku lelah
Diriuh rindu merusuh
Digelombang genang kenang
SPW,
Pandeglang, 10102019
( Catatan Kelana Bodo )
#Catatan_Usai_Senja
~" DUNIAKU "~
Selamat pagi Cinta
Segelas senyum manismu hangat di bibir
Sepiring kasih selapis sayang telah terhidang
Sempurna fajar bersinar
Selamat pagi Cinta
Selamat pagi sayangku
Sedikit mengusap lelahmu
Kemarilah, biar kukecup keningmu
Bahagiaku pun sempurna
Akhhh, oi ... oi ...
Selamat pagi duniaku
SPW,
Pandeglang, 10102019
( Catatan Kelana Bodo )
~" KUDAKU "~
Larilah, larilah kudaku
Bernafas di savana luas
Liarlah kudaku
Berkejaran bersama matahari
Kudaku, di sana banyak betina liar
Cumbui dengan rayu
Senggamai dengan jantan
Sebagai Pejantan liar
Tapi tidak lari
Boleh sembunyi
Untuk sejenak mawas diri
Lariah kudaku
Dengan liar imajinasi
Pelajari diri
SPW,
Pandeglang, 26102019
(Catatan Kelana Bodo )
~" NOSTALGI "~
Dan embun malam kian menggigilkan di jendela mentari pagi
Ruang sunyi kian sepi
Akh, airmata harus membasahi pipi
Ingin kuhadirkan bayangmu lagi ...
SPW,
Pandeglang, 08112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" NOSTALGI (2) "~
Kubiarkan pintu terbuka
Ruangan sunyi pun hening bening
Dan kenangan hangatkan mata
Pada tarian sufi-ku
Engkau adalah pasangan abadi
Gemulai dalam bait-bait aksaraku
SPW,
Pandeglang, 08112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" PANDORA-KU "~
Dan surat-suratmu yang dulu itu
Beterbangan di langit luar dan dalam jiwaku
Seperti beliung kemarin
Rindu ini serupa angin mengamuk
Menghempasku ke titik paling sepi dari sunyi
Dan pepuisiku tersurat jadi sepenggalan
Tak utuh selayak bait-bait doa, yang terlafadz indah sebagai sastra
Atau alunan indah senandung asmarandhana swuarga loka
Seperti beliung kemarin
Rindu ini serupa angin mengamuk
Dan aku kian tergila-gila mencari bayangmu
Dalam ketidak-warasan mencintai cintamu
Aku menghardik takdir
Melupa renunganku bersama sang Sufi
Menyingkirkan dzikir dari pikir
Rinduku selayak puting beliung
Akalku linglung limbung
Rinduku seperti puting beliung
Surat-suratmu yang lalu pun beterbangan di langit luar dan dalam jiwaku
Mengaduk benak pada kenangan
Menggenangi, karamkan aku di kotak itu
Di kotak itu, yang kacanya terbelah sudah
Di kotak itu, cinta kita yang tinggallah kisah
Ahk, aku melupakan dzikir pada pikir
Hening yang bening dalam tarian Sufi
Seperti kotak itu bungkam menyimpan debar
Mencintaku pada cintamu
Sekedar rindu biar tetap ada
Pada kenangan yang terkenang
Adalah aku
Masih punya rasa dan cinta
SPW,
Pandeglang, 16112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" MASIH CANTIK "~
Cantik ...
Kamu masih tetap cantik
Pun gurat lugu masih tersisa
Biarkan aku hela nafas sejenak
Pada pesona yang selalu ada
Masih lesung pipit di pipimu
Masih manis sesabit senyummu
Masih sayu mata indah itu
Masih ada rindu di mata itu ... ?
Seperti aku ... ?
Cantik, kamu masih tetap cantik
Di mata cintaku yang mulai renta
Di mana engkau kan terus bertahta
Hingga mata ini padam cahaya
SPW,
Pandeglang, 21112019
(Catatan Kelana Bodo)
~" SENJA KITA "~
Dan senja memerah di pipimu
Mutiara itu bergulir jatuh
Hatiku yang melepuh
Tegak tegarku merapuh
Kekasih, sini sejenak engkau kudekap
Rasakan degup di jantung yang kurasa kerap
Kudekapmu bukan sebagai kita
Tapi, sebagai aku dan kamu
Biarlah rasa tetaplah ada
Lalu rindu cuma sebatas tamu di qolbu
Tak harus dijamu
Tak harus dimanja juga
Jadikan saja pepuisi
Biarkan ia menari kala sunyi digigil sepi
Dan senja memerah di pipimu
Biar bulir itu kuusap tanpa kecupan
Karena aku dan kamu
Bukan lagi sebagai kita
Meski rasa akan selalu ada
Dengan mimpi yang selalu dalam dekapan
Senja memerah di pipimu
Senjaku basah lagi melepasmu
SPW,
Pandeglang, 22112019
( Catatan Kelana Bodo )
Catatan Kelana Bodo
KOTAK PANDORA KU
Yang terbingkai dari pertemuan kemarin, aku memandang jauh bersama langkahmu yang kembali pergi ...
Pesona kecantikan, Senyummu itu, Lesung pipit di pipimu, dan ...
Mutiara yang bergulir bening ...
Hening, gigil di setiap sunyiku, dekap eratmu masih hangat
Tapi aku masih kedinginan pada hangat dekapmu yang masih kerap terasa, hingga aku malu bila bercermin ...
Cinta Engkau dan Aku, cerita yang sudah menjadi kisah, pada senjaku yang mulai renta.
Yang terbingkai dari pertemuan kemarin, adalah aku yang memandang jauh ...
Kembali menatapi langkahmu pergi. Menerbangkan lembar-lembar kenangan, membuncahkan, mengoyakkan, merapuhkan ketegaran dzikir pada pikirku.
Menggundah gerak, nafas, irama perihal kita dalam tarian Sufi-ku yang hampir paripurna.
Menguak Pandora yang telah kulapisi lembar-lembar syair dan pepuisi ...
Tarian Sufi-ku goyah, mutiara bening bergulir di lesung pipitmu.
Senja memerah di pipimu
Mataku yang basah resah
Dan batas kekuatanku sampai juga titik lemah
Tapi aku tak ingin mati
Aku masih ingin menari Sufi-ku
Perihal Cintamu
Perihal Cintaku
Perihal kisah kita
Yang terbingkai dari pertemuan kemarin, aku memandang jauh bersama langkahmu pergi lagi. Biar kusimpan dalam Pandora-ku.
Perihal kisah Gita Cinta Kita, biar hening bening dalam tarian Sufi-ku
Gerak dan nafasnya biar mengalir alami, selayaknya puting beliung yang kemudian menjadi sepoi menghembus
Seperti petualang yang menuruni lembah terendah, tiba saat ia akan mencapai puncak tertinggi dari gunung ...
Aku menari Sufi-ku lagi
Dalam tembang membasah mata
SPW,
Pandeglang, 27112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" WASIAT PUJANGGA GILA "~
Dung plak, dungdung plak, dung plak dung plak
Oi ... oi ... oi ....
Kekasihku ...
Belahan jiwaku ....
Kalau aku tiada
Mandikan aku dengan tinta
Kafani saja dengan helai-helai sajak
Lantunkan juga syair-syair asmarandhana sebagai dedoa
Taburkan surat-surat cintamu yang dahulu sebagai bunga
Dan kuburkan aku di gua garba kelana
Biar dibawa mengembara
Dung plak dung plak, oi ... oi ...
Maafkan bila banyak pepuisi tak selesai
Dungdung plak, dung plak dung plak
Oi ... oi ...
Jangan nisani juga kuburku
Atau bisingkan kuburku dengan airmata
Sepi sudah biasa mencekik sunyiku
SPW,
Pandeglang, 25112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" JELAGA SENJA "~
Aku kejar senja, kutanya jingga
Mengapa kelam begitu senang jadi jelaga
Menganyam sarang laba-laba di rembulan
Sampai kejoraku sembab di pelukan
Kenapa tidak datangkan gagak sekalian
Agar teriak sampai serak
Berantakan semua pelukan
Dan kekasih-kekasih cintanya tersedak
Atau undang juga guntur di rinai
Agar sepi kian mencekik dalam sunyi
Sekalian kekasih-kekasih mati tanpa hati
Dan mimpi dikemas dalam peti-peti
Aku kejar senja
Kutanya jingga
Airmata kekasihku
Sembabkan juga jiwaku
SPW,
Pandeglang, 24112019
( Catatan Kelana Bodo )
~" BATAS-KU "~
Sepi ini menggigilkan sunyiku
Melepasmu kemarin, lebih berat dari kumelepasmu dulu
Hingga kupertanyakan ketidak-warasanku
Kupertanyakan juga kebodohanku
Dan keikhlasanku di bait-bait pepuisi kehilangan nyali
Dan jingga pun kehilangan pesona
Dikuyupi rinai
Dan beku di telan kelam
Pepuisiku bungkam
Dengan imagi hanya berandai-andai
Serasa musnah sudah semuanya
Kekasih ...
Engkau yang selalu kuinginkan kembali ke dalam pelukanku
Lihat mataku yang tak inginkan engkau
pergi lagi
Meski engkau dan aku bukan lagi kita
Tetap hanya engkau tahta di jiwa
Atau bawa lagi separuh jiwa yang ada
Agar sempurna gulita menelan purnama
Sepi ini menggigilkan sunyiku
Kekasih ...
Tarianku ngilu
Pepuisiku beku
Telah sampai batas bertahanku
SPW,
Pandeglang, 23112019
( Catatan Kelana Bodo )
Catatan Kelana Bodo
PAMIT
Harus kuselesaikan satu catatan
Petualangan telah sampai titik lelah
Serak sudah menyanyiku
Limbung aku menariku
Pun sengal nafasku
Pepuisi pun mulai terbata-bata
Belahan jiwa, aku pamit
Kukemas catatan-catatan berserak
Rindu biar kutempatkan di ruang paling palung
Dan hening benar-benar bening
Tak lagi kutunggu jingga saat senja tiba
Pun rembulan yang purnama paripurna
Aku pamit
Ahk, banyak pepuisi tak selesai
Banyak catatan tak jua usai
Biar kukemas saja, kusimpan di ruang relung paling palung
Dan aku
Dalam hening
Yang benar-benar bening
S PANDI WIJAYA
Pandeglang, 27 November 2019
( Catatan Kelana Bodo )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar