UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 06 Agustus 2021

Kumpulan Puisi Yuni Tri Wahyu - AKU MENYIMAK PUISIMU



KEMBALI DIAM
Yuni Tri Wahyu


Biarkan aku menentukan sikap, sendiri tanpa hiraukan kata mereka. Adakalanya tegas pada prinsip hidup. Bukan memuja ego atau menepuk karang di dada.

Sekian waktu memahami kita, tetap saja kata hati tidak seirama. Mencoba menyelaraskan nada, hanya sumbang semakin nyata.

Syairku masih menyimpan inspirasi yang pernah kita gali bersama. Namun aku lebih bahagia merangkai diksi-diksi sepi, diam menggapai sunyi.

Maaf, aku harus melangkah bersamanya, pemilik sejujur rasa. Dialah utusan-Nya, untuk tunjukkan kata nan nyata, dan aku kembali diam menunduk di atas sajadah usang.

Tangerang, 29 Juli 2021
#kepadakecewa
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



AKU MENYIMAK PUISIMU
Yuni Tri Wahyu


Aku menyimak puisimu, ada perih menyayat kalbu
Selintas rindu membayangi, segera usap dengan ujung jemari
Hangat menyusup kau tepis dengan keakuan bisu
Sampai kapan kesombongan bertahta?

Kembali aku menyimak puisimu
Tergores jerat pemikat belas kasih, menutupi kasihmu yang pelapis sirih
Merona merah memukau pandangan
Berbaris tirai-tirai penutup kebohongan

Kembali lagi aku menyimak puisimu
Kehilangan, membuat kedukaan terdalam
Namun engkau mencoba hadirkan kata ikhlas
Terlukis pada senyuman lepas, dipaksakan

Aku akan tetap menyimak puisimu
Meski dalam diam berkepanjangan pun membisu rindu
Jauh di lubuk hati, aku sematkan doa bahagia untukmu
Dari dalamnya palung jiwa

Tangerang, 04 Agustus 2021




Maaf bila ada seseorang dengan sebutan seperti ini.
Aku menulis karena melihat kejadian di sekitar kita. Bukan untuk menghakimi siapapun hanya sekedar mengikuti jemari menari, bila tidak suka abaikan saja. Aku hanya ingin menulis yang berbeda dari biasanya.
Salam damai berkarya


PELAKOR
Yuni Tri Wahyu


Apa yang kau cari, perempuan tak punya harga diri?
Mengambil milik orang sesuka hati. Apapun permasalahan mereka, seruwet benang yang mengikat tidak sepantasnya tanganmu merenggut dengan senyuman.

Wahai laki-laki, kau lebih tak punya hati. Menindihi kupu-kupu dengan menindihkan luka hati seorang ibu dari anak-anakmu.

Laki-laki durjana dan perempuan pengobral cinta bermain gila. Setelah berlumur dosa mengikat janji di bawah tali suci.

Pelakor tersungkur dihantam pelor. Mengerang dengan mengarang alibi suami sudah tak berfungsi. Laki-laki pengumbar biologis merintih menagih manis dari perempuan bermuka tuba, dengan dusta istrinya sudah gila.

Tangerang, 08082021



JANGAN JAJAH LAGI
Yuni Tri Wahyu

Tidak akan terbiar otoriter populer
Membelenggu kebutuhan primer
Damai jiwa terkungkung lara
Merintih perih menahan nestapa

Kesombongan di balik ramah menawan
Terkuak sudah, transparan
Tanpa lagi menerka prasangka
Meski alibi selalu mencari pembenaran raga

Jangan jajah lagi
Aku pejuang sejati
Menyibak pekat selimut janji
Sekali merdeka tetap merdeka, harga diri tidak tertawar lagi

Tangerang, 17 Agustus 2021
#Sunyisepidalamhening
#diamkusepi



MASIH BISAKAH MERASAKAN
Yuni Tri Wahyu


Luka menggenapi sudut-sudut sepi
Keganjilan silih berganti menimang mimpi
Harapan tersaruk pincang berpanjangan
Membukukan riwayat perjalanan seorang insan

Masih bisakah merasakan kesedihan
Bila berebut berbagai rupa kepedihan
Menemani berat perjuangan, melukis lengkung alis dan sepasang kelopak bibir
Diam merapal ayat-ayat zikir

Dalam sunyi paling hening tangisnya pecah, tanpa suara
Tergugu bisu mengurai pilu
Berserakan keping-keping getir yang semakin pahit
Hingga tersesap ke jantung, hambar terdampar, berserah pasrah

Tangerang, 10 Agustus 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



JEDA
Yuni Tri Wahyu


Jeda sejenak, jelaga di dada terbuka
Prasangka berlalu, rindu berjumpa
Beku mencair kasih mengalir
Sebening embun bergelayut di daun rimbun

Jangan biarkan batu memenuhi tempurung
Mengurung mesra memasung ceria
Menyikut kalut undang sengketa
Berbaku hantam menuding keakuan

Jeda kembali menggelar kisah
Mari melangkah bergandeng rasa
Sebab senja akan lebih indah, lengkung alis terlukis
Merona kelopak setia, hening lebih bermakna

Tangerang, 25 Agustus 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



HARAP DI BALIK UCAP
Yuni Tri Wahyu


Perjalanan pagi terhenti sejenak menyimak sajian abstrak. Tertata rapi di antara kisi-kisi hati.

Senyum menyanjung sentuh nurani, tersimpan bait-bait harap tersanjungi.

Di mana sebenarnya letak kasih, jika pamrih masih saja merona di lembar putih.

Harap di balik ucap, terbaca jelas pada sungging senyum.

Aku tahu ada rumus timbal balik asyik, tapi mata rantai melewati fase semestinya yang dihadiahkan alam.

Atau selipkan saja harap di balik ucap, tanpa memberi harapan kembali.

Tangerang, 16 Agustus 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi



MENIMANG RINDU
Yuni Tri Wahyu


Gejolak menggelegak terbahak di antara congkak merangkak
Senyummu masih menyimpan rindu, meski menancapkan nisan di pusara luka
Kutabur bunga tujuh rupa, melepas ikhlas
Kepergianmu menuju dunia ambisi berselimut puisi

Kutimang rindu, terayun syahdu lalu kutitipkan pada langit berjelaga
Hitam bergelut lembut dengan awan putih
Hingga abu-abu menjadi tirai datangnya rona jingga
Petang tunduk takhluk sujud dalam sunyi paling hening

Dan biarkan aku bersama sepi melukis pelangi
Tanpa harus menimang rindu kembali
Tentangmu, tentang kita dan diskusi mesra
Berbumbu pura-pura yang kau racik cantik, memarkan rasa

Tangerang, 21 Agustus 2021
#tarianjemarirenta
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar