Dungplak, dungplak
Wak wak kung nasinya nasi jagung
Kamu jangan bingung
Aku ga akan linglung
Wak wak kung nasinya nasi ketan
Kamu jangan bingung
Aku punya kewarasan
Dungplak, dungplak ...
Oi ... oi, biar lebih kutimang kenangan
Biar lebih kupeluk kenyataan
Daripada harus mengejar bayangan
Pergilah jika ingin pergi
Bawa juga semua mimpi
Biarkan aku terus menari dan bernyanyi
Dalam iramaku sendiri
Oi, masih ada yang kusebut kekasih
Dan itu bukan engkau, pasti
SPW,
Pandeglang, 01082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" CARNATION "~
Engkau yang di gugusan taman sebagai Anyelir
Mungkin tak seindah mawar
Atau tak seharum melati
Dalam pesonamu
Aku bernaung pada mata bunda
Sebagai raja
Dan engkau
Tak lekang di kenang
SPW,
Pandeglang, 01082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" TAK ADA AKU "~
Aku tak bisa lagi berkata
Karena kata tak lagi membentuk kalimat
Bahkan huruf pun samar terlihat
Yang terlupa jadi teringat
Yang teringat malah terlupa
Yang nyata selayak fatamorgana
Aku ...
Akh, tak ada suara
Tak ada yang terdengar
Bahkan tak ada angin
Secangkir kopi dingin di beranda senja
Tanpa jingga
Tanpa apa
SPW,
Pandeglang, 06082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" SUATU HARI "~
Suatu hari nanti
Aku hanya ingin tidur di pangkuanmu
Dalam
peluk
dan belaianmu
Di naung tatap mesra dan senyummu
Dan kenangan bercerita yang manis-manis perihal kita
Tanpa desah kesah
Menina-bobo
Kemarilah sayang, mendekatlah
Temani senja yang mulai ditinggal jingga
Rembulan mulai buram di mata
SPW,
Pandeglang, 04082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" MIMPI SECANGKIR KOPI "~
Secangkir kopi hangat di beranda senjaku
Di atas karat bekas tumpahan kopiku dulu
Siluetnya oleh jingga mengambangkan kenang
Di mata, impian telah kian jauh dari pandang
Akh, telah juga kusetubuhi luka dalam jiwa
Dengan rayu kata-kata paling dusta
Ikhlas melepas
Biaskan rintih yang paling keras
Secangkir kopi dingin di ujung senjaku
Aromamu tetap hangat di 1001 pepuisiku
Selayak karat tumpahan kopi di beranda itu
Akan sirna dengan melapukku
Aku masih ingin bermimpi
Perihalmu, ingin kubuat 1001 puisi lagi
SPW,
Pandeglang, 10082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" TITIK JENUH "~
Tak lagi kucari puisi
Ia pergi
Entah mengintip dalam sembunyi
Senja pun kian sepi
Dan malam hanya kelam
Rindu pun kian diam
Kata-kata menjalin kalimat bohong
Aku kosong
Tak lagi kucari puisi
Ia pergi entah sembunyi
Menerbangkan juga mimpi-mimpi
Putik kembang layu mati
SPW
Pandeglang, 09082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" SELAMAT PAGI "~
Selamat pagi
Aku hanya ingin ucapkan itu
Pada embun sebelum meninggalkan mentari
Selamat pagi
Sebelum engkau pergi lagi
Sisakan mimpi-mimpi kering di hati
Sebagai kenangan
Pada puisi penggalan
Kisah sang petualang
SPW,
Pandeglang, 16082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" PAL MERAH "~
Batas antara aku dan kamu
Adalah bakti untukmu
Adalah cintaku padamu
Dilema pada ranum buah simalakama
Lengguh keluh kusimpan di rembulan
Duka pun tak kubiarkan tereja kata-kata
Biarkan mata demi mata hanya membaca ketidakwarasan
Jiwa melepas terbang belahannya begitu saja
Bahkan untuk air matamu
Tak bisa kusiapkan kain penyeka
Aku terlanjur berkubang salju
Atas satu pinta yang menikam jiwa
Pal adalah batas
Ketidakwarasanku mencintamu lalu melepas
Atas nama cinta belahan jiwa
Merah adalah bara yang terus menyala
Adalah perihalmu yang takkan pernah hilang
Catatan petualang di barisan ilalang
Di bawah tiang lampu rambu
Masih aku menunggumu
Menyeberang ke arahku
Seperti awal kita bertemu
SPW,
Pandeglang,
( Catatan Kelana Bodo )
~" POS PENGUMBEN "~
Di sana cinta ini tumbuh
Pada senyum manismu
Pada lembut kasihmu
Dara berdarah prajurit
Di sana kubiarkan rindumu gundah
Dalam dilemaku menelan simalakama
Baktimu ...
Cintaku ...
Mencipta ketidakwarasanku
Akh, masih terbayang sebagai kenangan
Mengalirkan 1001 puisi dan 1001 puisi lagi
Tentang belahan jiwa
Engkau, perempuan yang kusebut kekasih
SPW,
Pandrglang, 21082021
( Catatan Kelana Bodo )
~" PANTAI KITA "~
Dik, dansa kita di pantai kemarin
Tak lagi meninggalkan jejak
Pantainya terkikis sudah
Tak juga tinggalkan sehelai saja buih
Semua dihempas ombak
Hanya kenangan yang datang berupa impian
Akh, impian itu pun mulai terbang
Mulai samar ia sebagai bayang
Dan pantai itu pun kini sepi
Meski mentari masih cumbui pagi
Dik, aku kembali di pantai itu
Sendiri aku menari
Menyanyiku teriaki ombak
Tak pedulikan dunia terbelalak
Terus kubernyanyi dan menari
Sendiri dalam sunyiku
Perihalmu
Tak peduli lagi kewarasanku
SPW,
Pandeglang, 20082021
( Catatan Kelana Bodo )
S PANDI WIJAYA |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar