UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 06 Agustus 2021

Kumpulan Puisi Iman Kurniawan - KIBARKAN BENDERA PUTIH



PADAMU

Benderaku kini tak berkibar gagah
Garudaku kini tak memekik gemanya
Tanah airku
Tanah airmu
Kini bukan milik kita
Tergadai di atas rel Jakarta Bandung

Dulu padamu ku berjanji
Dulu padamu ku berbakti
Kini janji dan baktiku terpasung diistana boneka

Merdeka
Merdeka
Merdeka
Pekik itu dulu bergema dari Aceh hingga bumi cendrawasih
Kini
Merdeka
Merdeka
Merdeka
Hanya lipstik tebar pesona

Darahku tetap merah
Tukangku tetap putih
Bung !
Jangan kau jual darah dan tulang ini
Hanya ini yang tersisa untuk negeri ini

Bung!
Ambilah sepotong bambu yang panjang
Pasanglah merah putih diujungnya
Tancapkanlah diranah Pertiwi
dan
Berteriak lah
Berteriak lah
Wahai Bung Tomo
Wahai Muhammad Toha
Wahai Jendral Sudirman
Bangkitlah
Bangkitlah
dan
Lihatlah!
Pimpinlah kami
Berjuang kembali
Bebaskan Pertiwi
Merdeka Pertiwi
Musuh kita musang berbulu domba
Hati dan cintanya menghamba pada Dewi naga

Padamu Bung Karno
Padamu Bung Hatta
Hanya Do'a yang tersisa
Karena tangan
Kaki
Mulut kami
Sudah mati

Biarkan darah
Tulang dan airmata
Saksi tersisa
Tuk sebuah kata MERDEKA
MERDEKA
MERDEKA

LB
Pondok Gede
2 Agustus 2021
19:56
( Puisi Hari Kemerdekaan )



KIBARKAN BENDERA PUTIH

Lelah
Ku menanti pasti janjimu
Lelah
Ku terus terkurung dirumah
Diam saja
Bagai kambing dungu
Mati perlahan

Kibarkan bendera putih
Dari Sabang hingga Merauke
Kibarkan bendera putih
Simpanlah merah putih
Kibarkan bendera putih
Disudut-sudut gang
Didepan rumah
Biarkan berkibar dengan gagahnya

Dua lebaran
Dua hari kemerdekaan
Terikat dan TERPASUNG aturan istana
Tukang sayur
Abang becak
Abang ojek
Ibu-ibu
Berteriaklah
Berteriaklah
Kibarkan bendera putih

Aturan dibuat tajam kebawah
Satu-satu bunga Pertiwi gugur
Demi syahwatmu
Wajah polos namun dungu
Tersenyum manis dan tertawa di atas bangkai anak negeri

Kibarkan bendera putih
Kibarkan bendera putih
Dan
Kau simpanlah merah putih dihati
Biarkan bendera putih berkibar gagah ditaman ini

LB
Pondok Gede
5 Juli 2021
06:45



MERDEKA !!!


Merdeka!!!
Merdeka!!!
Merdeka!!!
Bung,kita sudah merdeka
Tiga setengah abad Bung kita berjuang
Harta
Air mata
Darah dan nyawa demi Pertiwi
Merdeka,Bung!!!

Dua periode kita terjajah
Bersuara salah
Lantang masuk hotel pordeo
Bukan Jepang
Bukan Belanda
Kita terjajah bangsa sendiri
Bung,apakah kita sudah merdeka?

Hampa kini
Bendera merah putih berkibar tak bernyawa
Garuda diam membisu
Merdeka hanya simbolis
Terikat rantai dirumah sendiri
Satu-satu anak Pertiwi tergadai nafsu birahi

Tujuh belas Agustus yang sakral
Proklamasi nan suci
Indonesia raya nan perkasa
Kini tak bernyali
Diam membisu seribu kata

Merdeka,Bung!!!
Merdeka,Bung!!!
Merdeka,Bung!!!
Tinggal sejarah dibuku anak sekolah selamanya

LB
Pondok Gede
10 Agustus 2021
19:35
( Puisi tuk hari kemerdekaan)




MERAH PUTIH

Bung !!!
Teriaklah
Katakan pada dunia
Merah putih benderaku
Pekikan, MERDEKA..MERDEKA !!!

Bung !!!
Katakan pada dunia
Berani turunkan merah putih
Nyawa Beta persembahkan

Merah putih
Tegaklah berkibar
Sabang Merauke
Jangan bercerai
Pertiwi merindu

Walau kini
Beta lihat
Ibu menangis
Tubuhnya terkoyak
Hutan tak perawan
Lautan tak ramah
Emas,tambang sisa-sisa
Beta meradang
Pada siapa Beta mengadu

Bung !!!
Bangkitkan Jendral Sudirman
Panggilan Bung Tomo
Serulah Kang Toha
Beta rindu
Beta rindu

Wahai Arek-arek Suroboyo
Abang becak
Tukang bakso
Pemuda-pemudi
Dimana kalian
Bukalah mata
Bukalah hati
Ibu menangis menantimu
Beta tak kuasa
Karena Beta punya rumah
Bukan rumah Beta lagi

Beta punya sawah bukan sawah Beta lagi
Pada siapa Beta mengadu?

Merah putih tetaplah benderaku
Bung !!!
Beta titip padamu ibu
Jagalah dia tetap tersenyum
Jagalah merah putih tegak berkibar
Rumah ini milik kita

LB
Jati Asih Bekasi
17 Agustus 2021
16:51




KAMU

Kamu
Rangkaian nada- nada tersusun indah
Untaian kata - kata terangkai majas dalam sebuah puisi
Lukisan Monalisa tersenyum dalam kebisuan
Lantunan ayat - ayat cinta yang tercipta terindah

Kamu
Kawan didalam perjalanan
Perjalanan yang tak seindah tatapan mata
Nahkoda didalam arungi samudera penuh badai dan topan
Tongkat si buta petunjuk kala beta buta pesan dariNya
Teman dalam sendiri dan keramian

Kamu
Setangkai Mawar penuh misteri
Seharum Melati tebar kesucian
Selimut kala beta tergoda Melati, Mawar liar

Tanpa kamu
Hilang senyum mentari dan nyanyian kutilang
Sirna pancaran lembut rembulan manja menggoda
Raib bianglala terlukis dalam pemandian bidadari

Tanpa kamu
Rumah mewah terasa nisan
Harta,tahta dan jabatan
Hambar dan rebutan tikus- tikus botak

Kamu
Terindah Tuhan ciptakan
Hanya kamu bukan dia dan dia

LB
Pondok Gede
31 Mei 2020
02:28



MASIH MERAH PUTIHKAH DARAH KITA


Masih Merah Putihku darah kita

Empat puluh lima tahun lalu
Indonesia merdeka bukan dengan kata - kata
Empat puluh lima tahun lalu
Indonesia merdeka bukan dengan angan - angan
Empat puluh lima tahun lalu
Indonesia merdeka bukan dengan jual kekayaan alam
Empat puluh lima tahun lalu
Indonesia merdeka bukan dengan menjilat
Indonesia merdeka dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Indonesia merdeka dengan tumpahan darah,airmata dan do'a
Hanya satu kata takbir
Allohuakbar !
Allohuakbar !
Allohuakbar !

Masih Merah Putihkah darah kita

Empat puluh lima tahun telah berlalu
Tak ada lagi Belanda dan Jepang menjajah
Empat puluh lima tahun telah berlalu
Tak ada lagi tumpahan darah,airmata dan do'a
Empat puluh lima tahun telah berlalu
Tak ada lagi bambu runcing, keris, golok menari- nari
Apakah Indonesia benar - benar sudah merdeka ?
Merdeka dari kebodohan
Merdeka dari para penjilat
Merdeka dari para tikus - tikus botak
Merdeka dari penghambaan pada Dewa Naga

Masih Merah Putihkah darah kita

Masih Garudakah lambang negara kita

Kubertanya padamu wahai bapak Soekarnoa
Kubertanya padamu bapak Soeharto
Kubertanya padamu Panglima Sudirman
Kubertanya padamu Bung Hatta,Bung Toha

Sudah merdekakah Indonesia

Masih Merah Putihkah darah kita

Masih Garudakah lambang negara kita

LB
Pondok Gede
8 Juli 2020
05:40



PERTIWI DI ATAS PUSARA

Pertiwi di atas pusara
Pusara tak bernisan di atas pertiwi
Tenggelam
Tenggelam dan tenggelam

Pertiwi di atas pusara
Pusara tak bernisan di atas pertiwi
Tenggelam
Tenggelam dan semakin tenggelam

Pertiwi di atas pusara
Pusara tak bernisan di atas pertiwi
Tenggelam
Tenggelam dan semakin tenggelam akhirnya hilang
Ya hilang ..ya hilang
Hilang ..hilaaang..

Pertiwi diatas pusara
Pusara tak bernisan di atas pertiwi

LB
Pondok Gede
1 Mei 2020
07:38



SELAMAT PAGI CINTA

Selamat pagi cinta

Kusambut nyanyian murai memuji- Mu
Engkau cantik namun tak secantik diri- Nya
Belai lembut tak selembut belai- Nya
Kasih sayangmu tak seluas kasih sayang- Mu

Selamat pagi cinta

Angin yang berhembus
Mentari yang tersenyum
Burung - burung yang bernyanyi
Ilalang menari lembutnya
Semua atas kehendak- Nya

Selamat pagi cinta

Ku kecup keningmu disepertiga malam dihamparan sajadah kusam
Berlinang airmata kukatakan cinta pada- Mu
Lemah diri ini
Dingin hati ini
Kurasakan ketika ku jauh lari berlari dari- Mu
Hangat penuh kelembutan pelukan-Mu dihamparan sajadah kusam

Selamat pagi cinta

Ku cinta Dia melebihi cintaku padamu
Ku sayang Dia melebihi sayangku padamu
Indah terlukis nama- Mu dibilik hati
Terangkai nama-Mu dibibir ini

Selamat pagi cinta

LB
Pondok Gede
26 April 2020
05:50



INDONESIA LIMA TAHUN KEDEPAN

Indonesia lima tahun kedepan

Gedung - gedung berdiri sombongnya
Jalan layang, kereta api menjulur bagai ular raksasa
Tenaga kerja asing ,aseng bagai wereng padi
Anak negeri budak dinegeri sendiri
Yang kaya semakin gila
Yang penjilat semakin mengkilat
Orang pinggiran semakin melarat ...melarat dan akhirinya sekarat

Indonesia lima tahun kedepan

Iuran kesehatan melambung kesetanan
Listrik, BBM semakin melejit terjepit
Utang melangit ,melilit leher rakyat tercekik
Dewa naga semakin cantik di depan anjing - anjing buduk yang busuk

Indonesia lima tahun kedepan

Bagai katak dalam tempurung
Dalam sarang penyamun berwajah manis namun dungu
Bibir manis berlipstik empedu
Rakyat mengadu malah tertuduh
Tak ada lagi senyum madu
Indonesia permainan dadu
Ditangan para sedadu penghisap darah

Indonesia lima tahun kedepan

Apakah hancur terperosok sumur
Apakah semakin terjepit lilitan dewa naga
Apakah orang - orang pinggiran mati satu - satu dipinggir jalan
Indonesia tinggal cerita dongeng kala tidur

Indonesia lima tahun kedepan

Indonesia tetap tanah air beta
Beta dilahirkan, dibuai ,dibesarkan bunda
Hingga akhir menutup mata

LB
Pondok Gede
23 Mei 2020
02:49



TERSERAH

Entah apa menyelimuti hatimu,tuan
Tuan pikiran dan hatimu entah milik siapa ?
Telinga dan matamu terbuka namun buta dan tuli
Nyawa meregang setiap detik kau diam ?
Ekonomi terjun bebas kau bagai cacing kepanasan

Terserah ..
Terserah ..
Indonesia terserah ..

Kau bilang kami tak bisa diatur
Dapur kami harus tetap mengebul, tuan ?
Kau enak duduk manis
Anak kami menjerit kurang susu
Suami sudah menganggur
Teman,saudara sudah banyak masuk kubur
Sedang tuan enak tidur
Bukan kami tidak bersyukur ?

Terserah ..
Terserah ..
Indonesia terserah ..

Pasrah ..
Pasrah ..
Indonesia pasrah ..

Dibawahmu terserah ..
Ditanganmu terserah ..
Indonesia terserah ..

LB
Pondok Gede
22 Mei 2020
17:03



SALAM RINDU KAMI

Subhanalloh
Wal Hamdulillah
WalaaillaHaillalloh
Allohuakbar

Salam rindu kami padamu Ya Rosul
Salam rindu kami padamu Ya Habibi
Salam rindu kami padamu Ya Nurul ' ain

Rasa hati tak pantas gapai cintaMu
Rasa hati tak pantas gapai syafa'atMu
Indahnya gemerlap dunia melenakan
Menyeretku dan menyeretku
Jauh ...jauh dan semakin jauh
Hingga ku lupakan cintaMu

Laa Illa Ha illalloh
Laa Illa Ha illalloh

Walau Tuhan telah berikan tanda - tandaNya
Rambut telah memutih
Gigi telah tanggal satu demi satu
Mata yang telah tak sempurna
Iblis memasuki bilik - bilik aliran darahku
Menutup cahaya untukku mencintaiMu

Wahai yang membolak balikan hati
Yang memegang nyawaku
Ijinkan disisa - sisa Romadhon ini
Ku tersungkur di atas sajadah kusam
Ku sadar dosaku seluas samudra
Nodaku seluas Timur dan Barat
Ku hanya berharap setitik cintaku ini mendobrak pintu hatiMu

Tuhan
Ku tak tau apakah tahun depan bertemu Romadhon kembali
Ku tak tau apakah detik ini,menit ini kau jemput diriku

Tuhan
Bukalah tabir diriMu
Biar kupeluk erat diriMu
Disisa usiaku tersenyumku menyambutMu

LB
Pondok Gede
26 Mei 2020
16 :53



SENYUMMU BELATI

Senyum belati
Senyummu belati
Belati senyummu

Wajah polos nan sederhana
Tersenyum dan tersenyum dibalik topeng
Tebar mawar merah merekah
Terlena wajah polos dibalik belati

Senyummu belati
Senyummu belati
Belati senyummu

Senyummu racun seribu racun
Telah banyak tergadai perawan negeri
Menjilat dewa naga
Terbahak tikus - tikus dan anjing- anjing pengkhianat

Senyummu belati
Senyummu belati
Belati senyummu

Indonesia terserah
Hancur kau tertawa
Indonesia terserah
Pasrah dan rebah tak berdaya
Indonesia terserah
Tak lagi perkasa tinggalkan luka sayat parah

Senyummu belati
Senyummu belati
Belati senyummu

Biarkan tangan Tuhan bermain
Airmata dan darah Tuhan lihat
Senyummu kan lebur dalam busuknya kubur

LB
Pondok Gede
19 Mei 2020
08:00



RANTAI API

Rantai api
Rantai api
Api rantai
Menjerit, mendidih dan terkelupas
Meraung - raung kesetanan
Setan pun meraung - raung
Mengapa ikuti setan ?

Rantai api
Rantai api
Api rantai
Bukan lelucon
Lelucon dagelan srimulat
Srimulat insan terlena
Terlena dan terkapar syahwat birahi
Birahi tutupi dan selimuti
Selimuti iman terlelap buaian gadis Iblis
Iblis pun meraung - raung terikat rantai api

Abadi
Ya abadi
Tak mati
Hancur
Bangkit kembali
Kembali meronta - ronta
Meronta- ronta kesetanan
Setan pun meronta- ronta
Mengapa ikuti setan ?

Jangan kau salahkan Tuhan
Jangan kau hujat Tuhan
Rantai api
Rantai api
Api rantai
Pilihan Tuhan berikan padamu
Berbuatlah sesukamu
Berkatalah sesukamu
Rantai api
Rantai api
Api rantai
Melilit leher
Membakar lidahmu
Lidahmu didunia tajam
Tak berdaya dalam kerangkeng
Jilatan rantai api hanguskan angkuhmu
Siapa sebenarnya berkuasa
Dirimu dan Iblis ?
Atau Tuhan ?

Rantai api
Rantai api
Api rantai
Menari - nari
Sepanjang detik,menit hari
Nikmati tugas dari Tuhan
Menanti diriku,dirimu dan dia
Bila kau acuhkan Dia
Kau campakan Dia

Oooh ... Ooooh..
Laa Illa Ha Illaloh
Laa Illa Ha Illaloh
Laa Illa Ha Illaloh

LB
Pondok Gede
7 Mei 2020
01:54
( Air mata 1/3 malam )



TUHAN MAAFKAN KAMI

Tuhan maafkan kami

Bumi kini terkapar
Bumi menggelepar
Tercabik- cabik
Terkoyak - koyak
Tubuhnya penuh lubang menganga
Airmata kering tersapu bayu
Kuku - kuku sang durjana telah menodai demi nafsu syahwatnya

Tuhan maafkan kami

Kami hanya orang - orang pinggiran
Terpinggir keserakahan dan kesombongan
Kami tinggal diatas tanah yang tak lagi milik nenek moyang kami
Tanah air kami
Hutan kami
Tambang kami
Laut kami
Tinggal kenangan
Anak cucu kami tak lagi minum susu tapi air tajir

Tuhan maafkan kami

Kami kaum lemah dan tersiksa
Leher kami terjerat hutang yang tak kami hutangi
Jerit suara kami kering terseret panjangnya jalan layang yang berdiri congkaknya
Kami makan sisa - sisa tuan berdasi sutra

Tuhan maafkan kami

Tangan kami terikat borgol pancang - pancang gedung pencakar langit
Mulut dan mata kami kini tak lagi bisa lantang bersuara
Karena bila kami lantang bersuara wereng coklat menyeret jasad ini hilang tertelan bumi

Tuhan maafkan kami

Hanya do'a tersisa dari kami
Do'a sakti tuk guncang kursi- Mu
Kami yakin hati - Mu dengarkan do'a kami
Do'a saudara- saudara kami di Palestine, Uighur, Rohingnya dan India

Tuhan maafkan kami

Kami hanya sampah dimata durjana
Kami hidup terpenjara dalam kerangkeng negeri
Pada- Mu kuadukan lemahnya diri ini
Kaulah Maha Perkasa
Maha Raja diatas Raja
Damaikan negeri kami
Negeri saudara - saudara kami
Senyum dan canda tawa bocah - bocah terlukis kembali dalam lukisan alam

LB
Depok
31 Maret 2020
09:35



MEMAHAMIMU

Belajarku Memahamimu
Memahamimu ku belajar
Tutur kata
Air mata
Senyum
Marah
Ku belajar Memahamimu

Tuhan ciptakan dua kutub berbeda
Negatif Positif
Putih Hitam
Pagi Malam
Cantik Buruk
Semua ada hikmahnya

Memahamimu tidaklah semudah balikan telapak tangan
Gemuruh
Hujan
Sunyi
Tetap ku belajar Memahamimu

Bukan faras cantikmu
Harta
Jabatan
Ku memilihmu
Ku yakin
Tuhan tuliskan namamu
Temani hari-hari
Tak seindah pelangi
Ku tetap belajar Memahamimu

Walau banyak mekar melati ditaman
Harum tebar pesona
Namun kaulah melati terindah tertancap dihati
Bersamamu ku belajar Memahamimu dan dikau belajar Memahamimu
Bidadariku tercantik diantara bidadari syurgawi

LB
RS. H. Moh. Ridwan Meuraksa TMII
22 Agustus 2021
08:47



TAFAKUR PAGI

Dimana matahari pagi
Tak terdengar kicau kutilang
Angin pun enggan menari
Awan gelap menyelimuti Mega
Ada apa dengan Mega?

Alam pagi ini seakan bersedih
Lihat pola angkuh insan
Bermain dengan hukum Tuhan
Mempermainkan iman
Malu tak terbungkus lagi
Tuhan turunkan ayat-ayat tuk kau renungi

Tafakur pagi berteman secangkir susu jahe
Mengalir hangat sela-sela darah
Nikmat mana lagi kau dustai
Tuhan bertanya berulang-ulang
Sedikit insan bercumbu denganNya
Tenggelam insan bercumbu syahwat dan jauh terperosok tinggalkan Tuhan

Akankah alam kembali bersahabat
Butung-burung kembali bernyanyi
Bintang-bintang menari
Ilalang melambai-lambai
Tafakur semakin dalam
Rindu dan cinta bergelora
Bercumbuku dengan ayat-ayatMu
Nikmat mana lagi kau dustai?
Nikmat mana lagi kau dustai?

Bung,berhentilah dustai hati nurani
Kembalilah dalam pelukan Dia
Sebelum Izroil titipkan surat perpisahan untukmu
Menangis lah sebelum kau ditangisi

LB
Pondok Gede
13 Agustus 2021
08:08



MERAH PUTIH


Bung !!!
Teriaklah
Katakan pada dunia
Merah putih benderaku
Pekikan, MERDEKA..MERDEKA !!!

Bung !!!
Katakan pada dunia
Berani turunkan merah putih
Nyawa Beta persembahkan

Merah putih
Tegaklah berkibar
Sabang Merauke
Jangan bercerai
Pertiwi merindu

Walau kini
Beta lihat
Ibu menangis
Tubuhnya terkoyak
Hutan tak perawan
Lautan tak ramah
Emas,tambang sisa-sisa
Beta meradang
Pada siapa Beta mengadu

Bung !!!
Bangkitkan Jendral Sudirman
Panggilan Bung Tomo
Serulah Kang Toha
Beta rindu
Beta rindu

Wahai Arek-arek Suroboyo
Abang becak
Tukang bakso
Pemuda-pemudi
Dimana kalian
Bukalah mata
Bukalah hati
Ibu menangis menantimu

Beta tak kuasa
Karena Beta punya rumah
Bukan rumah Beta lagi
Beta punya sawah bukan sawah Beta lagi
Pada siapa Beta mengadu?

Merah putih tetaplah benderaku
Bung !!!
Beta titip padamu ibu
Jagalah dia tetap tersenyum
Jagalah merah putih tegak berkibar
Rumah ini milik kita

LB
Jati Asih Bekasi
17 Agustus 2021
16:51



KU RINDU

Setiap hari
Setiap menit
Kulihat
Kudengar
Sirene mobil jenazah berteriak nyaring ditelinga

Setiap hari
Setiap menit
Toa surau
Toa masjid
Mengumumkan
Telah meninggal
Telah wafat
Telah pulang kerumah bapak
Si Fulan
Si fulanah

Tapi mengapa dan kenapa
Setiap hari toa surau,toa masjid mengumumkan masjid ditutup,surau ditutup
Namun tak kudengar Mall ditutup
Restoran ditutup
Ada apa ini?

Kita lupa kawan
Kita lupa sahabat
Dalam lima waktu
Kita telah berjanji hidup dan mati karena Alloh
Kenapa kita lebih takut virus yang DIA ciptakan
Ada apa kawan dengan iman kita?

Ku rindu
Ku rindu
Saat adzan berkumandang surau,masjid penuh
Riuh suara merdu bocah- bocah lafadkan Alif,Ba,Ta,Tsa
Jama'ah dzikir,Do'a bersama

Sepi
Sunyi
Terkunci
Kini surau,masjid
Jadi tontonan bukan tuntunan kembali

Tuhan
Kembalikan surau kami
Kembalikan masjid kami
Hentikan amarahMu
Turunkan kasih sayangMu
Kami rindu
Kami rindu padaMu
Kami rindu berdzikir sebut asmaMu dalam lima waktu disurau kami
Tenang selamanya

LB
Pondok Gede
12 Juli 20
07:17



GILA

Gila
Sungguh gila
Tuan dan Puan haus jabatan
2 kali saja sudah amburadul
Ini malah minta tambah 3 kali
Apa yang Tuan dan Puan cari?

Yuan
Dollar
Jabatan
Atau Tuan dan Puan ingin rumah kami hancur
Anak-anak mengemis Yuan dan Dollar
Anak-anak menjadi budak dirumah kami sendiri
Tuan dan Puan dimana anda lahir?
Dimana anda dikubur?
Bila tanah rumah kami jasad Tuan dan Puan berbaring
Adakah takut Tuhan " TAMPAR " Tuan dan Puan di dalam tidur panjangmu

Gila
Sungguh gila
Kuli-kuli
Buruh-buruh
Anak-anak kami tak terpakai lagi
Telur-telur Dewa naga kini menetas dirumah kami
Tersingkir
Terinjak
Izzah anak-anak dirumah kami sendiri

Apakah tak ada lagi benih-benih hijau dan tulus anak-anak kami?
Apakah tak ada lagi sinar terangi rumah kami?
Atau ini sengaja dan sengaja kau koyak- koyak hingga luluhlantak berkalung tanah

Tuan dan Puan
Ingatlah suatu hari nanti
Namamu
Tubuhmu
Tercampak
Terhina
Dalam sangkar dewa naga
Rumah kami
Taman kami
Subur merekah
Mawar
Melati
Semerbak
Berselimut merah putih
Kokoh berkibar
Ditaman rumah kami

LB.
Pondok Gede
20-Juni-21
21:13



TERPASUNG

Terpasung
Kaki ini
Tangan
Mulut
Badan
Dalam taman kami

Terpasung
Masjid kami
Sekolah
Tempat kerja
Dalam tiang istana

Taman rumah kami
Tak ada lagi warna warni bunga merekah
Tak ada lagi riang canda bocah bocah
Taman rumah kini makam diri
Sepi dan menakutkan

Tak ada pasung dalam istana
Tak ada rantai dalam toga hitam
Belenggu hanya terikat tuk anak anak kami

Merah putih terikat dalam keranda
Garuda terpasung dalam sangkar
Harimau tanggal taringnya
Menari nari Dewi naga dalam taman kami

Hidup bagai mayat berjalan
Hidup dalam atraksi sang badut
Tampilkan wajah polos namun bodoh
Izzah diri tergadai hutang
Mencekik dan mencekik

Sudah dua kali hari raya
Jama'ah terpasung dalam sajadah
Tuhan tertawa lihat tingkah kita
Bodoh dan sangat bodoh
Tertipu
Sang Dajjal dan iblis menari dalam diri sang badut
Biarkan anak anak negeri ini menjadi budak sendiri dalam rumah
Tinggallah taman serambi Mekkah
Bumi cendrawasih
Sejarah kelam dibalik tabir hitam jejak negeri ini

Terpasung
Terpasung
Akhirnya mati satu persatu dalam rumah kami sendiri

LB
Pondok Gede
18 Juli 2021
05:46

IMAN KURNIAWAN



Tidak ada komentar:

Posting Komentar