UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 02 Agustus 2021

Kumpulan Puisi Merawati May - DUA RATUS EMPAT PULUH PURNAMA



LORONG WAKTU

Sendiri berjalan di lorong sunyi
Aku dimainkan ilusi
Entah di mana berada
Apakah aku sudah tiada?
Seperti mimpi tanpa akhir

Gelisah dalam debar panjang
Gema nada-nada sumbang
Hanya diam
Meredam detak jantung yang kencang

Tersentak kulihat kelabat bayang
Menuntun jemari menuju sebentuk sinar
Memaksaku untuk kembali pulang
Sebelum semua hilang memudar

Kemudian sayup-sayup terdengar
Pekik hamdallah sanak keluarga dan tersadar
Mengenang perjalanan lorong waktu
Menciptakan pelajaran hidup yang baru

Aku pulang ...

Bengkulu, 28 Juli 2021
#MerawatiMay



DUA RATUS EMPAT PULUH PURNAMA

Kasih, kaulah damba
Yang selalu aku puja
Adamu laksana purnama
Terangi malam kala gulita

Kasih, sinari hidupku
Dengan cahaya kasihmu
Jangan kau redupkan
Beri selalu kehangatan

Sudah dua ratus empat puluh purnama
Kita selalu bersama
Berbagi suka dan duka
Arungi bahtera cinta

Trimakasih kau selalu ada
Telah membuatku bahagia
Hanya namamu di kalbuku
Setiap waktu selalu kurindu

Bengkulu, 26 Juli 2021
#MerawatiMay



PERBEDAAN
By: Merawati May


Jauh di dalam hatiku
Aku sangat mengiginkanmu
Karna kau mampu membuat semangatku
Kembali
Setelah sekian lama meredup
Badai cinta meluluhlantakkan hatiku
Sehingga tak lagi aku meyakini cinta itu ada

Tetapi aku menyadari cinta bukanlah hanya kesetiaan
Keinginan dan bahkan pengorbanan tiada henti
Namun juga harus mampu meleburkan perbedaan
Dengan rasa ikhlas dan sepenuh hati
Agar jalan cinta, tak terus ternoda
Perbedaan
Yang akan memicu keretakan saat kesulitan melanda

Engkau takkan mampu menerima diriku apa adanya
Yang terlalu lemah menggenggam dunia
Bila memaksakan diri
Suatu ketika nanti, kau akan menyesal
Kehidupan masih sangat panjang
Jalan masih banyak pilihan untuk terlewati

Aku akan coba membuatmu menyadari
Kita tercipta dari dua masa yang jauh berbeda
Akan banyak kenyataan yang meruntihkan hati
Dan dirimu tercipta bukan untuk menemaniku
Di rentang sang waktu yang terus melaju
Semoga kau mengerti
Bila nanti aku pergi.

Bengkulu, 26 Juli 2021



SUARA DI BALIK JERUJI
Merawati May


Puan, pernahkah kau berpikir di balik pijar itu ada singa lapar yang siap menerkam melumati dahagamu. Dalam belai mesra sanjungan kalimat puja atas nama cinta.

Puan, janganlah kau terpedaya akan rayuan-rayuan binal atas recehanmu.
Ingat puan kau mencari receh atas keringat kerinduan untuk sepiring nasi.

Kenapa kau memberi singa-singa itu makan dengan lahap atas keringatmu
yang selalu diucapkan atas nama cinta?

Sadarlah puan, di balik jeruji itu ada tawa kemenangan atas keringatmu, ada tawa pesta atas kesalahanmu.

Tubuhmu di lihat semua orang, karena mereka di balik jeruji-jeruji tajam itu tersimpan tangisan kalian dalam desah napas kalian demi cinta berlumur dosa.

Bengkulu, 06 Agustus 2021



INDONESIAKU
karya: Merawati May


Indonesia
Tanah air kita
Negeri yang berdaulat merdeka
Membentang dari Aceh hingga Papua
Membentuk gugusan nusantara.

Indonesia
Tanah subur kertaraharja
Terkenal sampai mancanegara
Rakyatnya beraneka suku bangsa
Beragam bahasa daerahnya
Serta beragam budaya dan agamanya

Indonesia
Tanah pusaka
Warisan leluhur para raja-raja
Disatukan dengan ikatan pancasila
Serta ikrar para pemuda dalam sumpahnya
Sebagai tanda bersatunya anak-anak bangsa

Indonesia
Lahir lewat tumpahan darah para syuhada
Rela berkorban nyawa demi merdeka
Mengusir para penjajah yang semena-mena
Untuk masa depan generasi muda

Mari jaga kemerdekaan kita
Tetap bersatu dalam Bineka Tunggal Ika
Jangan terpecah belah karena sara
Untuk tegaknya indonesia.

Bengkulu, 05 Agustus 2021



CINTA ITU FREE


Biarkan dia memilih, apa dan siapa tak perlu menunggu dan ditunggu hingga saat waktu berbicara.
Bukan cita yang mesti dikejar takkan lari dan jua menghampiri selain yang terpilih dan dipilih
Dari semua pilihan

Cinta itu free bebas, lepas tak tau batas, dia buta dan tak perlu logika, cukup hanya hati yang bicara

Jangan salahkan bila dia datang dengan tiba-tiba, tak peduli, aku, kamu atau dia mungkin nanti, esok, lusa kapan saja.

Taukah kamu cinta itu sederhana, apa adanya
Jernih, mengalir seperti air. Teduh berlabuh di telaga jiwa.

Bengkulu, 05 Agustus 2021
#MerawatiMay



NYANYIAN HUJAN

Kekasih, setiakah kau merawat gulma rindu yang menjalar dan mengakar dalam hatiku? yang kerap menghampar di segenap ruang paling sunyi? Sedang kita begitu mendamba nyanyian hujan juga riuh ingatan tentang kenangan.

Sementara angin musim enggan beranjak, berkesiur melarung keping sedih, membilur nyeri yang disabdakan dera sebagai elegi sunyi. Ada yang dikabarkan angin sembari mencumbu pepucuk randu: aku masih mengekalkan sudut pagi dengan doa-doa tentang selamatmu.

Kini, meski hujan sering berdiam diri. Membaca sajak-sajak yang ku takik pada ranggas desahan akasia, ingatlah satu hal Kekasihku.

Mungkin pintu-pintu itu telah lelah, menunggumu. Mengetuk segala denyar yang dibisikkan malam. Ia tetaplah menanti dengan sabar, agar rindu tetap berkelindan dibentang jarak.

Selepas nyanyian hujan, burung-burung malam melenggang pelan. Membahasakan sunyinya sendiri. Menunggu rengkuh lenganmu yang lama tak pernah menjamah kata-kataku.

Di ambang jendela ini, tampias gerimis masih saja tercatat dengan rapi. Berkisah sejauh apapun kembaranmu, kembalilah ke berandaku. Ada sekian rencana yang belum tuntas kita bahas. Termasuk membaca sunyi yang luruh bersama kabut juga tentang seseorang yang memesan secangkir kopi di kedai puisi yang berdebu.

Bacalah setiaku. Bertahan dengan segala tabah yang kupunya. Mengeja puisi dan mendaras debur rindumu, di demagaku. Kerlipnya meski jauh. Namun, ia meneliti jejak-jejak silam di antara lirih angin dan letih perjalanan.

Catatlah. Gema seluas semesta. Kuharap mampu menjadi risalah bertabur aksara yang rekah setiap kita memandang puisi di antara reranting Cemara.

Paginya, nyanyian hujan berjingkat dengan gegas, ada sebait puisi yang selalu kuletakkan tepat di lembar hatimu.

Bengkulu, 03 Agustus 2021
#MerawatiMay



BERSAMAMU

Indah terasa indah
Langit jiwaku selalu cerah
Tak ada lagi awan resah
Berganti arakan bahagia mega-mega putih

Kini aku tak sendiri lagi
Sejak kau selalu ada di sisi
Mengisi kehampaan hati
Menutupi lubang dalam hati ini

Kuyakini
Kaulah yang selama ini kunanti
Tuk melukis cinta menghiasi hari-hari
Bukan fatamorgana melainkan indah pelangi

Bengkulu, 03 Agustus 2021
#MerawatiMay



CINTA DALAM DIAM
Karya: Merawati May


Rindu adalah bahasa kalbu
Tatkala raga tersekat waktu
Hasrat temu saling memacu
Anganku pun...merasa pilu

Waktu bergulir hari berlalu
Sewindu sudah cinta bertalu
Telah aku semai cinta di hatimu
Menanti saatnya berbuah rindu

Sekian lama kita terpisah
Selama itu pula aku pasrah
Hanya bisa menatapmu dalam diam
Lewat bingkai fotomu saat ku genggam

Pagi berlalu berganti siang
Aku diam dalam seribu hening
Menghitung cinta tak berkesudahan
Sang durja melamar angan.

Bengkulu, 10 Agustus 2021



AMARAH SANG DURGA
Karya: Merawati May

Mungkin memang akhir dari cerita sebuah mimpi
Sudah saatnya putri bangun dari mimpinya
Angan hanya sebatas kayalan
Tak mungkin tertulis di buku itu.

Mimpi dan cerita akhirnya tamat
dalam lembaran-lembaran kertas usang
Tak seharusnya kertas itu kau tulis
Tersebab bukumu sudah tertulis rapi.

Hanya satu yang selalu menjadi pertanyaanku
Kenapa harus aku?
Kenapa bukan dia atau mereka?
Lebih pantas kau tulis dengan tintamu.

Hmmm...Mungkin aku terlalu tulus mengartikan semua ini.
Hingga akhirnya aku sendiri yang menghapus.

Tuhan...
Berikan aku satu petunjuk untuk sebuah kebenaran.
Bukan wayang dari cerita Ramayana
Selalu penuh sekenerio.

Bengkulu, 10 Agustus 2021



PERGILAH
By: Merawati May


Sejauh kepak sayap membawa
Memupus segala resah gelisah
Jangan izinkan sakit menghamba
Sekalipun hingga ke dasar lembah

Kuatkan batin
Paksa kaki melangkah
Jika salah berpijak
Segera tentukan langkah

Ketika lelah menjalar
Rebahkan saja

Jangan katakan tak mampu
Karena jalan putih masih terbentang
Menanti jamah
Di sana
Adalah persinggahan
Menunggu dengan indahnya

Kemarin
Adalah waktu yang sempit
Mengingatnya
Tak mampu membuat pintar
Maka pergilah.

Bengkulu, 09 Agustus 2021



KAU YANG SELALU ADA DALAM DOAKU
Karya: Merawati May


Di dalam doaku
engkau kan selalu ada
Sebagai rasa sayang, rasa cinta
yang terus membuka semangat

Walaupun waktu selalu mendindingi
seakan tak ingin kita bersatu
tetapi aku yakin, kekuatan cinta
akan mengalahkan segalanya

Kau yang selalu ada di hatiku
jadilah pelita yang terus menyala
membuka jalan untuk menyatukan
cinta kita yang masih temaram
sehingga kebahagiaan nyata adanya

Kau yang selalu ada di dalam doa-doaku
aku sangat mengharapkan senyumanmu
sebagai napas, sebagai nadi
yang terus memancarkan semangat
cinta yang tak pernah tersurutkan

Kau yang selalu menjadi ingatanku
berlabuhlah di dalam hatiku
meskipun aku bukanlah kehebatan
tetapi aku janjikan cinta dan kasih sayang seutuhnya, selama-lamanya.

Bengkulu, 09 Agustus 2021



HANYA NAMAMU DALAM INGATANKU
Karya: Merawati May


Tatkala kujurku tak dapat lagi menopang raga rapuh termakan usia.
Di saat ringkihku tertatih menahan rentaku ingin kau selalu berada di sisiku menemani sisa usia.
Di saat ragaku tak kuasa menebar rasa

Di mana saat itu tiada lagi yang dapat kurangkulkan sebagai kemewahan
Selain tulusku yang selalu setia akan adamu atas nama cinta.

Tersebab adamu adalah wujud kasih sayangku walaupun banyak sudah yang berusaha tuk menebar pesona
Namun engkaulah yang selalu menjadi damba sebagai pujaanku

Sebentang jalan kehidupan telah kita lewati bersama
Susah bahagia acapkali mewarnai laju cinta kita
Namun kau begitu sabar dan selalu tabah mendampingiku tanpa lelah.

Di ujung usia bila suatu saat nanti ajal menjemput, ruh terpisah dari raga
Izinkanlah ku sebut namamu di detik-detik akhir hela napasku.

Bengkulu, 09 Agustus 2021



JANGAN TAKUT NAK
Karya: Merawati May


Jangan takut nak, Kami melihatmu
Sekarang. Bukalah matamu, songsonglah alam dunia ini, alam kefanaan, alam di mana kebahagian dan kemurungan beradu bersisian. Inilah alam di mana engkau akan menjalani ujian sebelum mencapai keabadian di akhirat nanti.

Cinta kami kepadamu melebihi segalanya, karena kami sudah melewati badai ujian yang terburuk untuk memperjuangkanmu. Kami berdoa, menunggu, dan menangis. Berdoa lagi, menunggu lagi dan menangis lagi. Berkali-kali, silih berganti.

Suatu saat kau juga akan belajar nak, untuk mencapainya dengan segala perjuangan.

Nak, namamu bermakna perjuangan itu sendiri.

Ingatlah, satu masa dalam sepenggal hayatmu nanti, kamu pasti sesekali merasakan kalah ketika keadaan menyudutkanmu, saat harapan berlari menjauhimu.

Hanya satu pesan ayah dan ibu, kamu adalah anak yang tidak boleh menyerah.

Jangan pernah menjadi pecundang, karena kamu terbit sebagai pejuang dan selamanya akan menjadi pejuang.

Jangan pernah merasa murung, karena kamu terlahir sebagai petarung dan selamanya akan menjadi petarung.

Jangan sesekali takut berlayar menebus badai, karena setiap gejolak laut melahirkan pelaut tangguh.

Jangan sesekali engkau takut pada apapun, karena kamu telah menghadapi ribuan jarum, sayatan pisau bedah, hingga mengalahkan yang terberat dari semua: egomu sendiri.

Jangan engkau ciut pada apapun, karena kamu hanya boleh takut kepada Tuhan. Jadikan ketakutanmu kepada Tuhan sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu.

Jadikan imanmu sebagai jangkar yang mengatasi badai cobaan. Perbanyak amalmu sebagai bekal mengarungi samudra kehidupan. Bacalah al-Qur'an sebagai kompas yang memandu arah pelayaran. Kibarkanlah ilmu pengetahuan sebagai layar yang mengerakkan lajumu.

Cakrawala masa depanmu tanpa batas, demikian juga harusnya cintamu pada Tuhan. Gapailah semua tujuanmu dalam batas-batas ketentuan Tuhan.

Ingatlah nak, setiap tujuan membutuhkan perjuagan. Setiap perjuangan membutuhkan pengorbanan. Setiap pengorbanan membutuhkan kesabaran. Setiap kesabaran punya terminal benama penyerahan. Dan sebaik-baiknya tujuan adalah kembali pada Tuhan

Bila sedih datang, kembalilah kepada pemilik kesedihan. Bila senang datang, kembali pada pemilik kesenangan.

Seberat apapun masalah yang kamu hadapi nanti, cukup Tuhan sebagai penolongmu.

Nak, jangan sesekali berpikir untuk menyerah.

Libatlah dirimu...kamu adalah Muhammad Assabillah dan Khairul Habiburrahman. Pejuang yang sudah menang bertarung sebelum dilahirkan.

Bengkulu, 08 Agustus 2021



MUSTAHIL UNTUK BERSAMA
Karya: Merawati May


Jangan memaksa lagi cinta ini bersemi
Lelah aku tersiksa
Tutup semua cerita
Waktu yang telah berlalu
Tak akan ada jalan

Jika harus berpisah
Ya...sudahlah
Jika harus menangis
Menangislah

Tutup semua cerita
Waktu yang telah berlalu
Tak mungkin ada jalan
Tak usah lagi keluhkan
Jangan kita bertengkar lagi

Tak perlu ada tanya
Ya...sudahlah
Semua tahu kisah kita
Hubungan ini mustahil tuk bersama

Luka jiwaku mengikhlaskan kau pergi
Bukan keiginan aku lepas dari cintamu

Tuhan tahu kisah kita
Hubungan ini berat untuk bersama
Semua tahu aku dan kamu mustahil untuk bersatu.

Menangislah....

Bengkulu 08 agustus 2021



KONSPIRASI POLITIK DI BALIK PANDEMI
Karya: Merawati May


Bumi pertiwi menjerit tak berkesudahan
Masyarakat berkoar lapar
Peraturan berobah mencekik
Masyarakat lemah bak disembelih

Vaksin kau jual menumbal
Dengan dalih menyelamatkan manusia
Buset adakah semua ini sandiwara?
Ah, kalian pembunuh berdarah dingin
Semuanya tujuanmu main-main?

Bantuan sosial jadi tameng
Mengajarkan rakyat miskin kian sulit
Yang kaya ikut merisau di balik meja
Namun kaki kerdil merayap liar
Pecundang basa-basi

Corona kapan pergi?
Kau hanya tameng hipokrit
Jadi petaka di dada zaman
Di meja konspirasi politik dunia ini

Semesta taklah negeri ilusi
Aku membaca strategi licik

Bengkulu, 07 Agustus 2021



LAMUNANKU TAK BERUJUNG
karya: Merawati May


Seberapa lama pandangan ini tertuju padamu
Sedangkan hati bergumal dengan tasbih

Haruskah aku melangkah tanpa melihatmu
Sedangkan hati menjerit memanggil namamu
Lupakah dirimu dengan mimpi kita dalam biduk merangkai asa

Aku ingin pulang! kepangkuanmu
Merangkai kata dalam doa
Merain impian dalam langkah
Bukan diam dalam lamunan

Hmmmm, saatnya pulang berarak mendung di temaram hati yang kelam.

Jogjakarta, 14 Agustus 2021



LEBIH BAIK AKU DIAM
Karya: Merawati May


Aku diam dalam seribu bahasa
Saat langit mulai murka
Manusia mengejar dunia
Merangkai kata penuh tipu daya

Lidah menari bagai bencana
Membawa berita tanpa jenaka
Lalu lalang bagai setrika
Memikul dosa lewat kata

Tuhan...celakakah diamku

Hmmmmm, manusia punya cerita dalam seribu dongeng tanpa makna.

Bengkulu, 13 Agustus 2021



PERADUAN SENJAKU
Karya: Merawati May

Tatkala mematung diri di tepian hening
Anganku melayang sejauh netra memandang ke langit tak berujung
Di suatu sudut senja manakala langitku tak merona jingga
Hanya awan hitam yang tampak legam mengiringi suasana hatiku yang temaram

Di batas penantian tepian pantai pasir putih berkilauan
Sekawanan burung camar terbang rendah di atas buih yang berarakan
Debur ombak bergulung menghantam pecahkan karang berserakan
Desau angin laut menyepoi menerpa nyiur melambai-lambai
Aku sendiri di batas senja berkawan sepi

Senjaku tak jingga aku terdiam tanpa kekata tanpa suara
Hanya detak jantung dan embus napas yang masih terhela
Engkau di mana sedang apa entahlah
Berharap pawana mewarta tentang adamu duhai puja
Aku masih menyendiri di ujung sepi menanti engkau kembali.

Sedangkan deru omba masih saling memacu sambil tertiup angin nan sepoi
Aku pun melangkah pulang.

Hmmmm....gumanku berkata selamat tinggal peraduan senjaku.

Bengkulu, 13 Agustus 2021



BIDUK PUN PASTI AKAN BERLABUH
Karya: Merawati may


Biduk pun pasti akan berlabuh bila saatnya tiba.
Karena sehebat apapun lautan dan seindah apapun samudra, sang biduk mengiginkan ketenagan, kebahagian jauh dari badai seribu gelombang cobaan.

Tak akan pernah tercipta kebahagian sejati di atas badai keinginan yang terus memburu kesempurnaan, karena yang di cari hanyalah bayang-bayang tanpa jejak, memburu ragawi melelahkan nurani.

Biarlah hanya sebuah pelabuhan sunyi yang jauh dari hiasa keindahan mata memandang.
Rasa akan menghadirkan kebahagian bila hati mensyukuri dan ikhlas menerima.

Karena kebagian ada di langkah tiada
Keraguan dan hati yang telah mau menerima apa adanya.

Takdir yang berjalan, takdir yang menyelimuti.

Bengkulu, 11 Agustus 2021



BERGUMAL DENGAN KATA
Karya: Merawati May


Aku senggamakan semua rasa
Tepat di atas berbukit dada
Menari meliuk berdansa
Ikuti irama nada cinta

Diksi-diksi berlari telanjang
Mencipta bait puisi yang seksi
Desah nafas beradu mengerang
Saat kekata tersusun jadi sebuah puisi

Untaian seloka seketika tertumpah
Seiring nada cinta membuncah
Dalam larik sajak terakhir
Puisi cinta terpapar

Hanyut sudah keinginan
Dalam jeda waktu semalaman
Akan membekas dalam ingatan
Pengalaman pertama dalam bercinta

Bengkulu, 12 Agustus 2021



CINTA YANG SELALU ADA
Karya: Merawati May


Aku mengerti saat ini hatimu gundah gulana
Tenggelam dalam keresahan tiada akhir
Cinta yang sangat diharapkan membuka luka seperti belati yang tiada nurani.

Bukanlah cinta bila melukai
Mungkin hanya nafsu yang berbalut kasih sayang
Memberikan janji semanis madu

Dan seribu bayangan fatamorgana keindahan
Tetapi, hanyalah kekosongan belaka.
Dan bukanlah cinta bila hanya menghabiskan air mata
Karena cinta tercipta untuk membuka kebahagiaan
Walaupun nyalanya terkadang meredup
Tetapi cinta itu tulus dari dasar hati
Suatu saat pasti akan kembali
Menghadirkan senyuman dan tiada lagi duka.

Aku mengerti saat ini dirimu dalam kelukaan
Yang mungkin takkan mempercayai sebuah cinta
Namun bila kau izinkan diriku membalutnya
Aku berjanji akan menjadi cinta yang selalu ada.

Menjagamu, memberimu kehangatan
Saat dingin tak mampu ditepikan
Karna cintaku berlabuh di sanubari
Yang akan terus ada di setiap keadaan
Walaupun kenyataan tak seindah keinginan.

Bengkulu, 10 Agustus 2021



MENEPIKAN HATI
Karya: Merawati May


Bukanku tak ingin mencintai
Atau pun tak ingin dicintai
Hati ini terlalu letih
Menjalani kisah yang penuh dengan liku
Seperti lentera di tengah gurun sahara
Selalu bergoyang di hempasan kuatnya badai.

Seharusnya cinta adalah arah kebahagiaan
Penuh dengan harapan keindahan dan senyuman
Tetapi cinta kita tak mampu mengwujudkannya
Selalu membuka keresahan
Tak bisa saling memahami kenyataan.

Aku ingin menepikan rasa
Pergi dari kekalutan cinta yang tiada arah
Bukanku tak ingin mencintai
Tetapi hanya ingin menenangkan jiwa

Aku ingin menepikan hati
Menghentikan kisah yang penuh sandiwara
Biarpun nanti rasa sepi menghantui diri
Mungkin akan lebih baik
Dari pada cinta di atas prahara.

Bukan ku tak ingin mencintai
Atau pun tak ingin dicintai
Hati ini terlalu letih
Menjalani kisah cinta yang penuh dengan liku
Selalu dalam kekalutan
Arah menuju ketidakpastian harap.

Bengkulu, 10 Agustus 2021



CELOTEH MALAM
Karya: Merawati May


Ingin kupuisikan namamu, dan kubaca layaknya pujangga dalam bersastra. Bukan pada bait-bait istimewa. Tapi, kusematkan dalam rangkaian diksi-diksi yang sederhana.

Seperti paduan kopi dan gula dalam satu cangkir yang kau tuang sesuai takaran. Kau saji panas dengan sedikit senyum menyimpul di bibir gelas. Dengan segera kuteguk habis hingga tak tersisa ampas.

"Ya, begitulah! Ah, sudah larut rupanya."

Kembali ku lempar selimut, sebab aku hanya ingin hangat pelukmu walaupun dalam mimpi.

Bengkulu, 19 Agustus 2021



UNGKAPAN PERASAANKU
By: Merawati May


Puisi itu kamu
Aku tetap di sini
Mencoba memahami apa itu kata hati
Pelahan aku rebahkan
Seluruh sendi di peraduan
Sejenak kalbuku menerawang
Menyeruak di antara puing-puing bimbang
Merenunggi arti hadirmu, dalam hidupku
Masih terbayang jelas masa itu
Ketika kau menghampiri hidupku
Menyentuh tiap jengkal hatiku
Kau jaga dan merawatnya dengan cinta
Hingga hatiku seakan berbunga
Kau dan aku
Seakan berusaha untuk menyatu
Namun sayang waktu melaju
Tanpa bisa menunggu
Kau pergi...tinggal kan aku
Namun masih kucoba telusuri lorong-lorong
Dalam hati
Mencoba mencari sisa guratan yang terperih
Hingga kutemukan lagi
Dan kucoba rajut kembali
Namun sayang kau tak lagi denganku
Bersamanya
Aku tetap di sini
Mencoba menahan apa itu kata hati
Dan mencoba memberi sepenggal hati walau telah kau bagi
Inikah akhir dari sebuah awal?
Aku denganmu dan kau dengannya
Jika benar adanya, tak perlu ada maaf terucap.

Bengkulu, 18 Agustus 2021



SYAIR RENUNGAN DIRI SANG FAKIR
Karya: Merawati


Aku tuliskan sebuah syair renungan
dari goresan jemari kefakiran
agar nyata arah dan tujuan
menapaki hidup penuh nafsu

Duhai raga kenali dirimu!
dari mana asal muasalmu
penuhi nadi dengan napas keimananmu
agar tak hanyut pada zaman mencelakakan

Duhai lidah jauhi gibah
hanya membuat bibirmu tak indah
kelak kau akan mendapat siksa Alloh
memakan bangkai busuk bernanah

Duhai hati berzikirlah
perindah relungmu bersama kalamullah
cantikkan kalbumu dengan syukur hamdalah
perangi sukmamu oleh titah rasulullah
agar kau menjadi kecintaan Allah

Bengkulu, 16 Agustus 2021



PETUALANGAN CINTA
Karya: Merawati May

Bening embun membelah jiwa
Seringai surya hangatkan raga
Pucuk ilalang membelai mesra
Dersik mamiri menyentuh rasa

Di lembah hati kidung rindu mengalun
Hentakkan irama serenada cinta
Dawai asmara bergetar mengayun
Buncahkan rasa asmaradhana

Ada degub debar dalam ambara
Ketika hasrat menjelagai di jiwa
Geloranya semakin gila meraja
Hingga menyentuh dinding sukma

Adamu tuan yang kusebut damba
Rinduku padamu takan pernah sirna
Tak akan musnah ditelan masa
Kutakhtakan adamu di nirmala

Bengkulu, 16 Agustus 2021



GETAR-GETAR CINTAMU
Karya: Merawati May


Aku petik dawai-dawai asmara
Dan kunyanyikan tembang cinta
Diiringi irama nada-nada kerinduan
Mengalun indah di lembah perasaan

Getar-getar cinta merambah
Menjalar ke setiap aliran darah
Tatkala pandangan mata searah
Getaran cinta semakin membuncah

Klitiku indah bola mata
Serasa menusuk relung kalbu
Sorotan netra penuh pesona
Seketika, aku jatuh cinta padamu

Sosok tuan berparas tampan
Telah mencuri hatiku yang hampa
Sunyi, sepi tiada berkawan damba
Kini engkau menjelma, mengisi ruang
hatiku yang sempat mati rasa

Bengkulu, 15 Agustus 2021



APAKAH AKU TAK PANTAS
karya: Merawati May


Apakah memang tak pantas untukku memiliki cinta
Apakah memang tak pantas untukku meraih sejenak bahagia
kehidupanku kini seperti fatamorgana
takkan tersentuh meski berusaha untuk mendekati

Apakah hanya kesedihan menjadi teman setia
Apakah hanya kesepian yang kan mengiringi sebentuk jiwa
kehidupanku kini seperti tak bercahaya
dalam kegelapan aku tersesat dalam hutan penuh duri berikan luka

Aku ingin cinta
Aku ingin bahagia
namun mengapa semua seperti hanyalah sia-sia
menghilang dan sirna bagai angin berikan sejuk sementara

Haruskan selalu ada dalam pelukan kesendirian
Haruskah selalu tenggelam dalam berjuta kepedihan
Kemanakah cinta yang bisa memberikan kedamaian
Kemanakah kerinduan yang dapat memberiku harapan

Bengkulu, 22 Desember 2020



WANITAKU
Karya: Merawati May


Goresan jemari meliuk menari
Melukis dambaan hati
Yang mendiami
Nurani

Indah
Seraut wajah
Cantik parasmu alamiah
Ditambah tutur kata ramah

Kau tercipta sungguh sempurna
Laksana bidadari nirwana
Penuh pesona
Wanita

Selalu
Aku padamu
Mencintai setulus kalbu
Jangan kau ragukan cintaku

Bengkulu, 25 Agustus 2021



SELAYANG SAYANGKU
Karya: Merawati May


Seperti kicau kenari yang menari di pucuk cemara,
Nyanyiannya begitu riang menyambut sang surya di kala pagi
Seperti rona jingga pada hamparan petala,
Tatkala mentari mulai menampakan cahayanya
Seumpama itu pula hadirmu dalam hidupku
Setiap kuterjaga selalu menyambut indah senyummu,
Yang menghiasi setiap arah pandanganku
Suara merdumu yang terbawa embusan bayu,
Selalu terniang membuat hatiku semakin rindu

Duhai angin malam yang mendesau di keheningan,
Tolong sampaikan pesanku untuk dirinya
Aku disini masih tegap berdiri di penantian
Akan selalu merindukannya
Akan selalu mengharapkannya
Dan akan selalu mencintainya

Akan selalu kudendangkan lagu cinta,
Sebagai penghantar menjelang tidurmu
Dan akan selalu kubisikan kata sayang,
Ketika kau akan bangun dari lena lelapmu

Meski sekarang kita terpisahkan oleh jarak dan waktu,
Namun semua itu tak akan menjadi aral
Tersebab dirimu telah menjelma mengisi ruang kalbuku
Kemanapun kakiku hendak melangkah,
Wujudmu selalu membayangi
Kaulah penyemangat hidupku
Kaulah yang selalu membuatku tersenyum
Sehingga aku dapat menatap indahnya masa depan,
Penuh dengan keceriaan bersamamu

Bengkulu, 23 Agustus 2021



PERJALANANKU
Karya: Merawati May


Di dalam perjalananku
Bukan badai ketakutanku
Dan bukan juga hati yang meletih
Tetapi mentari yang engan terbit
Memberi sebersit cahaya

Walaupun tiada mentari
Namun diriku tetap akan melaju
Didalam samar kenyataanku
Sepekat apapun
Karena diri menyakini
Mentari bukanlah seluruh cahaya bumi
Masih ada cahaya di atas semua cahaya
Yang abadi
Cahaya semua tujuan hati
Nur....Ilahi Robbi

Wahai cahaya yang abadi
Sentuhlah nuraniku
Dengan kelembutanmu
Aku ingin selalu di Rahmatmu
Agar tak gelap langkah yang ada

Wahai Nur yang selalu menerangi
Peluklah aku di dalam kesejukanmu
Supaya dambaan seluruh ruangku
Meskipun diriku sering melupakanMu.

Bengkulu, 22 Agustus 2021



DERMAGA HATI
Karya: Merawati May


Mungkinkah semua hilang
Cintaku yang tak bertuan
Dalam asaku berdoa
Kau mahligai cintaku

Mungkinkah kisahku ini
Berakhir penuh bahagia
Bila cintaku didusta
Hilang asa tanpa rasa

Di mana kau kini?
Dirimu oh kasih
Lelah hatiku terukir
Indah dalam majas hati
Cinta
Hanya sebatas nestapa

Letih naluriku berkata
Karena aku hanyalah wanita biasa
Kadang tegar, kadang juga rapuh
Seperti karang di laut lepas.

Bengkulu, 22 Agustus 2021



RINDU HUJAN MASA KECILKU
Karya: Merawati May


Mentari bersinar cerah
Menyapa selamat pagi senyuman
Anak-anak berangkat ke sekolah
Mengejar mimpi setinggi langit

Awan berarak mega
Daun berguguran dihembus angin
Ranggas pun berjatuhan
Pertanda akan turun hujan sore ini

Ingat masa kecil riang tak terkira
Aku tak peduli derasnya hujan
Pun puting beliung
Menari basah aku telanjang
Mak teriak sambil mencari serta bingung

Kisah berlalu aku rindu masa kecilku
Di mana hanya ada kesenangan
Namun sekarang tinggal kenangan
Dan aku sudah dewasa menuju senja
Masa kecilku tulip yang berlari
Senjaku flamboyan yang bernyanyi

Bengkulu, 22 Agustus 2021



SUDAHKAH KITA MERDEKA
Karya: Merawati May


Hari ini agustus telah tiba
Hari merdeka dua negara Indonesia Malaysia 2021
Sangat berbeda sebelumnya
Walaupun pandemi covid melanda ibu pertiwi
Kami tak gentar merayakan kemerdekaan ini

Tak terhitung jiwa gugur di garda terdepan
Dari tenaga medis, aparat negara dan masyarakat
Tangisan pecah mengelegar dunia
Sambil menjerit kalimat takbir
Kenapa harus kami sebagai pejuang gugur di medan perang?
Mereka mati dengan hormat
Sampai kapan covid berlalu
Dia ada namun tak berwujud

Apakah dia ada di dunia atau dalam raga kami?
Apakah detik ini bangsa kita telah merdeka?
Terdengar pekik para pejuang garda terdepan.
Dan terbayarkah pengorbanan mereka dengan tetesan air mata?

Demi terwujudnya satu kata: merdeka!!
Tetap semangat jangan menyerah
Semua pasti ada jalannya
Semoga pandemi corona cepat berlalu
Malaysia tetap bersatu!

Bengkulu, 21 Agustus 2021



KISAH USANG DI BELADA HATI
Karya: Merawati May


Mengenalmu terbitkan rasa bahagia
Sadarkan akan fananya dunia
Aksara mengundang makna keindahan
Jika cinta menjadi suci restu Ilahi.

Awan tak pernah berjanji
Melingkar pelangi di siluet mendungnya
Begitupun cinta, pernah berjanji
Melukis bahagia di akhir ceritanya

Terkadang cinta terasa sepi
Membalut kasih di kanvas ilusi
Warna warni rindu seolah tiada arti Hanya sebuah keinginan
Bila tanpa sesuatu yang pasti

Kasih...kita memang bagaikan bulan dan matahari
Beriring melengkapi kebersamaan
Menapak kasih di semesta kerinduan
Walau akhirnya kita menyadari bahwa kita tak mungkin bersatu

Bengkulu, 20 Agustus 2020



SEBATANG RANTING
Karya: Merawati May


Aku adalah sebatang ranting kering
Dari pohon cemara yang tumbuh di padang savana tandus
Ada yang sempat merapuh
Di antara pergantian iklim
Teradiasi mentari di musim semi
Lalu ranting itu jatuh
Terhempas dideru bayu
Gugur meremuk luka

Kini seiring musim berganti haluan
Musim kering berganti hujan
Ranting yang sempat kering dan ranggas
Sekarang tumbuh menunas kembali
Ranting pun kembali berdaun lebat
Putik-putik bunga mulai bermekaran
Bunga pun menguncup dan mengembang
Menebarkan wewangi kasturi

Seumpama itulah adaku
Yang dulu sempat rapuh
Berada dalam kubangan nestapa
Semenjak hadirmu dalam hidupku
Semagat kembali tumbuh bunga cinta
Bersemi kembali menghiasi taman hati

Bengkulu, 18 Juli 2017



MAWAR TERAKHIR
Karya: Merawati May


Saat senja berlalu aku tak melihatmu lagi, entah mengapa dan kenapa mawar itu tak pernah datang, mungkin sudah usai ceritanya.

Mawar terakhir yang kau kirimkan masih indah di atas pas itu, meski wanginya hilang rupanya pun mulai kering, hanya menunggu waktu, kelopak-kelopaknya berguguran.

Mawar itu laksana diriku, mulai usang dimakan usia. Tak ada lagi menyirami meski hanya embun sekali pun, cerita sang mawar telah usai.

Wahai kumbang jalang, jabahlah mawarku dan taburilah putiknya sehingga tak layu termakan waktu. Meski habis berguguran tanpa bekas
terhembas dari birahi angin yang mendera.

Bengkulu, 20 Agustus 2021



PERSEMBAHAN DARI LANGIT
Kary: Merawati May


Kusulam malam dan kupintal benang sepi seorang diri
Mencoba merajutnya menjadi sehelai kain sutera bermanik asmara di alam mimpi
Merangkai cerita cinta antara kita berdua meski raga tak lagi bersama
Tetapi cita dan asa kita tetaplah seirama dalam alunan melodi cinta

Detak waktu terus melaju hasratku masih tertuju padamu
Bentangan jarak memisahkan namun cintaku tetap satu haluan
Hanya kamu dan cuma namamu yang terukir indah di madah jiwa
Walau seribu puisi pujanga mencuri simpati namun engkaulah yang menjadi tambatan hati

Duhai sang pemilik hati yang berdiam diri di altar nurani
Akan ku bawa terbang melintasi indahnya malam di antara bintang yang gemintang
Kita bersedendang di atas awan memadu kasih dan sayang
Dan ku petik satu bintang di langitku persembahkan untukmu sebagai bukti bahwa engkaulah pilihan hati

Lentera merah, 20 Agustus 2021

MERA WATI, SE
(MERAWATI MAY)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar