UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 14 Agustus 2021

Kumpulan Puisi Mohammad As'adi - PENANTIAN



PENANTIAN

Rindu semakin utuh
aku tak tahu
bagaimana membunuhnya

Langkahku seperti terhenti
di tengah rintik hujan
masa purba yang basah

:Inikah kutukan cinta
menjelang akhir waktu
sampai selembar daun jatuh
terukir namaku ?

Temanggung 7082021



PERBINCANGAN KITA

Pilihan adalah sebuah tanggung jawab, seperti ketika aku memutuskan memilih ibu dari anak-anakku, seperti ketika aku memilih keindahan menjadi jalan hidupku, seperti ketika aku memilih kegelisahan menjadi jalan untuk meraih impianku, seperti ketika aku memilih penderitaan untuk meraih kebahagiaanku.

Anak-anakku telah memilih sebuah lorong dan memegang kunci untuk membuka pintu-pintu keindahan. Mereka telah memilih kehidupannya sendiri, dengan sebuah pilihan yang menjadi impian mereka. – Aha, malam-malam begini
nyanyian mulut mungil anak-anakku masih saja terdengar menyisir lapisan hati. Impian mereka melambung jauh menembus batas cakrawala
tak henti, singgah di bintang yang satu ke bintang yang lain
ketika menukik, suara-suara itu bermain dengan aroma bunga dan rerumputan

Nyanyian mulut mungil anak-anakku, menembus hati dan jiwa
menjelma menjadi kerisauan, sebab ketika nyanyian menjadi dewasa
betapa mimpi-mimpi itu terasa seperti pisau, menyayat dengan kerinduan.

--Mereka mulai dewasa, kelapak sayapnya mulai kuat menembus badai dan cakrawala- katamu tiba-tiba, menikam jantungku.

Ah, tiba-tiba pula ngungun menyergap dan kau menjelma jadi bara api
Pada gelap yang sunyi.

--Mereka seperti kita, milik dirinya sendiri dan semesta. Sama seperti kita, tak ada kepemilikan sejati atas segala rupa, sama seperti kita , kelak akan tersayat kerinduan –

--Akan sepedih dan sesunyi inikah ?-
--Tak ada kepedihan sepedih kalau kita meratapi kepedihan, tak ada kesunyian sesunyi ketika kita tengelam dalam kesunyian-

-Ah !- Aku hanya berdesah

Oleh : Mohammad As'adi
Temanggung 2012



MAKIN MENGGIGIT


Ini malam, betapa senyapnya
Seribu bulankah atau sunyi resah?
Dingin yang makin menggigit
Menebarkan nglanglut yang memesona

Aku ingin : Engkau menebarkan cinta Mu
Menekan hampa yang terasa menebarkan amarahnya
Risik daun, nafas batu, lembut jatuhnya embun
Menyungai rinduku pada Mu

Tapi benarkah itu Engkau yang menyapaku ?
Atau karena ketiadaan daya padaku
Sehingga aku tersesat dalam fatamorgana harapan ?
Ini malam betapa senyapnya

Segala rindu segala rupa
Hanyut
Hanyut
Hanyut dalam raga
Hanyut dalam jiwa
Dengan sebuah puisi aku merindukan Mu
Dan menaburkan senyum dalam resahku
Lalu menghanyutkan malam dalam air mataku

Oleh : Mohammad As'adi
Temanggung 9 agst 2012



LETIH

Biar kesedihan dalam kesenyapan,
biar kepahitan dalam kesenyapan...
kuberikan segalanya pada kehidupan ini,
isteri dan anak-anak,
tak ada yang kuminta,
meski kadang kelepak sayapku terasa begitu rapuh......

Letih terus bergelayut,
antara separoh bayang rembulan

Rindu seperti ini,
terus berulang pada setiap risik daun sepuluh hari terakhir- kapan anak-anak pulang ?-

Dari kejauhan,
suara takbir mulai merayap-rayap, -
aku mulai ingin tersenyum sekaligus menitiskan sisa api,
untuk kunyalakan kembali :
kalian mulai pandai berterbangan,
kini tinggal aku yang menunggu

Dalam sepi yang ngungun,
kucari alam bakaku yang makin bergelayutan

Setiapkali kutatap sepasang mata istriku,
desiran selalu menapaki seluruh nadi ,
aku bilang : betapa tak ada yang bisa kita miliki,
kecuali hati yang terus dirundung rindu

Biar kesenyapan dalam kepedihan,
menapaki gurat-gurat wajah kita

Tangis dan bahagia menyungai,
adalah hak semesta

Untuk menggurui kita dan berkata :
berjalanlah setapak demi setapak
supaya sampai dengan rajutan-rajutan kesejatian
lalu menggumpal dalam genggaman semesta
hakekat menikam jantung dengan cinta
dan kerinduan yang mendebarkan

Oleh : Mohammad As'adi
Temanggung 13 agst 2012



MENJELANG RAMADHAN


Jaman merentang kisah Kisah pun merentangkan jaman
Hadir kita, kadang semerbak bunga
Tapi acapkali tak mampu menyelamatkan diri dari :
reruntuhan jiwa-jiwa kerdil

Menerawang jauh, sesenyap tetes embun
Menjadi penopang mimpi penyair
Dalam kejaran
Waktu yang sebentar lagi datang masa berkabungnya :
alpa menjadi rebahan melelapkan

Waktu Terus mengejar dengan keterikatan
Aku pun berjingkat
Dan waktu terus melompat :
Ya raab akan terlambatkah aku ?

Mencoba berdiam diri
Di depan mihrab
Menukik kedalam yang telah pergi
Gamang menyungai mengaliri nadi
Saling berkejaran
Antara sunyi dan senyap
Tangis dan rindu :
Ya raab masih terpisahkan aku sehingga aku terbilang
hilang dalam gelombang gelisah dan resahku sendiri?

Waktu Aku ingin sedikit saja
Sebelum malam seribu bulan lewat
Sebelum pesta pora lebaran tiba
Dari seluruh hamparan masa
Menemaniku, bersama Engkau ya Raab

Mengenang jaman yang Kau rentangkan padaku
dan memberi setitik nyala untuk kunyalakan
dalam jiwa yang selamat

Oleh : Mohammad As'adi
Temanggung 15 agst 2012



MENITI SEBUAH EKSTASE


Hanyutkan
Tenggelamkan
Sepedih apapun cintaku takkan pergi
Kau terima atau tidak
Aku tetap mengetuk pintuMu
Dengan rindu nestapa

Air mata cukup banyak tumpah
Menetes di kedua talapak tanganku
Membasahi selembar sajadah
Mengembun di setiap pertiga malam
Akan sampaikah cintaku padaMu
Akan berbalaskah cintaku padaMu ?

Teramat sedih dalam genggaman cinta tak sampai
Betapa pedih dalam mabok cinta
Akan sampaikah cintaku padamu ya raab ?
:Tidak !
Aku tidak mundur sedepa sekalipun
Aku tidak mundur sepedih apapun cintaku
jika hanya melautkan harapan tak berpantai
atau Kau usir dari mihrab cintaku
Berhakkah aku meneguk anggur cintaMu ya Raab ?

Kutuang selalu rinduku
Penuh harap berbalas anggur surgaMu
Aku tak bosan merangkak
Menunduk
Menengadah
Sampai kau datangkan bahagia
Berhakkah aku bahagia bersamaMu?

Aku lepas seluruh pakaianku
Untuk menyintaiMu
Karena pakaian tak pernah ada di hadapanMu

Pada gelepar keinginan
Kerinduan berbalas kerinduan
Aku memujiMu
:Subhanallah
Walhamdulillah
Wala ilaha illallah
Wallahu Akbar

Temanggung 10082021



CINTAKU

Gemerlap bintang
Cahaya rembulan
Terurai butiran kabut
Berguguran dalam siklus
Menjelma musim
Yang ditandai daun-daun berguguran
Pupus bersama bunga-bunga
Karena sunyi
Semua menjadi tak ada
Siang dan malam tak berdegup
Hanya jiwa mengalir
Ada dalam ketiadaan

Benar katamu
:Hidup adalah kesunyian
Tanpa cinta
Semua hamparan tak bernama
Hanya misteri kehendak
Jiwa merasa
Kehangatan cinta semesta

Cintamu kembali
Pada wujud hakikinya
Jiwamu angin
Lembut bertiup malam hari
Berhambur selalu di semestaku

Nestapaku
:Kalam-kalam cinta
Antara ruh dan ruh
Kalimat rindu tak terucap
Kau jiwaku
Menyemai selalu kerinduan

Nestapaku:
Kerinduanku
Ruhku
Bersamamu
BersamaNya
Di ruang tunggu

Temanggung 10082021




PERMOHONAN

Ya Raab
Sakitku jadikan jalan keluar ke rasa rendah diri
Dalam qalb, sirnakan aku dalam jiwa jihad akbar
melawan ke-akuan Fir aun
yang menandai sebuah kesombongan kata ‘Aku’

Aku dalam genggamanMu karena hanya Engkaulah yang berhak
mengatakan ‘Aku’, setiap saat menunggu angin berhembus
membawa rahmat, membelaiku dalam buaian bersamaMu
Aku dalam diriku tak lebih hanya sezarrah debu
Barangkali karena kata aku yang bersemayam di jiwaku
sebagai sebuah kutukan kesanggupan menanggung beban
Bukankah seluruh mahluk di bumi tak sanggup menanggung
amanahMu kecuali manusia ?

Ya Raab
Rasa sakitku rasa sakit ibu
sebagai pintu seorang bayi
yang lahir untuk menanggung beban amanahMu
RahmatMu adalah lahirku, hidup dan matiku
Hidupku adalah jalan menujuMu
:Rangkul dan bawakan bebanku ya Raab !

Temanggung24082021



HARAPAN


Setiapkali aku mendatangiMu
Aku selalu bertanya:
Apakah Kau mengenaliku?

Bakarlah kerisauan dengan cahayaMu
Bakarlah dukacita dengan cahayaMu
Wahai Arrahman aku selalu mohon :
Retakan hati dan jiwaku
Menjadi jalan cahayaMu

Ya Maulaya pelindungku
Aku selalu mohon:
CahayaMu jadikan cahayaku
Dibawah kesaksian para malaikat
Karena aku tak mampu melihatMu
Tanpa cahayaMu

Temanggung 24082021



RAHASIA CINTA


Ingin kuceritakan kepadamu sebuah nestapa
Tapi kepedihan menutup rapat mulutku

Di hadapanNya:
Seperti selembar daun hanyut
Dari hulu sampai muara
Lalu di laut berombak
Meniti gelombang cinta
Kapalpun bisa pecah karenanya
Apalagi diriku
Kalaupun ada
Aku tak berharga
Ketika tiada :
-Akankah kutemukan kesejatian
manunggaling kawula gusti ?-

Behimpitan tanpa nama
Di antara nama-nama
Terpaku membisu
Bersama rahasia cintaku

Temanggung 21082021

MOHAMMAD AS'ADI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar