SETIA
Air mataku melonjak kegirangan
Mengalir memenuhi rongga dada yang tengah berbahagia
Senyum tak pernah lepas dari sela bibir
Mereka reka rencana
Bila nanti kita berjumpa
Rindu dan air mata akan bersanding
Menelusuri jejak luka lama di kota tua
Menuntaskan janji yang terjeda karena ego kita
Kekasih
Aku masih di sini demi satu janji
Pada dahi telah kau rajah mantra setia
Gk, 20210610
(Genoveva Manuhara)
SEPANJANG JALAN SLAMET RIYADI
Ada rindu menggelepar di manik matamu
Rindu kau bisikkan pada tilam beludru
Rindu beku kau curi dari sang waktu
Pada satu bintang rindumu tertuju
Tanpa jamah cinta tetap megah
Meski geriap sepi tergurat di hati
Seribu bidadari menawarkan mimpi
Namun kau tetap teguh berdiri Memegang janji mengikat hati
Menulis prasasti di sepanjang jalan Slamet Riyadi
Pose, 4.423*20210615
(Genoveva Manuhara)
MATI DALAM PELUKAN CINTA SANDIWARA
Di rembang petang kehidupanku
Kau datang menawarkan cahaya baru
Dengan bias warna jingga
Tak mampu kumakna
Lalu salahku di mana
Bila aku salah sangka
Ah, kali ini aku terperdaya dengan senyum manismu
Kusangka gula ternyata racun asmara kurasa
Aku mati dalam pelukan cinta sandiwara
Giwangan, 20210615
(Genoveva Manuhara)
DALAM INGATAN
Di puncak sepi
Aku berteduh di bawah ketiakmu
Diam diam menyusut air mata dengan jubah kasihmu
Mengurai pedih yang membekap sisi hati
Jelas tersirat untukku hanya bayang
Meski rasa itu sempat tinggalkan bekas
Terselip pijar angan bersamamu
Padam di sela sepi yang dalam
Hidup dalam ingatan akan seorang yang pernah hadir dan seiring sejalan
Loji, 3.318*20210616
(Genoveva Manuhara)
MUHASABAH DIRI
Kali ini bukan tentang rindu juga bukan tentang cinta
Kembali anganku sesat di belantara sunyi
Mengitari jejak samar yang enggan pudar
Ketika menoleh ke belakang
Menjemput kembali ingatan yang pernah tergelar
Ada hari hari panjang dan melelahkan mampu kujalani
Memandang jauh ke depan
Berharap waktu menghapus jejak
Antara cacat dan tiada
Sadar, diri tak utuh lagi
Lalu menekurkan kepala menyembunyikan hati
Di balik jiwa yang kusam luka mengeram
Harus bertahan walau laut di mata beriak
Di atas batu karang menghardik badai yang menerjang
Dengan iman dalam dekapan menyusuri pantai kehidupan
Gk, 20210621
(Genoveva Manuhara)
KOTAK PANDORA
Masihkah debar ini tentangmu dan degup ini milikmu
Aku mulai kehilangan rasa
Tergadai dalam penat jiwa
Kotak pandora terbuka
Terpampang begitu nyata
Aroma luka warna gelap cinta juga rindu telah jadi abu
Covid telah bersekutu dengan nasib
Berkali membujuk untuk pulang
Tapi aku sudah tidak peduli
Meski kutukmu menyambar bumi
Gk, 20210619
(Genoveva Manuhara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar