Sabtu, 12 Juni 2021
Kumpulan Puisi NengIcha - SENJA LALU
KITA TELAH BERBEDA
By. NengIcha
Dahulu,
Kita pernah mengumpulkan serpihan rindu bersama
Untuk membangun pondasi cinta yang terhimpun dari lubuk jiwa
Suka duka kita nikmati bersama di atas tilam-tilam cinta
Berteduh mesra dalam angan paling bahagia
Iya bahagia,
Betapa kebahagiaan saat itu benar-benar kita rasa
Meski terik mentari kerap membakar jiwa-jiwa kita
Meski dahaga rindu kerap melanda jiwa-jiwa kita
Dan meski tabu dalam cumbu, sama kita nikmati bersama
Dan hari ini,
Kita telah memilih jalan yang berbeda
Di mana jalan yang tak akan mempertemukan kita
Di mana jalan yang benar-benar akan memisahkan kita
Memisahkan tali kasih yang kian lama kita rangkai bersama
Kekasih,
Engkau akan selalu menjadi yang terindah dalam hidupku
Meskipun engkau meninggalkan aku dengan segenggam ego paling batu
Namun anak-anak rindu ini adalah benih darimu
Maka akan kumerawat sendiri, meski tanpa dirimu
MK. 07062021
#Aku_Sang_Pemulung
SENJA LALU
By. NengIcha
Senja lalu,
Aku teramat ingin bersulang denganmu
Saat aku mengira engkau tengah berada di depan portal kebahagiaanmu
Senja lalu,
Aku telah meminta izin kepada semburat mega
Untuk mencumbuimu sekali lagi saat mata terjaga
Sebelum engkau benar-benar meninggalkan aku saat malam berkabut duka
Dan senja lalu,
Saat rasa masih kukuh merajut asa
Saat hasrat masih terus bergelora
Jua saat rindu masih tertimbun keping-keping bara
Engkau menikam dada ini hingga aku terkapar tak bernyawa
MK. 05062021
#Aku_Sang_Pemulung
SEMESTA BERDUSTA
Semesta berdusta kepada mentari
Semesta bilang bentala akan indah saat mentari mengecup kening pagi
Namun nyatanya semesta berdusta dalam berwarta
Atau mungkin mentari yang terlalu balita dalam mencerna kabar berita
Kabut pekat kini hadir bersama kawanan legam awan hitam
Menutup sempurna langit pagi yang wajahnya nyaris menghitam
Sedang mentari, hanya mampu tersedu merasakan senyumnya yang tak pernah ada arti
Sedang mentari, hanya mampu berpasrah saat keinginannya mengindahkan pagi hanya sekadar mimpi
Begitu keagungan rasa tulus telah membimbing telatah mentari
Melangkah dan membagi keteduhan senyum paling surgawi
Bersinar dalam kehangatan 'tuk semesta paling hakiki
Meski pada akhirnya semesta mengingkari ucapan yang dahulu dianggapnya paling suci
By. NengIcha
MK, 12 Mei 2021/ 30 Ramadhan 1442
#Aku_Sang_Pemulung
"Catatan Lama"
SEDU
By. NengIcha
Masih jua engkau menguasai masa dalam titian waktu
Membungkamku dalam malam yang penuh rindu
Membangunkan tidurku dengan sedu paling sayu
Kekasih,
Sedang apakah anak-anak rindu yang engkau asuh dahulu
Tak ingatkah mereka akan Ibunya yang masih terus merindu
Kita terlampau jauh berjalan dengan lajur berlawanan
Tak mengenal satu sama lain meski sama hidup dalam siksaan
Dengan segenggam ego, kita memutuskan untuk tak searah
Meski tetes air mata berubah menjadi kepingan darah
Hingga kini rintih tangis di hati masih terus menyambangi
Menenggelamkan rasa dengan setumpuk kisah maha elegi
Entah sampai kapan jiwa ini membumi dalam rasa yang tak akan pernah mati
MK. 11062021
#Aku_Sang_Pemulung
#Ngebucin_itu_asyik
DI MANA SALAHKU?
By. NengIcha
Dalam hening waktu
Engkau datang membawa senyum paling madu
Dengan secangkir kopi manis di tanganmu
Engkau hanyutkan aku dalam buai paling syahdu
Saat senja bertakhta di lengkung cakrawala
Engkau lukis pelangi jingga pada dinding dada
Saat malam tiba dengan legam paling gelita
Jua engkau hias langitku dengan taburan bintang dan sejuta purnama
Terus di mana salahku?
Saat aku terlena oleh bujuk rayumu
Saat rasa tak kuat menahan rasa rindu
Dan saat aku terkapar dalam pelukanmu
Dan di mana salahku?
Saat aku percaya engkau adalah semesta paling berwarna
Saat aku yakin bahwa engkau adalah surga paling bahagia
Kendati engkau hanya membawaku dalam senda beralas dusta
Lalu di mana salahku?
MK. 16062021
#Aku_Sang_Pemulung
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar