UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 12 Juni 2021

Kumpulan Puisi Iman Kurniawan - KAPAL KARAM



KAPAL KARAM

Kapalku
Kapalku
Tubuhnya mulai berlubang
Air mulai genangi
Perlahan lubang- lubang menganga
Satu-satu anak negeri tenggelam

Kapalku
Kapalku
Tak ada lagi kaptain Ustman Harun
Tak ada lagi Yos Sudarso
Gagah berani ditengah samudra
Satu tujuan

Kapalku
Kapalku
Merdeka
Merdeka
Tak terkurung
Janji-janji penjilat
Tak terpasung ditiang istana
Tak karam dikendali Tuan bodoh

Kapalku
Kapalku
Karam
Bukan karena ombak tsunami
Bukan karena gagahnya karang
Bukan angin topan,puting beliung ataupun tornado

Kapalku
Kapalku
Karam
Ditengah anjing-anjing tukang gali kubur
Dia menggali mimpi-mimpi anak negeri
Membuangnya ditengah lautan kemunafikan

Kapalku
Kapalku
Karam
Tubuhnya hancur
Berserakan dirumah kami
Tak usah kau tangisi
Tak usah kau ratapi
Semua tangismu
Ratapanmu
Hanyalah pemanis didepan tabung kotak

Kapalku
Kapalmu
Kini hanya tersisa
Tiang bendera
Menunggu tiang bendera
Kembali berkibar
Atau hanyut tak kembali dirumah kami

LB
Pondok Gede
9-6-2021
11:09



MUNAFIQ


Wajah manis
Senyum manis
Pandai bercakap
Depan bicara A
Belakang bicara B
Tak punya bodong
Kasihan kambing hitam tak tau salah selalu kena salah

Tak takut dosa
Tak takut neraka
Bagi mereka hidup dunia abadi
Tipu sana sini
Sikut sana sini
Lawan kau sikat
Lawan kau
peluk
mesra
Dasar ular berkepala dua

Hukum semaumu
Peci,sorban hanyalah topeng
Hatimu berkubang busuk
Munafik
Munafik
Kau bermain asyik
Kau menari cantik
Kau anggap Tuhan tak berisik

Bahagia
Penuh canda
Penuh tahta
Banyak harta
Tunggulah tempat abadimu
Munkar Nakir menantimu
Tak ada kawan
Tak ada sanak saudara
Tak ada atasan
Tak ada tipu daya
Menyesal tak berguna
Itulah balasmu
Munafik
Munafik
Tempatmu asyik
Bermandikan nanah
Minum air mendidih
Kamar beralas api
Abadi dalam jahanam

LB
Pondok Gede
6-6-2021
7:15



SURAT HAYYA UNTUK PEMIMPIN DUNIA

Bismillahirrohmannirohiim..
Surat ini pasti mengganggu tuan dan puan makan
Tidur tuan dan puan tak nyenyak
Hati dan pikiran tak tenang
Hayya sekedar ingatkan istana tempat tuan dan puan tak abadi
Tuan dan puan pemimpin ufuk Timur dan Barat
Pemimpin Utara dan Selatan

Tuan dan puan negeri Jiran
Pemimpin negeri Cendrawasih
Pemimpin dunia Arab
Masihkan matamu celuk
Telingamu tuli
Hatimu berselimut
Semua kuasamu Alloh pinta tanggung jawab

Hayya tulis surat ini kala Romadhon 10 terakhir
Ketika kami tarawih dan itikaf
Srigala-srigala Zionis Israel injakan kakinya kemasjid Al Aqsa
Ribuan peluru menari-nari
Tubuh kami tercabik-cabik
Darah syuhada genangi masjid Al Aqsa
Dimana tuan dan puan ?

Abi
Umi
Kakak
Adik
Tersungkur disajadah Al Aqsa
Temui kekasih abadi
Namun..
Tak ada air mata
Tak ada jerit takut
Hanya senyum
Ya senyum
Senyum kami menyambut bidadari

Tuan dan puan
Bila takut istanamu runtuh
Bila takut tahtamu sirna
Bila takut sandang,panganmu habis
Jangan kemari
Jangan injakan kaki tuan dan puan
Negeri kami suci
Negeri para Nabi
Bukan negeri para penjilat
Bukan negeri para pengumpat

Syahid satu tumbuh seribu
Janji kami padamu Robbi
Ku gadaikan jiwa raga ini
Biarlah tuan dan puan tidur nyenyak diatas singgasana
Tidur kami beralas permadani syurgawi

Hayya pinta padamu
Pemimpin Islam
Padamu panglima perang
Panglima Umar bin Khattab menanti
Shalahuddin menantimu
Khaibar ...Khaibar ya yahud
Khaibar ...Khaibar ya yahud
Bila masih ada iman setitik jarrah
Do'akan kami dalam sholat kudusmu
Kunanti dirimu dalam telaga Kautsar abadi

Hayya
Assaddaulah
Takkan hentikan langkah sampai ruh bertemu sang Robbi

Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
12 Mei 2021 ( Akhir Romadhon )
12:53



BIARKAN KU BERCUMBU PADA TUHANKU

Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku

Bukanku takut nerakaMu ku beribadah
Bukan pula syurgaMu ku beribadah
Bukanku terlena cantiknya bidadari
Bukanlah pula cantiknya dirimu

Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku

Pagi kusembahkan untukmu
Siang kuberikan untukmu
Petang kubingkai indah untukmu
Malam
Biarkan..
Biarkan ..

Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku

Mudaku telah habis untukmu
Tertawa
Menari
Bercanda
Tuaku telah tiba
Sisa usiaku ditanganNya.

Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku

Biarkan ku merayu Tuhanku

Biarkan ku belai
Ku peluk Tuhanku

Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku

Hingga surya cemburu diufuk timur

Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
21 Feb 2020
11:38




Catatan dari sy :

Tidak ada seorang pensyair hebat yang tidak dimulai dg BELAJAR MENUMBUHKAN semangat menulis

Dan...
Tidak ada suatu karya dari seorang pensyair yang tidak akan dikenal seseorang kecuali DIA mau mulai menulis

Dan...
Walaupun seorang pensyair telah wafat maka karya2 nya tidak akan wafat dimakan usia

LB



TUHAN ADAKAH CORONA

Wahai Corona ku bertanya padamu?
Kau ciptaan Tuhan kah
Atau
Kau ciptaan Iblis?
Bila kau makhluk Alloh mengapa kau tak patuh?
Romadhon kau serang
Masjid sepi
Lebaran sepi
Bila kau makhluk Iblis
Kau layak merajalela hingga hari kiamat

Tuhan
Adakah corona
Wuhan kini tak terdengar lagi Corona
Istana tak terdengar Corona
Ataukah Corona kau makhluk suruhan tuan takur

Tuhan
Bukan Dajjal tak berani masuk Mekah
Malaikat selalu menjaga kesuciannya
Tapi kini
Tuhan lihatlah
RumahMu sepi
Corona telah bertahta di rumahmu

Tuhan
Bukankah hidup dan mati ditanganMu
Bukankah kita telah berjanji padaMu
Sholatku
Ibadahku
Hidup dan matiku karenaMu
Tapi kini
Kau lihatlah
Insan menghadapMu
Hidung tertutup
Mulut tertutup
Barisan berjarak
Tak takut padaMu lagi
Hanya takut Corona

Tuhan
Ku bertanya padaMu
Adakah corona?
Adakah corona?
Ku sadar kini rasa takut telah berpaling padaMu
Hidup mati
Kini bukan karenaMu
Coronalah kini telah bertahta dihari

LB
Pondok Gede
17 Juni 21
20:51



GILA


Gila
Sungguh gila
Tuan dan Puan haus jabatan
2 kali saja sudah amburadul
Ini malah minta tambah 3 kali
Apa yang Tuan dan Puan cari?

Yuan
Dollar
Jabatan
Atau Tuan dan Puan ingin rumah kami hancur
Anak-anak mengemis Yuan dan Dollar
Anak-anak menjadi budak dirumah kami sendiri
Tuan dan Puan dimana anda lahir?
Dimana anda dikubur?
Bila tanah rumah kami jasad Tuan dan Puan berbaring
Adakah takut Tuhan " TAMPAR " Tuan dan Puan di dalam tidur panjangmu

Gila
Sungguh gila
Kuli-kuli
Buruh-buruh
Anak-anak kami tak terpakai lagi
Telur-telur Dewa naga kini menetas dirumah kami
Tersingkir
Terinjak
Izzah anak-anak dirumah kami sendiri

Apakah tak ada lagi benih-benih hijau dan tulus anak-anak kami?
Apakah tak ada lagi sinar terangi rumah kami?
Atau ini sengaja dan sengaja kau koyak- koyak hingga luluhlantak berkalung tanah

Tuan dan Puan
Ingatlah suatu hari nanti
Namamu
Tubuhmu
Tercampak
Terhina
Dalam sangkar dewa naga
Rumah kami
Taman kami
Subur merekah
Mawar
Melati
Semerbak
Berselimut merah putih
Kokoh berkibar
Ditaman rumah kami

LB.
Pondok Gede
20-Juni-21
21:13



PURNAMA DI ATAS TELAGA

Berteman hembusan bayu
Katak benyanyi keroncong
Jangkrik mengalunkan simphoni klasik
Banyu terbuai pelukan rembulan
Sunyi

Purnama di atas telaga
Tersenyum manja dipunggung awan
Lintang menari kecak
Menanti
Bayangan dalam bingkai banyu

Malam semakin mencekam
Lolongan liar bangunkan kudukku
Sahut menyahut bagai paduan suara
Terkurungku sendiri dalam keranda salju

Dingin
Merasuk rongga kulitku
Merah kelopak mataku
Purnama kini mulai tertidur
Bayangmu tak tampak jua
Sendiri
Telaga biru hening
Dimanakah dirimu
Kututup tabir cintaku
Kukubur bayang dirimu
Dalam tenangnya telaga tak bertuan

Love Bird
Pondok Gede
4 Maret 19
13:27



KIDUNG PUTRI PANTAI

Jreng... Jreng ... Jreng
Oh .. Oh ... Oh ...
Deburan ombak lembut kasih
Bayu sejuk membelai wajah
Camar bernyanyi mesranya
Mentari tersenyum malu dipunggung mega

Sepi
Sunyi
Berteman gitar tua menantimu
Kucoba alunkan kidung indah
Banyu bawalah untaian nada ini
Sampaikan rindu ini

Oh .. Oh ...
Rembulan dengarlah syairku
Penuh aksara,majas dan fiksi
Kucoba lukiskan rasa ini dalam dawai
Bersama asa terbingkai bilik hati
Menanti
Menanti

Matahariku
Datanglah
Bakarlah cintaku
Terbangkanlah abu cintaku
Koyaklah tabir cintanya

Kuyakin
Kutambatkan kasihku
Pada perahu nelayan ditengah lautan
Kuikat gelora sayang ini
Pada lintang yang berkedip
Biarkan
Biarkan kuterus bernyanyi
Hingga matahariku hadir dalam pelukan

Love Bird
Pondok Gede
2 Maret 19
08:33



KU RINDU PELUK HANGATMU

Bunda
Kurindu peluk hangatmu
Kurindu belai lembutmu
Kurindu
Kurindu
Tawamu
Candamu

Teringat masa kecilku
Polos tubuh ini tertidur dipelukannu
Merdu suaramu
Melodi pelangi penuh warna
Merasuk hangat
Membungkus
Mengurungku
Mengikatku
Hingga terlelap diri ini

Bunda
Semua kisah indah bersamamu
Kubingkai dalam album biru
Tetes airmatamu
Alunan kata-kata sakralmu
Mengguncang kursi-Nya

Kuhanya ingin melihat wajahmu
Tersenyum
Kuhanya ingin lihat candamu
Mesra
Ijinkan aku bunda
Merawatmu
Menjagamu
Mencintaimu
Hingga tubuhku terikat
Terikat dalam sangkar cinta-Nya
Abadiku bersamamu

Bunda

Love Bird
Pondok Gede
28 Feb 19
17:55



PENANTIAN

Deburan ombak
Desiran bayu
Nyanyian camar
Lembayung memayungi
Kuterpaku mematung
Melepas pandang jauh
Merindu
Ya
Merindu

Hamparan pasir putih
Saksi bisu
Kesetianku
Pengorbananku
Jenuh
Lelah
Sepi
Sunyi
Suara alam membisu

Akankah dirimu hadir
Bawa sejuta senyum
Gelora rindu menari- nari
Membiusku dalam dinding hampa
Sendiri

Wahai banyu bawalah rinduku
Bayu hembuskan nafasku tuk dia
Camar nyanyikan melodi indah
Kurunglah dia
Ikatlah dia
Bilik hatiku merindu
Kuingin rasakan hangat peluknya
Bersama dirinya selamanya



HUKUM MILIK SIAPA

Sungguh ironis
Sungguh tak berakhlak
Mereka manusia biasa bukan dewa apalagi Tuhan
Hatimu bagai belati
Wahai tuan - tuan berbaju coklat

Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Berpangkat bertingkat - tingkat
Engkau sudah lupa darat
Atau imanmu sedang sekarat
Atau hatimu sudah berkarat
Membuat dirimu manusia hebat

Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Engkau bukan malaikat
Engkau bukan Tuhan yang Maha Hebat
Engkau bisa berpangkat karena siapa ?
Engkau bisa duduk manis berlimpang harta berlipat karena siapa ?
Mereka bukan begal jalanan
Mereka bukan koruptor hebat yang menguras uang rakyat hingga melarat
Mereka adalah GURU yang mulia

Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Hanya karena nila setitik hancur semuanya
Hati mereka tak ada setitik pun jahat pada anaknya
Mengapa kau perlakukan mereka siapa begal jalanan
Diarak
Disiarkan
Dibotakin

Wahai bapak mentri yang duduk manis
Mengapa kau diam seribu bahasa
Atau bibir manis terkunci mati
Dipundakmu bapak mentri mereka butuh keadilan

Hukum milik siapa
Hukum punya siapa
Bila hukum telah ternoda dan milik cukong - cukong muda
Hancurlah
Hancurlah
Negeri akan hancur bukan seribu ,seratus tahun tapi sedetik hancur selamanya

Tuhan
Kuserahkan padamu
Hukum negeri ini ditangan -Mu

LB
Pondok Gede
26 Feb 2020
16:56
( Suara Keadilan tuk Guru )



TABIR SUCI BIDADARI


Tabir suci bidadari
Menyelumuti kursi- Nya
Berpadu dalam aksara
Melantun indah dalam Asma
Tertunduk penuh ridho

Bidadari suci bermata indah
Tubuh putih beraroma kasturi
Senyum mesra penuh kasih
Belai lembut sayapmu
Merasuk hati
Tubuhku terkurung salju abadi

Buku suci jadi saksi
Terpatri namamu abadi
Kuikat cintaku pada tiang Tajmahal
Kulantunkan janji meruntuhkan uhud
Bidadari hadir dalam kamar asmara

Tetaplah kau bidadariku
Bidadari lembut nan elok
Buatlah bidadari bersayap cemburu
Mahligai melati harum bersamamu
Bawalah daku keistana zamrud
Abadi

Love Bird
Pondok Gede
26 Feb 19
12:49



KAMI HARUS KEMBALI


Setiap hari airmata menetes
Setiap hari darah genangi tanah kami
Setiap hari,setiap menit,setiap detik
Ruh - ruh suci menghadap – Nya

Dimana kau wahai pemuda
Dimana kau wahai pemuda

Tidakkah hatimu terluka ketika tubuh umi terkoyak - koyak
Tidakkah imanmu gemuruh ketika tanah suci terkurung tembok yahudi
Tidakkah ada dihatimu cinta saudara – saudarimu

Dimana kau wahai pemuda
Dimanakah kau wahai pemuda

Kami harus kembali
Kami harus kembali

Wahai pasukan Umar al Khattab
Wahai pasukan Sholahuddin al Ayubi
Kami kan menyusulmu
Al Quds telah memanggil
Kami telah mencium wangi kasturi

Wahai umi
Wahai abi
Darahmu
Nyawamu
Telah hiasi bumi para nabi
Umi
Abi
Kami harus kembali
Kami harus kembali

Khaibar .. Khaibar ya yahud
Jaisyum Muhammad Soffa Yahud

Kami harus kembali
Kami harus kembali

LB
Pondok Gede
24 Feb 2020
08:17



LA TAHZAN HAYYA

Meski kini telah rata rumah dan sekolahmu
Telah berselimut tanah umi, abimu
Hanya dirimu tersisa saksikan kebiadaban yahudi laknatullah
La Tahzan Hayya
La Tahzan Hayya

La Tahzan Hayya
Keep smile
Because Sun,Moon and Star keep smile for yuo
Bird,frog, sheep singing for you

La tahzan Hayya
Alloh ghoyatuna
Ar Rosul qudwatuna
Al qur'an rusuluna
Al jihad sabiluna
Al maut fi sabilillah asma maulina

La tahzan
La tahzan
Keep smile always
Rose,yasmine keep smile always for you

LB
Pondok Gede
23 Feb 2020
14:10



INDONESIAKU


Sejak dahulu Indonesia tentrem Kerto Rahajo Ijo Royo- royo
Hamparan permadani zamrud khatulistiwa bagai bunga desa
Sawah,ladang,hutan jantung dunia
Lautan,tambang permata tersembunyi
Nyanyian burung kakak tua,balonku hingga potong bebek angsa warnai masa kanak- kanak

Indonesiaku, Indonesiamu
Kini lemah terpapar, terkapar
Bagai perawan ternoda dan tercabik
Penuh amarah, curiga terbungkus syahwat hewani
Tak ada lagi senyuman
Tak ada terdengar lagi nyanyian burung kakak tua,balonku dan potong bebek angsa semua terpendam nyanyian jingkrak merusak ahlaq

Indonesiaku, Indonesiamu
Tak milikku dan milikmu lagi
Tambang kini telah melayang
Cendrawasih tetap memakai koteka
Hutan dan lautan bukan lagi kolam susu

Indonesiaku, Indonesiamu
Dalam ruang ICU terbungkus corona mengganas
Satu persatu nyawa kembali pada- Nya

Padamu tuan - tuan berdasi dan berkerah putih
Mau dibawa kemana Indonesia ?
Indonesiaku, Indonesiamu bukanlah barang sewaan pemuas syahwatmu
Tanganmu, hatimu tergadai naga baronsai

Indonesiaku, Indonesia
Tinggal menghitung waktu tenggelam dalam keranda tamak dan syahwat
Tinggal menghitung hari tertata rapi dalam album kenangan buram

LB
Pondok Gede
12 Maret 2020
20:52



AHLAQ , BUDAYA BANGSAKU TELAH SIRNA


Setiap detik
Setiap menit dan setiap hari
Selalu dan selalu menjadi tontonan bukan tuntunan
Indonesia kini telah sirna ahlaq dan budaya malu pada dirinya

Tak ada lagi senyum tulus dari hati
Yang ada senyum manis terbungkus bangkai busuk
Tak ada lagi rasa malu berjoget seperti orang gila
Berbaju tapi tak beriman
Tak ada lagi rasa hormat anak pada orang tua
Pada guru
Orang tua kini seperti sapi peras
Guru kini seperti kerbau dicunguk hidungnya

Bukan salah bunda melahirkan
Bukan salah ayah mencari nafkah
Bukan salah guru mendidik
Karena iman dan ahlaq telah sirna dalam rumah

Nyawa bagai anai berhamburan
Kehormatan tak lagi sakral terjaga
Ahlaq,budaya bangsaku telah sirna
Sirna termakan ketamakan sang iblis
Iblis tertawa diatas nisan suci pertiwi
Pertiwi kini terkapar menanti asa yang tak lagi menemuinya dalam bilik rindu

LB
Darussalam
11 Maret 2020
07:33



LAILATUL QODR DI ATAS PEMBARINGAN

Lailatul Qodr di atas pembaringan
Diam seribu bulan
Tak tau siapa pemiliknya...

LB
Pondok Gede
8 Mei 2021
18:51



PUISI UNTUK NAJWA


Ku rangkai kata-kata dalam sebuah puisi
Walau tak pernah bersua
Dengar suara pun tak jua
Namun rasa ini semakin yakin kau kupu- kupu kecilku

Hari ini ku dengar dirimu terbaring lemah
Kupu-kupu kecilku tak lagi menari
Lemas diatas mahkota bunga
Ku tuliskan puisi ini penuh yakin padaMu
Kaulah Maha Syifa
Kembalikan kupu-kupu kecilku menari
Tertawa
Ditaman penuh warna-warni mawar melati

Do'a kudusku sepertiga malam
Kulantunkan
Ayat-ayat cinta kulantunkan
Demi kupu-kupu kecilku kembali bernyanyi dan menari
Najwa ku kenal hanya namanya
Namun rasa rindu ingin bersua jarak menghalangi
Tuhan
PadaMu kupasrahkan kupu- kupu kecilku
Biarkan dia kembali pelukan induk
Penuh kehangatan cinta dan kasih sayang
Tumbuhlah besar kupu-kupu kecilku
Dalam pelukan ibunda

LB
Pondok Gede
7 Agustus 2021
14:34
( Puisi khusus untuk adik NAJWA putri Bu Wirda )

IMAN KURNIAWAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar