UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Sabtu, 12 Juni 2021

Kumpulan Puisi Riri Angreini - SEKERAT RASA


SEKERAT RASA

Naluri ini berbisik
Dia bersama dirimu
Hingga sapa dariku
Tiada arti lagi

Terima kasih waktu
Terima kasih kenangan
Bersama dengan kalian
Bahagia nyata adanya

Ranah Minang, 090621.
© Riri Angreini



HARI INI

Aku baru saja berusaha menjadi seorang sahabat yang baik
Semenjak hidupku terkait denganmu
Aku tak pandai meredakan amarahnya seseorang
Jadi jangan pernah memarahiku

Ranah Minang, 03 Juni 2021.



MALAM INI

angin di pedesaan ini
masih beraroma rindu
wanginya merasuk hingga naluri
sayang, janji janji yang terpatri
hanya simbol untuk diingkari

Ranah Minang, 03-06-2021.
© Riri Angreini



PERIH

sangkaan daku tak akan kembali
namun tiada hujan tiada badai
hadir begitu saja tanpa diduga
masih dengan cara yang sama
menyemai garam di atas luka

Ranah Minang, 030621.
22.50
© Riri Angreini



TERISTIMEWA

Kau sahabat sekaligus kekasih hatiku
Namun kenyataan punya kisah lain
Di jalan hidup yang kita lalui

Sabarmu, iman yang tumbuh di dadaku
Hingga setiap butiran kata
Adalah doa untuk keselamatanmu

Ini bukan kisah biasa
Antara insan ciptaan-Nya

Pada siapa harus kita pulangkan
Segala rasa yang entah
Cukuplah rindu penadah segalanya

Malam ini, awal pagi bagi pergantian usiamu
Apa yang bisa kuberi selain mantra istimewa

Barakallah Fii Umrik, kekasih hati
Perjalanan ini tidak mudah
Dan tak akan selalu mudah

Namun doa selalu tahu
Cara mengatasi setiap masalah

Ribuan cahaya bahagia
Inginku menaungi setiap langkahmu
Kemana dan di mana pun hatimu terpaut

Ranah Minang, 03 Juni 2021.
© Riri Angreini



RANUM

dalam harum aroma bunga yang ditabur
diselipkan duri yang mematikan
pulang sua kali ini
mengajarkan ingatan
menutup pintu kenangan
di ruang itu
bukan rupa yang dulu
terima kasih untuk kehebatanmu
dalam menyimpan segala yang amis
menyulap indra penciumanku
menghidunya tetap harum

2006-2021
Ranah Minang, 06-06-2021.
© Riri Angreini



SADIS

Sepasang kenangan itu, dikubur sebelum mati.
Taburan bunga di atas pusaranya, adalah harum yang berubah duka teramat dalam.

Ranah Minang, 06-06-2021.
© Riri Angreini



SIASAT

Begitu halus caranya hari kemarin
Membujuk bahagiaku
Agar mudah disayatnya
Jadi serpihan kesedihan

Ranah Minang, 06-06-2021.



KENANGAN

Sisa perjalanan adalah serpihan kaca
sesekali hembusan angin akan membawanya terbang
kembali kepada yang punya
tak disadari mengenai mata hati;
perih dan pedih!
Menyisakan rasa sakit
lebih parah dari yang pertama.

Ranah Minang, 06-06-2021.
04.52.
© Riri Angreini



BERBUAH MANIS

Di ruang malam
Rintik hujan berkisah
Tentang pedih dan luka
Di baliknya tersimpan anugerah

Sabar itu tak pernah sia-sia
Hadirnya selalu membawa berkah
Kini terungkap sudah
Cerita tentang dunianya

Awalnya sakit dan kecewa
Sisanya hanya syukur dalam jiwa

Wahai hati yang lara
Kini waktu itu telah tiba
Bahagia seutuhnya di dada
Milikmu selamanya

Ranah Minang, 08-06-2021.
22.03
© Riri Angreini



NARASI SEPASANG RASA

Tuhan, malam ini, bolehkah aku berteriak kali ini saja, sekencang mungkin, hingga dunia dalam tubuhku luluh lantak.

Tuhan, sampai kapan sedih ini menyayat lukanya sendiri, sampai kapan, Tuhaaan?

Mengapa, mengapa bahagia yang Engkau titip selalu seiring dengan luka yang teramat dalam.

Tuhan, salah apa yang telah diperbuat oleh rasa ini? Hingga sepanjang usia hanya ada air mata luka di semesta ini.

Tuhan, kabar bahagia tentangnya yang kudengar malam ini, harusnya membuat aku bahagia juga, tapi kenapa sedih yang teramat luka, menyayat batin ini.

Tuhan, mengapa begitu dalam luka ini tertanam, sedalam rindu yang berusaha dikubur.

Tuhan, apa insan seperti ... ini, tidak layak merasakan kebahagiaan sesungguhnya.

Tuhan, air mata ini ..., kenapa harus jatuh berderai sesakit ini?

Tuhan, jika dia ataupun aku memang tidak untuk ditakdirkan bersama, hapuslah perasaan sayang dan kasih ini.

Tuhan, tolong sampaikan salutku padanya, begitu hebat dia menanam harapan di hati ini, hingga tumbuh subur dan layu saat mekar mekarnya.

Percayaku, dimanfaatkannya sebaik mungkin. Begitu caranya membunuh pelan-pelan.

Ranah Minang, 06-06-2021.
© Riri Angreini



DI TITIK YANG SAMA


Betapa rasa ini seluas samudra
Menyayangi dan mencintai dirimu
Hingga apapun yang dibilang orang
Tentangmu; sejelek apapun itu ia tak peduli

Di terdalam ketulusan kalbunya
Tetap mengakui secara batin
Engkau yang terindah
Yang pernah ada di semesta

Ranah Minang, 090621.
© Riri Angreini



PEDUSI

Malam ini
Rindu mematut diri
Di depan cermin luka dan air mata
Sedari senja angin merayu
Membujuk penuh haru
Sudahlah ...
Semua baik baik saja

Di sisi lain ada yang sedang berbahagia
Menunggu esok hari dengan mimpi yang dikanyam waktu
Sua berbuah manis di bandara internasional minangkabau

Di sudut desa
Seorang pedusi minang
Meratapi waktu memaki hari
Mengapa semua terjadi menimpa diri ini
Malang tak berkesudahan ..

Ranah Minang, 090621.
00.02.
© Riri Angreini



BER-PULANG

Dinding tembok merah
Lantai yang lanyah
Kini mengaduh pilu dalam sansai
Sekujur ruang ini menanggung

Ada segumpal janji
Teronggok di sudut terinci
Memendam rasa yang punah
Menyisakan linangan di tingkap hati

Riuh gemuruh menghujani
Kosong yang bubung
Kembali pada senandung
Dan bunyi saluang tersayup

Karya Riri Angreini
Ranah Minang, 30 November 2020.
#novemberakhir
#rps



ANAK DAGANG

Ketika senja di perantauan
Sabak menggenangi hulu hati
Bicara tentang jarak
Mengukur rindu dengan sen

Setiap tetes keringat yang tumpah
Berharap ada sisa dari jatah hari ini
Disimpan dalam uncang
Jadi tabungan masa depan

Bila datang kabar menjelang
Riuh gejolak memanggil pulang
Tiada yang dapat disusahkan
Selain rancangan yang dirawat sendiri

Oleh : Riri Angreini
Bekasi, 281118.
#RA
#MinangMaimbau
#Teratai



TAK SEPADAN

Pernah terbersit di benak ini untuk pergi jauh
Merentang jarak seukuran langit dan bumi
Sebab diri menyadari rumput menghijau hanya berpijak di tanah
Dan bulan milik langit seutuhnya
Hanya ketulusan cahayanya
Yang ridho berbagi lentera dengan semesta
Begitu jua dirimu sesungguhnya
Tak sepantasnya dikau tambatkan hatimu
Di tepian yang tak berpenghuni ini.

Karya : Riri Angreini (Minang Maimbau)
RA_190818.
#DM.



YAKIN

Dia yang pulang tanpa kata-kata
Menyimpan rindu dalam linangan air mata
Esok lusa harapan masih tersisa
Di kedalaman jiwa paling indah

Tak hiraukan riak yang membuncah
Dalam senyap ia tasbihkan tentang cinta
Kelak dapat dimiliki dengan sempurna
Segala rasa yang pernah tertunda oleh masa

Sebaris senyum jadi teman setia
Pada setiap langkah yang ditata
Jadi penguat iman di dada
Yakinkan diri semua baik-baik saja

Oleh : Riri Angreini
RA_230618.
#DM



SAJAK UNTUKMU PAHLAWAN KEMANUSIAAN

"Kami berikan jasa kami
Jangan tolak jasad kami"

Dua baris kata yang sungguh tajam sayatannya
hingga aku harus menarik napas dalam
dan menghembuskan perlahan
namun disertai mata air yang mengalir deras
tapi pelan menyentuh pipi ...

Begitu santun dan lembut caramu,
Wahai Pahlawan Kemanusiaan
meski nyawamu taruhannya
tugas tetap engkau jalankan

Namun, ini tak semestinya terjadi
jika kita masih mengasah nurani
mengambil hikmah dari setiap yang terjadi
'tak akan ada penolakan untuk yang telah pergi

Sejatinya kita harus memberikan:
"Penghormatan Tertinggi"
sebagai tanda terima kasih
atas apa yang mereka beri
untuk kita dan negeri ini

Selamat berjuang tenaga medis
kami tetap di rumah untukmu
bersama doa doa yang kami langitkan
sepanjang waktu; "Insyaallah bumi segera pulih."

Untuk teman sejawatmu yang telah berpulang
diterima segala juang dan amalan baiknya
oleh Sang Pemilik Surga
semoga tempat terindah bagi mereka

Aamiin.

Karya Riri Angreini
Indonesia, 11042020.

#PerawatIndonesia
#PerawatSuper
#BanggaMerawatNegeri
#SayangidanSemangatiMereka
#PahlawanKemanusian

RIRI ANGREINI






Tidak ada komentar:

Posting Komentar