SILAT LIDAH
Yuni Tri Wahyu
Memuja harap
Setengah tiarap
Bahkan mengendap
Bermain asap
Terbatuk menghirup
Tersedak mengatup
Tidak tertutup
Kian kuyup
Prasangka semrawut
Berloncatan di mulut
Obsesi akut
Saling sikut
Silat lidah
Terangkai indah
Menutupi wajah
Kebenaran, entah
Tangerang, 29 Mei 2021
#edisisukasukakata
KOSONG
Yuni Tri Wahyu
Lembar putih terhampar di bumi penuh tanda tanya
Titik-titik mulai menari mengisi sudut-sudut misteri
Terlukis garis warna-warni
Buah karya jemari anak-anak manusia
Hitam-putih berkuasa menyeru merah menyala
Biru menyusup hingga mengubah rupa
Abu-abu sibuk menyimpan waspada
Agar lengah tidak terperosok, kelam sempurna
Sampai sudah persimpangan dilema
Kosong ... kembali hapus peristiwa
Menanti Penguasa Jagat menunjuk takdir
Diam, tak sanggup melawan pun menyingkir
Apa guna membusung dada
Harta benda dan tahta tak lebih sebuah noda
Juga ilmu melipat kebenaran, hampa
Lalu apa daya keindahan dunia, bisu
Menunduklah, diam menunggu akhir waktu
Tangerang, 30. Mei 2021
#tarianjemaribisu
SENYUM LELAKI SEPI
Yuni Tri Wahyu
Merekah seumpama mentari di ufuk timur
Hangat memeluk gigil pagi buta
Tidak ada beban tersimpan di balik perjalanan
Nampak indah, bukan permainan kata
Aku temukan begitu adanya
Benarkah cedera tidak luput menghampiri?
Diam ... sepi ...
Tertata di pembaringan sunyi
Sendiri merangkai mimpi, mengecupi malam tanpa tepi
Bahkan ketika subuh menghampiri
Kaki-kakinya tetap melangkah sendiri
Menuju air suci, kemudian bersujud tanpa siapapun memakmumi
Sampai pada perjalanan senja
Senyum lelaki sepi berubah makna
Ada bidadari tanpa sayap menyandarkan harap
Menata masa depan, sebelum sisa usia usai
Tangerang, 29 Mei 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
DEBU-DEBU PURBA
Yuni Tri Wahyu
Menunduk dalam, menatap jejak-jejak silam
Ada perih merintih ingat noda tergores pada episode-episode perjalanan
Titik-titik hitam menggenapi kelam
Tangis pun pecah mengurai penyesalan
Debu-debu purba tertata tanpa rancangan
Membentuk stupa-stupa dosa, tidak tersebut bilangan
Menjadi prasasti membelenggu hati
Terlihat, terbaca jelas oleh jiwa musafir elegi
Pintu senja mulai terbuka, izinkan tubuh rapuh berlabuh
Melalui ruang tobat nan kukuh
Bersimpuh kepada-Mu, Sang Pemberi ruh
Mohon beri kesempatan, sebelum luruh dalam keabadian
Tangerang, 03 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
BERLALU DARI KUBANGAN PILU
Yuni Tri Wahyu
Begitu sulit sekejap saja kaki bergeser dari sepiring elegi
Dengan derai air mata terpaksa menikmati irisan-irisan luka tersaji
Pahit kian merasuki ulu hati
Ketika secawan tuba sebagai pelengkap hidangan sepanjang hari
Namun engkau datang bersama matahari
Membawa peluh, bakar segala kelakuan keji
Luruh sudah kental kerak lebam pada kulit ari
Hangat senyummu menembus pori-pori
Duhaiku, entah dengan apa harus merangkai kata
Sebagai ungkapan rasa tak terhingga
Bersamamu, aku mampu berlalu dari kubangan pilu
Kemudian berjalan menapaki deretan rindu, pada-Mu
Tangerang, 05 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamsepi
HIJAB SUTRA BERTABUR MUTIARA IMITASI
Yuni Tri Wahyu
Berkibar kemilau memukau debar rasa
Terkagum pesona mutiara penghias sutra
Hijab penutup, prasangka Berkembang biak seumpama kutu di kepala
Suatu masa terbuka segala imitasi melingkari jernihnya budi
Menanam luka berbuah kecewa
Saat pupuk-pupuk organik tercemar buih kata
Beraroma wewangi hampa pada setiap kelopak berseri
Hijab sutra bertabur mutiara imitasi, terjatuh pada manis misteri
Terkuak oleh kekalutan hati, sendiri
Mengeja apa-apa tersembunyi
Perlahan ketulusan melarikan diri, sejauh kekuatan paling empati
Tangerang, 05 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
CACI MENDAKI
Yuni Tri Wahyu
Lembut tersesap
Sejuk menyentuh
Rasa bermuara
Kasih memesona
Kabut berselimut
Lamuri netra
Indah memandang
Buaian jelaga
Tersimpan caci mendaki
Kerak kerontang terpanggang
Ambisi diam menahun
Turun temurun merabun
Lempar batu sembunyi tangan
Manis kata kambing hitamkan
Jiwa tulus peduli dilema
Dicabik, perlahan lepas genggaman
Usai kalung fitnah
Gantung leher amanah
Adu domba cuci kaki
Tak peduli caci mendaki
Tangerang, 16 Juni 2021
#tarianjemar
#pesanangin
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
RINDU PALING BAKU
Yuni Tri Wahyu
-- kepada K
Dada ini telah terpaku namamu di antara serpihan kisah lalu
Penanggalan menjalani beberapa purnama
Senyum mengiringi kepasrahan diri atas garis perjalanan
Mengeja setiap peristiwa, warna warni terjemahkan
Kekasih, engkaulah rindu paling baku setelah kasih-Nya bertakhta
Nyanyikan lagu apa adanya, tanpa harus mendayu rayu
Biarkan usia membawa kita menjemput senja
Hingga kereta kencana mengantarkan pada hening nan bening
Tangerang, 16 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
JANGAN MENANGIS SAYANG
Yuni Tri Wahyu
Aku ingin selalu menutupi misteri. Meski angin kian kencang menerbangkan daun-daun kuning, yang engkau sepuh dengan warna hijau pupus.
Mungkin memang benar kata pepatah "sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya terjatuh juga"
Aku hanya mampu berdoa, "semoga cerminmu tidak retak oleh prasangka"
Ada hikmah mengitari peristiwa, menyentuh ambisi untuk segera bebenah diri.
Jangan menangis sayang, biarkan sayap ini terbang menembus pekat. Doaku selalu mengiringi ikhtiar, longgarkan sedikit ambisi bergumul emosi. Damai hati mengamini puja-puji, dalam segala kondisi.
Tersenyum dari kedalaman nurani, ada aku atas kasih-Nya.
Tangerang, 11 Juni 2021
#tarianjemari
#pesanangin
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
TERBAHAK TANPA DAHAK
Yuni Tri Wahyu
Ragu berlalu, kuatir engkau terkilir
Resah semakin ramah menjamah tabah
Perlahan hilang dari pandangan
Meski sesekali langkah tertahan kenangan
Ternyata dirimu baik-baik pun bahagia adanya
Cemas hanyalah meremas jantungku saja
Kepergianku senyum merekah di kelopak bibirmu
Bahkan mungkin terbahak tanpa dahak
Bersorak girang, bebas mengupas majas sarkas
Tangismu, seperti gerimis musim penghujan
Lalu apa lagi tersandang penghargaan
Satu persatu lepas tertiup angin
Tersisa rindu terkurung di dada sendu
Tangerang, 17 Juni 2021
#pesanangin
#tarianjemari
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
SEPASANG RINDU
Yuni Tri Wahyu feat Uwa Kijoen
Tiba-tiba saja aku ingin mendekap gelombang, lalu melemparkannya menjadi riak arti di hatimu.
Dekaplah sekuat daya, karena arti itu begitu nyata untukku.
Sepertinya aku tengah memeluk rembulan, cahaya dan kehangatannya menembus luka masa lalu.
Rembulan pun nampak purnama, karena hadirmu penyempurna larik-larik sinar tertunda.
Yuni Tri Wahyu
Memuja harap
Setengah tiarap
Bahkan mengendap
Bermain asap
Terbatuk menghirup
Tersedak mengatup
Tidak tertutup
Kian kuyup
Prasangka semrawut
Berloncatan di mulut
Obsesi akut
Saling sikut
Silat lidah
Terangkai indah
Menutupi wajah
Kebenaran, entah
Tangerang, 29 Mei 2021
#edisisukasukakata
KOSONG
Yuni Tri Wahyu
Lembar putih terhampar di bumi penuh tanda tanya
Titik-titik mulai menari mengisi sudut-sudut misteri
Terlukis garis warna-warni
Buah karya jemari anak-anak manusia
Hitam-putih berkuasa menyeru merah menyala
Biru menyusup hingga mengubah rupa
Abu-abu sibuk menyimpan waspada
Agar lengah tidak terperosok, kelam sempurna
Sampai sudah persimpangan dilema
Kosong ... kembali hapus peristiwa
Menanti Penguasa Jagat menunjuk takdir
Diam, tak sanggup melawan pun menyingkir
Apa guna membusung dada
Harta benda dan tahta tak lebih sebuah noda
Juga ilmu melipat kebenaran, hampa
Lalu apa daya keindahan dunia, bisu
Menunduklah, diam menunggu akhir waktu
Tangerang, 30. Mei 2021
#tarianjemaribisu
SENYUM LELAKI SEPI
Yuni Tri Wahyu
Merekah seumpama mentari di ufuk timur
Hangat memeluk gigil pagi buta
Tidak ada beban tersimpan di balik perjalanan
Nampak indah, bukan permainan kata
Aku temukan begitu adanya
Benarkah cedera tidak luput menghampiri?
Diam ... sepi ...
Tertata di pembaringan sunyi
Sendiri merangkai mimpi, mengecupi malam tanpa tepi
Bahkan ketika subuh menghampiri
Kaki-kakinya tetap melangkah sendiri
Menuju air suci, kemudian bersujud tanpa siapapun memakmumi
Sampai pada perjalanan senja
Senyum lelaki sepi berubah makna
Ada bidadari tanpa sayap menyandarkan harap
Menata masa depan, sebelum sisa usia usai
Tangerang, 29 Mei 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
DEBU-DEBU PURBA
Yuni Tri Wahyu
Menunduk dalam, menatap jejak-jejak silam
Ada perih merintih ingat noda tergores pada episode-episode perjalanan
Titik-titik hitam menggenapi kelam
Tangis pun pecah mengurai penyesalan
Debu-debu purba tertata tanpa rancangan
Membentuk stupa-stupa dosa, tidak tersebut bilangan
Menjadi prasasti membelenggu hati
Terlihat, terbaca jelas oleh jiwa musafir elegi
Pintu senja mulai terbuka, izinkan tubuh rapuh berlabuh
Melalui ruang tobat nan kukuh
Bersimpuh kepada-Mu, Sang Pemberi ruh
Mohon beri kesempatan, sebelum luruh dalam keabadian
Tangerang, 03 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
BERLALU DARI KUBANGAN PILU
Yuni Tri Wahyu
Begitu sulit sekejap saja kaki bergeser dari sepiring elegi
Dengan derai air mata terpaksa menikmati irisan-irisan luka tersaji
Pahit kian merasuki ulu hati
Ketika secawan tuba sebagai pelengkap hidangan sepanjang hari
Namun engkau datang bersama matahari
Membawa peluh, bakar segala kelakuan keji
Luruh sudah kental kerak lebam pada kulit ari
Hangat senyummu menembus pori-pori
Duhaiku, entah dengan apa harus merangkai kata
Sebagai ungkapan rasa tak terhingga
Bersamamu, aku mampu berlalu dari kubangan pilu
Kemudian berjalan menapaki deretan rindu, pada-Mu
Tangerang, 05 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamsepi
HIJAB SUTRA BERTABUR MUTIARA IMITASI
Yuni Tri Wahyu
Berkibar kemilau memukau debar rasa
Terkagum pesona mutiara penghias sutra
Hijab penutup, prasangka Berkembang biak seumpama kutu di kepala
Suatu masa terbuka segala imitasi melingkari jernihnya budi
Menanam luka berbuah kecewa
Saat pupuk-pupuk organik tercemar buih kata
Beraroma wewangi hampa pada setiap kelopak berseri
Hijab sutra bertabur mutiara imitasi, terjatuh pada manis misteri
Terkuak oleh kekalutan hati, sendiri
Mengeja apa-apa tersembunyi
Perlahan ketulusan melarikan diri, sejauh kekuatan paling empati
Tangerang, 05 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
CACI MENDAKI
Yuni Tri Wahyu
Lembut tersesap
Sejuk menyentuh
Rasa bermuara
Kasih memesona
Kabut berselimut
Lamuri netra
Indah memandang
Buaian jelaga
Tersimpan caci mendaki
Kerak kerontang terpanggang
Ambisi diam menahun
Turun temurun merabun
Lempar batu sembunyi tangan
Manis kata kambing hitamkan
Jiwa tulus peduli dilema
Dicabik, perlahan lepas genggaman
Usai kalung fitnah
Gantung leher amanah
Adu domba cuci kaki
Tak peduli caci mendaki
Tangerang, 16 Juni 2021
#tarianjemar
#pesanangin
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
RINDU PALING BAKU
Yuni Tri Wahyu
-- kepada K
Dada ini telah terpaku namamu di antara serpihan kisah lalu
Penanggalan menjalani beberapa purnama
Senyum mengiringi kepasrahan diri atas garis perjalanan
Mengeja setiap peristiwa, warna warni terjemahkan
Kekasih, engkaulah rindu paling baku setelah kasih-Nya bertakhta
Nyanyikan lagu apa adanya, tanpa harus mendayu rayu
Biarkan usia membawa kita menjemput senja
Hingga kereta kencana mengantarkan pada hening nan bening
Tangerang, 16 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
JANGAN MENANGIS SAYANG
Yuni Tri Wahyu
Aku ingin selalu menutupi misteri. Meski angin kian kencang menerbangkan daun-daun kuning, yang engkau sepuh dengan warna hijau pupus.
Mungkin memang benar kata pepatah "sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya terjatuh juga"
Aku hanya mampu berdoa, "semoga cerminmu tidak retak oleh prasangka"
Ada hikmah mengitari peristiwa, menyentuh ambisi untuk segera bebenah diri.
Jangan menangis sayang, biarkan sayap ini terbang menembus pekat. Doaku selalu mengiringi ikhtiar, longgarkan sedikit ambisi bergumul emosi. Damai hati mengamini puja-puji, dalam segala kondisi.
Tersenyum dari kedalaman nurani, ada aku atas kasih-Nya.
Tangerang, 11 Juni 2021
#tarianjemari
#pesanangin
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
TERBAHAK TANPA DAHAK
Yuni Tri Wahyu
Ragu berlalu, kuatir engkau terkilir
Resah semakin ramah menjamah tabah
Perlahan hilang dari pandangan
Meski sesekali langkah tertahan kenangan
Ternyata dirimu baik-baik pun bahagia adanya
Cemas hanyalah meremas jantungku saja
Kepergianku senyum merekah di kelopak bibirmu
Bahkan mungkin terbahak tanpa dahak
Bersorak girang, bebas mengupas majas sarkas
Tangismu, seperti gerimis musim penghujan
Lalu apa lagi tersandang penghargaan
Satu persatu lepas tertiup angin
Tersisa rindu terkurung di dada sendu
Tangerang, 17 Juni 2021
#pesanangin
#tarianjemari
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
SEPASANG RINDU
Yuni Tri Wahyu feat Uwa Kijoen
Tiba-tiba saja aku ingin mendekap gelombang, lalu melemparkannya menjadi riak arti di hatimu.
Dekaplah sekuat daya, karena arti itu begitu nyata untukku.
Sepertinya aku tengah memeluk rembulan, cahaya dan kehangatannya menembus luka masa lalu.
Rembulan pun nampak purnama, karena hadirmu penyempurna larik-larik sinar tertunda.
Mari merentangkan tangan, dan meredakan luka, bukankah purnama telah memberi ketenangan?
Sepasang rindu menghadap-Mu. Menunduk khusuk setulus laku, saling genggam jemari menuju ikrar suci. Semoga semesta mengamini, sehingga senja begitu damai memeluk hening.
Tangerang, 23 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
AKU TINGGALKAN JEJAK
Yuni Tri Wahyu
Menyusuri lika liku perjalanan karya
Terkadang terjebak pada pelukan bayangan
Seolah bunga kata bertabur pesona
Adalah ketulusan jiwa si empunya
Sementara manis tutur sapa tidak lebih sekedar cadar durjana
Merintih seakan korban penganiayaan cinta
Atau menebalkan bedak dan alis penutup noda
Demi sebuah pengakuan ambisi, pun "akulah sejati"
Entah ... sejati apa?
Aku mencoba memahami dan duduk manis menikmati imajinasi
Namun, hati tidak lagi mampu mengamini
Rahasia demi rahasia tertutupi, pada akhirnya terkuak sendiri
Maaf aku tinggalkan jejak, berlalu melangkah sendiri
Menata pondasi rancangan hati
Begini, hanya seperti ini, sederhana menenangkan jiwa
Karena kasih-Nya
Tangerang, 21 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
AKU BUKAN SEDANG BERPERAN
Yuni Tri Wahyu
Pagi ini mentari memeluk gigil
Ada rindu berselimut harap
Esok jumpa kita dalam bincang hangat
Duhai, pemilik rindu sejujur laku, kutunggu di pintu kasih-Nya
Kata terucap adalah nyata lantunan doa
Mengiringi detik-detik jantung berdetak
Mengingat jejak yang telah kita pijakkan bersama
Menyambut gerbang hening, sujud pinta kepada Sang Maha segala
Aku bukan sedang berperan, meracik kata undang puji molek rupa
Atau merangkai narasi pengakuan imajinasi menggila
Lihat, diksi ini begitu sederhana
Terluah dari palung jiwa, mengiringi jemari renta
Beginilah aku adanya, diciptakan oleh-Nya
Tangerang, 21 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
TITIK-TITIK RINDU
Yuni Tri Wahyu feat Uwa Kijoen
Saling memandang hangatkan rindu
Aku hanya diam terpaku menikmati rasa syahdu
Biarkan sinar matahari menjilati kulitku, dan engkau merebahkan rindu pada pantai beralaskan tikar milik kita
Menikmati rindu yang tertunda cuaca
Kurasakan tanganmu hangat memeluk gelisah, dan damai menyentuh kalbu
Bersandarlah pada gelisah ombak, nikmati erangan camar, seraya menghitung rindu
Titik-titik rindu hubungkan gelisah, menunggu terasa lamban
Temu pun jadi harapan membuncah
Tangerang - Kadipaten, 20 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
Sepasang rindu menghadap-Mu. Menunduk khusuk setulus laku, saling genggam jemari menuju ikrar suci. Semoga semesta mengamini, sehingga senja begitu damai memeluk hening.
Tangerang, 23 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
AKU TINGGALKAN JEJAK
Yuni Tri Wahyu
Menyusuri lika liku perjalanan karya
Terkadang terjebak pada pelukan bayangan
Seolah bunga kata bertabur pesona
Adalah ketulusan jiwa si empunya
Sementara manis tutur sapa tidak lebih sekedar cadar durjana
Merintih seakan korban penganiayaan cinta
Atau menebalkan bedak dan alis penutup noda
Demi sebuah pengakuan ambisi, pun "akulah sejati"
Entah ... sejati apa?
Aku mencoba memahami dan duduk manis menikmati imajinasi
Namun, hati tidak lagi mampu mengamini
Rahasia demi rahasia tertutupi, pada akhirnya terkuak sendiri
Maaf aku tinggalkan jejak, berlalu melangkah sendiri
Menata pondasi rancangan hati
Begini, hanya seperti ini, sederhana menenangkan jiwa
Karena kasih-Nya
Tangerang, 21 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
AKU BUKAN SEDANG BERPERAN
Yuni Tri Wahyu
Pagi ini mentari memeluk gigil
Ada rindu berselimut harap
Esok jumpa kita dalam bincang hangat
Duhai, pemilik rindu sejujur laku, kutunggu di pintu kasih-Nya
Kata terucap adalah nyata lantunan doa
Mengiringi detik-detik jantung berdetak
Mengingat jejak yang telah kita pijakkan bersama
Menyambut gerbang hening, sujud pinta kepada Sang Maha segala
Aku bukan sedang berperan, meracik kata undang puji molek rupa
Atau merangkai narasi pengakuan imajinasi menggila
Lihat, diksi ini begitu sederhana
Terluah dari palung jiwa, mengiringi jemari renta
Beginilah aku adanya, diciptakan oleh-Nya
Tangerang, 21 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
TITIK-TITIK RINDU
Yuni Tri Wahyu feat Uwa Kijoen
Saling memandang hangatkan rindu
Aku hanya diam terpaku menikmati rasa syahdu
Biarkan sinar matahari menjilati kulitku, dan engkau merebahkan rindu pada pantai beralaskan tikar milik kita
Menikmati rindu yang tertunda cuaca
Kurasakan tanganmu hangat memeluk gelisah, dan damai menyentuh kalbu
Bersandarlah pada gelisah ombak, nikmati erangan camar, seraya menghitung rindu
Titik-titik rindu hubungkan gelisah, menunggu terasa lamban
Temu pun jadi harapan membuncah
Tangerang - Kadipaten, 20 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar