UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Rabu, 02 Juni 2021

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - MENUJU MALAM



~" MENUJU MALAM "~

Lengang
Orang-orang sudah pulang
Meninggalkan benderang
Akh, ada yang hilang

Mentari pun sudah lelah
Keringat yang membasah
Pada secangkir kopi
Pun di bait-bait puisi

Tak ada rajuk
Tak ada bujuk
Yang hilang adalah bayangan
Terbingkai sebagai kenangan

SPW,
Pandeglang, 02052021
( Catatan Kelana Bodo )




~" KEKASIH SUNYI "~

Aku menyebutmu kekasih
Kekasih kurindu saat malam sunyi
Sunyi yang begitu puisi
Puisi cinta yang putih

Aku menyebutmu kekasih
Pada kata datang dan pergi
Saat senja dengan secangkir kopi
Dengan kenangan mengalun lirih

Aku menyebutmu kekasih
Aku cumbumu di puisi-puisi
Dalam sunyi
Dalam seduhan secangkir kopi

SPW,
Pandeglang, 01062021
( Catatan Kelana Bodo )




~" GAYUNG "~

Tak pernah mengisi
Malah menguras
Tak pernah memberi
Kerap memeras

Di mata yang binar
Ruang di dada yang renta

SPW,
Pandeglang, 10062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" GELINJANG RINDU "~

Dari jendela, sepi ngintip jiwa
Dingin yang sengaja diselipkan hujan
Pada senja yang ditinggal jingga
Akh, hening pun berselingkuh lamunan
Memaksa membuka lembar kenangan
Yang mulai diam pada kewarasan

Sepi mengaduk rasa kopi
Dan engkau
Mengelinjang sebagai rindu
Dari palung jiwa yang telah purba

SPW,
Pandeglang, 10062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" SELAMAT TIDUR "~

Selamat tidur rembulan
Akh, secangkir kopi telah tinggal ampasnya
Di senja yang dingin
Dan malam kehilangan kata-kata

Sudahlah, tidur saja
Ikhlaskan esok, pagi bersama mentari
Bintang-bintang tak akan tanggal
Pungguk tak akan lelah merindumu

Selamat tidur rembulan
Esok masih akan ada puisi
Dengan ragam nyanyian
Juga tarian ...

Selamat tidur duhai rembulan

SPW,
Pandeglang, 05062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" SEBELUM HILANG "~

Izinkan aku menciummu sekali lagi saja
Untuk terakhir kalinya
Sebelum rembulan buram
Pun bintang kerlipnya suram
Dan seorang petualang
Tak lagi berpikir pulang
Selayak senja yang tak menuntut jingga
Pepuisi pun tak hiraukan jantungnya

Izinkan aku memelukmu sekali Saja
Untuk yang terakhir kalinya
Hangatnya akan jadi teman
Saat hujan di perjalanan
Yang dingin dalam sepi
Yang panjang tanpa tepi

Dan, biarkan ...
Rinduku lelap dicumbu kenangan
Pada kata selamat tinggal

SPW,
Pandeglang, 04052021
( Catatan Kelana Bodo )



~" DALAM DIAM "~

Aku mengeja embun di jendela malam
Malam yang kian dalam
Sebisik angin mengampiri
Debarkan jantung puisi-puisi

Aku memandang kerlip bintang
Ada biru yang mengharu
Gemetar jemariku
Kata pun hilang

Aku terbungkam
Induk kalimat ikut diam
Puisi hanya menggumam
Demam sebab aku pun sama mendendam

Akh, aku pun serupamu
Duhai, tahukah engkau
Mendung kadang lebih menakutkan
Dari sederas-derasnya hujan

SPW,
Pandeglang, 03052021
( Catatan Kelana Bodo )



~" AKU, WARNAMU "~

Karena adaku bukanlah semu
Atau bayang hitam pada adamu
Aku adalah warna
Seperti pelangi setelah reda hujan
Seperti jingga yang setia pada senja
Meski tak indah sebagai perhiasan
Pada napasku adalah namamu

Pada langkahku adalah tujuanmu
Adalah yang pernah engkau pinta
Adalah yang ingin engkau jadikan puja

Karena aku adalah warna
Indahku
Adalah rasa
Dan jiwamu ...

SPW,
Pandeglang, 16062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" KISAH YANG DEBU "~

Lalu, harus berapa putaran purnama kutunggu
Tanyaku selalu koma
Mencari titik pada makna jeda
Memasungku dengan ambigu
Tanpa warna tegas
Pada kata ada dan tiada
Huruf-huruf tak tereja
Meski berulang dibaca

Waktu akan menjadi masa lalu
Dan cinta menjadi makhluk purba
Jalinan kasih hanya sebuah kisah debu
Yang deru tak jelas alurnya

SPW,
Pandeglang, 14062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" PADA HUJAN ITU "~

Hujan
Adakah engkau yang mengerang
Hujan
Adakah air matamu yang membandang
Hujan
Adakah rindumu yang terkekang

Akhh, hujan
Adalah perihalmu yang menggenang
Impian
Harapan
Ketidakwarasan
Aku, tak lagi temui jalan pulang

SPW,
Pandeglang, 10062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" PILU "~


Seperti lantunan syair-syair Madjnun
Aku di luas hamparan pasir gersang
Rindu membadai, berdebu
Pada robekan lembar-lembar kenangan
Hampa membungkus segala pandang
Pada senyum, bersemayam kelu

Menariku
Diam pada porosnya
Menyanyiku
Lari dari iramanya
Akhhh ....

SPW,
Pandeglang, 18062021
( Catatan Kelana Bodo )




~" AKU DAN CINTAKU "~

Aku mencintaimu setelah cinta banyak melahirkan puisi-puisi
Dan puisi-puisi begitu cerewet bercerita tentang cinta
Di saku baju dan di saku celana

Aku mencintaimu setelah cinta lelah berpetualang di antara ilalang
Sebagai kumbang jantan
Adalah engkau yang mengembalikan nyali matahari
Berontak dari dekapan mendung
Adalah engkau sebagai pelangi
Yang menyadarkan senja dari buaian jingga

Lalu ...
Aku adalah Qais yang madjnun
Yang bahagia dalam syair-syair Syeik Nejami
Di beranda senja dengan secangkir kopi

SPW,
Pandeglang, 21062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" AKU DAN ENGKAU "~

Pada akhirnya, kita seperti pelakon dalam penggalan novel-novel romansa
Menyemai benih, menyiramnya hingga tumbuh bunga-bunga impian
Yang layu sebelum bertunas
Dengan tiupan angin getas

Akhirnya, kita terpaksa melepas semua angan
Pada scenario perihal perahu kertas yang kandas sebelum sampai batas
Keinginan yang dipenggal sabda pandita ratu
Memaksakan sebuah takdir
Engkau yang memang harus terbang
Dan aku jadi seorang petualang

Engkau yang di tangannya Marah Roesli
Aku di tangan Syeik Nejami

SPW,
Pandeglang, 20062021
( Catatan Kelana Bodo )



~" SYAL-MU "~

Syal ini masih kerap kulilitkan di leherku
Kala gigil di sunyiku
Seperti tangan hangatmu memelukku dulu
Penawar kala rinduku padamu

Dan pada langit di purnamanya rembulan
Kadang masih kuharap bintang jatuh
Agar satu permohonan bisa kulangitkan
Pada pepuisi tidak lagi keluh mengeruh

Syal ini masih kerap liliti leherku
Menemani rindu senantiasa padamu
Cumbumu di masa lalu
Masih bekas di putaran waktuku

Kekasih ...
Malam ini rinduku mendesah ...

SPW,
Pandeglang, 14122019
( Catatan Kelana Bodo )



~" MADJNUN-MU "~

Dan Petualang itu terkapar sendiri di lembah sunyi
Di gigil sepi membeku hati
Kidung asmarandhana sesekali sengal di nafasnya
Lalu sediam hening, senyum getir di bibirnya
Wajah kekasih dilukisnya sekali lagi
Sebelum mata menutup selamanya

Petualang itu mati
Sendiri
Di lembah sunyi
Dalam tarian lara hati

Sebait puisi sempat dipatri
" Kekasih, akulah Madjnun-mu
Kubawa cintamu dalam kuburku yang
tanpa nisan tanpa pusara
Biar jasadku terurai hembusan angin saja
Belulangku jadi serpihan beterbangan
Perihal kebodohan dan ketidak-warasan
Begitulah, aku mencintaimu ........................ "

SPW,
Pandeglang, 13122019
( Catatan Kelana Bodo )



~" MADJNUN-MU (2) "~


Telah tak terhitung putaran tariku
Khu'syu-ku belum bening
Masih bayangmu mengeruh
Mengoyak sekolaman rindu
Hingga indah bunga teratai bergoyang-goyang
Mengusik hening
Mengaduk lumpur yang mulai mengendap

Sepantasnya aku onggok kebodohan
Belukar ketidak-warasan
Karenamu ...

SPW,
Pandeglang, 24122019
( Catatan Kelana Bodo )



~" MADJNUN 3 "~

Karena aku hanya tahu, aku begitu mencintaimu
Tanpa bermimpi terlena cumbumu
Kubiarkan kenangan jalang melompat-lompat laksana kijang
Ketidak-warasan serupa Madjnun
Aku yang mencintaimu
Aku yang menyayangimu
Dengan cintaku
Dalam sepinya sunyi
Dalam beningnya hening
Karena aku hanya tahu
Aku begitu mencintaimu

SPW,
Pandeglang, 11042020
( Catatan Kelana Bodo )



~" HILANG-MU "~

Pada pasrahmu
Mataku tak mampu menatap wajahmu
Pada ikhlasmu
Binar cahaya di mataku

Lalu kusulam ribuan mimpi
Kuanyam berjuta asa kulangitkan tinggi
Menjadi rangkaian indah serupa tasbih
Kulafazdkan pada 2/3 malam di setiap langkah

Pada pasrahmu
Senyumku
Dengan segala ketidak-warasanku
Pada ihklasmu
Syukurku
Dengan segala kebodohanku

Lalu ...
Akulah petualang itu
Yang kian bodoh dan tidak waras
Terus mencari keihklasan pasrahmu
Pada tiap tarikan napas
Hingga entah nyawaku terlepas

SPW,
Pandeglang, 19212019
( Catatan Kelana Bodo )



~" GELIAT GEMULAI-MU "~

Tentang engkau
Masih gemulai
Bahkan di antara tarian Sufi-ku
Masih renyah tawamu
Menjamah lalu waktuku
Pun ketika sunyi hadirkan puncak sepi

Meski bukan lagi obsesi
Ketika menyambut mentari
Masih saja mimpi-mimpi

Tentang engkau
Masih saja menggeliat
Bahkan pada bungkam pepuisiku
Terus riaki kolam kenangku
Di hening bening tarian sufi-ku
Rindu jadi serat jiwaku meng-urat

Tentang engkau
Adalah mimpi
Awal yang tiada akhir tepi
Inspirasi tarian sufi-ku

SPW,
Pandeglang, 18122019
( Catatan Kelana Bodo )



~" CEMBURU RUMI "~

Aku cemburu Rumi
Pada ihklasnya mencinta
Pada satu nama dalam sujud
Dalam tarian
Pada detak jantung
Tanpa menghiba, pun pinta
Pujanya sudah sampai puncaknya cinta

Aku cemburu Rumi
Dalam tarian hening bening
Hela nafas hanya tuju satu arah
Cinta sejatinya cinta

Sedang tarianku teramat gamang
Harum kemolekan ranum bunga
Dengan deru nafas masih nafsu memburu
Masih menghiba sakit
Masih tersenyum pahit
Masih teriakan siksa duka melara
Dalam mencinta cinta ....

Aku cemburu Rumi
Dapatkah kupeluk khu'syu-mu
Dan nafasku sederu nafasmu mencinta
Menarikan bait-bait keihklasan
Menarikan hening semakin bening
Dalam langkahku, bersujud
Hela nafasku, bersujud

SPW,
Pandeglang, Jum'at 20122019
( Catatan Kelana Bodo )

S PANDI WIJAYA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar