Kamis, 24 Juni 2021
SEMUA HILANG
Saat ini aku merenung sesaat
Dari awal sampai akhir
Aku mencoba untuk mengerti
Tapi..
Aku tak menemukan sebuah jawaban
Semua diam membisu
Semua perlahan pergi
Semua menjauh dari hidupku
Semua tak perduli lagi
Kini semua hilang
Seolah-olah aku tak pernah ada
Untuk apa aku di sini..
Juni 2021
Karya Sri
Bandung Jawa Barat
Sabtu, 19 Juni 2021
SELAMAT ULANG TAHUN
Langkahmu, ciptakan jejak jalan setapak. Dari helai-helai hari yang gugur berdaun tanggal. Terus melangkah mengikut pola waktu, berputar melingkar spiral.
Hari ini. Hinggap langkahmu di hujung lingkaran lama sekaligus pangkal lingkaran baru.
Selamat ku ucap buatmu. Atas kisahmu sejauh ini. Yang kau gores di atas jalan setapak. Bertinta aneka warna. Seperti warna dedaun tanggal yang gugur.. merah, putih dan jingga. Pagi, siang dan senja. Suka, ceria dan duka. Asa, nyata dan kecewa. Kubaca sebagai "indah".
Selamat Ulang Tahun RPS dan Bang Memed.
Emmy
Kisaran, 170621
Rabu, 16 Juni 2021
ABANG
Bang ….
Kau tuliskan rasa gelisahmu
Pada Lembar catatan waktu mengharu biru
Tentang tanah kita yang tak lagi mempunyai muka
Bang ….
Di mana kelak anak-anak kita berdiam?
Sedangkan sejarah menuliskan kisah-kisah tanpa arah
Kita takkan sempat mendengar jerit sedu sedannya
Semua luntur tergerus zaman
Sebagaimana disabdakan
Orang bodoh memiliki kekuasaan
Dan kita semua cuma diam
Negeriku yang indah megah
Kini dipenuhi sampah
Limbah segala noktah
Apakah kalian tidak merasa bersalah?
Karya : Tati Kartini
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
#ThanksToBang_Romy Sastra
Jakarta, 14 Juni 2021
KUTITIPKAN RINDU
Kutilik manis parasmu
Lewat beranda itu
Yang menyala seiring waktu
Namun tetap saja membisu
Hilang kata
Hilang canda
Namun rasa tetap menyala
Biarkan kunikmati senyummu
Lewat potret yang tertata rapi
Di memoriku
Bagiku,
Hadirmu adalah berkatku
Yang menjadikanku bagai ratu
Memanjakanku dengan rayu
Namun bukan tipu
Natural dan menyatu
Tragedi petang hari
Membuat naluriku berdiam diri
Bukan bermaksud menyakiti
Namun sudah kuberitahu
Dia bukan siapa-siapa
Tetap saja membatu
Pergi,
Lalu bertolak diri dan membisu
Diamku rinduku
Inilah cara sederhanaku
Mengertimu dengan ulahku
Entah engkau bisa menerima itu
Bagimu,
Lembaran uang merah
Tidak lebih penting dari pada ragaku
Itulah yang berbisik
Mengiangi telingaku
Akan kutitipkan rindu
Pada gumpalan awan
Yang mengintip malu
Seakan melambai anggun
Bahwa aku
Sang nada,
Merinduimu
Di penghujung malam
Agar sang Surya pagi
Bercerita di pagi hari
Bahwa aku,
Menunggumu lewat diamku
Menantimu,
Hingga di penghujung waktu
Janji itu,
Merangkul raga
Menggenggam jemari
Hingga ajal menyapa
Lalu terbaring kaku dan dingin berdua
Hanya namalah yang tersulam
Di akhir cerita
Kau dan aku menjadi kita
Penulis Novrida Sitohang
Batam, 11_06_2021
19:37 wib
Kumpulan Puisi Genoveva Manuhara - SETIA
SETIA
Air mataku melonjak kegirangan
Mengalir memenuhi rongga dada yang tengah berbahagia
Senyum tak pernah lepas dari sela bibir
Mereka reka rencana
Bila nanti kita berjumpa
Rindu dan air mata akan bersanding
Menelusuri jejak luka lama di kota tua
Menuntaskan janji yang terjeda karena ego kita
Kekasih
Aku masih di sini demi satu janji
Pada dahi telah kau rajah mantra setia
Gk, 20210610
(Genoveva Manuhara)
SEPANJANG JALAN SLAMET RIYADI
Ada rindu menggelepar di manik matamu
Rindu kau bisikkan pada tilam beludru
Rindu beku kau curi dari sang waktu
Pada satu bintang rindumu tertuju
Tanpa jamah cinta tetap megah
Meski geriap sepi tergurat di hati
Seribu bidadari menawarkan mimpi
Namun kau tetap teguh berdiri Memegang janji mengikat hati
Menulis prasasti di sepanjang jalan Slamet Riyadi
Pose, 4.423*20210615
(Genoveva Manuhara)
MATI DALAM PELUKAN CINTA SANDIWARA
Di rembang petang kehidupanku
Kau datang menawarkan cahaya baru
Dengan bias warna jingga
Tak mampu kumakna
Lalu salahku di mana
Bila aku salah sangka
Ah, kali ini aku terperdaya dengan senyum manismu
Kusangka gula ternyata racun asmara kurasa
Aku mati dalam pelukan cinta sandiwara
Giwangan, 20210615
(Genoveva Manuhara)
DALAM INGATAN
Di puncak sepi
Aku berteduh di bawah ketiakmu
Diam diam menyusut air mata dengan jubah kasihmu
Mengurai pedih yang membekap sisi hati
Jelas tersirat untukku hanya bayang
Meski rasa itu sempat tinggalkan bekas
Terselip pijar angan bersamamu
Padam di sela sepi yang dalam
Hidup dalam ingatan akan seorang yang pernah hadir dan seiring sejalan
Loji, 3.318*20210616
(Genoveva Manuhara)
MUHASABAH DIRI
Kali ini bukan tentang rindu juga bukan tentang cinta
Kembali anganku sesat di belantara sunyi
Mengitari jejak samar yang enggan pudar
Ketika menoleh ke belakang
Menjemput kembali ingatan yang pernah tergelar
Ada hari hari panjang dan melelahkan mampu kujalani
Memandang jauh ke depan
Berharap waktu menghapus jejak
Antara cacat dan tiada
Sadar, diri tak utuh lagi
Lalu menekurkan kepala menyembunyikan hati
Di balik jiwa yang kusam luka mengeram
Harus bertahan walau laut di mata beriak
Di atas batu karang menghardik badai yang menerjang
Dengan iman dalam dekapan menyusuri pantai kehidupan
Gk, 20210621
(Genoveva Manuhara)
KOTAK PANDORA
Masihkah debar ini tentangmu dan degup ini milikmu
Aku mulai kehilangan rasa
Tergadai dalam penat jiwa
Kotak pandora terbuka
Terpampang begitu nyata
Aroma luka warna gelap cinta juga rindu telah jadi abu
Covid telah bersekutu dengan nasib
Berkali membujuk untuk pulang
Tapi aku sudah tidak peduli
Meski kutukmu menyambar bumi
Gk, 20210619
(Genoveva Manuhara)
Kumpulan Puisi Riani Pemulung - PUISI DALAM RUANG
ASA BERSAMA MENDUNG
Goresan Riani Pemulung
Tegal 16 juni 2021
Di antara mendung yang tersipu
Ku gantungkan setitik asa
Semoga lelahku
Bersama cumbuan keringat
Membuahkan hasil bersama nikmat
Dalam keberkahan ilahi
PUISI DALAM RUANG
Goresan Riani Pemulung
Tegal 10 juni 2021
Dalam hamparan hening
Terurai kata dalam diam
Celoteh suka dan duka
Ungkapan mata, telingga, hati dan jiwa
Semua rasa ini
Mengalir
Bersuara pada puisi
Dalam ruang ini
JANGAN REDAM SUARA -SUARA ITU
Biarkanlah bibir kering itu berkata
Biarkanlah mulut kecil bersuara
Lantangkan kebenaran
Jangan kau pengal suara -suara itu
Jangan kau bungkam
Dengan kekuasaan mu
Dengarkanlah suara -suara itu
Dengan hati nurani
Rengkuhlah dengan cinta kasih
Suara -suara itu kan bersemayan di dada mu
Dan menampar jiwa
Goresan Riani pemulung
18 juni 2021
AKAR
Mata memandang pohon mangga
Nampak buah nya telah ranum
Seketika pujianpun terlontar
Pasti manis rasa nya
Semilir angin pun meniup daun nya nan rindang
Spontan terucap dari bibir
Duh sejuk nya berteduh di bawah pohon mu
Matapun tertegun menatap pada bagian paling bawah
Engkau begitu kokoh
Menopang batang, ranting, daun,dan buah yang bergelantungan
Walau engkau tak nampak
Tak pernah pula di puji
Namun engkaulah pemberi kehidupan
Bila engkau mati
Engkaupun akan tumbang
Bersama batang, ranting, daun dan buah mu
Goresan di sore hari
Tegal 18juni 2021
RIANI PEMULUNG |
Sabtu, 12 Juni 2021
Kumpulan Puisi Koespanoet - ADALAH ENGKAU
ADALAH ENGKAU
Adalah tentangmu
Dik Pri
Yang telah menanam pohon pohon rindang
Di pikiranku
Menjadikan aku
Tak lagi
Menyusun sepi
Di hari hari sunyi
Adalah tentangmu
Dik Pri
Yang menasehati aku
Tak lagi menjilati rasa perih
Di masa lalu
Kerna, selalu..
Kulihat ada hujan di hatimu
Tercurah dari senyummu
Adalah engkau
Dik Pri
Yang mengajariku
Menimbun perihnya masa lalu
Melipat berat nya kehidupan
Dengan senyuman
Yang tak pernah
Beranjak dari bibirmu
Adalah engkau
Dik Pri
Yang memberiku peta
Jalan kehidupan
Meski terjal dan mendaki
Tapi
Mampu membangun mimpi
Menuju kebahagiaan sejati
#GelangKulon05062021
#S4S
Dik Pri
Yang telah menanam pohon pohon rindang
Di pikiranku
Menjadikan aku
Tak lagi
Menyusun sepi
Di hari hari sunyi
Adalah tentangmu
Dik Pri
Yang menasehati aku
Tak lagi menjilati rasa perih
Di masa lalu
Kerna, selalu..
Kulihat ada hujan di hatimu
Tercurah dari senyummu
Adalah engkau
Dik Pri
Yang mengajariku
Menimbun perihnya masa lalu
Melipat berat nya kehidupan
Dengan senyuman
Yang tak pernah
Beranjak dari bibirmu
Adalah engkau
Dik Pri
Yang memberiku peta
Jalan kehidupan
Meski terjal dan mendaki
Tapi
Mampu membangun mimpi
Menuju kebahagiaan sejati
#GelangKulon05062021
#S4S
SENYUM
Membaca ...
Lembaran lembaran
Senyumanmu
Selalu
Mengisyaratkan
Goresan rindu
Antara
Engkau dan aku
#S4S, 11062021
DATANG
Lihatlah
Setiap dia datang
Selalu membawa rembulan yang disimpan
Di matanya
Dan,
Aku seperti diingatkan kembali
Saat menyusun kalimat demi kalimat Dalam menyambut senyumannya
Dunia yang ia rasa
Hanyalah menyayat dan menangis
Namun,
Dengannya aku belajar
Bagaimana cara meletakkan sabar
Dan,
Bagaimana tetap tak melupakan senyum
Dalam menghadapi kehidupan
Sebentar lagi ia datang
Karenanya langitku tak lagi sunyi
Dan bumiku selalu bernyanyi
Di hatiku...
Gelang Kulon, 26 Juni 2021
#S4S
RAPAL
Malam ini
Aku kumpulkan kata kata
Aku jalin dalam doa
Aku rapal dalam sepi
Agar hadir senyummu
Untuk memeluk rinduku
Yang membiru di sudut waktu
Dik ...
KidulLumbung, 14072021
#S4S
GUMAM
Saat itu...
Ketika hujan
Menumbuhkan rindu
Lelaki itu
Tiba-tiba bergumam lirih
Hampir
Tak terdengar
Olehku...
"Aku merindukanmu dik...
Seperti halnya langit yang tak mungkin memisahkan hujan... "
Gumamnya
#KotaLama24072021
#S4S
KEPADA SEBUAH NAMA
Kepada sebuah nama
Kemana dia hendak kau bawa pergi?
Segala lembah telah kau datangi
Segala bukit telah kau daki
Segala sungai telah kau seberangi...
Kepada sebuah nama
Kemana dia hendak kau ajak pergi?
Segala mimpi telah engkau lewati
Segala pedih telah engkau jalani
Segala perih telah engkau alami...
Kepada sebuah nama
Bersamamu kini dia bahagia
Berjalan bergandengan tangan menuju senja
Dan, yang pasti ketika dia luka
Dia hanya memiliki hatimu
yang jingga ...
KidulLumbung, 21072021
#S4S
LELAKI ITU
Tak terdengar suara
Ketika lelaki itu
Melewatiku
Dan,
Berjalan menuju senja
Dia adalah lelaki
Yang akrab dengan kegetiran
Bersahabat dengan kepedihan
Seringkali terlihat
Lelaki itu menyusun kata kata
Yang selalu dirapalkannya
Ketika hari tanpa matahari
Kerna,
Ia tak ingin selamanya
Terjebak dalam gelapnya kenangan
Lelaki itu tampak
Berjalan dipandu angannya
Angan yang merindukan wajah yang selalu tersenyum itu
Seperti halnya
Burung burung berkicauan
Di atas dahan dan dedaunan
Menyambut datangnya sang surya bercahaya jingga
Dan,
Lelaki itu
Masih saja berjalan
Menembus waktu
Di kakinya terbalut rindu
Yang menggebu
Terus berjalan
Menuju hatimu ...
Sarpon, 18072021
#S4S
INGIN AKU
Ingin aku
Menanam bunga bunga
Di senyummu
Dik…
Setiap pagi
Kan kusirami
Dan
Kujenguk dengan rindu
Kujadikan pewangi
Di mimpi mimpi
Malam ku …
Kemudian,
Aku akan menanam pohon pohon
Di mata beningmu
Dik…
Setiap petang
Kan kujenguk dengan rindu
Kurawat dan kusiangi
Kujadikan peneduh
Hati ku
Di kala rindu
Menggebu …
Tak lupa,
Aku akan membangun sungai
Di hati mu
Dik…
Setiap hari
Kan kudatangi dengan rindu
Kuciptakan pula arus yang deras
Agar
Aku selalu hanyut
Dalam derasnya merindukanmu
Dik...
#S4E
#Mboering22022020/22.02WIB
SURAT
Kutuliskan surat
Buat mu
Dik...
Dalam kertasnya
Kuciptakan sungai
Dan,
Air mata sunyi
Sebagai arus nya
Lalu,
Aku hanyutkan
Rinduku padamu
Maka,
Tunggulah
Di muara dik
Disana rinduku
Dan rindumu
Akan berpadu
Mboering, 21 maret 2020
#S4E
KANGEN
Aku saksikan
Bulan mengapung
Di atas telaga
Sinarnya
Menelusup ke dasar sukma
Hatiku
Dan
Hatimu ....
#S4E 10 03 2020
Kumpulan Puisi Riri Angreini - SEKERAT RASA
SEKERAT RASA
Naluri ini berbisik
Dia bersama dirimu
Hingga sapa dariku
Tiada arti lagi
Terima kasih waktu
Terima kasih kenangan
Bersama dengan kalian
Bahagia nyata adanya
Ranah Minang, 090621.
© Riri Angreini
HARI INI
Aku baru saja berusaha menjadi seorang sahabat yang baik
Semenjak hidupku terkait denganmu
Aku tak pandai meredakan amarahnya seseorang
Jadi jangan pernah memarahiku
Ranah Minang, 03 Juni 2021.
MALAM INI
angin di pedesaan ini
masih beraroma rindu
wanginya merasuk hingga naluri
sayang, janji janji yang terpatri
hanya simbol untuk diingkari
Ranah Minang, 03-06-2021.
© Riri Angreini
PERIH
sangkaan daku tak akan kembali
namun tiada hujan tiada badai
hadir begitu saja tanpa diduga
masih dengan cara yang sama
menyemai garam di atas luka
Ranah Minang, 030621.
22.50
© Riri Angreini
TERISTIMEWA
Kau sahabat sekaligus kekasih hatiku
Namun kenyataan punya kisah lain
Di jalan hidup yang kita lalui
Sabarmu, iman yang tumbuh di dadaku
Hingga setiap butiran kata
Adalah doa untuk keselamatanmu
Ini bukan kisah biasa
Antara insan ciptaan-Nya
Pada siapa harus kita pulangkan
Segala rasa yang entah
Cukuplah rindu penadah segalanya
Malam ini, awal pagi bagi pergantian usiamu
Apa yang bisa kuberi selain mantra istimewa
Barakallah Fii Umrik, kekasih hati
Perjalanan ini tidak mudah
Dan tak akan selalu mudah
Namun doa selalu tahu
Cara mengatasi setiap masalah
Ribuan cahaya bahagia
Inginku menaungi setiap langkahmu
Kemana dan di mana pun hatimu terpaut
Ranah Minang, 03 Juni 2021.
© Riri Angreini
RANUM
dalam harum aroma bunga yang ditabur
diselipkan duri yang mematikan
pulang sua kali ini
mengajarkan ingatan
menutup pintu kenangan
di ruang itu
bukan rupa yang dulu
terima kasih untuk kehebatanmu
dalam menyimpan segala yang amis
menyulap indra penciumanku
menghidunya tetap harum
2006-2021
Ranah Minang, 06-06-2021.
© Riri Angreini
SADIS
Sepasang kenangan itu, dikubur sebelum mati.
Taburan bunga di atas pusaranya, adalah harum yang berubah duka teramat dalam.
Ranah Minang, 06-06-2021.
© Riri Angreini
SIASAT
Begitu halus caranya hari kemarin
Membujuk bahagiaku
Agar mudah disayatnya
Jadi serpihan kesedihan
Ranah Minang, 06-06-2021.
KENANGAN
Sisa perjalanan adalah serpihan kaca
sesekali hembusan angin akan membawanya terbang
kembali kepada yang punya
tak disadari mengenai mata hati;
perih dan pedih!
Menyisakan rasa sakit
lebih parah dari yang pertama.
Ranah Minang, 06-06-2021.
04.52.
© Riri Angreini
BERBUAH MANIS
Di ruang malam
Rintik hujan berkisah
Tentang pedih dan luka
Di baliknya tersimpan anugerah
Sabar itu tak pernah sia-sia
Hadirnya selalu membawa berkah
Kini terungkap sudah
Cerita tentang dunianya
Awalnya sakit dan kecewa
Sisanya hanya syukur dalam jiwa
Wahai hati yang lara
Kini waktu itu telah tiba
Bahagia seutuhnya di dada
Milikmu selamanya
Ranah Minang, 08-06-2021.
22.03
© Riri Angreini
NARASI SEPASANG RASA
Tuhan, malam ini, bolehkah aku berteriak kali ini saja, sekencang mungkin, hingga dunia dalam tubuhku luluh lantak.
Tuhan, sampai kapan sedih ini menyayat lukanya sendiri, sampai kapan, Tuhaaan?
Mengapa, mengapa bahagia yang Engkau titip selalu seiring dengan luka yang teramat dalam.
Tuhan, salah apa yang telah diperbuat oleh rasa ini? Hingga sepanjang usia hanya ada air mata luka di semesta ini.
Tuhan, kabar bahagia tentangnya yang kudengar malam ini, harusnya membuat aku bahagia juga, tapi kenapa sedih yang teramat luka, menyayat batin ini.
Tuhan, mengapa begitu dalam luka ini tertanam, sedalam rindu yang berusaha dikubur.
Tuhan, apa insan seperti ... ini, tidak layak merasakan kebahagiaan sesungguhnya.
Tuhan, air mata ini ..., kenapa harus jatuh berderai sesakit ini?
Tuhan, jika dia ataupun aku memang tidak untuk ditakdirkan bersama, hapuslah perasaan sayang dan kasih ini.
Tuhan, tolong sampaikan salutku padanya, begitu hebat dia menanam harapan di hati ini, hingga tumbuh subur dan layu saat mekar mekarnya.
Percayaku, dimanfaatkannya sebaik mungkin. Begitu caranya membunuh pelan-pelan.
Ranah Minang, 06-06-2021.
© Riri Angreini
DI TITIK YANG SAMA
Betapa rasa ini seluas samudra
Menyayangi dan mencintai dirimu
Hingga apapun yang dibilang orang
Tentangmu; sejelek apapun itu ia tak peduli
Di terdalam ketulusan kalbunya
Tetap mengakui secara batin
Engkau yang terindah
Yang pernah ada di semesta
Ranah Minang, 090621.
© Riri Angreini
PEDUSI
Malam ini
Rindu mematut diri
Di depan cermin luka dan air mata
Sedari senja angin merayu
Membujuk penuh haru
Sudahlah ...
Semua baik baik saja
Di sisi lain ada yang sedang berbahagia
Menunggu esok hari dengan mimpi yang dikanyam waktu
Sua berbuah manis di bandara internasional minangkabau
Di sudut desa
Seorang pedusi minang
Meratapi waktu memaki hari
Mengapa semua terjadi menimpa diri ini
Malang tak berkesudahan ..
Ranah Minang, 090621.
00.02.
© Riri Angreini
BER-PULANG
Dinding tembok merah
Lantai yang lanyah
Kini mengaduh pilu dalam sansai
Sekujur ruang ini menanggung
Ada segumpal janji
Teronggok di sudut terinci
Memendam rasa yang punah
Menyisakan linangan di tingkap hati
Riuh gemuruh menghujani
Kosong yang bubung
Kembali pada senandung
Dan bunyi saluang tersayup
Karya Riri Angreini
Ranah Minang, 30 November 2020.
#novemberakhir
#rps
ANAK DAGANG
Ketika senja di perantauan
Sabak menggenangi hulu hati
Bicara tentang jarak
Mengukur rindu dengan sen
Setiap tetes keringat yang tumpah
Berharap ada sisa dari jatah hari ini
Disimpan dalam uncang
Jadi tabungan masa depan
Bila datang kabar menjelang
Riuh gejolak memanggil pulang
Tiada yang dapat disusahkan
Selain rancangan yang dirawat sendiri
Oleh : Riri Angreini
Bekasi, 281118.
#RA
#MinangMaimbau
#Teratai
TAK SEPADAN
Pernah terbersit di benak ini untuk pergi jauh
Merentang jarak seukuran langit dan bumi
Sebab diri menyadari rumput menghijau hanya berpijak di tanah
Dan bulan milik langit seutuhnya
Hanya ketulusan cahayanya
Yang ridho berbagi lentera dengan semesta
Begitu jua dirimu sesungguhnya
Tak sepantasnya dikau tambatkan hatimu
Di tepian yang tak berpenghuni ini.
Karya : Riri Angreini (Minang Maimbau)
RA_190818.
#DM.
YAKIN
Dia yang pulang tanpa kata-kata
Menyimpan rindu dalam linangan air mata
Esok lusa harapan masih tersisa
Di kedalaman jiwa paling indah
Tak hiraukan riak yang membuncah
Dalam senyap ia tasbihkan tentang cinta
Kelak dapat dimiliki dengan sempurna
Segala rasa yang pernah tertunda oleh masa
Sebaris senyum jadi teman setia
Pada setiap langkah yang ditata
Jadi penguat iman di dada
Yakinkan diri semua baik-baik saja
Oleh : Riri Angreini
RA_230618.
#DM
SAJAK UNTUKMU PAHLAWAN KEMANUSIAAN
"Kami berikan jasa kami
Jangan tolak jasad kami"
Dua baris kata yang sungguh tajam sayatannya
hingga aku harus menarik napas dalam
dan menghembuskan perlahan
namun disertai mata air yang mengalir deras
tapi pelan menyentuh pipi ...
Begitu santun dan lembut caramu,
Wahai Pahlawan Kemanusiaan
meski nyawamu taruhannya
tugas tetap engkau jalankan
Namun, ini tak semestinya terjadi
jika kita masih mengasah nurani
mengambil hikmah dari setiap yang terjadi
'tak akan ada penolakan untuk yang telah pergi
Sejatinya kita harus memberikan:
"Penghormatan Tertinggi"
sebagai tanda terima kasih
atas apa yang mereka beri
untuk kita dan negeri ini
Selamat berjuang tenaga medis
kami tetap di rumah untukmu
bersama doa doa yang kami langitkan
sepanjang waktu; "Insyaallah bumi segera pulih."
Untuk teman sejawatmu yang telah berpulang
diterima segala juang dan amalan baiknya
oleh Sang Pemilik Surga
semoga tempat terindah bagi mereka
Aamiin.
Karya Riri Angreini
Indonesia, 11042020.
#PerawatIndonesia
#PerawatSuper
#BanggaMerawatNegeri
#SayangidanSemangatiMereka
#PahlawanKemanusian
Kumpulan Puisi Iman Kurniawan - KAPAL KARAM
KAPAL KARAM
Kapalku
Kapalku
Tubuhnya mulai berlubang
Air mulai genangi
Perlahan lubang- lubang menganga
Satu-satu anak negeri tenggelam
Kapalku
Kapalku
Tak ada lagi kaptain Ustman Harun
Tak ada lagi Yos Sudarso
Gagah berani ditengah samudra
Satu tujuan
Kapalku
Kapalku
Merdeka
Merdeka
Tak terkurung
Janji-janji penjilat
Tak terpasung ditiang istana
Tak karam dikendali Tuan bodoh
Kapalku
Kapalku
Karam
Bukan karena ombak tsunami
Bukan karena gagahnya karang
Bukan angin topan,puting beliung ataupun tornado
Kapalku
Kapalku
Karam
Ditengah anjing-anjing tukang gali kubur
Dia menggali mimpi-mimpi anak negeri
Membuangnya ditengah lautan kemunafikan
Kapalku
Kapalku
Karam
Tubuhnya hancur
Berserakan dirumah kami
Tak usah kau tangisi
Tak usah kau ratapi
Semua tangismu
Ratapanmu
Hanyalah pemanis didepan tabung kotak
Kapalku
Kapalmu
Kini hanya tersisa
Tiang bendera
Menunggu tiang bendera
Kembali berkibar
Atau hanyut tak kembali dirumah kami
LB
Pondok Gede
9-6-2021
11:09
MUNAFIQ
Wajah manis
Senyum manis
Pandai bercakap
Depan bicara A
Belakang bicara B
Tak punya bodong
Kasihan kambing hitam tak tau salah selalu kena salah
Tak takut dosa
Tak takut neraka
Bagi mereka hidup dunia abadi
Tipu sana sini
Sikut sana sini
Lawan kau sikat
Lawan kau
peluk
mesra
Dasar ular berkepala dua
Hukum semaumu
Peci,sorban hanyalah topeng
Hatimu berkubang busuk
Munafik
Munafik
Kau bermain asyik
Kau menari cantik
Kau anggap Tuhan tak berisik
Bahagia
Penuh canda
Penuh tahta
Banyak harta
Tunggulah tempat abadimu
Munkar Nakir menantimu
Tak ada kawan
Tak ada sanak saudara
Tak ada atasan
Tak ada tipu daya
Menyesal tak berguna
Itulah balasmu
Munafik
Munafik
Tempatmu asyik
Bermandikan nanah
Minum air mendidih
Kamar beralas api
Abadi dalam jahanam
LB
Pondok Gede
6-6-2021
7:15
SURAT HAYYA UNTUK PEMIMPIN DUNIA
Bismillahirrohmannirohiim..
Surat ini pasti mengganggu tuan dan puan makan
Tidur tuan dan puan tak nyenyak
Hati dan pikiran tak tenang
Hayya sekedar ingatkan istana tempat tuan dan puan tak abadi
Tuan dan puan pemimpin ufuk Timur dan Barat
Pemimpin Utara dan Selatan
Tuan dan puan negeri Jiran
Pemimpin negeri Cendrawasih
Pemimpin dunia Arab
Masihkan matamu celuk
Telingamu tuli
Hatimu berselimut
Semua kuasamu Alloh pinta tanggung jawab
Hayya tulis surat ini kala Romadhon 10 terakhir
Ketika kami tarawih dan itikaf
Srigala-srigala Zionis Israel injakan kakinya kemasjid Al Aqsa
Ribuan peluru menari-nari
Tubuh kami tercabik-cabik
Darah syuhada genangi masjid Al Aqsa
Dimana tuan dan puan ?
Abi
Umi
Kakak
Adik
Tersungkur disajadah Al Aqsa
Temui kekasih abadi
Namun..
Tak ada air mata
Tak ada jerit takut
Hanya senyum
Ya senyum
Senyum kami menyambut bidadari
Tuan dan puan
Bila takut istanamu runtuh
Bila takut tahtamu sirna
Bila takut sandang,panganmu habis
Jangan kemari
Jangan injakan kaki tuan dan puan
Negeri kami suci
Negeri para Nabi
Bukan negeri para penjilat
Bukan negeri para pengumpat
Syahid satu tumbuh seribu
Janji kami padamu Robbi
Ku gadaikan jiwa raga ini
Biarlah tuan dan puan tidur nyenyak diatas singgasana
Tidur kami beralas permadani syurgawi
Hayya pinta padamu
Pemimpin Islam
Padamu panglima perang
Panglima Umar bin Khattab menanti
Shalahuddin menantimu
Khaibar ...Khaibar ya yahud
Khaibar ...Khaibar ya yahud
Bila masih ada iman setitik jarrah
Do'akan kami dalam sholat kudusmu
Kunanti dirimu dalam telaga Kautsar abadi
Hayya
Assaddaulah
Takkan hentikan langkah sampai ruh bertemu sang Robbi
Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
12 Mei 2021 ( Akhir Romadhon )
12:53
BIARKAN KU BERCUMBU PADA TUHANKU
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Bukanku takut nerakaMu ku beribadah
Bukan pula syurgaMu ku beribadah
Bukanku terlena cantiknya bidadari
Bukanlah pula cantiknya dirimu
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Pagi kusembahkan untukmu
Siang kuberikan untukmu
Petang kubingkai indah untukmu
Malam
Biarkan..
Biarkan ..
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Mudaku telah habis untukmu
Tertawa
Menari
Bercanda
Tuaku telah tiba
Sisa usiaku ditanganNya.
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Biarkan ku merayu Tuhanku
Biarkan ku belai
Ku peluk Tuhanku
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Hingga surya cemburu diufuk timur
Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
21 Feb 2020
11:38
Catatan dari sy :
Tidak ada seorang pensyair hebat yang tidak dimulai dg BELAJAR MENUMBUHKAN semangat menulis
Dan...
Tidak ada suatu karya dari seorang pensyair yang tidak akan dikenal seseorang kecuali DIA mau mulai menulis
Dan...
Walaupun seorang pensyair telah wafat maka karya2 nya tidak akan wafat dimakan usia
LB
TUHAN ADAKAH CORONA
Wahai Corona ku bertanya padamu?
Kau ciptaan Tuhan kah
Atau
Kau ciptaan Iblis?
Bila kau makhluk Alloh mengapa kau tak patuh?
Romadhon kau serang
Masjid sepi
Lebaran sepi
Bila kau makhluk Iblis
Kau layak merajalela hingga hari kiamat
Tuhan
Adakah corona
Wuhan kini tak terdengar lagi Corona
Istana tak terdengar Corona
Ataukah Corona kau makhluk suruhan tuan takur
Tuhan
Bukan Dajjal tak berani masuk Mekah
Malaikat selalu menjaga kesuciannya
Tapi kini
Tuhan lihatlah
RumahMu sepi
Corona telah bertahta di rumahmu
Tuhan
Bukankah hidup dan mati ditanganMu
Bukankah kita telah berjanji padaMu
Sholatku
Ibadahku
Hidup dan matiku karenaMu
Tapi kini
Kau lihatlah
Insan menghadapMu
Hidung tertutup
Mulut tertutup
Barisan berjarak
Tak takut padaMu lagi
Hanya takut Corona
Tuhan
Ku bertanya padaMu
Adakah corona?
Adakah corona?
Ku sadar kini rasa takut telah berpaling padaMu
Hidup mati
Kini bukan karenaMu
Coronalah kini telah bertahta dihari
LB
Pondok Gede
17 Juni 21
20:51
GILA
Gila
Sungguh gila
Tuan dan Puan haus jabatan
2 kali saja sudah amburadul
Ini malah minta tambah 3 kali
Apa yang Tuan dan Puan cari?
Yuan
Dollar
Jabatan
Atau Tuan dan Puan ingin rumah kami hancur
Anak-anak mengemis Yuan dan Dollar
Anak-anak menjadi budak dirumah kami sendiri
Tuan dan Puan dimana anda lahir?
Dimana anda dikubur?
Bila tanah rumah kami jasad Tuan dan Puan berbaring
Adakah takut Tuhan " TAMPAR " Tuan dan Puan di dalam tidur panjangmu
Gila
Sungguh gila
Kuli-kuli
Buruh-buruh
Anak-anak kami tak terpakai lagi
Telur-telur Dewa naga kini menetas dirumah kami
Tersingkir
Terinjak
Izzah anak-anak dirumah kami sendiri
Apakah tak ada lagi benih-benih hijau dan tulus anak-anak kami?
Apakah tak ada lagi sinar terangi rumah kami?
Atau ini sengaja dan sengaja kau koyak- koyak hingga luluhlantak berkalung tanah
Tuan dan Puan
Ingatlah suatu hari nanti
Namamu
Tubuhmu
Tercampak
Terhina
Dalam sangkar dewa naga
Rumah kami
Taman kami
Subur merekah
Mawar
Melati
Semerbak
Berselimut merah putih
Kokoh berkibar
Ditaman rumah kami
LB.
Pondok Gede
20-Juni-21
21:13
PURNAMA DI ATAS TELAGA
Berteman hembusan bayu
Katak benyanyi keroncong
Jangkrik mengalunkan simphoni klasik
Banyu terbuai pelukan rembulan
Sunyi
Purnama di atas telaga
Tersenyum manja dipunggung awan
Lintang menari kecak
Menanti
Bayangan dalam bingkai banyu
Malam semakin mencekam
Lolongan liar bangunkan kudukku
Sahut menyahut bagai paduan suara
Terkurungku sendiri dalam keranda salju
Dingin
Merasuk rongga kulitku
Merah kelopak mataku
Purnama kini mulai tertidur
Bayangmu tak tampak jua
Sendiri
Telaga biru hening
Dimanakah dirimu
Kututup tabir cintaku
Kukubur bayang dirimu
Dalam tenangnya telaga tak bertuan
Love Bird
Pondok Gede
4 Maret 19
13:27
KIDUNG PUTRI PANTAI
Jreng... Jreng ... Jreng
Oh .. Oh ... Oh ...
Deburan ombak lembut kasih
Bayu sejuk membelai wajah
Camar bernyanyi mesranya
Mentari tersenyum malu dipunggung mega
Sepi
Sunyi
Berteman gitar tua menantimu
Kucoba alunkan kidung indah
Banyu bawalah untaian nada ini
Sampaikan rindu ini
Oh .. Oh ...
Rembulan dengarlah syairku
Penuh aksara,majas dan fiksi
Kucoba lukiskan rasa ini dalam dawai
Bersama asa terbingkai bilik hati
Menanti
Menanti
Matahariku
Datanglah
Bakarlah cintaku
Terbangkanlah abu cintaku
Koyaklah tabir cintanya
Kuyakin
Kutambatkan kasihku
Pada perahu nelayan ditengah lautan
Kuikat gelora sayang ini
Pada lintang yang berkedip
Biarkan
Biarkan kuterus bernyanyi
Hingga matahariku hadir dalam pelukan
Love Bird
Pondok Gede
2 Maret 19
08:33
KU RINDU PELUK HANGATMU
Bunda
Kurindu peluk hangatmu
Kurindu belai lembutmu
Kurindu
Kurindu
Tawamu
Candamu
Teringat masa kecilku
Polos tubuh ini tertidur dipelukannu
Merdu suaramu
Melodi pelangi penuh warna
Merasuk hangat
Membungkus
Mengurungku
Mengikatku
Hingga terlelap diri ini
Bunda
Semua kisah indah bersamamu
Kubingkai dalam album biru
Tetes airmatamu
Alunan kata-kata sakralmu
Mengguncang kursi-Nya
Kuhanya ingin melihat wajahmu
Tersenyum
Kuhanya ingin lihat candamu
Mesra
Ijinkan aku bunda
Merawatmu
Menjagamu
Mencintaimu
Hingga tubuhku terikat
Terikat dalam sangkar cinta-Nya
Abadiku bersamamu
Bunda
Love Bird
Pondok Gede
28 Feb 19
17:55
PENANTIAN
Deburan ombak
Desiran bayu
Nyanyian camar
Lembayung memayungi
Kuterpaku mematung
Melepas pandang jauh
Merindu
Ya
Merindu
Hamparan pasir putih
Saksi bisu
Kesetianku
Pengorbananku
Jenuh
Lelah
Sepi
Sunyi
Suara alam membisu
Akankah dirimu hadir
Bawa sejuta senyum
Gelora rindu menari- nari
Membiusku dalam dinding hampa
Sendiri
Wahai banyu bawalah rinduku
Bayu hembuskan nafasku tuk dia
Camar nyanyikan melodi indah
Kurunglah dia
Ikatlah dia
Bilik hatiku merindu
Kuingin rasakan hangat peluknya
Bersama dirinya selamanya
HUKUM MILIK SIAPA
Sungguh ironis
Sungguh tak berakhlak
Mereka manusia biasa bukan dewa apalagi Tuhan
Hatimu bagai belati
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Berpangkat bertingkat - tingkat
Engkau sudah lupa darat
Atau imanmu sedang sekarat
Atau hatimu sudah berkarat
Membuat dirimu manusia hebat
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Engkau bukan malaikat
Engkau bukan Tuhan yang Maha Hebat
Engkau bisa berpangkat karena siapa ?
Engkau bisa duduk manis berlimpang harta berlipat karena siapa ?
Mereka bukan begal jalanan
Mereka bukan koruptor hebat yang menguras uang rakyat hingga melarat
Mereka adalah GURU yang mulia
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Hanya karena nila setitik hancur semuanya
Hati mereka tak ada setitik pun jahat pada anaknya
Mengapa kau perlakukan mereka siapa begal jalanan
Diarak
Disiarkan
Dibotakin
Wahai bapak mentri yang duduk manis
Mengapa kau diam seribu bahasa
Atau bibir manis terkunci mati
Dipundakmu bapak mentri mereka butuh keadilan
Hukum milik siapa
Hukum punya siapa
Bila hukum telah ternoda dan milik cukong - cukong muda
Hancurlah
Hancurlah
Negeri akan hancur bukan seribu ,seratus tahun tapi sedetik hancur selamanya
Tuhan
Kuserahkan padamu
Hukum negeri ini ditangan -Mu
LB
Pondok Gede
26 Feb 2020
16:56
( Suara Keadilan tuk Guru )
TABIR SUCI BIDADARI
Tabir suci bidadari
Menyelumuti kursi- Nya
Berpadu dalam aksara
Melantun indah dalam Asma
Tertunduk penuh ridho
Bidadari suci bermata indah
Tubuh putih beraroma kasturi
Senyum mesra penuh kasih
Belai lembut sayapmu
Merasuk hati
Tubuhku terkurung salju abadi
Buku suci jadi saksi
Terpatri namamu abadi
Kuikat cintaku pada tiang Tajmahal
Kulantunkan janji meruntuhkan uhud
Bidadari hadir dalam kamar asmara
Tetaplah kau bidadariku
Bidadari lembut nan elok
Buatlah bidadari bersayap cemburu
Mahligai melati harum bersamamu
Bawalah daku keistana zamrud
Abadi
Love Bird
Pondok Gede
26 Feb 19
12:49
KAMI HARUS KEMBALI
Setiap hari airmata menetes
Setiap hari darah genangi tanah kami
Setiap hari,setiap menit,setiap detik
Ruh - ruh suci menghadap – Nya
Dimana kau wahai pemuda
Dimana kau wahai pemuda
Tidakkah hatimu terluka ketika tubuh umi terkoyak - koyak
Tidakkah imanmu gemuruh ketika tanah suci terkurung tembok yahudi
Tidakkah ada dihatimu cinta saudara – saudarimu
Dimana kau wahai pemuda
Dimanakah kau wahai pemuda
Kami harus kembali
Kami harus kembali
Wahai pasukan Umar al Khattab
Wahai pasukan Sholahuddin al Ayubi
Kami kan menyusulmu
Al Quds telah memanggil
Kami telah mencium wangi kasturi
Wahai umi
Wahai abi
Darahmu
Nyawamu
Telah hiasi bumi para nabi
Umi
Abi
Kami harus kembali
Kami harus kembali
Khaibar .. Khaibar ya yahud
Jaisyum Muhammad Soffa Yahud
Kami harus kembali
Kami harus kembali
LB
Pondok Gede
24 Feb 2020
08:17
LA TAHZAN HAYYA
Meski kini telah rata rumah dan sekolahmu
Telah berselimut tanah umi, abimu
Hanya dirimu tersisa saksikan kebiadaban yahudi laknatullah
La Tahzan Hayya
La Tahzan Hayya
La Tahzan Hayya
Keep smile
Because Sun,Moon and Star keep smile for yuo
Bird,frog, sheep singing for you
La tahzan Hayya
Alloh ghoyatuna
Ar Rosul qudwatuna
Al qur'an rusuluna
Al jihad sabiluna
Al maut fi sabilillah asma maulina
La tahzan
La tahzan
Keep smile always
Rose,yasmine keep smile always for you
LB
Pondok Gede
23 Feb 2020
14:10
INDONESIAKU
Sejak dahulu Indonesia tentrem Kerto Rahajo Ijo Royo- royo
Hamparan permadani zamrud khatulistiwa bagai bunga desa
Sawah,ladang,hutan jantung dunia
Lautan,tambang permata tersembunyi
Nyanyian burung kakak tua,balonku hingga potong bebek angsa warnai masa kanak- kanak
Indonesiaku, Indonesiamu
Kini lemah terpapar, terkapar
Bagai perawan ternoda dan tercabik
Penuh amarah, curiga terbungkus syahwat hewani
Tak ada lagi senyuman
Tak ada terdengar lagi nyanyian burung kakak tua,balonku dan potong bebek angsa semua terpendam nyanyian jingkrak merusak ahlaq
Indonesiaku, Indonesiamu
Tak milikku dan milikmu lagi
Tambang kini telah melayang
Cendrawasih tetap memakai koteka
Hutan dan lautan bukan lagi kolam susu
Indonesiaku, Indonesiamu
Dalam ruang ICU terbungkus corona mengganas
Satu persatu nyawa kembali pada- Nya
Padamu tuan - tuan berdasi dan berkerah putih
Mau dibawa kemana Indonesia ?
Indonesiaku, Indonesiamu bukanlah barang sewaan pemuas syahwatmu
Tanganmu, hatimu tergadai naga baronsai
Indonesiaku, Indonesia
Tinggal menghitung waktu tenggelam dalam keranda tamak dan syahwat
Tinggal menghitung hari tertata rapi dalam album kenangan buram
LB
Pondok Gede
12 Maret 2020
20:52
AHLAQ , BUDAYA BANGSAKU TELAH SIRNA
Setiap detik
Setiap menit dan setiap hari
Selalu dan selalu menjadi tontonan bukan tuntunan
Indonesia kini telah sirna ahlaq dan budaya malu pada dirinya
Tak ada lagi senyum tulus dari hati
Yang ada senyum manis terbungkus bangkai busuk
Tak ada lagi rasa malu berjoget seperti orang gila
Berbaju tapi tak beriman
Tak ada lagi rasa hormat anak pada orang tua
Pada guru
Orang tua kini seperti sapi peras
Guru kini seperti kerbau dicunguk hidungnya
Bukan salah bunda melahirkan
Bukan salah ayah mencari nafkah
Bukan salah guru mendidik
Karena iman dan ahlaq telah sirna dalam rumah
Nyawa bagai anai berhamburan
Kehormatan tak lagi sakral terjaga
Ahlaq,budaya bangsaku telah sirna
Sirna termakan ketamakan sang iblis
Iblis tertawa diatas nisan suci pertiwi
Pertiwi kini terkapar menanti asa yang tak lagi menemuinya dalam bilik rindu
LB
Darussalam
11 Maret 2020
07:33
LAILATUL QODR DI ATAS PEMBARINGAN
Lailatul Qodr di atas pembaringan
Diam seribu bulan
Tak tau siapa pemiliknya...
LB
Pondok Gede
8 Mei 2021
18:51
PUISI UNTUK NAJWA
Ku rangkai kata-kata dalam sebuah puisi
Walau tak pernah bersua
Dengar suara pun tak jua
Namun rasa ini semakin yakin kau kupu- kupu kecilku
Hari ini ku dengar dirimu terbaring lemah
Kupu-kupu kecilku tak lagi menari
Lemas diatas mahkota bunga
Ku tuliskan puisi ini penuh yakin padaMu
Kaulah Maha Syifa
Kembalikan kupu-kupu kecilku menari
Tertawa
Ditaman penuh warna-warni mawar melati
Do'a kudusku sepertiga malam
Kulantunkan
Ayat-ayat cinta kulantunkan
Demi kupu-kupu kecilku kembali bernyanyi dan menari
Najwa ku kenal hanya namanya
Namun rasa rindu ingin bersua jarak menghalangi
Tuhan
PadaMu kupasrahkan kupu- kupu kecilku
Biarkan dia kembali pelukan induk
Penuh kehangatan cinta dan kasih sayang
Tumbuhlah besar kupu-kupu kecilku
Dalam pelukan ibunda
LB
Pondok Gede
7 Agustus 2021
14:34
( Puisi khusus untuk adik NAJWA putri Bu Wirda )
Kapalku
Kapalku
Tubuhnya mulai berlubang
Air mulai genangi
Perlahan lubang- lubang menganga
Satu-satu anak negeri tenggelam
Kapalku
Kapalku
Tak ada lagi kaptain Ustman Harun
Tak ada lagi Yos Sudarso
Gagah berani ditengah samudra
Satu tujuan
Kapalku
Kapalku
Merdeka
Merdeka
Tak terkurung
Janji-janji penjilat
Tak terpasung ditiang istana
Tak karam dikendali Tuan bodoh
Kapalku
Kapalku
Karam
Bukan karena ombak tsunami
Bukan karena gagahnya karang
Bukan angin topan,puting beliung ataupun tornado
Kapalku
Kapalku
Karam
Ditengah anjing-anjing tukang gali kubur
Dia menggali mimpi-mimpi anak negeri
Membuangnya ditengah lautan kemunafikan
Kapalku
Kapalku
Karam
Tubuhnya hancur
Berserakan dirumah kami
Tak usah kau tangisi
Tak usah kau ratapi
Semua tangismu
Ratapanmu
Hanyalah pemanis didepan tabung kotak
Kapalku
Kapalmu
Kini hanya tersisa
Tiang bendera
Menunggu tiang bendera
Kembali berkibar
Atau hanyut tak kembali dirumah kami
LB
Pondok Gede
9-6-2021
11:09
MUNAFIQ
Wajah manis
Senyum manis
Pandai bercakap
Depan bicara A
Belakang bicara B
Tak punya bodong
Kasihan kambing hitam tak tau salah selalu kena salah
Tak takut dosa
Tak takut neraka
Bagi mereka hidup dunia abadi
Tipu sana sini
Sikut sana sini
Lawan kau sikat
Lawan kau
peluk
mesra
Dasar ular berkepala dua
Hukum semaumu
Peci,sorban hanyalah topeng
Hatimu berkubang busuk
Munafik
Munafik
Kau bermain asyik
Kau menari cantik
Kau anggap Tuhan tak berisik
Bahagia
Penuh canda
Penuh tahta
Banyak harta
Tunggulah tempat abadimu
Munkar Nakir menantimu
Tak ada kawan
Tak ada sanak saudara
Tak ada atasan
Tak ada tipu daya
Menyesal tak berguna
Itulah balasmu
Munafik
Munafik
Tempatmu asyik
Bermandikan nanah
Minum air mendidih
Kamar beralas api
Abadi dalam jahanam
LB
Pondok Gede
6-6-2021
7:15
SURAT HAYYA UNTUK PEMIMPIN DUNIA
Bismillahirrohmannirohiim..
Surat ini pasti mengganggu tuan dan puan makan
Tidur tuan dan puan tak nyenyak
Hati dan pikiran tak tenang
Hayya sekedar ingatkan istana tempat tuan dan puan tak abadi
Tuan dan puan pemimpin ufuk Timur dan Barat
Pemimpin Utara dan Selatan
Tuan dan puan negeri Jiran
Pemimpin negeri Cendrawasih
Pemimpin dunia Arab
Masihkan matamu celuk
Telingamu tuli
Hatimu berselimut
Semua kuasamu Alloh pinta tanggung jawab
Hayya tulis surat ini kala Romadhon 10 terakhir
Ketika kami tarawih dan itikaf
Srigala-srigala Zionis Israel injakan kakinya kemasjid Al Aqsa
Ribuan peluru menari-nari
Tubuh kami tercabik-cabik
Darah syuhada genangi masjid Al Aqsa
Dimana tuan dan puan ?
Abi
Umi
Kakak
Adik
Tersungkur disajadah Al Aqsa
Temui kekasih abadi
Namun..
Tak ada air mata
Tak ada jerit takut
Hanya senyum
Ya senyum
Senyum kami menyambut bidadari
Tuan dan puan
Bila takut istanamu runtuh
Bila takut tahtamu sirna
Bila takut sandang,panganmu habis
Jangan kemari
Jangan injakan kaki tuan dan puan
Negeri kami suci
Negeri para Nabi
Bukan negeri para penjilat
Bukan negeri para pengumpat
Syahid satu tumbuh seribu
Janji kami padamu Robbi
Ku gadaikan jiwa raga ini
Biarlah tuan dan puan tidur nyenyak diatas singgasana
Tidur kami beralas permadani syurgawi
Hayya pinta padamu
Pemimpin Islam
Padamu panglima perang
Panglima Umar bin Khattab menanti
Shalahuddin menantimu
Khaibar ...Khaibar ya yahud
Khaibar ...Khaibar ya yahud
Bila masih ada iman setitik jarrah
Do'akan kami dalam sholat kudusmu
Kunanti dirimu dalam telaga Kautsar abadi
Hayya
Assaddaulah
Takkan hentikan langkah sampai ruh bertemu sang Robbi
Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
12 Mei 2021 ( Akhir Romadhon )
12:53
BIARKAN KU BERCUMBU PADA TUHANKU
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Bukanku takut nerakaMu ku beribadah
Bukan pula syurgaMu ku beribadah
Bukanku terlena cantiknya bidadari
Bukanlah pula cantiknya dirimu
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Pagi kusembahkan untukmu
Siang kuberikan untukmu
Petang kubingkai indah untukmu
Malam
Biarkan..
Biarkan ..
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Mudaku telah habis untukmu
Tertawa
Menari
Bercanda
Tuaku telah tiba
Sisa usiaku ditanganNya.
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Biarkan ku merayu Tuhanku
Biarkan ku belai
Ku peluk Tuhanku
Biarkan ku bercumbu pada Tuhanku
Hingga surya cemburu diufuk timur
Karya : Iman Kurniawan
LB
Pondok Gede
21 Feb 2020
11:38
Catatan dari sy :
Tidak ada seorang pensyair hebat yang tidak dimulai dg BELAJAR MENUMBUHKAN semangat menulis
Dan...
Tidak ada suatu karya dari seorang pensyair yang tidak akan dikenal seseorang kecuali DIA mau mulai menulis
Dan...
Walaupun seorang pensyair telah wafat maka karya2 nya tidak akan wafat dimakan usia
LB
TUHAN ADAKAH CORONA
Wahai Corona ku bertanya padamu?
Kau ciptaan Tuhan kah
Atau
Kau ciptaan Iblis?
Bila kau makhluk Alloh mengapa kau tak patuh?
Romadhon kau serang
Masjid sepi
Lebaran sepi
Bila kau makhluk Iblis
Kau layak merajalela hingga hari kiamat
Tuhan
Adakah corona
Wuhan kini tak terdengar lagi Corona
Istana tak terdengar Corona
Ataukah Corona kau makhluk suruhan tuan takur
Tuhan
Bukan Dajjal tak berani masuk Mekah
Malaikat selalu menjaga kesuciannya
Tapi kini
Tuhan lihatlah
RumahMu sepi
Corona telah bertahta di rumahmu
Tuhan
Bukankah hidup dan mati ditanganMu
Bukankah kita telah berjanji padaMu
Sholatku
Ibadahku
Hidup dan matiku karenaMu
Tapi kini
Kau lihatlah
Insan menghadapMu
Hidung tertutup
Mulut tertutup
Barisan berjarak
Tak takut padaMu lagi
Hanya takut Corona
Tuhan
Ku bertanya padaMu
Adakah corona?
Adakah corona?
Ku sadar kini rasa takut telah berpaling padaMu
Hidup mati
Kini bukan karenaMu
Coronalah kini telah bertahta dihari
LB
Pondok Gede
17 Juni 21
20:51
GILA
Gila
Sungguh gila
Tuan dan Puan haus jabatan
2 kali saja sudah amburadul
Ini malah minta tambah 3 kali
Apa yang Tuan dan Puan cari?
Yuan
Dollar
Jabatan
Atau Tuan dan Puan ingin rumah kami hancur
Anak-anak mengemis Yuan dan Dollar
Anak-anak menjadi budak dirumah kami sendiri
Tuan dan Puan dimana anda lahir?
Dimana anda dikubur?
Bila tanah rumah kami jasad Tuan dan Puan berbaring
Adakah takut Tuhan " TAMPAR " Tuan dan Puan di dalam tidur panjangmu
Gila
Sungguh gila
Kuli-kuli
Buruh-buruh
Anak-anak kami tak terpakai lagi
Telur-telur Dewa naga kini menetas dirumah kami
Tersingkir
Terinjak
Izzah anak-anak dirumah kami sendiri
Apakah tak ada lagi benih-benih hijau dan tulus anak-anak kami?
Apakah tak ada lagi sinar terangi rumah kami?
Atau ini sengaja dan sengaja kau koyak- koyak hingga luluhlantak berkalung tanah
Tuan dan Puan
Ingatlah suatu hari nanti
Namamu
Tubuhmu
Tercampak
Terhina
Dalam sangkar dewa naga
Rumah kami
Taman kami
Subur merekah
Mawar
Melati
Semerbak
Berselimut merah putih
Kokoh berkibar
Ditaman rumah kami
LB.
Pondok Gede
20-Juni-21
21:13
PURNAMA DI ATAS TELAGA
Berteman hembusan bayu
Katak benyanyi keroncong
Jangkrik mengalunkan simphoni klasik
Banyu terbuai pelukan rembulan
Sunyi
Purnama di atas telaga
Tersenyum manja dipunggung awan
Lintang menari kecak
Menanti
Bayangan dalam bingkai banyu
Malam semakin mencekam
Lolongan liar bangunkan kudukku
Sahut menyahut bagai paduan suara
Terkurungku sendiri dalam keranda salju
Dingin
Merasuk rongga kulitku
Merah kelopak mataku
Purnama kini mulai tertidur
Bayangmu tak tampak jua
Sendiri
Telaga biru hening
Dimanakah dirimu
Kututup tabir cintaku
Kukubur bayang dirimu
Dalam tenangnya telaga tak bertuan
Love Bird
Pondok Gede
4 Maret 19
13:27
KIDUNG PUTRI PANTAI
Jreng... Jreng ... Jreng
Oh .. Oh ... Oh ...
Deburan ombak lembut kasih
Bayu sejuk membelai wajah
Camar bernyanyi mesranya
Mentari tersenyum malu dipunggung mega
Sepi
Sunyi
Berteman gitar tua menantimu
Kucoba alunkan kidung indah
Banyu bawalah untaian nada ini
Sampaikan rindu ini
Oh .. Oh ...
Rembulan dengarlah syairku
Penuh aksara,majas dan fiksi
Kucoba lukiskan rasa ini dalam dawai
Bersama asa terbingkai bilik hati
Menanti
Menanti
Matahariku
Datanglah
Bakarlah cintaku
Terbangkanlah abu cintaku
Koyaklah tabir cintanya
Kuyakin
Kutambatkan kasihku
Pada perahu nelayan ditengah lautan
Kuikat gelora sayang ini
Pada lintang yang berkedip
Biarkan
Biarkan kuterus bernyanyi
Hingga matahariku hadir dalam pelukan
Love Bird
Pondok Gede
2 Maret 19
08:33
KU RINDU PELUK HANGATMU
Bunda
Kurindu peluk hangatmu
Kurindu belai lembutmu
Kurindu
Kurindu
Tawamu
Candamu
Teringat masa kecilku
Polos tubuh ini tertidur dipelukannu
Merdu suaramu
Melodi pelangi penuh warna
Merasuk hangat
Membungkus
Mengurungku
Mengikatku
Hingga terlelap diri ini
Bunda
Semua kisah indah bersamamu
Kubingkai dalam album biru
Tetes airmatamu
Alunan kata-kata sakralmu
Mengguncang kursi-Nya
Kuhanya ingin melihat wajahmu
Tersenyum
Kuhanya ingin lihat candamu
Mesra
Ijinkan aku bunda
Merawatmu
Menjagamu
Mencintaimu
Hingga tubuhku terikat
Terikat dalam sangkar cinta-Nya
Abadiku bersamamu
Bunda
Love Bird
Pondok Gede
28 Feb 19
17:55
PENANTIAN
Deburan ombak
Desiran bayu
Nyanyian camar
Lembayung memayungi
Kuterpaku mematung
Melepas pandang jauh
Merindu
Ya
Merindu
Hamparan pasir putih
Saksi bisu
Kesetianku
Pengorbananku
Jenuh
Lelah
Sepi
Sunyi
Suara alam membisu
Akankah dirimu hadir
Bawa sejuta senyum
Gelora rindu menari- nari
Membiusku dalam dinding hampa
Sendiri
Wahai banyu bawalah rinduku
Bayu hembuskan nafasku tuk dia
Camar nyanyikan melodi indah
Kurunglah dia
Ikatlah dia
Bilik hatiku merindu
Kuingin rasakan hangat peluknya
Bersama dirinya selamanya
HUKUM MILIK SIAPA
Sungguh ironis
Sungguh tak berakhlak
Mereka manusia biasa bukan dewa apalagi Tuhan
Hatimu bagai belati
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Berpangkat bertingkat - tingkat
Engkau sudah lupa darat
Atau imanmu sedang sekarat
Atau hatimu sudah berkarat
Membuat dirimu manusia hebat
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Engkau bukan malaikat
Engkau bukan Tuhan yang Maha Hebat
Engkau bisa berpangkat karena siapa ?
Engkau bisa duduk manis berlimpang harta berlipat karena siapa ?
Mereka bukan begal jalanan
Mereka bukan koruptor hebat yang menguras uang rakyat hingga melarat
Mereka adalah GURU yang mulia
Wahai tuan - tuan berbaju coklat
Hanya karena nila setitik hancur semuanya
Hati mereka tak ada setitik pun jahat pada anaknya
Mengapa kau perlakukan mereka siapa begal jalanan
Diarak
Disiarkan
Dibotakin
Wahai bapak mentri yang duduk manis
Mengapa kau diam seribu bahasa
Atau bibir manis terkunci mati
Dipundakmu bapak mentri mereka butuh keadilan
Hukum milik siapa
Hukum punya siapa
Bila hukum telah ternoda dan milik cukong - cukong muda
Hancurlah
Hancurlah
Negeri akan hancur bukan seribu ,seratus tahun tapi sedetik hancur selamanya
Tuhan
Kuserahkan padamu
Hukum negeri ini ditangan -Mu
LB
Pondok Gede
26 Feb 2020
16:56
( Suara Keadilan tuk Guru )
TABIR SUCI BIDADARI
Tabir suci bidadari
Menyelumuti kursi- Nya
Berpadu dalam aksara
Melantun indah dalam Asma
Tertunduk penuh ridho
Bidadari suci bermata indah
Tubuh putih beraroma kasturi
Senyum mesra penuh kasih
Belai lembut sayapmu
Merasuk hati
Tubuhku terkurung salju abadi
Buku suci jadi saksi
Terpatri namamu abadi
Kuikat cintaku pada tiang Tajmahal
Kulantunkan janji meruntuhkan uhud
Bidadari hadir dalam kamar asmara
Tetaplah kau bidadariku
Bidadari lembut nan elok
Buatlah bidadari bersayap cemburu
Mahligai melati harum bersamamu
Bawalah daku keistana zamrud
Abadi
Love Bird
Pondok Gede
26 Feb 19
12:49
KAMI HARUS KEMBALI
Setiap hari airmata menetes
Setiap hari darah genangi tanah kami
Setiap hari,setiap menit,setiap detik
Ruh - ruh suci menghadap – Nya
Dimana kau wahai pemuda
Dimana kau wahai pemuda
Tidakkah hatimu terluka ketika tubuh umi terkoyak - koyak
Tidakkah imanmu gemuruh ketika tanah suci terkurung tembok yahudi
Tidakkah ada dihatimu cinta saudara – saudarimu
Dimana kau wahai pemuda
Dimanakah kau wahai pemuda
Kami harus kembali
Kami harus kembali
Wahai pasukan Umar al Khattab
Wahai pasukan Sholahuddin al Ayubi
Kami kan menyusulmu
Al Quds telah memanggil
Kami telah mencium wangi kasturi
Wahai umi
Wahai abi
Darahmu
Nyawamu
Telah hiasi bumi para nabi
Umi
Abi
Kami harus kembali
Kami harus kembali
Khaibar .. Khaibar ya yahud
Jaisyum Muhammad Soffa Yahud
Kami harus kembali
Kami harus kembali
LB
Pondok Gede
24 Feb 2020
08:17
LA TAHZAN HAYYA
Meski kini telah rata rumah dan sekolahmu
Telah berselimut tanah umi, abimu
Hanya dirimu tersisa saksikan kebiadaban yahudi laknatullah
La Tahzan Hayya
La Tahzan Hayya
La Tahzan Hayya
Keep smile
Because Sun,Moon and Star keep smile for yuo
Bird,frog, sheep singing for you
La tahzan Hayya
Alloh ghoyatuna
Ar Rosul qudwatuna
Al qur'an rusuluna
Al jihad sabiluna
Al maut fi sabilillah asma maulina
La tahzan
La tahzan
Keep smile always
Rose,yasmine keep smile always for you
LB
Pondok Gede
23 Feb 2020
14:10
INDONESIAKU
Sejak dahulu Indonesia tentrem Kerto Rahajo Ijo Royo- royo
Hamparan permadani zamrud khatulistiwa bagai bunga desa
Sawah,ladang,hutan jantung dunia
Lautan,tambang permata tersembunyi
Nyanyian burung kakak tua,balonku hingga potong bebek angsa warnai masa kanak- kanak
Indonesiaku, Indonesiamu
Kini lemah terpapar, terkapar
Bagai perawan ternoda dan tercabik
Penuh amarah, curiga terbungkus syahwat hewani
Tak ada lagi senyuman
Tak ada terdengar lagi nyanyian burung kakak tua,balonku dan potong bebek angsa semua terpendam nyanyian jingkrak merusak ahlaq
Indonesiaku, Indonesiamu
Tak milikku dan milikmu lagi
Tambang kini telah melayang
Cendrawasih tetap memakai koteka
Hutan dan lautan bukan lagi kolam susu
Indonesiaku, Indonesiamu
Dalam ruang ICU terbungkus corona mengganas
Satu persatu nyawa kembali pada- Nya
Padamu tuan - tuan berdasi dan berkerah putih
Mau dibawa kemana Indonesia ?
Indonesiaku, Indonesiamu bukanlah barang sewaan pemuas syahwatmu
Tanganmu, hatimu tergadai naga baronsai
Indonesiaku, Indonesia
Tinggal menghitung waktu tenggelam dalam keranda tamak dan syahwat
Tinggal menghitung hari tertata rapi dalam album kenangan buram
LB
Pondok Gede
12 Maret 2020
20:52
AHLAQ , BUDAYA BANGSAKU TELAH SIRNA
Setiap detik
Setiap menit dan setiap hari
Selalu dan selalu menjadi tontonan bukan tuntunan
Indonesia kini telah sirna ahlaq dan budaya malu pada dirinya
Tak ada lagi senyum tulus dari hati
Yang ada senyum manis terbungkus bangkai busuk
Tak ada lagi rasa malu berjoget seperti orang gila
Berbaju tapi tak beriman
Tak ada lagi rasa hormat anak pada orang tua
Pada guru
Orang tua kini seperti sapi peras
Guru kini seperti kerbau dicunguk hidungnya
Bukan salah bunda melahirkan
Bukan salah ayah mencari nafkah
Bukan salah guru mendidik
Karena iman dan ahlaq telah sirna dalam rumah
Nyawa bagai anai berhamburan
Kehormatan tak lagi sakral terjaga
Ahlaq,budaya bangsaku telah sirna
Sirna termakan ketamakan sang iblis
Iblis tertawa diatas nisan suci pertiwi
Pertiwi kini terkapar menanti asa yang tak lagi menemuinya dalam bilik rindu
LB
Darussalam
11 Maret 2020
07:33
LAILATUL QODR DI ATAS PEMBARINGAN
Lailatul Qodr di atas pembaringan
Diam seribu bulan
Tak tau siapa pemiliknya...
LB
Pondok Gede
8 Mei 2021
18:51
PUISI UNTUK NAJWA
Ku rangkai kata-kata dalam sebuah puisi
Walau tak pernah bersua
Dengar suara pun tak jua
Namun rasa ini semakin yakin kau kupu- kupu kecilku
Hari ini ku dengar dirimu terbaring lemah
Kupu-kupu kecilku tak lagi menari
Lemas diatas mahkota bunga
Ku tuliskan puisi ini penuh yakin padaMu
Kaulah Maha Syifa
Kembalikan kupu-kupu kecilku menari
Tertawa
Ditaman penuh warna-warni mawar melati
Do'a kudusku sepertiga malam
Kulantunkan
Ayat-ayat cinta kulantunkan
Demi kupu-kupu kecilku kembali bernyanyi dan menari
Najwa ku kenal hanya namanya
Namun rasa rindu ingin bersua jarak menghalangi
Tuhan
PadaMu kupasrahkan kupu- kupu kecilku
Biarkan dia kembali pelukan induk
Penuh kehangatan cinta dan kasih sayang
Tumbuhlah besar kupu-kupu kecilku
Dalam pelukan ibunda
LB
Pondok Gede
7 Agustus 2021
14:34
( Puisi khusus untuk adik NAJWA putri Bu Wirda )
IMAN KURNIAWAN |
Kumpulan Puisi Isyak Ranga- PUING KISAH
PUING KISAH
Aku ingin membalut rindu dengan selimut lupa,
biar tak terbeban lagi
langit menadah keluh,
hingga bisu tak lagi
peningkan dahi malam
mentafsir makna resahnya
Dan kau,
kepakan sajalah sayap sayap pesonamu itu pada langit berjubah matahari, agar sepadan dengan taring taring tajam mu itu
ketika mencekram dahan kokohnya
Aku ingin mengkaligrafikan erang
di atas pasir kering pantai
biar keabadian aksara puisi geram itu tak lagi erat mencekram kisah
ketika ombak menghapusnya,
Dan kau bukan lagi batu kendala di akhir jejak ku melangkah
agar luka tak lagi bertahta di narasinya.
JKT.20*IsRa
PETUAH USANG
Mari kita berdiam diri saja nak,
usah lagi tegakan panji panji angkuh di deru badai yang bertaring belati
pada musim bertubir ambisi ini
Cengkram erat jemari hati pada puncak karang batin yang bertaut pada langit purba kesucian tuk
menahan gemuruhnya gelombang berlumpur pekat yang kan melantakan kemah roh kita
Usah lagi mengkubukan geram pada tiap jengkal hela nafas yang hanya tinggal sehelai serat waktu pada altar malam
Karena ia hanya akan mengubur nalar putih kita hingga menjadi kerangka lapuk yang tak mampu berdiri tegak, walau hanya oleh hembusan kepak kupu kupu yang melayang diatas ilalang kering
Usah lagi kita menanak keluh pada tungku keletihan nadi
karena bara matahari telah
tercerai panasnya ditelan salju kebekuan yang berjubah acuh disana
Jadikan batu cadas setiap bait bait doa untuk pondasi jejak kaki batin kita nak,
hingga kokoh menembus
sampai titik nadir jantung nirwana
Hingga bila hembusan akhir dari badai waktu yang jalang itu datang,
dada kita pun masih mampu
busung membentang
Baju jirahkan tekad mu itu nak
karena kita ada tuk jadi pemenang
bukan pecundang yang hanya berkubu ludah asam.
JKT.20*IsRa*
DARI TEPI HATI KAUM YANG TERSISIH
Bergelombang deru benak benak penyanjung hening
saat kekelaman malam kian menipis disela cerlang bias cahaya berwarna merah tembaga dari sang renta kala pemintal peluh
Ah,
kegentaran telah memburamkan matahati untuk kembali menjejakkan kaki nurani pada sahara garang waktu yang panas mendidih
sementara lengan mimpi tak lagi mampu mencengkram erat nyali
Lembar lembar asa hanya tinggal tersisa sebaris kosong pada kitab kusam nadi
semua telah sesak oleh sepah doa
ketika lambung kering bertasbih di atas sajadah keluh
Siang ini beri kami sekeping pasti dari yakin yang masih tersisa dialtar jiwa buat Mu Gusti,
ketika remah remah janji Mu itu bisa kami puisikan dalam senyum yang mengembang lelas
biar malam ini kami tak lagi mengebiri hati yang hampir mati
akan adanya Kau dan setiaMu yang menemani.
Karya : ISYAK RANGA
Jkt.21*IsRa*
Kumpulan Puisi Perempuan Sunyi - SENYUM MENGIRIS JANTUNG
SENYUM MENGIRIS JANTUNG
Karya : Perempuan Sunyi
Aku melihat senyum semanis madu yang engkau tuang melalui sepasang kelopak bibir. Teramat santun menyentuh ruang rindu. Menghadirkan kagum tanpa malu-malu.
Itu dulu, sebelum terbuka cadar penutup tuba. Perlahan namun pasti terkuak olehmu sendiri, saat bernyanyi lagu tanpa melodi. Suara melengking hingga oktaf tertinggi.
Oh sakit, senyum mengiris jantung pun tanpa malu-malu. Menggores kian dalam, aku tenggelam pada merahnya darah kecewa. Tapi masih sempat berdoa, "semoga bahagia selalu bersamamu". Kemudian berlalu dengan senyum paling beku.
T,04062021
MENUNGGU WAKTU
Karya : Perempuan Sunyi
Aku melihat senyum semanis madu yang engkau tuang melalui sepasang kelopak bibir. Teramat santun menyentuh ruang rindu. Menghadirkan kagum tanpa malu-malu.
Itu dulu, sebelum terbuka cadar penutup tuba. Perlahan namun pasti terkuak olehmu sendiri, saat bernyanyi lagu tanpa melodi. Suara melengking hingga oktaf tertinggi.
Oh sakit, senyum mengiris jantung pun tanpa malu-malu. Menggores kian dalam, aku tenggelam pada merahnya darah kecewa. Tapi masih sempat berdoa, "semoga bahagia selalu bersamamu". Kemudian berlalu dengan senyum paling beku.
T,04062021
MENUNGGU WAKTU
Karya : Perempuan Sunyi
Tidak ada lagi rangkaian mawar merekah seiring senyum cerah melati suci. Tersisa pokok kamboja siap meluruhkan kelopak-kelopaknya di hamparan tanah merah perbukitan sunyi, tertulis namamu abadi.
Diksi-diksi menyimpan bulir netra. Saat puisi terkebiri alibi. Saling menikam imajinasii pada inspirasi.
Perempuan Sunyi diam menunggu waktu paling sepi untuk mendekap hening, tanpa napas dan denyut nadi.
ST, 27012021
BILA
Tidak ada lagi rangkaian mawar merekah seiring senyum cerah melati suci. Tersisa pokok kamboja siap meluruhkan kelopak-kelopaknya di hamparan tanah merah perbukitan sunyi, tertulis namamu abadi.
Diksi-diksi menyimpan bulir netra. Saat puisi terkebiri alibi. Saling menikam imajinasii pada inspirasi.
Perempuan Sunyi diam menunggu waktu paling sepi untuk mendekap hening, tanpa napas dan denyut nadi.
ST, 27012021
BILA
Karya : Perempuan Sunyi
Bila sampai aku menjamu sunyi. Begitu nikmat, kukunyah hidangan tersaji, meski hanya bunga mimpi.
Memecah malam dengan sebilah belati kata. Menikam tajam pada palung rasa. Terkapar dalam ruang tanpa jendela.
Pengap, debu-debu berterbangan mencari makna.
"Masihkah air suci menghapus kelam silam?"
Diam, aliran jernih sejenak tersendat.
Bila keraguan selalu membebani langkah. Menuju sepertiga malam, memasuki ruang hening.
T, 27 Maret 2021
Bila sampai aku menjamu sunyi. Begitu nikmat, kukunyah hidangan tersaji, meski hanya bunga mimpi.
Memecah malam dengan sebilah belati kata. Menikam tajam pada palung rasa. Terkapar dalam ruang tanpa jendela.
Pengap, debu-debu berterbangan mencari makna.
"Masihkah air suci menghapus kelam silam?"
Diam, aliran jernih sejenak tersendat.
Bila keraguan selalu membebani langkah. Menuju sepertiga malam, memasuki ruang hening.
T, 27 Maret 2021
MERIAHNYA SUNYI
Karya : Perempuan Sunyi
Selangkah lagi terkalungkan untaian perak, melingkari sumpah janji suci. Beberapa warsa mendatang mengantar belahan jiwa memasuki gerbang peradaban sejati. Namun semua hilang ditelan dusta berkepanjangan.
Wangi melati tidak lagi tersaji dalam racikan minuman pagi hari, tertabur pada pusara setia. Menimbun merah darah pengkhianatan.
Sebelas Juni, tiga windu berlalu, dengan kebekuan paling sendu ia menggelar pesta beraneka bunga. Bukan di taman impian, melainkan pada upacara meriahnya sunyi, melepas tikaman keji dari setia tak berarti.
T, 11062021
CINTA
Karya : Perempuan Sunyi
Mengeja namamu saja aku belum bisa
Teramat jauh dari kata sempurna
Artikulasi tetaplah hampa
Bagaimana bisa aku memaknainya
Sedang yang meraja nafsu belaka
Mencoreng putihnya tanpa jeda
Harap balasan atas memberi menjadi asa
Salah kaprah ajak selingkuhi rasa
Tulus, ikhlas dan sabar celoteh bibir semata
Lampung
04122017
TIKAM HATIKU SEPUASMU
Karya : Perempuan Puisi
Siang yang terik meluahkan peluh. Membanjiri sekujur tubuh. Keringat garam menyisakan kerak. Sebagai lambang perjuangan
Sang musafir aksara, berjalan menyusuri ladang kehijauan. Berbekal semangat membaja pada busung dada. Ia terus berseteru dengan penat, yang mulai menyapa tubuh ringkihnya
Tangan penguasa menikam sembilu pada jiwanya. Mengoyak batin yang memprihatinkan. Memeras peluh, membanting tulang hingga kering dan ... retak
Sang musafir terus melangkah, diam membisu menahan pilu. Senyum menyeringai seiring jertan hati, " Tikam hatiku sepuasmu, aku tak akan berlalu. Karena bagiku rasa ini sudah tak bermakna. Semenjak engkau berpeluk dusta."
Tangerang, 01 Oktober 2019
AKU KAMU PUSARA RINDU
Karya : Perempuan Puisi
Mengapa engkau hadir lagi dalam hidupku, setelah bersusah payah mencoba melupakanmu. Belum cukupkah gurauan luka yang menguras rasa ini?
Ataukah sebenarnya engkau yang tak bisa melepas rindu dari kisah kita yang telah berlalu?
Bukankah kita telah saling mengubur dalam palungnya pusara, bernisan belati aksara, kemudian bersama-sama melangkahkan raga yang tak lagi memiliki nyawa
"Aku, kamu adalah pusara rindu." Begitu saat itu engkau berlalu dengan membusungkan karang di dada.
Dan aku ... hanya tertunduk pilu sambil bergumam lirih, "Baiklah aku terima keputusanmu."
Tak seharusnya engkau menyusuri jejak, karena saat itu berlalu tanpa meninggalkannya. Dan kita adalah sepasang pusara yang tak perlu untuk diziarahi
Tangerang, 04 September 2019
PEREMPUAN SUNYI
Karya : Perempuan Puisi
Perempuan itu terus berjalan, sementara awan hitam berarak mewarnai langit di atas kepalanya. "Wahai saudariku singgahlah di pondok ini, setidaknya untuk beberapa waktu, setelah cuaca kembali cerah, silahkan lanjutkan perjalananmu." Cegahku sambil memegang lengan kurusnya.Namun ia, hanya tersenyum dan tetap berlalu tanpa menghiraukan kekuatiranku
Tak seberapa lama setelah ia pergi, hujan turun sangat deras dan petir menyambar-nyambar. Aku terduduk sambil berdoa, "Semoga ia telah sampai di gubuk ujung kampung, sehingga bisa berteduh, Ya Robb lindungilah dia."
Setelah hujan mulai reda, aku berjalan ke ujung kampung untuk memastikan ia ada di sana, dan benar, perempuan itu sedang melantukan sebuah kidung, irama terdengar sunyi menyayat hati, sendu penuh kepiluan, dan ... tanpa terasa air mataku mengalir
Namun kemarau bermusim di sepasang mata, tak ada setetespun bening kristal di kedua pipinya. Ia tersenyum melihat kedatangan, walaupun tak mampu menyembunyikan cerita lara
Kemudian ia bercerita, "Akulah perempuan sunyi, yang mengembara mencari kedamaian hati, telah berlaksa derita yang paling nestapa aku alami, sehingga hati ini telah mati, senyumku menyimpan api, seperti bara dalam sekam." Begitu ia mengakhiri cerita.
Tanpa mau menjelaskan apa yang sesungguhnya telah ia alami, kemudian pergi, tanpa bisa dicegah lagi
Tangerang, 04 September 2019
Mengeja namamu saja aku belum bisa
Teramat jauh dari kata sempurna
Artikulasi tetaplah hampa
Bagaimana bisa aku memaknainya
Sedang yang meraja nafsu belaka
Mencoreng putihnya tanpa jeda
Harap balasan atas memberi menjadi asa
Salah kaprah ajak selingkuhi rasa
Tulus, ikhlas dan sabar celoteh bibir semata
Lampung
04122017
TIKAM HATIKU SEPUASMU
Karya : Perempuan Puisi
Siang yang terik meluahkan peluh. Membanjiri sekujur tubuh. Keringat garam menyisakan kerak. Sebagai lambang perjuangan
Sang musafir aksara, berjalan menyusuri ladang kehijauan. Berbekal semangat membaja pada busung dada. Ia terus berseteru dengan penat, yang mulai menyapa tubuh ringkihnya
Tangan penguasa menikam sembilu pada jiwanya. Mengoyak batin yang memprihatinkan. Memeras peluh, membanting tulang hingga kering dan ... retak
Sang musafir terus melangkah, diam membisu menahan pilu. Senyum menyeringai seiring jertan hati, " Tikam hatiku sepuasmu, aku tak akan berlalu. Karena bagiku rasa ini sudah tak bermakna. Semenjak engkau berpeluk dusta."
Tangerang, 01 Oktober 2019
AKU KAMU PUSARA RINDU
Karya : Perempuan Puisi
Mengapa engkau hadir lagi dalam hidupku, setelah bersusah payah mencoba melupakanmu. Belum cukupkah gurauan luka yang menguras rasa ini?
Ataukah sebenarnya engkau yang tak bisa melepas rindu dari kisah kita yang telah berlalu?
Bukankah kita telah saling mengubur dalam palungnya pusara, bernisan belati aksara, kemudian bersama-sama melangkahkan raga yang tak lagi memiliki nyawa
"Aku, kamu adalah pusara rindu." Begitu saat itu engkau berlalu dengan membusungkan karang di dada.
Dan aku ... hanya tertunduk pilu sambil bergumam lirih, "Baiklah aku terima keputusanmu."
Tak seharusnya engkau menyusuri jejak, karena saat itu berlalu tanpa meninggalkannya. Dan kita adalah sepasang pusara yang tak perlu untuk diziarahi
Tangerang, 04 September 2019
PEREMPUAN SUNYI
Karya : Perempuan Puisi
Perempuan itu terus berjalan, sementara awan hitam berarak mewarnai langit di atas kepalanya. "Wahai saudariku singgahlah di pondok ini, setidaknya untuk beberapa waktu, setelah cuaca kembali cerah, silahkan lanjutkan perjalananmu." Cegahku sambil memegang lengan kurusnya.Namun ia, hanya tersenyum dan tetap berlalu tanpa menghiraukan kekuatiranku
Tak seberapa lama setelah ia pergi, hujan turun sangat deras dan petir menyambar-nyambar. Aku terduduk sambil berdoa, "Semoga ia telah sampai di gubuk ujung kampung, sehingga bisa berteduh, Ya Robb lindungilah dia."
Setelah hujan mulai reda, aku berjalan ke ujung kampung untuk memastikan ia ada di sana, dan benar, perempuan itu sedang melantukan sebuah kidung, irama terdengar sunyi menyayat hati, sendu penuh kepiluan, dan ... tanpa terasa air mataku mengalir
Namun kemarau bermusim di sepasang mata, tak ada setetespun bening kristal di kedua pipinya. Ia tersenyum melihat kedatangan, walaupun tak mampu menyembunyikan cerita lara
Kemudian ia bercerita, "Akulah perempuan sunyi, yang mengembara mencari kedamaian hati, telah berlaksa derita yang paling nestapa aku alami, sehingga hati ini telah mati, senyumku menyimpan api, seperti bara dalam sekam." Begitu ia mengakhiri cerita.
Tanpa mau menjelaskan apa yang sesungguhnya telah ia alami, kemudian pergi, tanpa bisa dicegah lagi
Tangerang, 04 September 2019
Kumpulan Tembang Kata Nur Aini Natakusuma - KAU SEBUT DIRIMU SEORANG PECINTA
"KAU SEBUT DIRIMU SEORANG PECINTA"
Perhatikanlah dirimu sendiri: gemetar engkau, khawatir akan yang belum berwujud.
Ketahuilah, yang belum berwujud pun tengah khawatir, takut kalau Tuhan akan membuatnya berwujud.
Jika kau coba rengkuh keagungan duniawi, itu pun berasal dari kekhawatiran pula.
Semua hal, terkecuali Cinta dari Yang Maha Indah, adalah penderitaan.
Sungguh suatu derita beranjak menuju kematian tanpa mereguk air kehidupan.
Diberi engkau: dua tangan. dua kaki dan dua mata; tetapi jika yang hatimu dambakan dan yang Sang Kekasih kehendaki bagimu dua hal yang berbeda, maka apa manfaatnya itu bagimu?
Kau sebut dirimu seorang pencinta, tapi ucapanmu itu hanya penghias bibir; jika kau pandang seorang pencinta sejati dan Sang
Kekasih sebagai dua hal yang berbeda maka penglihatanmu mendua, atau kau salah menghitung.
SNA 27 DESEMBER 2017
#Kota Batu
#Malang
CINTA PERTAMA
kenapa cinta pertama selalu terngingat sampai akhir hayat? karena ia adalah sayatan perasaan pertama pada sebuah jiwa. Jangan takut untuk jatuh cinta.
Percayalah, ada seseorang yang akan hadir dalam hidupmu, mengubah segalanya, dan membuatmu tertawa bahagia.
Cinta sejati tdk bertindak kasar. Cinta akan sllu bertindak lembut karna didasari dengan perasaan yang tulus dari dalam hatinya
Oleh : Nur Aini Natakusuma
HADIRMU TAK ABADI
Maka 'kan kukenang kau sebagai pagi, datang untuk menyinari, merekahkan senyum di pipi. Walau kutahu hadirmu tak abadi.
Jika kamu belum memiliki pendirian, lebih baik jangan pernah datang, sebab perasaan tak selayaknya dipermainkan.
Mungkin kehilangan adalah salah satu pembelajaran agar kita tidak berbangga diri dengan apa yang kita miliki.
Kepada-Nya yang Maha Berkehendak, kugantungkan jiwa dan ragaku. Sebab tiada daya dan upaya kecuali milik-Nya.
Oleh : Nur Aini Natakusuma
HUBUNGAN YANG MULAI GERSANG
selamat siang bagi pemilik hati dan hubungan yang udah mulai usang dan gersang.. Suatu hubungan yang didalamnya tidak terdapat cinta yang tulus itu seperti tanah yang gersang yang tak pernah terkena air. Biarkan mengalir. hingga aliran itu mengering dan gersang, karena sudah takkan ada pupuk, air untuk menyirami benih yang sudah mulai keropos dan gersang. Kita "memperoleh" kebenaran lebih cepat jika dipelajari dari hubungan & pengalaman daripada lewat ruang kelas yang gersang'
Oleh : Nur Aini Natakusuma
CINTA
Cinta bukan tentang bagaimana kamu bisa memiliki seseorang, tapi tentang bagaimana hidupmu dan dia jadi lebih baik setelah kamu memilikinya. Kadang alasan kita hadir dalam hidup seseorang bukan tuk mengharapkan cintanya, tapi tuk memperlihatkan betapa berharganya dia tuk dicintai. Hidup tak selalu mudah tapi juga tak selalu sulit. Dalam kondisi apapun, hidup tetaplah anugerah yang harus dijalani.Tak peduli seberapa kuatnya seorang wanita, dia tetaplah mahluk yang mudah rapuh. Terkadang, yang mereka butuhkan hanyalah sebuah dekapan.
Oleh : Nur Aini Natakusuma
RASA
Ku terdiam saat kau tak peduli,
Ku mengalah saat kau tak ingat aku,
Ku menangis saat aku cemburu,
Ku senang saat kau memelukku,
Ku tertegun saat terdengar masa lalumu,
Ku terima saat kau membohongiku, Rasa itu yang membuat aku tersiksa,
Rasa untuk mencintaimu mengapa begitu sakit?
Aku sayang kamu..
Walau kadang..
Aku hanya diam tanpa mampu mengucapkannya padamu..
Aku cinta kamu..
Walau aku tak bisa berbuat hal..
Yang dapat menunjukkan cintaku padamu..
Aku ingin memilikimu.
Walau aku tak bisa mengekang hidupmu..
Tuk slamanya hanya agar ada disisi ku..
Aku bahagia...
Jika terus memikirkan dirimu dimalam sebelum tidurku..
Senyummu..
Membuat indah duniaku..
Dikala kau terus tersenyum dan memandangiku..
Aku bahagia bersama mu..
Aku sayang dan cinta kamu.
Di Dunia ini tidak ada yang lebih sengsara daripada seorang pencinta, meskipun dia merasakan manisnya cinta.
Dia menangis disetiap waktu, karena takut berpisah atau karena rindu.
Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih, namun bila kekasihnya dekat,
ia menangis karena takut berpisah.
Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan, juga matanya berkaca2 ketika pertemuan itu tiba.
Pelakunya memang merasakan kenikmatan, tetapi sebenarnya kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar bagi hati
Bila Tuhan tak menjodohkanmu pada kekasih yang telah lama kamu cintai,tak usah sedih.
Barang kali Allah telah menyiapkan seseorang yang lebih baik darinya yang benar benar mencintaimu karnaNya...
Jangan sibukan hatimu ,untuk mengharapkan orang yang tak pernah lagi mencintaimu.
Sibukanlah hatimu untuk mencintai Tuhanmu ,maka Allah akan membalas cintamu pula .InsyaAllah
Oleh : Nur Aini Natakusuma •16052013
WAKTU
Terkadang aku berharap dpt menghentikan waktu ketika suatu momen begitu indah & ku tahu takkan dpt dikembalikan oleh waktu.
Hanya karena kamu selalu dimaafkan, bukan berarti kamu bisa terus menyakiti. Memaafkan itu mudah, tapi melupakan adalah hal sulit.
Jangan pernah menilai orang lain. Kamu tak akan pernah tahu isi hati seseorang. Kamu hanya bisa menebaknya. Dan tebakanmu bisa saja salah.
Menyenangkan ketika menemukan dirimu tersenyum tanpa alasan, dan akhirnya menyadari bahwa dia yg istimewa yg kamu pikirkan.
Ketika kamu kecewa, meski cukup dewasa tuk memberi maaf padanya, kamu juga harus cukup pintar tuk tak kembali mempercayainya.
Dalam hidup, terkadang kamu memilih meminta maaf pada seseorang, bukan karena kamu salah, tapi karena kamu takut kehilangan dia.
Penting untuk mengerti apa yang kamu lakukan, tapi lebih penting untuk mengerti mengapa kamu melakukan hal itu.
Jangan pernah meremehkan dirimu. Tuhan memberikanmu hidup bukan karena kamu membutuhkannya, tapi karena seseorang membutuhkanmu.
Ketika kamu berada dalam keraguan, serahkan semua pada Tuhan. Karena hanya Dia yang dapat menuntunmu untuk menemukan jawaban kepastian.
Jangan biasakan dirimu berada ditempat yang tak baik. Meski kamu orang baik, seiring waktu kamu akan terbiasa untuk melakukan yang tak baik.
Apapun yg terjadi, nikmati hidup ini. Hapus air mata, berikan senyummu. Kadang, senyum terindah datang setelah air mata penuh luka.
Jika kamu tahu seseorang telah ada yg memiliki, kamu seharusnya menghargai. Jangan menjadi alasan hubungan mereka berakhir.
Mencemaskan apa yg mungkin terjadi hanya membuang waktumu. Itu hanya membebani pikiranmu dan mengambil kebahagiaanmu.
Jangan menunggu waktu yg tepat tuk melakukan hal yg baik. Jangan terus bertanya apa yg mungkin terjadi, beranikan diri!
Dalam hidup, kamu harus menyadari, kadang orang yg paling kamu inginkan, adalah orang yg buat hidupmu lebih baik jika tanpanya
Kadang, masalah adalah satu-satunya cara tuk tahu siapa yg tulus peduli padamu dan siapa yg berpura-pura jadi temanmu. -@AidiMs
Jangan menyerah atas sesuatu yg sangat kamu inginkan. Memang sulit tuk menunggu, tapi akan lebih sulit jika akhirnya kamu menyesal.
Masalah adalah ujian pendewasaan. Jadi tidak ada alasan menyalahkan orang lain. Benahi diri sendiri dan jadi pribadi yg dewasa.
Setiap cobaan yg terjadi, adalah atas kehendak Tuhan. Dan setiap kehendak Tuhan adalah untuk memuliakan.
Sahabat, adalah mereka yang tetap ada, walau seluruh dunia berkata kau tak lagi berharga.
Terkadang, yg tidak baik menurut kita adalah yg terbaik menurut Tuhan. Gunakan kebesaran hati untuk dapat menyikapi hal itu.
COBAAN = LATIHAN. Dan dengan latihan ini kita akan menjadi pribadi yg lebih tangguh, lebih tegar dan lebih bisa bersabar.
Ketika hati sedang gundah, gelisah dan dipenuhi dengan keputusasaan, ingatlah bahwa hanya kepada Tuhan kita mengadu.
Jangan menunda sebuah pekerjaan, lebih baik menyesali apa yg kamu kerjakan, daripada menyesali apa yg tak pernah kamu kerjakan.
Sahabat adalah mereka yg tetap ingin menemani harimu, tak peduli apa yg dikatakan orang lain tentangmu.
Sahabat adalah mereka yg tahu kapan saat yg tepat tuk menyemangati, membiarkanmu sendiri, dan saat tuk berbagi.
Dalam hidup. jangan paksa apa yg tak bisa kamu lakukan. Lakukan saja apa yg bisa kamu lakukan, biarkan Tuhan melakukan sisanya.
Kadang meski terus terluka, kamu tetap tak ingin melepasnya. Meski terdengar bodoh, tapi kamu masih berharap dia akan berubah.
Kadang, ketika sedih, kamu menyendiri. Karena kamu tahu satu-satunya orang yg mampu buatmu tersenyum kembali adalah dirimu sendiri.
Kadang meski tahu bahwa terlalu berharap bisa buatmu sangat terluka, kamu tetap tak mau berhenti berharap sebelum dapat jawabannya.
Km tak bisa mengubah sgala sesuatu dalam satu malam, tapi km dapat mengubahnya sedikit demi sedikit.
Kasih sayang tak hanya ditunjukkan oleh sanjungan dan pujian, tetapi juga teguran atas kesalahan dan kelalaian.
Mempertahankan mungkin lebih sulit daripada mendapatkan, tetapi tak akan ada yang sulit jika telah ada niat.
Segala sesuatu lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Tapi ingat: "Semua itu tidak akan bisa dilakukan tanpa diucapkan".
Adalah wajar jika kamu bersedih, tapi jangan pernah kesedihan membutakan hatimu hingga kamu berputus asa.
Jgn sia-siakan air matamu utk org yg meninggalkanmu. Bkn kau yg kehilangan mrk, tp mrk yg telah kehilangan dirimu. –
Berlarut dalam kesedihan tak akan bisa membuatmu bangkit. Hapus air matamu, segera bergerak maju!
Bahagialah dengan apa yang kamu miliki. Jangan melepasnya hanya karena rasa takut. Kamu mungkin tak akan mendapatkannya kembali.
Mengeluh tak akan pernah menyelesaikan apapun, tapi hanya akan menambah beban. Berhentilah mengeluh, segera ambil tindakan!
Kadang kamu harus berhenti peduli pada seseorang, bukan karena kamu membencinya, tapi karena dia tak pernah menyadari kepedulianmu.
Mampu tertawa ketika segala sesuatu dalam dirimu terluka, adalah salah satu bukti seberapa kuat kamu dalam menjalani hidup ini.
Hal tersulit ketika kamu berpura-pura kuat adalah orang-orang mulai berpikir bahwa kamu pasti akan baik-baik saja meski disakiti.
Siapapun yg membaca ini, kamu tidak sendiri. Ada seseorang di luar sana yg menyayangimu lebih dari yg kamu tahu.
"Ketahuilah, hal-hal terindah di dunia ini terkadang tak bisa terlihat dalam pandangan atau teraba dengan sentuhan, mereka hanya bisa terasakan dengan hati".
"Jangan lihat siapa yg berbicara, tapi dengarkan apa yg mereka bicarakan".
Oleh : Nur Aini Natakusuma.
PERJALANAN CINTA
Saat Aku melupakan jatuh cinta, berarti aku telah lupa cara menjatuhkan airmata. Kebahagiaan, mungkin bisa dimulai dari sana
Aku suka memandang lilin milik pedagang kaki lima, ketika listrik tiba-tiba padam. Seperti meniru nyala kunang-kunang.
Di syairnya senja itu, dabir meniadakan namamu; was-was betul, gamang rindu terbaca garang cemburu.
Kita pernah sama sama lupa, tentang segala yang belum sempat kita jamah, tentang cinta yang bergetar di dada.
Pagi :ini aku melihat semut-semut mengerubuti secangkir kopi, dan menyisakan rasa pahitnya untuk kunikmati, sendiri.
Aku seperti sedang melakukan perjalanan terhangat dalam hidupku, ketika di tengah dingin hujan,aku merindukan kau sentuh tanganku perlahan.... ada sepasang kekasih yang menyalakan unggun api, di dalam sunyi. dan bisa kurasakan kehangatannya, menyentuh dadaku. tadi aku rasakan : hujan jatuh ke punggungku, dan seorang yang menggenggam payung, tapi tak berusaha melebarkannya untukku, ia membiarkan hujan membasahi sekujur tubuhku yg kedinginan
.... sedingin hatimu..
Oleh : Nur Aini Natakusuma
EVALUASI KEHIDUPAN
Saya lebih suka lamunan untuk masa akan datang daripada sejarah masa lalu. Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. Berhentilah mencari alasan mengapa Anda miskin. Sebaliknya, berusahalah mencari jawaban bagaimana agar anda kaya. Jangan dulu mengatakan “tidak mampu” sebelum Anda berusaha menjadikan diri Anda mampu. Hidup yg baik akan tercipta jika anda mau mengevaluasi hidup anda sebelumnya dan mau memperbaikinya. Orang yang hidupnya salah, itu artinya dia menjalankan aturan yang salah. Untuk hidup anda yg terbaik, gunakanlah aturan yg terbaik. Pikiran hanya tumbuh jika digunakan dan melemah jika tidak pernah digunakan. Perjuangan seseorang akan banyak berarti jika mulai dari diri sendiri. Jangan pernah ragu memperjuangkan cita-citamu. Membayar gengsi dengan harga selangit kadang sia-sia jika tak dibarengi value yang seimbang. Harga diri terkadang bisa jatuh hanya karena sebuah hal yg sepele saja. Saat kamu terjatuh, tersenyumlah. Karena orang yg pernah jatuh adalah orang yg sedang berjalan menuju keberhasilan. Bunga mekar, air mengalir, burung terbang, lebah memberi madu, semua sudah diatur oleh sang maha hidup. Sebuah peristiwa terjadi bukan kebetulan, tapi semua ada alasannya dan sudah diatur oleh sang pemilik hidup. Bukan mewahnya pesta tapi seberapa banyak orang yang bahagia karena pertemuan dan bersilaturahmi. Patah hati terasa sakit seringkali tidak ada hubungannya dengan cinta, tapi hanya harga diri yg patah. Kebahagiaan tertinggi di dunia ini adalah saat kita sadar bahwa kita 'bernilai' bagi orang lain. Satukanlah antara bibirmu dan perkataan hatimu. Berhenti untuk selalu membohongi dirimu sendiri. Berusahalah tuk mengungkapkan apa yg kita rasakan. Jika memang menyakitkan, keluarkan. Bukan dipendam. Suatu pekerjaan yang paling tak kunjung bisa diselesaikan adalah pekerjaan yang tak kunjung pernah dimulai. Layang - layang terbang tinggi dengan menentang angin bukan mengikutinya.
Oleh : Nur Aini Natakusuma•11122015
DIAM KU
Bila nasihat tak lagi berarti,
maka diam adalah caraku melawan.
Aku biarkan siapapun menikam diriku dengan belati prasangka.
Aku takkan membalas sedikitpun.
Akupun tak perduli dengan orang yang selalu menabur benih kebencian dihati manusia agar mereka memusuhiku.
Iya .. aku tak perduli..
Aku biarkan ia berbuat curang dibelakangku.
Aku biarkan ia berbuat sesukanya..
Aku biarkan hingga ia dihantui oleh rasa dengkinya..
Aku biarkan hingga ia menelan pahit benih yang ditanamnya sendiri.
Aku diam ... Begitulah caraku menang.
Aku diam....Begitulah caraku bersabar
Aku diam...Begitulah caraku menjadi tegar.
Aku diam... Karena tak semua orang layak tinggal dalam memoriku.
Aku diam...Karena tak semua orang layak tinggal dalam api dendamku. Aku tak boleh menjadi manusia pendendam.
Aku diam... Karena Allah sebaik baik Pembela bagiku.
Oleh : Nur Aini Natakusuma
Aku & Diaryku
MUSABBAH
Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita adalah ibarat membuang waktu percuma..orng cina bilang "waktu adalah uang " Cinta itu tak punya mata kalau kita mencintai orang yang salah,hidup kita seperti ditempat lahan peperangan,mencintai seseorang yang tepat yaitu sesorang yang menerima segala kekuranganmu,bukan kelebihanmu. Ketika Alloh Inginkan kedua HATI bertemu... DIA akan mengerakan kedua duanya Tidak hanya salah satunya.. Ketika Cinta hanya karena harta,maka Cinta itu akan bertahan sebatas harta itu masih ada.
Ketika Cinta hanya karena Fisik(Cantik,ganteng,seksi dll),maka Cinta itu akan berakhir ketika fisik itu tidak lagi seperti sebelumnya.
Ketika Cinta hanya karena keilmuan/pintar,maka Cinta itu akan berakhir ketika pemikirannya tidak lagi sepintar sebelumnya.
Ketika Cinta hanya karena jabatan,maka Cinta itu akan bertahan selama jabatan masih dipegang.
Ketika Cinta hanya karena suatu keinginan,maka Cinta itu akan hilang ketidak keinginan itu telah didapat.
Untuk itu Cinta lah hanya karena Allah SWT,karena Allah yang akan menjaga Cinta itu agar abadi selamanya.
Bahagia, terkadang menjadi sebuah kata "sakit" untuk menggambarkan kehidupan seseorang. Saat ia dapat mencapai dan memenuhi segala hajat hidupnya,cap bahagia akan diletakan pada dirinya.Sebaliknya,saat salah satu kebutuhannya tak terpenuhi atau ketika keinginanya tak terwujud,dianggap sengsara .Padahal sejatinya tidak demikian. Sebab kebahagian yang hakiki adalah saat kita memperoleh 'kepuasan'dalam beribadah kepada Alloh sebagai bekal untuk kehidupan di akhirat,,,
Oleh : Nur Aini Natakusuma•17 Oktober 2015
HEY...MALAM
Larut
Pada malam panjang
Fikirku pun melayang
Terbayang tentang hidup
Sunyi
Malam begitu sepi
Mata ku terasa lelah
Tak dapat terpejamkan
Dingin
Angin begitu menusuk
Seperti kabarkan luka
Pada jiwa yang lemah
Gelap
Seakan terus menyapa
Pada hati penuh luka
Pada hati penuh duka
Resah
Ku rasakan gelisah
Pada kedalaman hati
Entah kapan kan terhenti
Rindu
Ku rasakan rindu
Akan rasa bahagia
Yang lama tak ku rasa
Hey malam
kapan akan berakhir
Derita ini tentang hidup ini
Hey malam
kapan akan terukir
Rasa bahagia pada hidup ini
Hey malam
kabarkan pada tuhan
Aku bosan dengan derita ini
Hey malam
sampaikan pada tuhan
Catatan ku pada malam ini
Oleh : Nur Aini Natakusuma
ALAM
Alam...
Indah kupandang,.
Dalam mata perlipur asa,.
Mendayu hati dalam terang,.
Peredam hati yang membara,.
Alam...
Terimakasih,.
Telah menyejuk kan sukmaku,.
Penghibur hati yang ter sisih,.
Akan dunia yang belum untukku,.
Dia menjauh, dan slalu menjauh,
Namun kau slalu hadir untukku,
Sendiri,.
Merenung dalam sepi,.
Merasakan bait kata hati,.
Mendengar kejujuran yang hakiki,.
Yang mulai melemah sunyi,.
Ya ALLAH,.
Hina kurasakan diri,.
Karna kotornya tirai hati,.
Yang telah mulai membisu ,.
Mengeras dan membatu,.
Karna diri ini,.
sering lupa padaMU YA ILAHI,.
YA RABB,.
Ku yang hina ini,.
Berserah diri padaMU,.
Karna bagiMU lah segala puji,.
Dan samudra ampunan khalbuku,.
Ya ILLAHI,.
ENGKAU lah maha pemurah,.
ENGKAU lah maha pemaaf,.
padaMU ku berserah,.
Dari sgala dosa dan khilaf,.
Ya ILAHI,.
AMPUNILAH KAMI,.
SLAMATKANLAH KAMI,.
KASIHANILAH KAMI,.
RIDHAI HATI KAMI,.
WALAU BANYAK SALAH PADAMU YA RABBY,.
Oleh : Nur Aini Natakusuma, 12092015
IBUKU ADALAH SURGAKU DAN NAFASKU
Dan telah Kami wasiatkan kepada manusia (agar dia berbakti) pada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Kulah kembalimu”. (QS. Luqman : 14)
Aku dulu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa...
Dari perutmu-lah aku memulai kehidupan.
Sesungguhnya aku berasal dari air yang hina.
Yang setiap orang merasa jijik...
Tapi di perutmulah ku mulai berubah.
Ku menjadi segumpal darah, segumpal daging…
Dan akhirnya terberbentuk seorang bayi yang lucu.
Di perutmulah ku mulai dihargai…
Aku mulai disayang, dibelai dan diharapkan kehadirannya.
Ku rasakan belaian kasih sayangmu.
Ku dengarkan doamu untuk kebaikanku.
Oh Ibuku...
Kau bawa aku kemanapun pergi..
Kau mulai tidak bebas bergerak dan bertambah berat...
Tapi kumerasakan hatimu semakin bahagia...
Kumerasakan aku semakin disayang...
Aku semakin sering dibelai...
Aku juga sering mendengar ceritamu...
Aku juga sering diajak bercanda dengan tendangan kakiku.
Oh Ibuku...
Setelah umurku 9 bulan lebih
Saat aku ingin keluar melihat dunia...
Ku dengar rintihanmu...
Ku dengar rasa sakitmu yang sangat...
Engkau mengaduh dan mengatur napas menahan sakit yang sangat...
Dan akupun mulai berontak ingin keluar
Dan Engkau semakain mengaduh menahan sakit.
Alhamdulillah aku bisa melalui lubang sempit yang tidak masuk akal
Aku keluar bersama dengan air ketuban dan cucuran darah...
Ku dengar Engkau berteriak menahan sakit...
Tetapi kemudian setelah mendengarku menaangis dengan kencang..
Engkau malah bersyukur dengan raut muka yang sangat bahagia.
Oh Ibuku...
Setelah ku dibersihkan dan diberi pakaian dan selimut.
Ku mulai merasakan dingin, tapi kau dekap aku...
Ku mulai merasakan lapar, kau beri aku susumu, dari daging dan darahmu.
Saat aku takut dan kaget kau peluk aku dengan sayang sehingga akupun tenang.
Semakin hari kau semakin menyayangiku.
Bahkan saat aku buang air kecil dan air besar...
Kaupun mengganti popokku dengan senyuman dan bercanda...
Bahkan aku diberi ciuman.
Oh ibuku...
Setelah sebulan umurku...
Sayup-sayup aku mulai mengenal wajahmu..
Wajah yang penuh ikhlas dan kasih
Wajah yang sabar dan keibuan...
Wajah yang selama ini telah menyayangiku...
Oh ibuku...
Hari berganti hari..
Tahun berganti tahun...
Aku semakin besar...
Dan sekarang baru ku sadar...
Betapa banyaknya dosaku padamu oh ibu...
Saat kau suruh membelikan sesuatu...
Aku tidak mau karena sedang asyik nonton.
Saat kau nasehati aku...
Aku tidak mendengarkannya dan bergumam...
Cerewet amat sih ibu...
Bahkan saat aku bertengkar ...aku pun pernah berkata agak keras seakan membentakmu...
Oh Ibuku...
Baru kali ini ...
Setelah sekian lama...
Setelah ku melihat ibu ibu yang lain melahirkan....
Setelah ku mempunyai anak satu demi satu...
Ku baru sadar begitu besar perjuanganmu
Begitu tulus kasih sayangmu...
Tapi ...
Aku merasa belum berbuat banyak untukmu...
Saat ku kecil disibukkan dengan mainanku
Saat ku ABG aku asik dengan teman-temanku
Disibukkan dengan belajar.
Saat ku dewasa disibukkan dengan tugas-tugas kuliah.
Saat aku lulus dan mendapat pekerjaan aku langsung pergi jauh meninggalkanmu
Hasil gajiku hanya sedikit yang ku kirim untukmu.
Karena aku mulai membiayai keluargaku...
Aku belum banyak berbuat untuk membahagiakanmu...
Walaupun engkau tidak mengharapkan itu.
Tapi aku tidak mau Engkau ’pergi’ meninggalkanku
Dan aku belum memenuhi impian-impianmu kepadaku.
Dan di hari ini...
Ku ucapkan TERIMA KASIH ibu...
Aku tak bisa memberi apa-apa...
Hanya do’a dan mengikuti ajaranmu
Agar kelak Engkau menjadi bidadari Surga dan pahala mengalir selalu ..
Karena jasamu tiada terbalas.
Semoga engkau mau memaafkanku atas dosa-dosaku
Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu
Ya Allah Ya Robb... jagalah Ibuku selalu.... Ibuku adalah wanita yang sangat ISTIMEWA..... takkan ada yang bisa memberikan CINTA, KASIH SAYANG selain ENFKAU dan IBUKU pada diriku. aku sangat MENCINTAIMU IBU.... janganlahkau menitikkan setitikpun AIRMATA KESEDIHAN .... tersenyumlah selalu untuk anak2mu IBU.
I LOVE YOU SO MUCH!
heart emotikon
Oleh : Nur Aini Natakusuma
9 Mei 2015 pukul 13:12
KEBESARAN MASA DEPAN
Sesungguhnya, kasih sayang di hatimu adalah tanda kebesaran masa depanmu. Maka, setialah kepada hati baikmu. Kehidupan ini bukan hanya tentang memiliki, tetapi tentang menghargai dan bersyukur atas apa yang sudah kita miliki.
Syukur adalah menjalani hidup dengan apa yang kita miliki tanpa harus membandingkan dengan milik orang lain.
Oleh : Nur Aini Natakusuma
HATI INI
Lupakan Hati Ini
saat daun kering berjatuhan
angin kemarau membelai diri
ku terdiam terpaku
saat kau memilih tinggalkan ku
tapi tak mengapa
ku tak membendung tangis
kepergianmu
anugrah bagiku
semoga kau temukan kebahagiaan disana
bersamanya lalui dunia
kini ku bahagia bersama sepi
tiada yg lbh baik darimu
selain sso yg mau mengerti diriku
kini ku larut dlm pencarian terakhir
kuyakin Tuhan bersamaku
Oleh : Nur Aini Natakusuma
Kumpulan Puisi NengIcha - SENJA LALU
KITA TELAH BERBEDA
By. NengIcha
Dahulu,
Kita pernah mengumpulkan serpihan rindu bersama
Untuk membangun pondasi cinta yang terhimpun dari lubuk jiwa
Suka duka kita nikmati bersama di atas tilam-tilam cinta
Berteduh mesra dalam angan paling bahagia
Iya bahagia,
Betapa kebahagiaan saat itu benar-benar kita rasa
Meski terik mentari kerap membakar jiwa-jiwa kita
Meski dahaga rindu kerap melanda jiwa-jiwa kita
Dan meski tabu dalam cumbu, sama kita nikmati bersama
Dan hari ini,
Kita telah memilih jalan yang berbeda
Di mana jalan yang tak akan mempertemukan kita
Di mana jalan yang benar-benar akan memisahkan kita
Memisahkan tali kasih yang kian lama kita rangkai bersama
Kekasih,
Engkau akan selalu menjadi yang terindah dalam hidupku
Meskipun engkau meninggalkan aku dengan segenggam ego paling batu
Namun anak-anak rindu ini adalah benih darimu
Maka akan kumerawat sendiri, meski tanpa dirimu
MK. 07062021
#Aku_Sang_Pemulung
SENJA LALU
By. NengIcha
Senja lalu,
Aku teramat ingin bersulang denganmu
Saat aku mengira engkau tengah berada di depan portal kebahagiaanmu
Senja lalu,
Aku telah meminta izin kepada semburat mega
Untuk mencumbuimu sekali lagi saat mata terjaga
Sebelum engkau benar-benar meninggalkan aku saat malam berkabut duka
Dan senja lalu,
Saat rasa masih kukuh merajut asa
Saat hasrat masih terus bergelora
Jua saat rindu masih tertimbun keping-keping bara
Engkau menikam dada ini hingga aku terkapar tak bernyawa
MK. 05062021
#Aku_Sang_Pemulung
SEMESTA BERDUSTA
Semesta berdusta kepada mentari
Semesta bilang bentala akan indah saat mentari mengecup kening pagi
Namun nyatanya semesta berdusta dalam berwarta
Atau mungkin mentari yang terlalu balita dalam mencerna kabar berita
Kabut pekat kini hadir bersama kawanan legam awan hitam
Menutup sempurna langit pagi yang wajahnya nyaris menghitam
Sedang mentari, hanya mampu tersedu merasakan senyumnya yang tak pernah ada arti
Sedang mentari, hanya mampu berpasrah saat keinginannya mengindahkan pagi hanya sekadar mimpi
Begitu keagungan rasa tulus telah membimbing telatah mentari
Melangkah dan membagi keteduhan senyum paling surgawi
Bersinar dalam kehangatan 'tuk semesta paling hakiki
Meski pada akhirnya semesta mengingkari ucapan yang dahulu dianggapnya paling suci
By. NengIcha
MK, 12 Mei 2021/ 30 Ramadhan 1442
#Aku_Sang_Pemulung
"Catatan Lama"
SEDU
By. NengIcha
Masih jua engkau menguasai masa dalam titian waktu
Membungkamku dalam malam yang penuh rindu
Membangunkan tidurku dengan sedu paling sayu
Kekasih,
Sedang apakah anak-anak rindu yang engkau asuh dahulu
Tak ingatkah mereka akan Ibunya yang masih terus merindu
Kita terlampau jauh berjalan dengan lajur berlawanan
Tak mengenal satu sama lain meski sama hidup dalam siksaan
Dengan segenggam ego, kita memutuskan untuk tak searah
Meski tetes air mata berubah menjadi kepingan darah
Hingga kini rintih tangis di hati masih terus menyambangi
Menenggelamkan rasa dengan setumpuk kisah maha elegi
Entah sampai kapan jiwa ini membumi dalam rasa yang tak akan pernah mati
MK. 11062021
#Aku_Sang_Pemulung
#Ngebucin_itu_asyik
DI MANA SALAHKU?
By. NengIcha
Dalam hening waktu
Engkau datang membawa senyum paling madu
Dengan secangkir kopi manis di tanganmu
Engkau hanyutkan aku dalam buai paling syahdu
Saat senja bertakhta di lengkung cakrawala
Engkau lukis pelangi jingga pada dinding dada
Saat malam tiba dengan legam paling gelita
Jua engkau hias langitku dengan taburan bintang dan sejuta purnama
Terus di mana salahku?
Saat aku terlena oleh bujuk rayumu
Saat rasa tak kuat menahan rasa rindu
Dan saat aku terkapar dalam pelukanmu
Dan di mana salahku?
Saat aku percaya engkau adalah semesta paling berwarna
Saat aku yakin bahwa engkau adalah surga paling bahagia
Kendati engkau hanya membawaku dalam senda beralas dusta
Lalu di mana salahku?
MK. 16062021
#Aku_Sang_Pemulung
Langganan:
Postingan (Atom)