Sajak Uwa Kijoen
KESAKSIAN
- kepada diri sendiri
telah kuziarahi puluhan kuburan
dengan doa-doa cinta, bahasa batin dan isyarat kesetiaan.
tetapi kesepian seperti
mata pisau yang senantiasa
siap menghadang dan menikam
ke mana lagi mesti kuusung
kekalahan dan kegelisahan
karena di setiap mata angin
tak kujumpai pilihan
Cirebon, 1981- 2021
Sajak Kijoen
RIWAYAT PERJALANAN
gerimis menyisakan kesepian
sepanjang aspal jalanan
pohon-pohon berbaris memagari
riwayat yang mengalirkan kenangan
telah puluhan purnama kulewati, menggaungkan
namamu ke segenap penjuru
tapi gedung-gedung membisu, pagar taman pun
membeku, orang-orang
seperti mengusung jenazah
diam dalam aroma kematian
tak ada alamat bisa dibaca
selain angka-angka berhamburan
dari mulut orang yang lalu lalang, dengan tangan
menggenggam belati
gerimis seperti mengantar kematian
engkau menjelma menjadi
riwayat perjalanan
: tak kutemukan.
majalengka, 2010 - 2021
SAJAK LELAKI DAN MIMPI
perlahan lelaki itu membereskan mimpinya,
pada separuh putaran,
diejanya harapan
seperti detak jam yang menyuarakan angka-angka
wajahnya mendadak ranum
napas lelaki itu mengalun tenang
melagukan pengantar lelap
gelisah telah ia tumpahkan
pada kegerahan cahaya matahari sepanjang hari.
lelaki itu membereskan mimpinya
perlahan seperti nyanyian mengantarkan harapan
pada kehangatan matahari
esok pagi.
Majalengka, 2013 - 2021
Sajak Kijoen
MENGEJA MIMPI
- kepada diri sendiri
sepi yang kita tasbihkan,
telah menjelma sihir
menghanyutkan semua kenangan
serta impian sepanjang usia
aku merasa terpojok, dengan
selaksa lamunan perempuan
dan ujaran perkawinan
di sini, mungkin mimpi
malam pun menjadi sangat renta
aku membungkuk, memunguti sisa masa lalu.
Kadipaten, 26042021
#sunyisepidalamhening
Sajak Kijoen
SAJAK LELAKI DAN MIMPI
perlahan lelaki itu membereskan mimpinya,
pada separuh putaran,
diejanya harapan
seperti detak jam yang menyuarakan angka-angka
wajahnya mendadak ranum
napas lelaki itu mengalun tenang
melagukan pengantar lelap
gelisah telah ia tumpahkan
pada kegerahan cahaya matahari sepanjang hari.
lelaki itu membereskan mimpinya
perlahan seperti nyanyian mengantarkan harapan
pada kehangatan matahari
esok pagi.
Majalengka, 2013 - 2021
MENGEJA NAMAMU
- kepada diri sendiri
sudah kubaca semua tulisanmu, ada nama dan riwayat yang kau tasbih kan pada masa lalu
lalu, aku akan mengeja namamu sebagai pejalan yang rindu tempat berteduh.
bersimpuhlah, kemudian mengheningkan luka, jadi canda.
Kadipaten, 26 Juni 2021
#sunyisepidalamhening
#diamkusepi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar