UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Senin, 19 April 2021

Kumpulan Puisi Suyatri Yatri - TADDABUR ALAM


RINDU BERKELINDAN DI CIPANG

Cipang
Rindu menyeruak
Di kuncup ramahmu
Mendamaikan jiwa suara merdu moratik

Cipang ...
Asa menggantang di langit budaya
Memantik harapan di genggaman makna

Cipang, sejarah di tubuhmu adalah emas berharga
Batas bukanlah titik akhir cerita
Namun bermulanya segala makna

Cipang, dari Koto Melintang berubah Kubang Buaya
berjalan melintas Kersik Putih
Berdiri ratusan tahun istana
Hingga Batas mengalirkan air terjun Sarosah Tinggi nan eksotis

"Aku dengar detak jantungmu
Aku dengar suara hatimu
Aku menyaksikan kecantikanmu sempurna di ceruk lembah"

Cipang, rinduku berkelindan

Karya : Suyatri Yatri
Cipang Kanan, 10 April 2021



MATA AIR BERKAH SAROSAH TINGGI
Karya: Suyatri Yatri


Menjejak makna merimbun. Bintang kerlip sungguh mengagumkan
Di sudut negeri batas
Ingin kuseduh secangkir kopi menikmati ruang sunyi bertabur bintang di langit minda

Yah ... ada damai di ceruk desa dengan keramahannya
Senyum anak-anak memberi pembelajaran pada jiwa bahwa rindu itu tersirat, ada kilatan harapan menggantang di matanya

Ada asa yang ingin diucapkan bahwa langitnya begitu biru
Dan hijau bergradasi di dinding bukit
Cucuran bening Sarosah Tinggi adalah keberkahan
Mata air anugerah yang dikeluarkan di antara cadas bebatuan
Air mata haru mengalir dari syukur bahagia lepaskan dahaga
Aku tafakur di bilik bukit mengagungkan Asma-Nya

Cipang Kanan, 11 April 2021



TADDABUR ALAM
Karya: Suyatri Yatri


Lelah kaki berjalan, tak selelah beban dalam pikiran. Nikmat mana lagi yang diingkari?

Kesempurnaan hanya milik Allah, tidak ada keraguan sedikit pun. Tadabbur alam memberi renungan bahwa diri adalah debu yang beterbangan. Alam pun berzikir dengan hikmat pada-Nya.

Setiap helai dedaunan menghembuskan napas doa pada Allah
Mengapa diri manusia masih saja sombong pada makhluk ciptaan-Nya?
Entahlah, serakah apalagi yang ditunjukkan untuk menguras peluh bumi hingga ke magma?

Semua tapak kagum keindahan, biarkan hidup menghijau di ceruk hutan
Agar jiwanya tenang
Dan detak jantungnya teratur memberi kehidupan
Oksigen memompa di pori daun

Rohul, 17042021



ISTANA CINTA SOLEHA
Karya: Suyatri Yatri


Di atas kedamaian berdiri istana
Ceruknya masih mengembuskan napas Soleha
Detak jantungnya masih bergetar
Di pagu terselip kisah cinta Tuanku Ibrahim

Berat memang mendua
Namun langit menghendaki mega kelabu
Memisahkan rindu hingga kutuk melingkar dari setianya jiwa

Bertabur air mata perpisahan
Masih saja cinta mendebarkan hati
Menatap atap rumah dengan harapan
Cinta menjadi sejarah di langit Cipang

Cipang Kanan, 11 April 2021




PUISI ALAM
Karya : Suyatri Yatri


Tarian sulaman benang langit bergemuruh
Deru angin membanting hingga juntai bergelombang
Riuh mengaduk kusut dalam irama rendah dan tinggi diselingi musik syahdu guruh dan petir berdentum
pijaran kilat memberi kuatnya kidung alam

Dum dum dum
Tar tar tar
semakin berguncang musik hujan
Menderas tepukan makna
Cumbuan dedaun terusik derit reranting

Dum dum tar
Semakin gencar tikaman senar gitar
memetik rindu di sela pohon
menanggung bahagia
Dari perpaduan cinta antara langit dan bumi

Tanah pun menyambut gembira
Meresapi makna air yang menggenang
Romansa alam nan sempurna
Terbentuk dari seni yang bernada indah
Tercipta dari rasa yang menuai metafora Dari diksi yang disandarkan di lingkaran bumi
Mensyukuri nikmat berpuisi dari karya sastra,Mahasempurna

Rokan Hulu, 2 Januari 2019



MATA AIR KEBERKAHAN HUTAN GUNUNG BUNGSU
Karya : Suyatri Yatri


Teduhnya hutan di antara dinding cadas
mengalir sejuk rahmat Tuhan
nikmati keindahan alam
tadabbur rindu syukuri nikmat-Nya

Bercanda dengan gemercik air terjun
nyanyian burung bersahut irama syahdu
riuh kegembiraan salto dari bebatuan menenggelamkan raga
berenang menyehatkan jiwa

Persahabatan antara kejernihan jiwa menyatu pada kemurnian hati
kesiur bayu berbisik penuh kasih
dari keberkahan di balik Gunung Bungsu
hadirkan mata air anugerah Allah Mahasempurna

Senandung pucuk pinus bersambut rindu kelakar akasia
membelit akar menjuntai menjadi jalan naik di bebatuan curam
takkan lepas syukur dan doa agar alam tetap terjaga
menjadi sahabat yang memberi napas di jantung kehidupan

"Petualangan memberi pembelajaran menghargai alam dalam keseimbangan hayati."

Kubang Landai, 29122018



TERIMA KENYATAAN HIDUP
Karya : Suyatri Yatri


Inginku matahari tak menyengat raga agar tak terbakar teriknya
Inginku petir kilat tak menyambar rasa agar tak menghanguskan segala makna
Inginku ketenangan alam membawa kebahagiaan
bukan api dan belati melukai jiwa

Biarkan biru langit bercampur putihnya awan memberi ketenangan
walau kadang diselingi mendung tetapi bukan karena vulkanik yang lelehkan larva menghampiri bencana

Lepaskan diri dari bandang jiwa yang gigih menenggelamkan kebebasan
jangan terus suntikan racun di setiap desah napas
biar badai berlalu
sebab hidup bukan dalam masa lalu

Terima kenyataan bahwa ikhlas lebih mendamaikan
menuruti hawa nafsu sama dengan membakar mati jiwa sendiri
raga menjadi bahan bakar ampuh dari dendam berkepanjangan

Sabar dari ibadah khusyuk membawa diri pada hakikat syukur
tiada kesempurnaan di bumi pengembaraan kecuali kesempurnaan milik-Nya

Pagaruyung, 28 Desember 2018



KELUARGA CAMAR
Karya :.Suyatri Yatri (Pekik Camar Aksara Jingga)


Saat kau berada di langit biru mengepak sayap melintas laut biru
Pekikanku selalu memanggil camar memintal aksara senja yang menjingga
Kuntuman melati menjadi kesucian persaudaraan
Kidung yang bersenandung rindu mengemas asa di deburan ombak
Keberandalan gelombang masih memberi tantangan semangat goresan karya di sela karang

Widuri masih berayun di pusaran riak memberi ketangguhan makna
Laut menyimpan mutiara yang tak hadirkan kesombongan di palung hati
Terbang menerobos harapan bersama kilatan cahaya dari satu tujuan
Selalu bersama pada titik jeda yang terekat di dinding imaji

Jiwa kita satu untuk menguatkan tiang rindu
Kukuhkan diksi yang dirangkai di ceruk waktu
Mrngupas makma dari keindahan hijau yang tercipta
Tumbuh tunas dari kesuburan pengertian saling memahami
Kita menjadi jemari yang mencengkeram larik silaturahmi
Dari geliat menjemput asa di arsiran puisi

Rokan Hulu, 18 Januari 2019
cc Stinkovic Laziale Effendi
Aulia Putry Manurung
#Denting_Daun
Dhanny Ofin
Dewi Anggraeni
Ratih Martadisastra
Dll



KOMPAS PELAYARAN
Karya : Suyatri Yatri


di tepian karang nan asin digarami laut tiada rapuh dihempas gelombang
samudra masih menyimpan rahasia
dari pernik makna yang tak bisa diterka nikmatnya
semenanjung pun senandungkan kisah perpisahan dari selat yang rupawan
biarkan debur ombak memberi peringatan kepada deru angin yang sering membadai dengan emosi yang tiada bertuan

kapal beringsut ke tengah berpacu dengan pusaran waktu
di palung rindu menyauk buih dari riak yang berceloteh iramakan pilu
rintihannya menyayat kalbu saat permohonan hadirkan syarat yang membeban luka hingga karam tenggelam sebab kompas tak tunjukkan arah dermaga yang dituju

melebur terombang-ambing kehilangan nahkoda
kemudi pun patah dimamah senja
layar terkoyak saat perang hadirkan musibah
jiwa belumlah tersadar sebab gelimang mutiara masih menimbun di kolam brankas dunia
gerbang maut masih tertutup walau bencana bertubi-tubi meledakkan badai yang bergemuruh

"Matahari belum merapatkan tubuhnya ke barat untuk mengintip bumi menyambut pagi."

Rokan Hulu, 9 Januari 2019



MEDITASI JIWA DI TELAGA PENDERITAAN
Suyatri Yatri


Aku bukan berada pada jeruji bias yang membakar hangus menjadi luka, Sayang.
Aku sedang berendam di telaga penderitaan agar aku lebih memahami makna ikhlas dan sabar
Esok, aku akan lebih kuat berjalan di antara tebing dan jurang menuju puncak kebahagiaan

Kau tak perlu menertawakan kebodohanku menjadi kecoak dalam tumpukan sampah
Aku sedang menerjemahkan makna nestapa untuk menjadi perempuan dewasa
Nanti, aku akan mengerti arti ujian dalam kehidupan

Kau tak perlu emosi merentang dendam saat aku berlayar hadapi tantangan gelombang
Dengan tangan Allah keyakinan jiwa ini membawaku menuju titik dermaga yang kusebut cinta sejati

Langit tak selamanya membawa kedukaan, Sayang
Seberapa hebatnya peluru yang kau tembakkan pada ragaku
Cahaya-Nya memberi tameng perlindungan
Selama aku masih berpijak pada kebenaran-Nya

Rokan Hulu, 11 Januari 2019



BUNATIN KITA BEDAH

Aku ada di antara bintang bersinar terang
Mengimla cahaya rembulan
Mengendapkan diksi di meja puisi
Memetik ranumnya aksara di taman kata
Sejarah abadikan estetika
Merekatkan titik makna
Silaturahmi jiwa mendebar di rindunya waktu

Aku titipkan sebait kenang untuk kutulis di batu ingatan
Agar rohku menjadi senyuman di lembaran kertas kusebut komunitas
Izinkan hatiku menyimpan pernik kebahagiaan di rimbunnya pepohonan ilmu
Antara budaya dan sastra
Aku duduk menikmati wajah seni

"Nyanyian Talang menciptakan Bunatin saat makna terurai di Langit pembedahan."

Panggung Toktan Pekanbaru, 27 Januari 2019
Hak Cipta ©2019 Suyatri Yatri
Semua Hak Terpelihara



IMAJI DI KEPULAN ASAP ROKOK
Karya : Suyatri Yatri


Mengepul lukisan menara Fisa
Imaji pun tercipta
Kumpulan nikotin menumpuk pasrah
Raga terkulai lemah
Tenggorokan mengering pecah seribu luka

Adakah makna membakar jiwa?
Berlahan menyiksa raga dari kelalaian hati
Nikmat sesaat
Melupakan dilema sekejap
Kemudian terkapar di pintu maut
mereguk penyesalan

Terbatuk tak berdaya tubuh ringkih
Semakin menua dibaluri keriput meninggalkan umur sebenarnya
Imajinasi berfantasi
Mewarnai setiap celoteh waktu
Menetapkan kanker melekat pada paru-paru rapuh

"Aku membunuhmu pelan-pelan dari cerobong gabus manis disebut candu."

Rokan Hulu, 25 Januari 2019



DI LORONG GELAP PERADILAN
Karya : Suyatri Yatri

Laut tenang membiru
terkoyak luka di jalan aspal nan naas
Berpuluh waktu samarkan rasa
Hilang sekejap
Hadir tak menentu
Bersarang indah di antara ruang makna

Hati terkuak tabir
Menyeringai sansai
Riak masih mempusara cinta
Rindu membenam sukma
Nahkoda beringsut menuju dermaga
Senja telah menitipkan doa

Saat malam merapal sepi
Kesendirian adalah sunyi

Di lorong gelap
Malaikat hadirkan tanya
Tentang arah jiwa berlabuh

Hening dalam hentakan detak
Mengantarkan tanda
Sebentuk warna
Lembaran kosong
Atau kertas bernoda kental
Sisipkan simbol-simbol peradilan

Kapas ruh berterbangan
mengulas makna
dari serpihan kefanaan

Rokan Hulu, 24 Januari 2019



PULANG
Karya : Suyatri Yatri


Sesayat makna bertabur jeda
Menitipkan riak aksara di dinding waktu
Penghabisan kata menutup titik
mengakhiri segala rasa
Pulang menuju dermaga

Rokan Hulu, 24 Januari 2019



TRAGEDI EJAAN


Ada apa di balik koma?
Saat jeda termangu
ingin mengakhiri dengan titik
namun konjungsi menggantung kata
Kalimat ambigu pun merentang jarak
antara aksara dan diksi
Elipsis pun memenggal klausa menjadi rahasia
penafsiran pun menjadi luka
Preposisi bingung di mana berdiri
Di tengah kata, terbengkalai imaji

Rokan Hulu, 22 Januari 2019



TIGA KUNCI PENGEMBARAAN
Karya : Suyatri Yatri


Gigil raga bukanlah karena takut
tapi bergetar jiwa mendengar lantunan indah ayat-Nya
Kulabuhkan pasrah dari segala gundah pada-Nya
Dekapan cinta cahaya-Nya bertabur nikmat yang mengucur deras tak terhitung rahmat
Sabar menjadi anak panah dari segala ujian
Ikhlas adalah peluru ampuh dari segala keadaan
Syukur menjadi buah tangan keberkahan dari segala penjuru mata angin
Senyum menjadi kekuatan dasyat dari prahara dan debat
Di rentak waktu binar makna bertaut kasih di pucuk rindu ikhtiar
Palung luka mengajarkan arti tegar bertawakal
Takkan melepas uluran tangan-Nya saat roh sandarkan keteguhan hati bertasbih
Zikir bergandeng doa dari ketulusan hakikat jiwa
Pelayaran di samudra ujian mengendapkan perenungan menuju dermaga sesungguhnya.

Rokan Hulu, 19 Januari 2019



TIRANI DAN KEMISKINAN JIWA
Karya : Suyatri Yatri


Miskin di antara harta
membawa kebutaan jiwa
Miskin dalam kekayaan diri
membawa hati berisi dengki
Miskin dalam kepura-puraan
membawa diri dalam kefakiran

Jendela mana yang ingin kau kehendaki?
Saat cahaya memburamkam nurani
Tirani merajalela dalam kata sombong
Dusta pun menjadi polesan bibir berhias omong kosong
Pintu sebagai jalan rezeki tertutup
Terlalu iri hingga mata hati pun mengatup

Nikmat mana lagi yang kan didustai?
Kala hati dipenuhi setumpuk tikai
Seutas tali pun menjadi tembang debat
Jiwa tak bersyukur dibalut sesat
Meranggas kering kerontang
Bertabuh jiwa gersang

Setitik makna di antara belati
Menghujam lukai hati
Allah segala pemberi rezeki
Takkan tenang badai bila seru angin menzalimi
Pasrah pada keadilan atas rida Ilahi

Rokan Hulu, 19 Januari 2019
SUYATRI YATRI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar