UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 16 April 2021

Kumpulan Puisi Eko Windarto - HUJAN



SAJAK RAMAYANA

Ketika Raja Insomania gila
Dada Arjuna, Bima, Gatot Kaca, Aswatama, dan Dewi Kunti menjelma air mata

Di bawah air sungai rasa
Dewi Rengganis mencak-mencak dibawa larut ke dalam darahnya
Seperti Panjali di tengah murka Kurawa

Batu,143021



HUJAN

Hari ini hujan bertandang kembali. Daun-daun di taman sari saling berbagi sepi di antara cinta-Nya. Kau dan aku mencoba meronce syair-syair dari bisikan sepi menyatukan rasa pada irama cinta yang memikat tatapan, dan melupakan pekan-pekan pelarian.

Hujan adalah rahmat bagi sajak-sajak tandus yang menggeser cahaya subuh di taman-taman bunga asmara jiwa. Sedang bunga-bunga asmara tak bernama seperti embun di kaca jendela melewati mimpi pengantin yang dirundung asmara.

Hujan adalah rahmat
Bagi pengantin untuk menyemai
Sampai menuai

Kebahagiaan tak akan sia-sia
Bila Tuhan telah menghendakinya

Batu, 632021



PERTANYAAN 

1
bagaimana kau bertahan bahagia hari ini
jika esok dieliminasi animasi

2
apa yang bisa kau beri
melihat pandemi mengepung teknologi
sedang kematian ditolak sana-sini

3
pada siapa kau berserah diri
bila ilmu padi tak sanggup menyesuaikan diri

Bali, 1142020



KATA KATA

kata-kata merupakan hakikat dan pribadiku
jauh di balik bahasa jiwa ketenangan selalu berhubungan ruh
suara tak bisa menyembunyikan apa yang disimpan hati
hingga setiap mencapai
kesunyian jiwa muthmainnah menghampiri

Batu, 1842021



PUASA

puasa adalah ilmu pengetahuanku
menari di dalam sunyiku sunyimu
mengikuti irama derajat dalam hasratmu
membentuk komposisi paling merdu
aku hanyut dalam lagumu
hingga aku melihat hatiku di dalam hatimu
membentuk dua wajah satu jiwa

Batu, 1242021



GAMBARAN

banyak bicara
lupa lidah dijaga

kenyataan dilukis warna-warni
hanya akal-akalan saja

agama dijadikan topeng
viral
ambyar

Batu, 11122020



PUSAI HARI INI


laut bergerak berombak
memberi kabar gembira
dan awan berucap
' esok hari akan lahir resi '
tegas, berani, serta bergizi

Batu, 28112020



Saya posting lagi puisi ini, karena melihat kejadian-kejadian yang saat ini terjadi. Mungkin kejadian-kejadian inilah jawaban yang saya tulis dalam puisi di bawah ini. Dan puisi ini pernah di ulas oleh: Roja Murthado dalam bukunya ANALEKTA. Ini puisi bebas bukan Pusai yang NEOFUTURISME.

DI SINI

di sini, pertarungan agama-agama mengundang pedang
merupakan bayang-bayang yang kau tebang

di sini, tujuan hidup kau tutup dengan dalil-dalil panjang mengambang
sebelum mengenal tembang surga yang kau jelang

di sini, pengembara bahasa sibuta meraba-raba
mencari kemenangan rasa yang tak kunjung tiba

di sini, kekalahan dan luka
menjadi puisi pusat upacara muara sukma

hitam putih menjadi kebutaan sehari-hari
sebagai tradisi melupakan hati sendiri

wahai...terang mentari mayang
sirnakan kebutaan, sirnakan kegelapan dari langit hati yang paling gamang

Batu, 29122017



GELOMBANG SHOLAWAT

Memasuki gelombang sholawatmu
Seakan hanyut di sungai itu
Menuju muara kata-kata paling syahdu

Nikmat suaramu dibentuk dari qolbu
Dan aku mabuk dalam kesadaranmu
Hingga menjadi peminta-minta di pintu-Mu

Batu, 5122020



CARUT MARUT NEGERI IMPIAN

Hari ini para raja tetap menatap tradisi lama
Para pembesar hanya diam menatap sangkala
Ketika harap suaka mendobrak cerita luka
Nyala api mengambil waktu di bahuku

Hari ini seperti malam di pangkuan rembulan bersuara
Pesona cahaya para raja jadi jongos di atas panggung sandiwara

Dalam keganasan para pembesar buaya
Aku melesat memahat alamat surga
Mengukir bintang mempertaruhkan nyawa

Wajah muda-mudi bercahaya remang di ujungnya
Sumpah Pemuda dan Pancasila lupa dijaga
Anak-anak super otaknya dibiarkan meninggalkan hatinya
Ahklaq tak lagi bisa bicara
Sebab moralitas tak kuasa melawan angka-angka

Wajah negeri impian bopeng semua
Aku sampai heran kenapa kehidupan kita ternoda
Sungguh aku tak percaya
Zaman Gajah Mada lebih cerlang dari zaman melenia

Bali, 3172020



SEBUAH KISAH

Ingin kukisahkan rindu di gurun sunyi puisi
Sambil mengeja alif ba ta dalam hati

Sedang nyanyian cinta berteduh di bawah buah kuldi
Menemani Hawa meronce kesetiaan purbani

Sambil mengunyah sepi kuqatamkan dan kukuburkan dendam di hati
Lalu kumakamkan Darwin yang melahirkan evolusi

Sedang Comte menelusuri seluruh kekuatan progesifku sampai pada kecenderungan asasi
Aku terus-menerus memperbaiki nasib dalam segala situasi

Bali, 272020



PERINGATAN ZAMAN


di malam gerimismu
selimut pusai membeku

di bawah sorot lampu
kabut usiamu
menata buku-buku
lapuk meraba zaman
hilang kesempatan

Batu,28112020




MONOLOG
Eko Windarto


hari demi hari berlalu
sandiwara demi sandiwara terus ada dimana saja
hidup mengalir begitu saja
karsa dan rasa saling mendukung dan mengeja
kesaksian dan kesakitan adalah sejarah tanpa dusta
masa depan bukan sketsa wajah tak berwarna
sebab puisi adalah sumber segala sumber yang ada
kata bermuara dari cinta

Bali, 922020



SAJAK CINTA 1

Ketika kau selalu curiga
Rasa cinta takkan sanggup menjaga

II
Wahai hati yang dikaruniai aksara
Bacalah cinta bukan hanya dengan khayalan semata

III
Wahai penggores huruf-huruf di dada
Aku mabuk ketiadaan, karena ketiadaan selalu setia

Bali, 922020



DALAM HENING

Ketika ruang dan waktu mengalun merdu
Rindu menjadi mahkota kalbu
Begitu hening saat itu
Semuanya lepas, terbuka dan sempurna

Bali, 822020

EKO WINDARTO



Tidak ada komentar:

Posting Komentar