Ketika Raja Insomania gila
Dada Arjuna, Bima, Gatot Kaca, Aswatama, dan Dewi Kunti menjelma air mata
Di bawah air sungai rasa
Dewi Rengganis mencak-mencak dibawa larut ke dalam darahnya
Seperti Panjali di tengah murka Kurawa
Batu,143021
HUJAN
Hari ini hujan bertandang kembali. Daun-daun di taman sari saling berbagi sepi di antara cinta-Nya. Kau dan aku mencoba meronce syair-syair dari bisikan sepi menyatukan rasa pada irama cinta yang memikat tatapan, dan melupakan pekan-pekan pelarian.
Hujan adalah rahmat bagi sajak-sajak tandus yang menggeser cahaya subuh di taman-taman bunga asmara jiwa. Sedang bunga-bunga asmara tak bernama seperti embun di kaca jendela melewati mimpi pengantin yang dirundung asmara.
Hujan adalah rahmat
Bagi pengantin untuk menyemai
Sampai menuai
Kebahagiaan tak akan sia-sia
Bila Tuhan telah menghendakinya
Batu, 632021
PERTANYAAN
1
bagaimana kau bertahan bahagia hari ini
jika esok dieliminasi animasi
2
apa yang bisa kau beri
melihat pandemi mengepung teknologi
sedang kematian ditolak sana-sini
3
pada siapa kau berserah diri
bila ilmu padi tak sanggup menyesuaikan diri
Bali, 1142020
KATA KATA
kata-kata merupakan hakikat dan pribadiku
jauh di balik bahasa jiwa ketenangan selalu berhubungan ruh
suara tak bisa menyembunyikan apa yang disimpan hati
hingga setiap mencapai
kesunyian jiwa muthmainnah menghampiri
Batu, 1842021
PUASA
puasa adalah ilmu pengetahuanku
menari di dalam sunyiku sunyimu
mengikuti irama derajat dalam hasratmu
membentuk komposisi paling merdu
aku hanyut dalam lagumu
hingga aku melihat hatiku di dalam hatimu
membentuk dua wajah satu jiwa
Batu, 1242021
GAMBARAN
banyak bicara
lupa lidah dijaga
kenyataan dilukis warna-warni
hanya akal-akalan saja
agama dijadikan topeng
viral
ambyar
Batu, 11122020
PUSAI HARI INI
laut bergerak berombak
memberi kabar gembira
dan awan berucap
' esok hari akan lahir resi '
tegas, berani, serta bergizi
Batu, 28112020
Saya posting lagi puisi ini, karena melihat kejadian-kejadian yang saat ini terjadi. Mungkin kejadian-kejadian inilah jawaban yang saya tulis dalam puisi di bawah ini. Dan puisi ini pernah di ulas oleh: Roja Murthado dalam bukunya ANALEKTA. Ini puisi bebas bukan Pusai yang NEOFUTURISME.
DI SINI
di sini, pertarungan agama-agama mengundang pedang
merupakan bayang-bayang yang kau tebang
di sini, tujuan hidup kau tutup dengan dalil-dalil panjang mengambang
sebelum mengenal tembang surga yang kau jelang
di sini, pengembara bahasa sibuta meraba-raba
mencari kemenangan rasa yang tak kunjung tiba
di sini, kekalahan dan luka
menjadi puisi pusat upacara muara sukma
hitam putih menjadi kebutaan sehari-hari
sebagai tradisi melupakan hati sendiri
wahai...terang mentari mayang
sirnakan kebutaan, sirnakan kegelapan dari langit hati yang paling gamang
Batu, 29122017
GELOMBANG SHOLAWAT
Memasuki gelombang sholawatmu
Seakan hanyut di sungai itu
Menuju muara kata-kata paling syahdu
Nikmat suaramu dibentuk dari qolbu
Dan aku mabuk dalam kesadaranmu
Hingga menjadi peminta-minta di pintu-Mu
Batu, 5122020
CARUT MARUT NEGERI IMPIAN
Hari ini para raja tetap menatap tradisi lama
Para pembesar hanya diam menatap sangkala
Ketika harap suaka mendobrak cerita luka
Nyala api mengambil waktu di bahuku
Hari ini seperti malam di pangkuan rembulan bersuara
Pesona cahaya para raja jadi jongos di atas panggung sandiwara
Dalam keganasan para pembesar buaya
Aku melesat memahat alamat surga
Mengukir bintang mempertaruhkan nyawa
Wajah muda-mudi bercahaya remang di ujungnya
Sumpah Pemuda dan Pancasila lupa dijaga
Anak-anak super otaknya dibiarkan meninggalkan hatinya
Ahklaq tak lagi bisa bicara
Sebab moralitas tak kuasa melawan angka-angka
Wajah negeri impian bopeng semua
Aku sampai heran kenapa kehidupan kita ternoda
Sungguh aku tak percaya
Zaman Gajah Mada lebih cerlang dari zaman melenia
Bali, 3172020
SEBUAH KISAH
Ingin kukisahkan rindu di gurun sunyi puisi
Sambil mengeja alif ba ta dalam hati
Sedang nyanyian cinta berteduh di bawah buah kuldi
Menemani Hawa meronce kesetiaan purbani
Sambil mengunyah sepi kuqatamkan dan kukuburkan dendam di hati
Lalu kumakamkan Darwin yang melahirkan evolusi
Sedang Comte menelusuri seluruh kekuatan progesifku sampai pada kecenderungan asasi
Aku terus-menerus memperbaiki nasib dalam segala situasi
Bali, 272020
PERINGATAN ZAMAN
di malam gerimismu
selimut pusai membeku
di bawah sorot lampu
kabut usiamu
menata buku-buku
lapuk meraba zaman
hilang kesempatan
bagaimana kau bertahan bahagia hari ini
jika esok dieliminasi animasi
2
apa yang bisa kau beri
melihat pandemi mengepung teknologi
sedang kematian ditolak sana-sini
3
pada siapa kau berserah diri
bila ilmu padi tak sanggup menyesuaikan diri
Bali, 1142020
KATA KATA
kata-kata merupakan hakikat dan pribadiku
jauh di balik bahasa jiwa ketenangan selalu berhubungan ruh
suara tak bisa menyembunyikan apa yang disimpan hati
hingga setiap mencapai
kesunyian jiwa muthmainnah menghampiri
Batu, 1842021
PUASA
puasa adalah ilmu pengetahuanku
menari di dalam sunyiku sunyimu
mengikuti irama derajat dalam hasratmu
membentuk komposisi paling merdu
aku hanyut dalam lagumu
hingga aku melihat hatiku di dalam hatimu
membentuk dua wajah satu jiwa
Batu, 1242021
GAMBARAN
banyak bicara
lupa lidah dijaga
kenyataan dilukis warna-warni
hanya akal-akalan saja
agama dijadikan topeng
viral
ambyar
Batu, 11122020
PUSAI HARI INI
laut bergerak berombak
memberi kabar gembira
dan awan berucap
' esok hari akan lahir resi '
tegas, berani, serta bergizi
Batu, 28112020
Saya posting lagi puisi ini, karena melihat kejadian-kejadian yang saat ini terjadi. Mungkin kejadian-kejadian inilah jawaban yang saya tulis dalam puisi di bawah ini. Dan puisi ini pernah di ulas oleh: Roja Murthado dalam bukunya ANALEKTA. Ini puisi bebas bukan Pusai yang NEOFUTURISME.
DI SINI
di sini, pertarungan agama-agama mengundang pedang
merupakan bayang-bayang yang kau tebang
di sini, tujuan hidup kau tutup dengan dalil-dalil panjang mengambang
sebelum mengenal tembang surga yang kau jelang
di sini, pengembara bahasa sibuta meraba-raba
mencari kemenangan rasa yang tak kunjung tiba
di sini, kekalahan dan luka
menjadi puisi pusat upacara muara sukma
hitam putih menjadi kebutaan sehari-hari
sebagai tradisi melupakan hati sendiri
wahai...terang mentari mayang
sirnakan kebutaan, sirnakan kegelapan dari langit hati yang paling gamang
Batu, 29122017
GELOMBANG SHOLAWAT
Memasuki gelombang sholawatmu
Seakan hanyut di sungai itu
Menuju muara kata-kata paling syahdu
Nikmat suaramu dibentuk dari qolbu
Dan aku mabuk dalam kesadaranmu
Hingga menjadi peminta-minta di pintu-Mu
Batu, 5122020
CARUT MARUT NEGERI IMPIAN
Hari ini para raja tetap menatap tradisi lama
Para pembesar hanya diam menatap sangkala
Ketika harap suaka mendobrak cerita luka
Nyala api mengambil waktu di bahuku
Hari ini seperti malam di pangkuan rembulan bersuara
Pesona cahaya para raja jadi jongos di atas panggung sandiwara
Dalam keganasan para pembesar buaya
Aku melesat memahat alamat surga
Mengukir bintang mempertaruhkan nyawa
Wajah muda-mudi bercahaya remang di ujungnya
Sumpah Pemuda dan Pancasila lupa dijaga
Anak-anak super otaknya dibiarkan meninggalkan hatinya
Ahklaq tak lagi bisa bicara
Sebab moralitas tak kuasa melawan angka-angka
Wajah negeri impian bopeng semua
Aku sampai heran kenapa kehidupan kita ternoda
Sungguh aku tak percaya
Zaman Gajah Mada lebih cerlang dari zaman melenia
Bali, 3172020
SEBUAH KISAH
Ingin kukisahkan rindu di gurun sunyi puisi
Sambil mengeja alif ba ta dalam hati
Sedang nyanyian cinta berteduh di bawah buah kuldi
Menemani Hawa meronce kesetiaan purbani
Sambil mengunyah sepi kuqatamkan dan kukuburkan dendam di hati
Lalu kumakamkan Darwin yang melahirkan evolusi
Sedang Comte menelusuri seluruh kekuatan progesifku sampai pada kecenderungan asasi
Aku terus-menerus memperbaiki nasib dalam segala situasi
Bali, 272020
PERINGATAN ZAMAN
di malam gerimismu
selimut pusai membeku
di bawah sorot lampu
kabut usiamu
menata buku-buku
lapuk meraba zaman
hilang kesempatan
Batu,28112020
MONOLOG
Eko Windarto
hari demi hari berlalu
sandiwara demi sandiwara terus ada dimana saja
hidup mengalir begitu saja
karsa dan rasa saling mendukung dan mengeja
kesaksian dan kesakitan adalah sejarah tanpa dusta
masa depan bukan sketsa wajah tak berwarna
sebab puisi adalah sumber segala sumber yang ada
kata bermuara dari cinta
Bali, 922020
SAJAK CINTA 1
Ketika kau selalu curiga
Rasa cinta takkan sanggup menjaga
II
Wahai hati yang dikaruniai aksara
Bacalah cinta bukan hanya dengan khayalan semata
III
Wahai penggores huruf-huruf di dada
Aku mabuk ketiadaan, karena ketiadaan selalu setia
Bali, 922020
DALAM HENING
Ketika ruang dan waktu mengalun merdu
Rindu menjadi mahkota kalbu
Begitu hening saat itu
Semuanya lepas, terbuka dan sempurna
Bali, 822020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar