UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 16 April 2021

Kumpulan Puisi S Pandi Wijaya - BAYANGAN MENGUSIK



~" BAYANGAN MENGUSIK "~

Adalah bayangan yang mengisi sepi
Bayang-bayang yang belum lama dikenal
Singgah menempati sisi hati
Lalu membentuk sebuah tanda tanya binal

Ada apa dengan hati
Yang telah sekian lama menutup diri
Atau hanya angin sepoi melewati

Dan senja ambigu
Rasa kopi seperti teraduk salah
Antara kenangan dan bayangan itu

Oi oi oi, ada apa dengan hati
Senyum itu, ahk ia bukanlah dia
Meski sempat riuhkan sepi, mengeruh sunyi
Pada bening, ia bukan engkau belahan jiwa

Dan senja-senja diracun ambigu
Secangkir kopi dingin dalam gagu

SPW,
Pandeglang, 02042021
( Catatan Kelana Bodo )



~" SUDAH TERLALU LAMA "~

Sudah terlalu lama
Sebelum rindu bosan merayu jumpa
Akh, harus kuhimpun lagi serpihan kisah
Buat kembali mengenali, wajahmu kekasih

Jiwaku mungkin sudah teracuni jingga
Kewarasan pun sudah dipekat hitamnya kopi
Lamban nalar menebak rupa

Terlalu lama, teramat sangat lama
Petualangan pun entah sudah berapa purnama
Kadang terlupa aku ada di mana

Yang kuingat hanya senja
Dan secangkir kopi dengan rasa tak terganti
Dekap erat yang dipisah kata sakti
Harus kulepas ikhlas, engkau membayar bakti

Sudah terlalu lama
Wajah-wajah kuanggap sama

SPW,
Pandeglang, 03042021
( Catatan Kelana Bodo )



~" DI LORONG WAKTU "~


Di sini ...
Pernah ada renyah tawamu
Pernah senyummu memaniskan kopiku
Dan hangat genggam tanganmu

Serupa karat paku pada kayu
Puluhan, bahkan ratusan purnama berlalu
Masih membekas di puisiku

Seperti tak peduli putaran waktu
Masa-masa itu
Membunuh kewarasanku

Dan di sana
Di ruang waktu
Hanya ada aku dan hanya ada engkau
Selalu hangat di secangkir kopiku

Menanti bergulirnya senja
Dan kenangan lelah bercerita

SPW,
Pandeglang, 03042021
( Catatan Kelana Bodo )



~" ENTAHLAH ... "~

"Entahlah ..."
Masih kueja kata itu
Masih kucari maknanya
Di matamu yang gundah
Pada desahmu yang resah
Menabung ingin untuk dapat jawabnya

"Entahlah ..."
Bait puisiku yang kaupenggal
Kata yang sengaja kautinggal
Dengan desah gigil yang terus memanggil
Tak ingin ucapkan selamat tinggal

Biru kauwarnai abu-abu
Masih kulihat biru
Di matamu
Pada getar bibirmu

Genggam tanganmu tak ingin cepat tanggal
Puisiku tersengal

SPW,
Pandeglang, 04042021
( Catatan Kelana Bodo )



~" DOA PERINDUMU YA RAMADHAN "~

Adakah nikmat serupa rindu mendulang air mata
Seraya melangitkan doa-doa dari jiwa yang lumuran dosa
Menyambutmu ya Ramadhan, hanya ada setitik saja harap
Ketika engkau pergi lagi nanti
Aku adalah bayi
Senatiasa merindumu
Pada tiap hela napasku

SPW,
Pandeglang, 10042021
( Catatan Kelana Bodo )




~" TAK BERJUDUL "~

Masih terlalu pagi harus membuka jubah lampau
Bahkan menginsafi ketidakwarasan
Sebab hangatnya masih kerap dirindu
Membunuh sepi
Temani sunyi
Aku ...
Masih ingin menari bersama puisi

SPW,
Pandeglang, 23042021
( Catatan Kelana Bodo )



~" LARA "~


Sepi
Pada sunyi kutanya
Kemana dia lari
Jawabnya ...
Kau, yang membiarkan sendiri

SPW,
Pandeglang, 23042021
( Catatan Kelana Bodo )




~" PADA HADIRMU "~

Dan tarianku gundah gulana
Di kubangan airmata
Lalu kaku gerakku
Di kelu bibirku
Di langitku yang berkabut
Pun pikirku nan kalut

Perihal kabar
Adalah tanyamu
Adalah desahku membuncah pecah

Duhai
Usaikah baktimu ... ?
Atau lelahmu selayak lelahku
Menarikan sebahagian takdir
Dengan ikhlas menelan getir

Belahan jiwaku
Jangan peluk aku
Nanti engkau yang sakit

SPW,
Pandeglang, 04012020
( Catatan Kelana Bodo )
#Tentang_petualang



~" LANGITKU BERKABUT "~

Pandeglang, berkabut di kotaku
Sesayu matamu
Dan buram mataku karena gemetar bibirmu
Menyapaku, apa kabar ... ?

Berkabut di kotaku
Semrawut rasa di jiwaku
Menatapmu
Keinginanku padamu adalah rahasia tak terungkap
Harus selalu kubekap
Dendam rindu yang tak mampu kuucap

Dan entah, embun ini dapat membasuh gerahku
Kian gerah ketika titik itu jatuh di pipimu
Tangan-tangan kenangan itu menampar wajahku

"Lama, sudah lama ya Son ...
Telah banyak purnama juga meninggalkan
kita ...
Apa kabarmu ... ?
Masihkah aku mengenalimu seperti Sonata
yang dulu .... "

Kotaku berkabut, langitku berkabut
Rasa di jiwaku semrawut ...

"C" mentariku ....
" Bagaimana juga dengan kabarmu .... "

SPW,
Pandeglang, 03022020
( Catatan Kelana Bodo )
#Tentang_petualang



~" CARA CINTAKU "~

Begitulah ...
Caraku mencintaimu
Tanpa banyak kata-kata
Karena aku tak punya banyak kata-kata
Seperti turunnya embun

Seperti terbitnya mentari
Seperti titik-titik air hujan

Begitulah ...
Caraku mencintaimu
Dalam diam ...

SPW,
Pandeglang, 28012020
( Catatan Kelana Bodo )



~" TENTANG ENGKAU "~

Dan engkau adalah kenangan yang menua
Potret perjalanan kisah kasih tiada dua
Biar kunanti saat rembulan purna purnamanya
Kan kulantunkan syair-syair terindah tentang kita ...

SPW,
Pandeglang, 27012020
( Catatan Kelana Bodo )



~" MENARIKU MIMPI "~

Oi ... oi, dungplak-dungplak ...
Nikmat menariku, diiringi tembangmu
Pun sepasang kupu-kupu turut berdansa
Dungplak-dungplak, dungdung plak, dungplak
Setaman bebunga mekar di hatiku
Oi Dinda, aku bahagia
Lihat aku tersenyum
Bahkan aku tertawa ranum

Akh Dinda
Biarkan aku tidur sejenak
Merebahkan lelah menariku
Dan dengkurku adalah rayuan untukmu
Yang telah indahkan mimpiku

Dan esok, masih banyak lembar kenangan
Yang harus kubuka
Untuk kusimpan atau kubuang
Antara pulang
Atau harus terus berpetualang

SPW,
Pandeglang, 22022020
( Catatan Kelana Bodo )



~" DI HANGAT MATAHARI "~
Karya : S Pandi Wijaya


Matahari hangat pagi ini, menyetubuhi kota tempat tinggalku sekarang ...
Menghangatkan juga kenangan tentangmu
Yang diksinya tidak pernah titik, tapi koma
Bukan puisi-puisi yang tidak pernah selesai
Tapi akan terus mengalir
Karena engkau puisi itu
Yang selalu indah dalam kenangan
Yang selalu hangat dalam ingatan
Seperti hari ini
Indah pada lekuk senyum di bibirmu
Atau renyah tawamu
Bukan, bukan jelaga di rinduku
Tapi tinta emas di mata penaku
Menggoreskan namamu ...
Melukiskan indahmu ...
Membaitkan rasa yang selalu ada

Matahari hangat pagi ini
Menghangatkan lagi kenangan tentangmu
Perempuan yang kusebut rembulan
Masih akan terus kucari
Meski ombak selalu menghapus jejak

SPW
Pandeglang, 21022019
( Catatan Kelana Bodo )
SANTUN PAGI SAHABAT



~" PADA JEJAK LANGKAHKU "~

Seperti daun-daun yang gugur
Tapi tidak pada musimnya
Bersama rinai di jingga
Lalu terbawa entah ke mana mengalir

Aku yang tak ingin kaulepas
Tapi engkau yang terbang bebas
Dan tanda tanya itu
Kata yang tak pernah kauucap
Dan terungkap

Dan airmatamu
Masih basah di setiap jejak langkahku

SPW,
Pandeglang, 18022020
( Catatan Kelana Bodo )



~" ENGKAU-KU "~

Banyak orang bilang, bintang itu indah
Bagiku, matamu yang terindah
Lalu pemuja bilang, rembulan itu cantik
Bagiku, engkau-lah yang paling cantik

Begitulah aku memandangmu
Begitulah rasaku menilaimu
Bahkan senyummu mampu menyegarkan bunga yang mekar, melebihi embun

Hhahhh, oi ... oi ...
Meski tinggal kenangan
Menolakku melupakannya
Tak ingin aku membuangnya

Engkau-lah rangkaian aksaraku
Jantungnya pepuisiku ...

SPW,
Pandeglang, 16022020
( Catatan Kelana Bodo )



~" ENGKAU-KU (2) "~

Setelah purnama itu
Entah berapa purnama lagi berlalu sudah
Tak ada lagi senyummu
Juga tak ada lagi sapamu singgah
Hilang meskipun sekedar bayang saja
Hilang tanpa kabar, tanpa cerita

Dan aku tinggalkan jingga menuju malam
Kuakrabi kelam di setiap purnama
Senja hanya diam
Dan aku tanpa kata-kata

Akh, maraja nelangsa
Menjiwa nestapa

Engkau yang kunikahi kala purnama itu
Hanya melahirkan kenangan tertinggal
Senantiasa teriak menggigil rindu
Pada pepuisi terpenggal
Hingga mata tak lagi basah
Bersama gerimis banyak tertumpah sudah

Dan purnama keseratus sekian
Kuhitung jejakku di trotoar
Di bangku-bangku taman
Akh, hanya bingar bincang pasar
Riuh yang bikin pikirku kian keruh
Gemuruh yang bikin harapan kian merapuh

Engkau tak pernah terdengar lagi
Engkau tak pernah ada lagi

SPW,
Pandeglang, 17022020
( Catatan Kelana Bodo )

S PANDI WIJAYA







Tidak ada komentar:

Posting Komentar