UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 12 November 2020

Kumpulan Puisi Tito Semiawan - SARAPAN



BENCANA DAN POLITIK

Agustus dan bencana
Ramai riuh polemik
Dari dosa berakhir murka
Hingga kutuk keji dibakar benci

Kabar burung mengikis fakta
Tahun memanas gempa terkait
Politik mengeras harga melonjak
Menaksir musuh menimbang koalisi

Saling menunggangi saling khianat
Uang pelumas laksana siluman
Jelata komoditas layaknya terdakwa
Dingin Agustus tak merubah kontestasi

Bumi bergetar iklim bergeser
Kayu bakar fitnah dan dengki
Elit menumpang popularitas
Korban tetap menjalani hari

Tito Semiawan
221120

----------<0>----------



CAHAYA

Pada mulanya adalah putih
Tanpa lengkung hanya larik
Melesat dari ketiadaan nisbi
Menembus gravitasi

Menabrak titik air
Pecah warna pelangi
Seperti cabikan permadani
Sampiran selendang bidadari

Melesat dan bersatu menjadi zarah
Arungi ruang hampa
Bersama materi semesta
Lenyap terserap lubang hitam

Cahaya padam
Melebur legam
Semua bermutasi
Menjadi anti materi

Tito Semiawan
221120

----------<0>----------



TELEVISI


Iklan memenuhi ruang
Kutatap layar kaca
Kutekan tombol remote
Iklan berganti adegan
Iklan bertukar produk
Kunanti sinetron favorit
Kuusik bosan jam tayang
Iklan bernyanyi
Iklan dusta
Kutegakkan kepala menolak pegal
Kusandarkan tubuh di kursi rotan
Iklan habis
Logo berganti saluran televisi
Film mulai digadang adegan
Riang senang pandang berbinar

Gadis manis bawa berita
Lidahnya lancar mengecap dunia
Mengupas derita di lain benua
Mengulas isu bawa fakta
Moderator bagi undangan berseteru
Kritik tajam keterpihakan
Kalimat tendensius
Ramai berbalas kata. Pedas
Iklan jeda bagi debat
Iklan jawab rating

Prime time saat mendulang emas
Reality show berjuta bintang
Tanpa kecerdasan tanpa keahlian
Konsep kedodoran bahasa kasar
Tak ada pesan bahkan moral
Segala cara dihalalkan demi rating
Adegan berulang dan berulang miskin ide
Bercakap dan serapah campur baur
Iklan durasi makin panjang
Iklan bayar lebih mahal

Pindah channel acara yang lain
Lomba nyanyi sejuta kritik
Juri bak dewa berkuasa absolut
Kontestan adalah obyek cela
Menyanyi hanya selingan
Host menyita waktu dengan canda dan omong kosong
Lempar kata tukar ledek
Iklan berderet
Iklan menghabiskan slot

Capai dan kantuk
Bombardir iklan acara tak mutu
Kutekan tombol off di remote
Televisiku tewas aku lelap

Tito semiawan
151120

----------<0>----------



ANGIN KEMARAU


Angin Barat angin sepoi awan hitam awan hujan
Datanglah dengan segala tunduk mengawal Indra
Angin Timur angin lesus awan putih awan kering
Pergilah dengan segala paksa patuhi Bayu

Angin berlomba lesakkan debu di perih mata kemarau
Angin berhembus di terik mentari
Angin mengarak awan putih hindari langit biru
Angin menyemai kering di punggung renta musim ke tiga
Angin dan daun menari berdesir di siang yang letih
Angin berwarna lembayung melukis wajah bumi
Angin kembara mencari bibit kehidupan di pelosok sejarah
Angin menangkap gemerisik doa dedaunan
Angin meliuk naik dan menjauh
Angin datang dan pergi ulangi siklus hidup mati

Tito Semiawan
151120

----------<0>----------



ANOMALI

Matahari terik angin dingin
Kemarau kering es berderai

Bulan darah malam bintang
Debu terbang hujan hilang

Pohon kusam langit cerah
Rumput layu tanah merah

Sawah retak semak berbiak
Sumur kering dalam menghujam

Tanah lapang berselimut tikar
Tangan tengadah doa merebak

Tito Semiawan
151120

----------<0>----------
TITO SEMIAWAN


Tidak ada komentar:

Posting Komentar