BENCANA DAN POLITIK
Agustus dan bencana
Ramai riuh polemik
Dari dosa berakhir murka
Hingga kutuk keji dibakar benci
Kabar burung mengikis fakta
Tahun memanas gempa terkait
Politik mengeras harga melonjak
Menaksir musuh menimbang koalisi
Saling menunggangi saling khianat
Uang pelumas laksana siluman
Jelata komoditas layaknya terdakwa
Dingin Agustus tak merubah kontestasi
Bumi bergetar iklim bergeser
Kayu bakar fitnah dan dengki
Elit menumpang popularitas
Korban tetap menjalani hari
Tito Semiawan
221120
----------<0>----------
CAHAYA
Pada mulanya adalah putih
Tanpa lengkung hanya larik
Melesat dari ketiadaan nisbi
Menembus gravitasi
Menabrak titik air
Pecah warna pelangi
Seperti cabikan permadani
Sampiran selendang bidadari
Melesat dan bersatu menjadi zarah
Arungi ruang hampa
Bersama materi semesta
Lenyap terserap lubang hitam
Cahaya padam
Melebur legam
Semua bermutasi
Menjadi anti materi
Tito Semiawan
221120
----------<0>----------
TELEVISI
Iklan memenuhi ruang
Kutatap layar kaca
Kutekan tombol remote
Iklan berganti adegan
Iklan bertukar produk
Kunanti sinetron favorit
Kuusik bosan jam tayang
Iklan bernyanyi
Iklan dusta
Kutegakkan kepala menolak pegal
Kusandarkan tubuh di kursi rotan
Iklan habis
Logo berganti saluran televisi
Film mulai digadang adegan
Riang senang pandang berbinar
Gadis manis bawa berita
Lidahnya lancar mengecap dunia
Mengupas derita di lain benua
Mengulas isu bawa fakta
Moderator bagi undangan berseteru
Kritik tajam keterpihakan
Kalimat tendensius
Ramai berbalas kata. Pedas
Iklan jeda bagi debat
Iklan jawab rating
Prime time saat mendulang emas
Reality show berjuta bintang
Tanpa kecerdasan tanpa keahlian
Konsep kedodoran bahasa kasar
Tak ada pesan bahkan moral
Segala cara dihalalkan demi rating
Adegan berulang dan berulang miskin ide
Bercakap dan serapah campur baur
Iklan durasi makin panjang
Iklan bayar lebih mahal
Pindah channel acara yang lain
Lomba nyanyi sejuta kritik
Juri bak dewa berkuasa absolut
Kontestan adalah obyek cela
Menyanyi hanya selingan
Host menyita waktu dengan canda dan omong kosong
Lempar kata tukar ledek
Iklan berderet
Iklan menghabiskan slot
Capai dan kantuk
Bombardir iklan acara tak mutu
Kutekan tombol off di remote
Televisiku tewas aku lelap
Tito semiawan
151120
----------<0>----------
ANGIN KEMARAU
Angin Barat angin sepoi awan hitam awan hujan
Datanglah dengan segala tunduk mengawal Indra
Angin Timur angin lesus awan putih awan kering
Pergilah dengan segala paksa patuhi Bayu
Angin berlomba lesakkan debu di perih mata kemarau
Angin berhembus di terik mentari
Angin mengarak awan putih hindari langit biru
Angin menyemai kering di punggung renta musim ke tiga
Angin dan daun menari berdesir di siang yang letih
Angin berwarna lembayung melukis wajah bumi
Angin kembara mencari bibit kehidupan di pelosok sejarah
Angin menangkap gemerisik doa dedaunan
Angin meliuk naik dan menjauh
Angin datang dan pergi ulangi siklus hidup mati
Tito Semiawan
151120
----------<0>----------
ANOMALI
Matahari terik angin dingin
Kemarau kering es berderai
Bulan darah malam bintang
Debu terbang hujan hilang
Pohon kusam langit cerah
Rumput layu tanah merah
Sawah retak semak berbiak
Sumur kering dalam menghujam
Tanah lapang berselimut tikar
Tangan tengadah doa merebak
Tito Semiawan
151120
----------<0>----------
Agustus dan bencana
Ramai riuh polemik
Dari dosa berakhir murka
Hingga kutuk keji dibakar benci
Kabar burung mengikis fakta
Tahun memanas gempa terkait
Politik mengeras harga melonjak
Menaksir musuh menimbang koalisi
Saling menunggangi saling khianat
Uang pelumas laksana siluman
Jelata komoditas layaknya terdakwa
Dingin Agustus tak merubah kontestasi
Bumi bergetar iklim bergeser
Kayu bakar fitnah dan dengki
Elit menumpang popularitas
Korban tetap menjalani hari
Tito Semiawan
221120
----------<0>----------
CAHAYA
Pada mulanya adalah putih
Tanpa lengkung hanya larik
Melesat dari ketiadaan nisbi
Menembus gravitasi
Menabrak titik air
Pecah warna pelangi
Seperti cabikan permadani
Sampiran selendang bidadari
Melesat dan bersatu menjadi zarah
Arungi ruang hampa
Bersama materi semesta
Lenyap terserap lubang hitam
Cahaya padam
Melebur legam
Semua bermutasi
Menjadi anti materi
Tito Semiawan
221120
----------<0>----------
TELEVISI
Iklan memenuhi ruang
Kutatap layar kaca
Kutekan tombol remote
Iklan berganti adegan
Iklan bertukar produk
Kunanti sinetron favorit
Kuusik bosan jam tayang
Iklan bernyanyi
Iklan dusta
Kutegakkan kepala menolak pegal
Kusandarkan tubuh di kursi rotan
Iklan habis
Logo berganti saluran televisi
Film mulai digadang adegan
Riang senang pandang berbinar
Gadis manis bawa berita
Lidahnya lancar mengecap dunia
Mengupas derita di lain benua
Mengulas isu bawa fakta
Moderator bagi undangan berseteru
Kritik tajam keterpihakan
Kalimat tendensius
Ramai berbalas kata. Pedas
Iklan jeda bagi debat
Iklan jawab rating
Prime time saat mendulang emas
Reality show berjuta bintang
Tanpa kecerdasan tanpa keahlian
Konsep kedodoran bahasa kasar
Tak ada pesan bahkan moral
Segala cara dihalalkan demi rating
Adegan berulang dan berulang miskin ide
Bercakap dan serapah campur baur
Iklan durasi makin panjang
Iklan bayar lebih mahal
Pindah channel acara yang lain
Lomba nyanyi sejuta kritik
Juri bak dewa berkuasa absolut
Kontestan adalah obyek cela
Menyanyi hanya selingan
Host menyita waktu dengan canda dan omong kosong
Lempar kata tukar ledek
Iklan berderet
Iklan menghabiskan slot
Capai dan kantuk
Bombardir iklan acara tak mutu
Kutekan tombol off di remote
Televisiku tewas aku lelap
Tito semiawan
151120
----------<0>----------
ANGIN KEMARAU
Angin Barat angin sepoi awan hitam awan hujan
Datanglah dengan segala tunduk mengawal Indra
Angin Timur angin lesus awan putih awan kering
Pergilah dengan segala paksa patuhi Bayu
Angin berlomba lesakkan debu di perih mata kemarau
Angin berhembus di terik mentari
Angin mengarak awan putih hindari langit biru
Angin menyemai kering di punggung renta musim ke tiga
Angin dan daun menari berdesir di siang yang letih
Angin berwarna lembayung melukis wajah bumi
Angin kembara mencari bibit kehidupan di pelosok sejarah
Angin menangkap gemerisik doa dedaunan
Angin meliuk naik dan menjauh
Angin datang dan pergi ulangi siklus hidup mati
Tito Semiawan
151120
----------<0>----------
ANOMALI
Matahari terik angin dingin
Kemarau kering es berderai
Bulan darah malam bintang
Debu terbang hujan hilang
Pohon kusam langit cerah
Rumput layu tanah merah
Sawah retak semak berbiak
Sumur kering dalam menghujam
Tanah lapang berselimut tikar
Tangan tengadah doa merebak
Tito Semiawan
151120
----------<0>----------
TITO SEMIAWAN |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar