Terakhir padamu mata
Jangan ditanya, aku berlalu bersama rinai tenggara
camar yang kita lepas tak lagi pernah akan kembali pulang, sebab ribuan
cahayanya telah buta membaca makna
Andai bersilih dalam menikam langkah sampaikan jejakku raib dibasuh sesal di
ringkik lenguh
dan kau ...
Jangan memintas dijalan basah, sebab kering belum pasti memberi
" jejak langkah "
by. Nebula
#bumi_minang
Oktobre, 27-2020
---------------------------------------------------
dan padamu duhai...
telah ku jerang rasa ini dalam terik meninggi sampai arang membuih dingin,
adakah pilin kasih yang pernah kita buhul dalam doa doa larut akan meniris sari
dalam purnama penuh pada peluk cium di kelak waktu kekasih
kucoba susun jari tak bersilang dalam merangkai dan melepuh bibir dalam berucap
untuk menata hari menjadi senyum kita, adalah engkau yang lelap di bilik
jantung tempat memacuh harapan rasa dan kusemayamkan dalam temali dzikri menyisir
detak menyambut fajar, maka tabah kugantung mati digelanggang riuh biar siur
dan kicau mu yang selalu menembang
namun....... ranting yang kusirami bersama tiris tatap tak jua pernah kau tabur
dengan liur ingin
duhai .....deru mana yang membawamu mampu berpatah tempuh, sedang lurus
kulangkah tiada tertemukan belokan
sebelum rembang petang mencium remang senja, tikamlah kembali atau basuh jejak
jejak iring yang pernah ada kita gali untuk anakanak kasih kelak bersarang
kini asahlah taji, sabung tabu akan berkibar dalam merah bersimbah atau....
" tempuh terpatah "
by : Nebula
_nebula
#bumi_minang
Oktobre, 26-2020
dan duhai....
apa mungkin banca itu kita gelanggangkan lagi, sejak jantung ini lepuh kau
diang dalam penungguan
dan.. silang yang patah tak semestinya kau liangkan dulu, sebab putik yang kurawat
akan berbuah pada musim semi, maka..
kininya tak lagi melayang pulang mencari hinggap, kala sabit lengkung pada
pucatnya kelam dan rasa tak lagi beriak sejak pasang kau sunsang arus alirnya
menuju muara kasih
kinilah _ra saatnya harus runduk pada terik tabah
" penungguan
"
by. nebula
#bumi_minang
Nov, 11-2020
Adalah ia
mayang perindu
penyambung tebu bagi yang kelat
temali ikat membalut patah, menimang lara diulas bibir atas seteguk pelepas
lelah bagi yang luka menimbun harap
Liuk selanting bagi yang yang kalah, bentang titian menuju pulang biar sampai
bagi yang gamang
Sebab dunia selembar lontar, cabik dipayau deru tenggara, lalai waktu berkalang
belatung, tertatih letih menuju surau berharap lahat bersuluh nanti, sebab
kubur dijelang nanti, mari menabur kasih sesama
Jemputlah tepat kisaran kumandang, itulah sayap menuju Jannah
Tak elok berharap pasti terik menjemput petang, tergagap diri hujan tengah
hari, sansai badan dipatanggungkan, maka ratap tak butuh sudah.
" Tuah Maimbau "
................
by. Nebula
#bumi_minang
November, 28-2020
.....sansai (sengsara)
dipatangguangkan ( dipertanggungkan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar