UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Kamis, 12 November 2020

Kumpulan Puisi Airi Cha - DARI BALIK JENDELA




KAU ADALAH LUKISAN DI SERONGGA

Ternyata hanya sesaat waktu menghapus lara yang menggendap di ruang dada. Ingatan tak lekang dengan kepergian, kala langkah kembali pulang, menjejak tempat di mana segala dan semua berlalu dengan berbagai cerita dalam episode kehidupan kita.

Kekasih
Kepergianku memang untuk kembali, berharap nestapa sirna setelahnya. Namun ternyata hati dengan sempurna memelihara segenap rasa yang akhirnya berujung kecewa tanpa rela.

Maaf kan aku, Tuhan. Jika kata ihklas masihlah jua sebatas ludah membasah, tanpa mampu meraga hingga ke serongga. Dia kecintaanku hingga pada masa akhir tiba. Engkau Maha segala, atas Pengasih penyayang.

Titip dia di sisi Mu. Biar kan aku memeluk segenap rindu dalam ruang kalbu. Kau sangat tahu, bukan aku tak rela, tapi cinta lah yang tak mau pergi dan tak akan pernah pergi dari serongga. Di mana ada Nama Mu dan namanya bertahta.

Pengojek Hati
0932130920
Pulau Kapuk



SENJA KETIKA KAU KEMBALI PADA-NYA

Senja ini aku terkenang nama mu, terbayang wajah penuh cinta. Rembulan telah menampak kan dirinya sebelum gelap merambat. Ada rindu yang entah merasuk pada ruang dada.

Doa yang sengaja kupanjatkan tertuju untukmu atas nama pengasih penyayang. Kesunyian yang tercipta semenjak kepergian tuk selama seakan menjadi nyanyian wajib di antara kesepian.

Tak kuingkari takdir. Namun sebagai insan manusiawi jika ada tangis yang pecah di sudut mata, hingga basah di pipi. Waktu kan mengajarkan pada ku tentang kerelaan, hingga kelak semua dan segala tak lagi menjadi derai.

Pengojek Hati
0652.281020



DARI BALIK JENDELA

Mentari belum menampakan cahyanya. Gelap manja menyelubung semesta. Aroma melati semerbak menghampiri indra penciuman, rasa di serongga berdesir mengingat Mu. Putih bunganya terlihat dalam kegelapan. Beberapa ada yang gugur beserta daun yang menguning. Bulir dari hujan semalam tersisa di atas dedaun bersama embun menetes, tanah membasah.

Begitu juga kelak jika tiba masa, di mana waktu kan berhenti berputar untuk tiap-tiap diri. Sama seperti bunga yang jatuh ke pangkuan bumi, bisik kekasih Ku. Aku tersenyum, Kau mengingat kan sebagai bentuk kasih padaku yang melupa karena goda begitu membara pada apa apa yang tehampar dihadapan.

Tak terasa langit mulai meremang, kubuka jendela. Semilir dingin menusuk hingga ke ceruk, lalu menghangat seketika. Membiarkan semesta menyapa ruang jiwa hingga cahaya di timur sana menerpa pada raga. Tak ada yang terpinta, sebab atas nama Pengasih penyayang aku telah rida untuk semua dan segala.

Pengojek Hati
0622.111020
Serongga



PADA AKHIRNYA

Curahan rahmat yang turun dari langit membasahi semesta. Titik titik air hinggap di dedaun, mengalir di cabang dan ranting pepohon, hingga meresap ke pori pori bumi. Maha Cinta memaparkan rajutan cerita indah tentang alam.

Dingin menyusup ke ceruk paling lubuk. Serongga berbisik tentang kekasih Ku. Menceritakan segenap cinta yang melingkup dzahir bathin. Aku tersipu seperti dara yang sedang jatuh cinta. Betapa lena telah membuai hidup tuk memuja kefanaan.

Terkadang bisik yang mengusik membujuk hasrat untuk berkhianat pada nurani. Adalah kekasih Ku yang tiada jemu merayu di setiap tarikan dan embusan napas. Memberi kedamaian di sekujur atas nama pengasih penyayang.

Tidak ada yang teringkari ketika serongga tak lagi mendua pada apa apa yang tersaji dan nyata. Semesta hanya persinggahan sebelum raga diam tak berjiwa. Lalu semua kembali pada segala.

Pengojek Hati
1159.241120



Tidak ada komentar:

Posting Komentar