UNTUK MENCARI PUISI-PUISIMU CUKUP KETIK NAMAMU DI KOLOM "SEARCH" LALU "ENTER" MAKA SELURUH PUISIMU AKAN TAMPIL DI SINI

Jumat, 13 November 2020

Kumpulan Puisi Endang Astuti - KEBAHAGIAAN SESUNGGUHNYA


 

KEBAHAGIAAN SESUNGGUHNYA

Kuselipkan pinta sehari lima kali kepada-Nya
Berharap bahagia tanpa syarat 'kan terjumpa
Pada lembaran kisah hidup
Selama napas terhirup

Sesederhana aroma kopi di pagi hari
Kuracik dengan sepenuh hati
Sebagai penggugah semangat
'Tuk lalui hari yang terkadang berat

Bukan bahagia memiliki segalanya yang kupinta
Namun cukup bahagia memiliki cinta apa adanya
Bukan terpaksa, tulus tanpa rekayasa
Itulah sebenar-benarnya cinta

Dan kupeluk sebenar-benarnya cinta
Darinya yang teramat sederhana
Dia adalah kebahagiaan sesungguhnya
Sebab bersamanya kutemukan ketenangan jiwa

By Endang Astuti
Kebumen, 30 Oktober 2020



ASA SEBELUM SEPTEMBER TUTUP USIA

Pada penghujung September nun indah
Kuncup bunga layu kembali merekah
Tersenyum tersirami tetesan embun
Mentari pun terbangun kala pagi masih ranum

Terdengar kenari bersenandung riang
Mengantarkan sang pagi berganti siang
Menjadi teman sejati lalui hari 'tuk meringankan beban atas kepala
Meski peluh mengalir deras di sekujur raga

Bunga-bunga September bermekaran
Seiring rinai hujan membasahi pelataran
Kelopaknya jatuh seketika tak sempat jadi telaga
Pada kapas empuk hamparan asa semata

Kumenengadahkan tangan kepada Tuhan
Saat malam menjelang bersama barisan hujan
Sebelum September tahun ini tutup usia
Semoga bahagia membanjiri jiwa-jiwa renta
Akan ketidakberdayaan hidup di dunia yang sejatinya hanya sekejap mata

By Endang Astuti
Kebumen, 28 September 2020



SEUCAP PINTA

Sore ini langit tak cerah mewartakan bahwa jingga tak akan singgah tersebab awan kelabu menggumpal menjadi satu mengisyaratkan jika hujan 'kan menetes di genteng atap rumahku.

Perihal harap yang belum sempat kudekap dari jiwa yang begitu hangat, kumengeja baitbait asa walau harus menelusuri loronglorong gulita tanpa cahaya, Dan angin berbicara dari balik jendela "aku ingin meminang bahagia bersamanya".

Seiring rinai hujan bertandang, tetesnya berjatuhan pada bunga bougenvil yang bergoyang, sejuk terasa menemani gebu keresahan kalbu walau ada rindu yang disepakati sebagai temu pada persimpangan jalan antara kau dan aku.

Aku berdiri menatap nabastala yang tak lagi jingga, ada seucap pinta kepada Yang Kuasa semoga kau baik di sana, senantiasa meminangku dalam pelukan asmara meski masih terbatas aksa.

By Endang Astuti
Kebumen, 6 Oktober 2020


Tidak ada komentar:

Posting Komentar