TABIR HIDUP
Siamir Marulafau
tabir hidup-ku terdinding
sinar meredup di ufuk timur
senja hampir terkapar
walaupun keredupan kutatap
nafas tersentak- sentak tidak menyelam
dalam kehampaan dunia
mencabik-cabik jasad terendam
terendam dalam covid-19
mematikan langkah yang tak kunjung padam
mengapa dan apa dengan akan yang biasanya bergerak
sementara langit pun kaku
hanya merona dengan kebiruan
tak dapat bicara pada syair terukir di dermaga
apakah ini petanda yang harus dilalui
hanya Tuhan Maha tahu segala firman-Nya
sm/24/08/2020,Medan
VIRUS BERBAHAYA
Marulafau Siam
bagaimana saya bisa meledak tertawa saya
karena virus korona sedang berkecamuk
yang mungkin membunuh miliar orang di seluruh dunia
Wajahnya tidak terlihat
Datang tanpa peringatan
beraninya kamu datang
miliar laut itu mungkin tidak memaafkanmu
karena kamu tidak diundang seperti penyair terkemuka
Membaca puisi di setiap negara
sm/22/08/2020,Medan
KATA YANG TERSIMPAN
Siamir Marulafau
sekian lama kata-kata itu tersimpan
hanya satu dua patah kata yang tak tersisa
kali ini aku mencoba menelaah
salah satu kata menggiurkan
tapi tak tersusun dalam kalimat
mendendangkannya pun tak bisa
entah apa salahnya
bertanya aku selalu pada pakar
ia pun tak bisa juga
akan ke mana kuuraikan kata-kata ini
akankah kuubah jadi puisi?
terserahlah jika Tuhan menghendakinya
sm/22/08/2020,Medan
AWAN RIBUT
Siamir Marulafau
jika awan mulai ribut
mengembara ke sana sini
angin pun mulai berontak
menghembus di kepala
akhirnya aku terbang
tapi mau ke mana hati terbang?
Virus korona mengancam
mau ke mana kau Tuan?
tak mungkin ke Malaysia
Negaramu lock down
mustahil kau berehat di hotel
ongkosnya sudah berapa?
terbantinglah kantong-kantong tak berisi
dandanilah puisimu di bilik-bilik tertentu
sm/21/08/2020,Medan
MURTAD
Siamir Marulafau
mengapa melambaikan tangan di langit biru
jika mengupat dirimu
kiranya kau tak percaya lagi ada langit di atas langit
langit kau junjung melirik selalu
walaupun diam dan membisu
jika tak sangup berzikirlah
sebelum ajal menjemputmu
sebelum kau tertidur di tanah tak bersuluh
sm/21/08/2020, Medan
MENTARI TAK TERBIAS
Siamir Marulafau
mentari tak terbias
melangkahi jejak kulalui
merona di siang hari
sinarmu mencekam
membakar seluruh tubuhku
akankah panasmu menghanguskan?
berbiaslah di hari muda
senja tak mengikat
ikatannya akan putus
jika tak terpegang
dan tak akan kutarik lagi
walaupun dunia bergulir terus menerus
sm/20/08/2020,Medan
CINTAKU YANG TAK BERAKHIR
Siam Marulafau
Cintaku seperti bunga mekar
Jangan pernah berakhir sebelum dunia hancur berkeping-keping
Cinta itu harus diberikan arti yang baik
Jika tidak, apa artinya cintamu
Karena itu setetes tinta-pena dituliskan
Seakan-akan mengambil bagian dari hidupmu
Meski cinta yang ku jalankan tak seperti air jatuh
Tapi seribu terima kasihku atas berkatmu
Kau telah memberiku matahari menerangi hidupmu
Yang tidak akan pernah terlupakan sampai mati
Menakjubkan seumur hidup dan cintaku
Untuk tetap ingat selamanya saya tinggal di
sm/10/09/2020, copyright
DI BINTANG TERUKIR SEJARAH
Siamir Marulafau
di bintan terukir sejarah
membahana di segala arah
mengukir laksamana Hang Tuah
lorong-lorong ladang terbuka
walaupun derita mencekam kehidupan
angin pun bertiup ke daratan
sembari daun-daun melambaikan tangan
sungguh keindahan di hati mengalir dalam bayangan impian
Hangtuah di Bintan bersemayam tanpa lelah
berbayang di setiap waktu
alamnya menuansa di berbagai wilayah
sebagai petanda yang tak putus-putus sepanjang masa
dalam syair terungkap batu-batu dan prasasti
sejarahnya bukan khayalan
tapi perjuangan dari masa ke masa meniti buih
laksamana Hang Tuah membalut musuh Portugis
ia berjuang untuk negerinya
menanam kedamaian alam setiap sanubari rakyat
ia berjuang tanpa batas waktu
memperhitungkan arah angin,hujan dan debu
dengan tidak memejamkan mata dan semangat
berkobar bagai api unggun
tertanam rasa simpatik dan yakin akan perjuangan
walaupun tantangan bagaikan gelombang laut mengancam
hati segar bugar dan sabar di bawah bendera kemenangan
di Bintan : terdapat cahaya yang gilang gemilang
pada setia tutur terurai kemegahan para raja-raja
membuat negeri ternama karena sinar-sinar yang menerpa
kedamaian di setiap ujung keris yang berkilauan, kuning
melukiskan melayu riau sejahtera
sm/07/09/2020, Medan
INSPIRASI
Siamir Maulafau
Salah satu inspirasi penulisan PUISI adalah memelihara tumbuhan dalam berbagai pohon yang dihiasi dgn daun rimbun yang sama halnya dgn seorang pengarang bernama Robert Frost, Pengarang Amerika. Robert Frost suka berkebun dan mengembara ke sana sini untuk mengambil inspirasi dalam penulisan puisi.
Penyair Dalam Lingkaran Cinta berfoto di kebun mini untuk mengambil inspirasi penulisan puisi. Coba lihat puisi yang diciptakan sekejap:
DAUN YANG LAYU
Siamir Marulafau
tak akan kubiarkan daun itu layu
kering dan tak tersiram air
akankah daunmu layu sebelum berkembang?
ini hanya petanda
berkibarlah daun bersama angin
jika tak terhembus
apa yang dikatakan kering
air akan membasahi bumi
nikmat-Mu tak terhingga
bersyukurlah pada Tuhan-Mu
memberi segala zat
sm/06/09/2020, Namorambe
DI BAWAH TERIK MENTARI
Siamir Marulafau
akankah terikmu menyejuk?
aku tak terasa sekejap
angin menghembus setiap detik
membawa lara ke lereng bukit
walaupun terikmu mengeringkan kerongkonganku
tapi indahnya alam terselimut dalam hatiku
walaupun terikmu mengeringkan kerongkonganku
angin menghembus disetiap celah pohon kulalui
daun-daun hijau pun melambai setiap berbincang
di sinilah kicauan burung memberi makna hidup
dengan syair terbentang di lereng bukit
sm/04/09/2020, Medan
Balasan Puisi Sdrq REMA RE bertajuk “ BAIK BAIKLAH”
DI BAWAH REMBULAN PURNAMA
Siamir Marulafau
Tak akan dipejamkan mata sekejap
Tangan akan selalu diulurkan
Di kala hati ikhlas menerima
Untuk semua teman-teman berbudi luhur
Dan bulan purnama pun akan bercahaya
Walaupun hati bagaikan langit diselimuti awan
Tak akan menggelapkan harapan
Semua kekhilafan akan sirna
Jika hati berlapang dada
Senyum-mu akan terurai bagaikan sinar mentari
Menerpa seluruh daratan terpijak
Nama-mu mewangi di segala arah
Dengan hembusan angin dari Singapura
Berita terdengar bagaikan siluman
Tak akan membuat gelas berpecah
Marilah kita meneguk secangkir kopi
Dengan bercampur gula
Akan semua terlebur dalam satu gelas
Petanda persaudaraan dalam syair bermakna
Senyumlah kepada mereka sebagai tindakan mulia
Mereka pun akan tersenyum karena bulan kau suguhkan
Kedamaian dalam hati bermakna sungguh mulia
Jika rasa hati yang lurus
Dirasakan akan tak menempuh jalan liku di bawah pegunungan
Marilah kita bersatu dengan ragam berbeda
Dalam syair memupuk rasa cinta dan kasih antara sesama
Moga langkah berderap di NUMERA 2021
sm/04/2020,Medan
HUTAN SANGUWATANG
Siamir Marulafau
hutan tak kering
daun-daun hijau melambai
mengukir kesegaran setiap detik
pohon-pohon mencakar langit
walaupun ranting setinggi langit
akar tak akan membelit dalam hati
setiap helai daun menggugah hati
langit biru jadi saksi
sepanjang jalan diamati
karena ini harta waris
terbentang indah menawan hati
sungguh Tuhan maha adil
memberi hikmah ke generasi
di hutan ini derap langkah menanam benih
kenangan manis mengupah janji
terurai dalam syair
sm/02/08/2020, Medan
WABAH
Siamir Marulafau
Telah kukirim Virus Korona itu bersama angin
mewabah ke sana sini
tak punya mata
tak diundang di negara ini
Jika tak akan lenyap
apa jadinya manusia di bumi?
aku pun tak tega menyaksi
para korban telah terkapar
tak ada bumi lagi menampung
bergelimpahan mayat ke sana sini
Sungguh ajaib terjadi tahun 2020
hampir semua kantong-kantong ludes
pekerjaan terhenti
kelaparan merambah
melahap di tong sampah jika tak gigih
sm/13/09/2020,Medan
USIA MUDA SAYA
Marulafau Siam
Tidak heran jika bintang-bintang bersinar
Cintaku tak pernah luntur
Sejak usia masih muda
Saya suka jika itu akan berkilau
Untuk menghitung berapa usiaku
Tidak pernah saya melewatkan kesempatan itu
Karena itu datang di bawah kendali saya
Usia itu berjalan
Kematian akan dihadapi sampai akhir
sm/11/09/2020, copyright
MENJELANG USIA SENJA
Siamir Marulafau
Tahun ke tahun berlalu
Perasaan muda masih mengikat
Memercik ke wajah tanpa sadar
Nafas tersendak-sendak
Setiap langkah berhitung
Meretas usia lanjut
Rasa indah mulai pergi
Nafsu semakin membara
Usia semakin berkurang
Perasaan peka
Memikul beban semakin berat
Kesabaran kadang sirna
Menggapai hasrat tak terbatas
Emosi tak terkendali
Amarah meluap-luap
sm/12/0/2020,Medan
PENGACARA
Siamir Marulafau
suara hati jernih dan membelai
suara yang tak patah berkeping-keping
aku bukan menentukan perkara sesuka hati
perkara terdakwa tertutup tidak sehelai kain
akan terdeteksi dalam fakta diri
biarlah tahu peran pengacara masa kini
disiplin berucap di atas kertas putih
ketentuan di tangan hakim
tak akan lari dari jejak berbuat tidak baik
karena negara berkuasa memperbaiki diri
sm/12/09/2020, Medan
SUARA HATI SANG ISTRI
Siamir Marulafau
Suaramu bagaikan melodi
Terukir dalam hati nurani
Sekian lama tak kusanjungi
Melipat kerinduan masa kecil
Tulang rusukku sirna sebelah kiri
karena jodoh menyambung tali
Tega tidak aku membelah biji
Tertatanam kasih dan cinta setiap detik
Suaramu mengiris sanubari
Setiap langkah wajahmu berbayang berkali-kali
Pesan dan kesan bersemayam selalu dibawa mati
Karena kau pujaan hati tersembunyi
sm/12/09/2020.,Medan
DI BAWAH CAHAYA REMBULAN
Siamir Marulafau
cahayamu mengupas kerinduan
aku bertahun sudah menantikan rembulan
tapi satu keping cahaya pun tak muncul
aku tak enggan pergi
walaupun tak pernah menyapaku seumur hidup
aku bergegas membidik hati nuraniku
sekian lama aku menunggu
cahaya itu tak muncul
apakah Covid-19 menghadang kedatanganmu?
sungguh aku tak tahu
Jika begitu aku tetap meretas sunyiku
seiring bulan purnama belum turun
cahayanya akan pasti menerangi piluku
sepanjang dunia tak bergulir jadi debu
sm/12/09/2020,Medan
MALAM SUNYI
Siamir Marulafau
Sunyi tak lagi bersua
Aku pilih untuk mendekat
Rinduku sebanyak buih di lautan
Tak tahu ke mana rindu kuhempaskan
Gerimis kutempuh tak berderai
Biarlah baju kupakaikering
Hanya tetesan air mata membasahi
Tapi gelisah itu tak kunjung pergi
Aku minta pada pelangi
Membuka jalan kulalui
Pada penjuru bumi kutempuh
Covid-19 menghadang langkahku
Tak akan mungkin kutenggelamkan di dasar sungai
Rindu itu akan hanyut tak berarti
Rindu senyap di malam sunyi tak terelakan
Tangisku tersedu-sedu
sm/12/09/2020,Medan
SAYA MENULIS LAGI
Marulafau Siam
Apa yang membuat saya menulis puisi?
Banyak yang telah saya catat
Beberapa yang telah saya ingat
Banyak dari mereka yang telah ditulis
Ini terlihat seperti kenangan manis
Puisi yang diterbitkan di OPA
Mengapa kemudian aku menjadi seorang penyair?
Untuk mengungkapkan perasaan yang mendalam
Aku tahu ada makna yang mendalam di dalam
Ada misteri di dalamnya
Bahwa puisi itu sebagai bentuk puisi
Disukai oleh semua penyair dan penyair
Saya memilih beberapa buku yang tersebar di lemari
Yang membuat hatimu belajar lebih dan lebih
Karena bahasanya yang indah
Disusun dalam kata-kata
Itu percikan seperti cahaya matahari
Yang membawa cahaya dari hati ke hati
Melalui ayat tersebut, ia mengakui secara mendalam
Itulah cara mengapa saya menulis beberapa
sm/11/09/2020
KATA-KU PADA PUISI
Siamir Marulafau
Kata-ku pada puisi terurai dalam kata:
Sepatah kata mengukir keindahan
Sepatah kata menyulam kasih dan cinta
Sepatah kata merangkul persahabatan
Sepatah kata membawa perdamaian
Sepatah kata mengikat persaudaraan
Sepatah kata membawa insan ke surga
Sepatah kata mengubah dunia jadi terang
Sepatah kata membalut tangis jadi senyuman
Sepatah kata menyisir kesenangan
Sepatah kata merangkai jadi kalimat
Dan di sana akan tahu makna tersirat di balik tersurat
Pemuisi berkarya jadi pengulas
Nafas bersemayam selalu di Malaysia
sm/20/09/2020, Medan
VIRUS KEJAM
Marulafau siam
Satu-satunya pikiran yang saya khawatirkan adalah Covid-19
Datang tanpa peringatan
Datang tanpa memiliki fitur
Datang tanpa izin
Jika itu bertahan lama
Apa yang harus dilakukan untuk menyingkirkan?
Tidak ada yang mengingatkan bagaimana datangnya
Karena kaki-kakinya sebagian besar tidak diketahui
Sulit untuk mengetahui darimana asalnya
Ada yang bilang berasal dari angin
Orang lain mengatakan itu berasal dari pria itu sendiri
Tidak ada yang tahu
Itulah yang membuat pria ketakutan
Dunia tampaknya menangis
Dan tidak ada air mata untuk melakukannya
Semuanya dalam bahaya dan tidak ada tempat untuk menjaga hidup
Tidak ada planet untuk menetap
Banyak pria yang terputus dari orang lain
Karena Virus Corona tidak memiliki mata untuk menatap
Apa yang harus dilakukan?
Tidak ada bumi untuk mengasingkan
Tidak ada dokter untuk membuat vaksin
Tidak ada jalan keluar dari
Semua pada bingung
Jarak sosial dilakukan
Rasanya seperti kebencian datang dari satu sama lain
Humaniora lebih buruk
Penguncian diterapkan
Medan, 16 Sept 2020
TIDAK ADA VAKSIN
Marulafau Siam
Sudah ku lemparkan hati yang dalam ke angin
Menginformasikan korban virus dalam bahaya
Tidak ditemukan vaksin
Tidak ada banyak bantuan yang dapat dikumpulkan
Semua merasa khawatir
Bagaimana hidup bisa dijalankan?
Tidak ada yang peduli sama sekali
Tidak ada injeksi yang sembuh sepenuhnya
Kok bisa ya?
Meminta untuk billon laut untuk menetap
Medan, 15 Sept 2020
------------------------------------
ADA OTAK TAPI TAK JALAN : MELAWAN ARUS JALAN (PUISI SATU BARIS)
Oleh :Siamir Marulafau
TIDAK ADA VAKSIN
Marulafau Siam
Sudah ku lemparkan hati yang dalam ke angin
Menginformasikan korban virus dalam bahaya
Tidak ditemukan vaksin
Tidak ada banyak bantuan yang dapat dikumpulkan
Semua merasa khawatir
Bagaimana hidup bisa dijalankan?
Tidak ada yang peduli sama sekali
Tidak ada injeksi yang sembuh sepenuhnya
Kok bisa ya?
Meminta untuk billon laut untuk menetap
Medan, 15 Sept 2020
TIDAK ADA JALAN UNTUK KELUAR
Marulafau Siam
Tidak ada cara untuk menyingkirkan dari
Menyebar virus terlihat seperti hantu
Apa yang membuat dunia dalam bahaya?
Saya biasa bertanya-tanya
Tidak ada yang menjawab
Apakah hidup ini secara bersamaan dihukum?
Sulit untuk beranggapan
Bagaimana mungkin virus bisa dikeluarkan?
Dunia ini penuh amarah
Apa yang membuat dunia dalam bahaya?
Tidak ada yang menjawab
Apakah hidup ini secara bersamaan dihukum?
Sulit untuk beranggapan
Bagaimana mungkin virus bisa dikeluarkan?
Dunia ini penuh amarah
Semua sudah dikorbankan
Bagaimana bisa terdeteksi?
Gejalanya kurang jelas
Tiba-tiba akan membunuh secara tiba-tiba
Kematian mendadak diakumulasi
Tidak ada tanah untuk diterima
Ini terlihat seperti daya tarik fatal
sm/11/09/2020, Medan
PENASARAN
Siamir Marulafau
Mengapa kau bukan istriku?
Bertanya aku selalu pada pohon
Pohon kehidupan kupeluk berduri penuh
Sungguh lara penasaran terus
Sampai kapan pun kuingat selalu
Atas gambar kau suguhkan padaku
Siang malam penasaran terus
Entah ke mana kukirim rindu ini?
Rinduku tak berteduh lagi
Kadang kau enggan menyapa rinduku
Di kala senyummu merambat dalam kalbu
Jika rinduku tak dirangkul terus
Jasadku akan musnah dilalap ulat bulu
Karena kau membiarkan pohon menimpa tubuhku
Apakah kau tega begitu?
sm/12/09/2020,Medan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar