PROBLEMA
Mengeja asa
Membaca pertanda
Tanpa tanda tanya
Jelas terbaca
Mencipta damai berpuing
Melahirkan dilema
Di ujung usia
Kesepian panjang datang
Di tepian malam
Tengadah langit hati
Bila mungkin
Meraihmu mengikis beku
Gk, 20200825
(Genoveva Manuhara)
MENGAPA HARUS DIA
Ada yang lupa aku tuliskan
Tentang rasa yang selalu mengusik tanya
Tentang gambar malaikat yang selalu melintas di ruang maya
Kemana perginya
Mengapa tak mengirim warta juga pertanda
Telah kukoyak bajuku
Tak ada yang tersembunyi di hadapan-Mu
Lihatlah hatiku yang lebam biru
Menahan kesumat juga pilu
Aku menangisi kelahirannya mengutuk kepergiannya
Aku bertanya
Mengapa harus dia
Aku berlari seperti orang gila
Berteriak mencari jawabnya
Tetapi hanya ada gema suaraku, mengapa
Aku menangis meraung di ruang hampa
Meratapi kepergiannya
Gk, 20200818
(Genoveva Manuhara)
AKU
Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya wanita ringkih yang berjalan tertatih menyusur pematang dengan sebelah tungkai yang luka berdarah.
Jangan ditanya, "Mengapa ?"
Biarlah ini menjadi rahasia antara aku dan Tuhanku saja.
Aku adalah pengagum senja dan penikmat sepi.
Kalau kau ingin mengenalku dan ada waktu mampirlah ke gubukku. Akan selalu tersedia kopi juga roti. Saat senja tiba, kita habiskan waktu sambil bercerita tentang hidupku juga rindu yang bersemayam di kalbu.
Perlu engkau tahu hatiku terbuat dari kepingan bumi yang sudah biasa diinjak sudah biasa dilempari sampah.
Aku tidak pernah mengeluh untuk satu kenyataan ini, justru aku tengah berjuang mengolah sampah-sampah itu untuk menggemburkan hatiku dan menumbuhkan putik-putik cinta yang ramah di dada.
Tak mudah memang, tapi aku yakin aku mampu, aku bisa.
Aku juga bukan seorang pujangga.
Sejujurnya gambar-gambar itu yang bicara dan aku hanya membantu menuliskan saja.
Tulisanku bukan diriku. Aku hanya pesuruh yang menulis sesuatu sesuai perintah dari Tuanku dan Tuanku adalah gambar-gambar itu.
Sampai di sini kuharap engkau mengerti.
Aku adalah manusia merdeka yang tidak bisa dipaksa. Biarkan aku menjadi diriku sendiri dengan kekuatanku sekaligus kelemahanku. Jangan paksa aku berbalik dari jalanku, jangan pernah membangkitkan amarahku.
Perlu kau tahu jantungku terbuat dari api yang siap meluluhlantakkan siapa saja yang curang di hadapanku.
Bajuku kebenaran, pedangku keadilan, kasutku kerelaan.
Jangan pernah mengusikku.
Gk, 20200827
(Genoveva Manuhara)
PEDIH
Gelap
Sunyi
Angin berderit
Hati luluh
Rindu
Gigil tubuh
Tikam dada malam
Ooo, pedih !
Gk, 20200908
(Genoveva Manuhara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar